CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 4150|Reply: 4

100 Tahun Buya Hamka

[Copy link]
Post time 18-2-2008 10:22 AM | Show all posts |Read mode
MENGENANG 100 TAHUN PERJUANGAN BUYA HAMKA



揙rang yang berakal hanyalah merinduiakan tiga perkara: Pertama, menyediakan bekal untuk pulang. Kedua,mencari kelazatan buat jiwa. Ketiga, menyelidiki erti hidup. Orang yangberakal tahu membedakan manusia, tiada canggungnya ke manapun diabergaul. Manusia dibaginya dua. Pertama orang awam, perkataannya disana dijaganya, tiap kalimat dibatasnya. Kerana hanya jauhari mengenalmanikam. Kedua ialah orang khawas, di sanalah dia merasa lazat ilmu,kepada yang lebih darinya, dia menyauk. Kepada yang sama dengannya, diamembanding. Tempoh tidak ada yang terbuang厰


(FALSAFAH HIDUP)



Demikianlah antara kata-kata hikmah pemikir dan pujangga di rantau kita, Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau lebih dikenali sebagai Profesor Hamka yang dilahirkan pada tahun 1908 di Minangkabau Sumatera.

Tanggal 17 Februari 2008, genaplah 100 tahun mengenang perjuangan Buya Hamka atau nama sebenarnya Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Bila disebut  tentang Hamka semua akan mengenalinya baik seorang ulama
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 18-2-2008 10:31 AM | Show all posts
Buya Hamka, Tasawuf, dan ProblemEksistensi
Oleh : M Hilaly Basya (Panitia Peringatan 100 Tahun BuyaHamka dan Dosen UHAMKA)

Dalam lintasan sejarah pemikiran Islam di Indonesia, Buya Hamka tercatat sebagai salah seorang pemikir Islam modern yang sangat produktif. Ini ditunjukkan dengan begitu banyak karyanya dalam bidang keislaman.

Yang paling fenomenal dari sejumlah karyanya itu adalah Tafsir Al-Azhar. Kemampuan Hamka sungguh mengagumkan mengingat beliau bukanlah seorang sarjana dengan pendidikan formal yang tinggi. Hamka hanya otodidak.

Beliau  merepresentasikan peralihan transmisi (pewarisan ilmu-ilmu keislaman) dar icorak tradisional atau meminjam istilah Azyumardi Azra dari isnad dan silsilah (mata rantai pewarisan) tradisional menjadi isnad dan silsilah modern (Azra, 2005). Corak tradisional menunjukkan adanya transmisi melalui pertemuan langsung antara murid dan guru.

Otoritas guru dansanad yang menyertainya memiliki nilai yang tinggi dalam pewarisankeilmuan. Pada gilirannya cenderung menimbulkan kesamaan mazhab dan aliranteologi pada garis sanad dan silsilah yang ada. Transmisi tradisionalmeniscayakan mata rantai isnad dan silsilah yang homogen. Pada transmisimodern, pewarisan itu tidak mengharuskan pertemuan murid dan guru. Karena itu, isnaddan silsilah keilmuannya terbentuk dari beberapa sumber berbeda.

Dengan demikian,Buya Hamka adalah salah satu intelektual Islam yang merepresentasikan pola transmisi modern. Dalam pandangan Nurcolish Madjid, kelebihan lainnya adalah kesanggupan Buya menyatakan pikiran dalam ungkapan-ungkapan modern dankontemporer.

Karena itu, Buya berhasil menjalin komunikasi intelektual dengan kalangan terpelajar tanpacanggung dan hambatan. Pikiran-pikirannya diterima di kalangan luas, khususnya umat Islam Indonesia yang sering diidentifikasi sebagai modernis atau pembaharu (1997: 123-124). Upayamemperingati kelahiran Buya Hamka yang lahir 17 Februari 1908 bukanlah suatu pengkultusan terhadapnya, melainkan upaya untuk melihat dan mengkaji kembalikontribusi dan relevansi pemikirannya dalam kehidupan masyarakat modern.

Problem masyarakat modern

Menurut ErichFromm, karakter masyarakat modern diwarnai oleh orientasi pasar, di manakeberhasilan seseorang bergantung pada sejauh mana 'nilai jualnya' di pasar(1999). Masyarakat (manusia) modern mengalami dirinya sebagai penjual sekaligussebagai komoditas untuk dijual di pasar.

Maka, penghargaan atas dirinya ditentukan oleh nilai-nilai yang diakui oleh pasar. Akhirnya,setiap orang didorong berjuang keras menjadi pekerja sukses dan kaya demipenegasan akan keberhasilannya itu.

Kemakmuranmelambangkan nilai jualnya yang tinggi dan dihargai di pasar. Kemiskinandimaknai sebagai sebaliknya. Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dankeadilan dipandang tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat bagi kesuksesandan kemakmuran. Sejauh kondisi ekonominya tidak makmur, dia dinilai belumsukses.

Kondisi inimenandakan masyarakat modern mengalami alienasi (keterasingan). Mereka menilaimanusia tidak lagi berpijak pada kualitas kemanusiaan, melainkan olehkeberhasilannya dalam mencapai kekayaan materil (Fromm, 1999).

Keadaan inimemalingkan kesadaran manusia sebagai makhluk termulia. Keutamaan dankemuliaannya menyatu dengan kekuatan kepribadiannya, bukan bergantung pada sesuatudi luar dirinya. Karena itu, masyarakat modern mengalami depersonalisasi,kehampaan, dan ketidakbermaknaan hidup.

Eksistensinyabergantung pada pemilikan dan penguasaan pada simbol kekayaan. Hasratmendapatkan harta yang berlimpah melampaui komitmennya terhadap solidaritassosiol. Ini didorong pandangan bahwa orang banyak harta merupakan manusiaunggul. Di tengah alienasi semacam ini pemikiran Hamka dalam beberapa bukunya, terutama Tasawuf Modern dan Tafsir Al-Azhar, memberikan suatupencerahan bagi masyarakat modern.

Tasawuf dan Modernitas

Pada dasarnyasejak awal perkembangan Islam, gerakan tasawuf mendapat sambutan luas dikalangan umat Islam. Bahkan penyebaran Islam di Indonesia lebih mudah berkatdakwah menggunakan pendekatan tasawuf. Penekanan pada sisi esoterik agama(hal-hal yang bersifat batiniah dari agama) lebih mengundang daya tarikketimbang eksoteriknya (formalitas ritual agama).

Salah satunyadisebabkan oleh adanya persinggungan antara sisi esoterik dengan pergulataneksistensi manusia. Kecenderungan animisme dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda-benda yang mengandung keramat dan ruh-ruh leluhur yang bisa menjadi perantara kepada Tuhan), misalnya, menyiratkan ketertarikan yang besar terhadap sisi esoterik itu. Faktor seperti inilah yang mendorong Hamka meneliti tasawuf, sebagaimana dia jelaskan dalam bukunya: ''Tidaklah dapat diragui lagiba hwasanya tasawuf adalah salah satu pusaka keagamaan terpenting yangmemengaruhi perasaan dan pikiran kaum Muslimin'' (1981: 20).

Luasnya pengaruhtasawuf dalam hampir seluruh episode peradaban Islam menandakan tasawuf relevandengan kebutu*an umat Islam. Menurut Hamka, tasawuf ibarat jiwa yangmenghidupkan tubuh dan merupakan jantung dari keislaman.

Dalam masyarakatmodern, fenomena ketertarikan terhadap pengajian bernuansa tasawuf mencerminkanadanya kebutu*an untuk mengatasi problem alienasi yang diakibatkan modernitas.Modernitas memberikan kemudahan hidup, tetapi tidak selalu memberikankebahagiaan.

Mengenai hal ini,Buya Hamka mengatakan: ''Setelah manusia menurutkan jalan kecepatan pengaruhhidup benda itu (materialisme), timbullah pada mereka satu perasaan yang ganjilsekali. Di mana-mana telah timbul perasaan tidak puas dengan kemajuan hidupkebendaan ini. Kapal terbang, radar, piring terbang, bom atom, bom hidrogenyang lebih dahsyat, radio, televisi, dan beratus macam alat pendapatan baruuntuk kemewahan dan kesenangan hidup, semuanya sudah dapat dikuasai, tetapidiri masih terasa kurang. Hidup menurutkan perintah kebendaan belaka, sendirinyatelah menimbulkan jemu. Siang hari kerja keras mencari keuntungan dan kekayaandengan semboyan time is money (tempo itu adalah uang). Tetapi, ternyata manusia sesamanya telah memperebutkan tempo untuk sebanyak-banyaknya uang bagidiri sendiri, biarpun merugikan orang lain. Siapa yang tidak sigap mengejartempo, tersingkirlah dia ke tepi dan habislah umurnya untuk itu. Semata-
mata hidup kebendaan ternyata hanya menimbulkan rasa kebencian dan kedengkian sesama manusia. Baik dengan orang seorang, apatah lagi di antara bangsa yang lebih banyak mendapat benda dengan bangsa yang mendapat sedikit'' (1981: 14).


Dalamrefleksinya, Hamka sering memperkenalkan konsep neo-zuhud, yaitu ajaran yangmenyatakan kecintaan terhadap dunia yang tidak proporsional merupakan kenistaan.Pendekatan tasawuf semacam ini sangat relevan dalam mengatasi krisis eksistensimasyarakat modern,agar dapat menormalkan cara pandangnya tentang relasi dirinya(manusia) dengan sesamanya, pekerjaannya, dan eksistensinya. Tidak heran buku beliau yang berjudul Tasawuf Modern begitu laris di pasaran.

Hal itu menunjukkan bahwa kontribusi pemikirankeagamaan Hamka sangat signifikan dalam perkembangan masyarakat modern.Mudah-mudahan peringatan 100 tahun Hamka dapat menegaskan kembali peran dan tanggung jawab agama terhadap perubahan sosiol.




[ Last edited by  jf_pratama at 18-2-2008 12:06 PM ]
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-2-2008 10:32 AM | Show all posts
HAMKA,Berislam yang Estetik
Kompas;  enin, 18 Februari 2008
YudiLatif

Tak salah sebagian orang menjulukinya 攌iai cinta
Reply

Use magic Report

Post time 18-2-2008 08:50 PM | Show all posts
kata2 Buya Hamka yg dempol masih pegang sehingga kini...

"Saat Kau Dilahirkan..Kau Menangis Orang Lain Tersenyum..Berjuanglah Sehingga Hembusan Nafas Terakhir..Dimana Kau Tersenyum..orang Lain Menangis"...ahaksz..
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 19-2-2008 02:37 PM | Show all posts
Peringatan 100 Tahun Hamka
Hamka, Keteladanan Ulama untuk Umat


Kompas; Selasa, 19 Februari 2008
Imam Prihadiyoko

Setiap orang yang pernah mengenal Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang sering dipanggil Buya Hamka, akan memberikan penilaian lengkap. Buya Hamka bukan sekadar penceramah agama yang bisa memukau pendengarnya. Ia seorang ulama yang disegani, seorang guru yang digugu dan ditiru, politisi yang punya kepedulian kepada masyarakat, sastrawan yang meninggalkan karya yang masih dibaca hingga kini, dan wartawan yang pernah memimpin media yang berpengaruh.

Buya Hamka pernah masuk penjara dengan tuduhan palsu. Namun, kehinaan pribadi dan penderitaan fisik ini justru menjadi kesempatan untuk menyelesaikan warisan yang luar biasa, Tafsir Al Azhar yang lengkap 30 jus dan sudah dicetak ulang puluhan kali.

Sebuah warisan yang amat penting di tengah keberlanjutan dialog modernitas, relevansi Islam dalam kehidupan kekinian. Dialog seperti ini akan tetap terus terjadi selama manusia hidup untuk mengukir sejarah. Pandangan yang muncul pun sangat beragam. Memang banyak yang berpendapat skeptis, namun tidak sedikit yang berpandangan optimis dan positif.

Tokoh Muslim modern Nurcholish Madjid sering mengutip sarjana non-Muslim Ernest Gelner ketika menjelaskan tentang modernitas Islam. Paling tidak Ensiklopedi Nurcholish Madjid menyebutkan, Gelner dalam bukunya, Muslim Society, dengan sangat positif mengatakan, kehidupan modernitas sesungguhnya sangat dekat dengan Islam.

Argumentasinya dibuat berdasarkan kenyataan ajaran Islam tentang universalisme, skriptualisme yang meluaskan partisipasi dalam masyarakat kepada semua anggotanya.

Namun, kalau boleh menggunakan istilah Pramudya Ananta Toer, budayawan Taufik Abdullah menganggap Hamka bukanlah 擲ang Pemula
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

22-5-2024 02:07 AM GMT+8 , Processed in 0.095146 second(s), 30 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list