Oleh Izzah Abbasy
Yang ini harus dibanggakan. Mana tidaknya, dua pelajar Maktab Rendah Sains Mara (MRSM) Kuala Terengganu ini menang pingat emas dan anugerah ciptaan terbaik keseluruhan pertandingan reka cipta di Pameran Reka Cipta Antarabangsa Gevena 2016 di Switzerland. Powerlah dik! Bukan calang-calang orang tau boleh reka power bank dan kalahkan 1,000 orang peserta dari seluruh dunia. Pelajar Tingkatan 5 iaitu Ahmad Aysraf Aqil Ariffin dan Ahmad Luqmanul Hakim Ahmad Tarmizi telah mereka Power Bank yang diberi nama EXIECO PB. Idea nak reka power bank ini datang ketika rumah Aqil dilanda banjir. Daripada situ dia dapat idea dengan menjana kuasa melalui air garam. Beliau berkata selain boleh menghasilkan tenaga sehingga 6.5 volt, power bank itu juga mesra alam dan ringan. Ahmad Asyraf Aqil berkata power bank itu dibangunkan dengan hanya menggunakan tiga komponen utama iaitu arang, aluminium dan air garam yang bertindak menghasilkan kuasa. Penggunaan power bank ini tidak memberi sebarang kesan negatif kepada pengguna kerana mesra alam dan pihak MRSM akan menghantar kepada pihak berkenaan untuk dipatenkan. Syabas Adik-adik MRSM! - CARI Infonet
|
14
Bagus |
22
Marah |
15
Terkejut |
16
Sedih |
18
Lawak |
16
Bosan |
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
pyropura replied at 20-4-2016 10:56 PM
..hahaha..yang ni indon tak mampu saingi Msia, indon biasa bangga dengan Olimpiade Pprt dia tuh[/b ...
Inovator Indonesia Raih 14 Award dari Ajang Kompetisi Inovasi PECIPTA 2013 di Malaysia
Tiga inovasi Indonesia sukses mengantarkan Indonesia meraih 14 penghargaan inovasi dalam ajang PECIPTA 2013 di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia pada 7-9 November 2013.
Tim pertama yang beranggotakan Erciha Insan Pratisi (Universitas Negeri Jakarta), Aprilia Nur F (Universitas Indonesia), Adithya Setiaji (Politeknik Negeri Jakarta), dan Steven Lumbun (Universitas Kristen Indonesia) dengan pembimbing Andi Dwi Putra (AYISI) membuat “Safety Table For Disaster” dan mengantarkan Indonesia meraih Gold Medal PECIPTA, Gold Medal MINDS, Special Award KINEWS (korea) dan Special Award KIA (korea).
Tim kedua terdiri dari Dhonny Bramanto (Universitas Pancasila) dan Andi Dwi Putra (Universitas Negeri Jakarta) membuat “Electronic Air Celaner Generation One (ELACONE)” berhasil memperoleh 5 penghargaan sekaligus, yaitu Silver Medal Pecipta, Special Award KIA (Korea), Special Award EYREC (Malaysia), Innovation Award IIPNF (internasional) dan Special Award WIIPA (internasional)
Tim ketiga melalui inovasinya yang berjudul “Application for Learning ASEAN (ALFARAS)” yang dibuat oleh Satrio Noor Hutomo (Universitas Negeri Jakarta) dan Megaria Agustina (Universitas Negeri Jakarta) berhasil memperoleh Bronze Medal PECIPTA, Grand Award AIA (Asia), Special Award Agrogreen (Qatar), Innovation Award IIPNF (internasional) dan Special Award WIIPA (internasional).
Mereka tergabung dalam Association of Young Innovators and Scientists Indonesia (AYISI). “Innovator-innovator tersebut di asosiasi memang tergolong masuk kedalam Pro/Profesional dan memang sudah tidak diragukan bila hasilnya dapat menembus rekor terbaru” ucap Andi Dwi Putra, ketua Pembina Indonesia dan juri internasional di PECIPTA untuk Inovasi dari Malaysia, Turki, dan Qatar.
“Inovasi Indonesia selalu unik dan berbeda, mereka pantas mendapatkan award dari kami” ungkap Dr.Patrick ketua IIPNF dan juri international di pecipta untuk inovasi dari Indonesia, Malaysia, Korea, dan Mesir.
Sumber: [email protected] (24/11/13)
Siaran pers Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang diterima di Jakarta, Minggu (12/5) menyebutkan IEYI merupakan ajang internasional untuk menampilkan beragam kreativitas para pemuda atau ilmuwan muda melalui invensi mereka.
Penemuan yang ditampilkan adalah produk yang telah mendapatkan penghargaan dari kompetisi nasional setiap negara peserta.
Perhelatan IEYI tahun ini diikuti oleh 13 negara yang berlangsung di Malaysia dengan penyelenggara The Malaysian Invention and Design Society (MINDS).
Dr. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono, Kepala Biro Kerja sama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI mengungkapkan, Indonesia pada ajang kali ini meraih prestasi yang membanggakan dengan menyabet tiga emas dan dua perak yang berasal dari beberapa kategori.
Total kategori yang diperlombakan dalam IEYI sebanyak enam bidang. "Kategori tersebut, antara lain Disaster Management, Education and Recreation, Food and Agriculture, Green Technology, Safety and Health, dan Technology for Spesial Needs, " katanya.
Invensi yang meraih medali emas yakni Detektor Telur Busuk karya dari Wisnu (SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah) dalam kategori Food and Agriculture, selanjutnya Tundershot Filter (Turbin Undershot) Penyaring Sampah karya dari Nurina Zahra Rahmati, Tri Ayu Lestari, dan Elizabeth Widya Nidianita (SMAN 6 Yogyakarta) dalam kategori Green Technology.
Medali emas ketiga adalah Sepatu Anti Kekerasan Seksual karya dari Hibar Syahrul Gafur (SMPN 1 Bogor Jawa Barat) dalam kategori Safety and Health.
Pemenang yang meraih medali perak ialah invensi dengan judul Bra Penampung Asi karya dari Devika Asmi Pandanwangi (SMAN 6 Yogyakarta) dalam kategori Technology for Special Needs.
"Peraih perak lainnya yaitu Canting Batik Otomatis karya dari Safira Dwi Tyas Putri (Sampoerna Academy Kampus Bogor Jawa Barat) dalam kategori Green Technology, " ujar Nur.
Total delegasi Indonesia yang berangkat ke Malaysia untuk mengikuti ajang tersebut sejumlah 13 orang, terdiri dari enam official dari LIPI dan tujuh orang peserta lomba.
"Persyaratan kompetisi ini mewajibkan peserta berumur 20 tahun dan di bawahnya. Tingkat kreativitas setiap peserta dinyatakan berbeda sesuai dengan usia mereka. Kemudian, setiap invensi tidak lebih dari tiga orang inventor, " katanya.
Sumber : Beritasatu.com
ADVERTISEMENT