Hagia Sophia yang artinya kebijaksanaan suci (bahasa Turki: Aya Sofya) adalah
landmark kota Istanbul selain
Blue Mosque, merupakan bangunan megah yang menurut saya sangat wajib dikunjungi jika anda menginjakkan kaki di kota ini. Yah, bangunan ini adalah harta warisan penting dunia yang sudah berusia ribuan tahun dan memiliki sejarah masa lalu panjang bagi umat manusia khususnya bagi umat Kristen dan Islam. Yang membuat lebih menarik selain usia dan sejarahnya adalah keindahan arsitekturnya yang mengagumkan karena dibuat berabad-abad lampau.
Hagia Sophia, di depan tempat masuk dan pembelian tiket (Dok. Herti)
Lokasi Hagia Sophia ini berhadapan dengan
Blue Mosque, di Ayasofya Meydani kawasan Sultanahmet dengan batas sebuah taman. Jadi dari bagian taman di depan Blue Mosque, tampak kemegahan Hagia Sophia demikian pula sebaliknya. Untuk masuk ke Hagia Sophia harga tiket masuknya adalah 25 Lira, lebih baik berangkat awal jika tidak ingin antri lama. Pada hari Senin museum ini tutup. Ketika musim panas saat saya berkunjung, museum buka jam 9 pagi sampai dengan jam 7 malam (tentu saja hari masih terang benderang).
Kemegahan arsitektur bagian dalam (Dok. Herti)
Ramainya pengunjung di dalam Hagia Sophia (Dok. Herti)
Sementara di belakang Hagia Sophia terdapat bangunan makam atau
mausoleumdengan tiket masuk gratis. Di sini tempat makam para Sultan beserta keluarganya, misal Sultan Murad III, Sultan Mehmet III, Sultan Selim dll. Kami hanya sempat masuk ke makam ini sebentar, ketika berjalan keluar dari kunjungan di
Topkapi Palace, karena mengira ini adalah tempat masuk ke Hagia Sophia. Ternyata Hagia Sophia berada tidak jauh di depan bangunan makam ini.
Sejarah Panjang Hagia Sophia
Hagia Sophia sebagai Gereja
Konstantinopel didirikan ribuan tahun yang lalu oleh pahlawan legendaries Yunani, Byzas, kota ini dinamai sesuai dengan namanya yaitu Byzantium. Pada tahun 324 Kaisar Konstantin memindahkan ibukota Romawi Timur ke kota ini dan sejak itu namanya diubah menjadi Konstantinopel dan negaranya disebut dengan Byzantium. Konstantinopel sering disebut dengan New Rome, kota dengan aktivitas dagang terbanyak.
Gambaran Gereja Hagia Sophia dengan tanda salib di puncak kubahnya (Dok. Herti)
Sebagai ibukota imperium terbesar pada masanya, banyak dihuni berbagai etnis bangsa dan didominasi oleh etnis Yunani. Kaisar Byzantium banyak membangun gereja dan katedral dan yang paling mewah adalah Hagia Sophia sebagai Holy Wisdom Church.
Bagian atas kini dominan simbol gereja (Dok. Pribadi)
Gereja tiga tingkat ini dibuat oleh Kaisar Justinian hanya dalam waktu 6 tahun dan selesai pada tahun 537. Dan tidak satupun bangunan yang dapat menyaingi luas dan tinggi kubahnya sampai abad 16 ketika Sinan membangun Blue Mosque.
Galeri foto lukisan Constantine dan istrinya (Dok. Pribadi)
Hagia Sophia waktu itu dihiasi dengan emas, bertahtakan permata pada dinding gerejanya, ratusan lukisan mozaik dan hasil karya seni lainnya menambah indah bangunan tersebut dan membuat orang di dalamnya bagaikan dihujani bintang-bintang. Sebuah masterpiece yang membuat mata terbelalak dan mulut menganga menyaksikan keindahannya. Ini telah digambarkan dari deskripsi seorang Rusia yang mengunjunginya. “ Kami tidak tahu apakah kami berada di surga ataukah dunia. Karena tidak ada keindahan semacam ini di dunia dan kami kehilangan kata untuk menggambarkannya. Kami hanya mengetahui bahwa Tuhan berjalan di sini bersama kami.”
Hagia Sophia menjadi gereja berlangsung selama 916 tahun, wow hampir seribu tahun lamanya.
Hagia Sophia sebagai Masjid
Pada hari Selasa, tanggal 29 Mei 1453, serangan umum yang dilakukan oleh Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih yang bertolak dari Edirne sejak tanggal 23 Maret 1453 pada hari Jumat, akhirnya bisa menembus tembok Konstantinopel dan jatuhnya pertahanan kota pada hari itu, setelah turunnya pasukan Yeniseri. Kekaisaran Byzantium jatuh, penaklukan kota Konstantinopel menjadi awal baru bagi kota yang diagungkan seluruh dunia pada masa itu, menjadi simbol penaklukan Barat oleh Timur.
Setelah turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah SWT, Sultan Mehmed II berkuda menuju ke gereja Hagia Sophia, bangunan paling luas dan landmark paling bergengsi di dunia pada masanya. Sultan mendekati pintu gereja, dan meminta pendeta menenangkan penduduk dan kembali ke rumahnya masing-masing dengan jaminan darinya.
Gambaran di dalam Hagia Sophia sebagai masjid (Dok. Herti)
Hagia Sophia dengan kubahnya yang sedemikian besar dan tinggi, dengan jendela-jendela di atasnya menumpahkan cahaya yang berpendar keemasan tatkala masuk ke dalam interiornya, memancarkan kharisma mistis yang tidak dimiliki bangunan manapun di Konstantinopel. Hagia Sophia bangunan paling agung pada zamannya. Sultan memutuskan agar Hagia Sophia menjadi masjid kota, dan seketika azan mulai dikumandangkan di Hagia Sophia. Dan semenjak itu azan selalu dikumandangkan di langit Konstantinopel.
Mihrab dan tempat imam (Dok. Pribadi)
Setiap lukisan di dindingnya ditutup, dan diberi hiasan ayat-ayat Al Qur’an, simbol-simbol kekristenan dan patung-patung berwujud makhluk hidup disingkirkan, dan dibersihkan untuk persiapan shalat. Pada hari Jumat pertama tanggal 1 Juni 1453, shalat Jumat pertama digelar di Hagia Sophia. Pada tanggal itu Sultan juga menunjuk Paderi Kristen Ortodoks yaitu kepala pendeta kepala yang mengurus urusan-urusan agama Kristen, yaitu Gennadius Scholarius. Umat Kristen diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menjalankan ibadah di rumah-rumah ibadah mereka.
Tempat muadzin (Dok. Herti)
Setelah penaklukan Konstantinopel, ibukota Utsmani pindah ke kota itu. Nama Konstantinopel berubah menjadi Istanbul (Kota Islam). Sultan membangun Konstantinopel dan mengembalikan sebagai pusat peradaban dan menjadikannya kota termegah di dunia. Sultan memerintahkan kepada arsiteknya untuk menghias kota dengan taman-taman yang dialiri air, masjid-masjid, tempat pemandian, dan juga Kapali Carsi atau
Grand Bazaar, sebagai pasar pusat yang menampung ribuan pedagang. Pada tahun 1459 Sultan memerintahkan untuk menegakkan sebuah bangunan istana, di titik yang paling menjorok ke lautan, dan istana
Topkapilah jawabannya.
Hagia Sophia menjadi sebuah masjid berlangsung selama 482 tahun, hampir lima ratus tahun lamanya. Total bangunan ini sebagai tempat ibadah sebagai gereja dan masjid hampir selama 1400 tahun lamanya, meskipun beberapa kali diperbaiki.
Tidakkah anda penasaran dan tertarik mengunjunginya? Seperti rasa penasaran yang pernah saya rasakan sebelumnya.
Hagia Sophia sebagai Musium
Pada tahun 1935 ketika Turki menjadi Republik, presiden pertamanya Mustafa Kemal Ataturk, memerintahkan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi sebuah museum. Mulailah pembongkaran Hagia Sophia, dengan menampakkan kembali simbol lukisan-lukisan sakral kekristenan, seperti yang dapat kita lihat saat ini. Dimana ada dua simbol agama Islam dan Kristen dalam bangunan ini.
Mengingat usianya, kekayaan sejarahnya dan juga keindahan arsitekturnya, pada tahun 1985, ditetapkan oleh UNESCO sebagai World Heritage Site.
Tempat wudhu seperti gentong dari marmer (Dok. Herti)
Ketika saya melihat ruang di bagian dalam museum Hagia Sophia, tampak keindahan arsitektur bangunan ini. Sayang, di salah satu sisi bangunan saat itu sedang diperbaiki, jadi ada tiang-tiang yang mengganggu untuk mengambil sudut gambar yang bagus.
Di langit-langit terlihat lukisan dari potongan mozaik merupakan ilustrasi gambar nabi Isa, Bunda Maria dan malaikat bersayap (bisa dibayangkan, bagaimana kesulitan menyusun bentuk dan warnanya, hingga menjadi gambar yang utuh). Dari ribuan atau jutaan kepingan mozaik ini terbentuk berbagai gambar khas abad ke enam.
Hmm, mungkin saja sebagian adalah sudah hasil restorasi, tapi yang aslinya adalah sudah hampir berusia 1400 tahun! Buat saya, ini adalah peninggalan yang mengagumkan. Bagaimana di zaman itu sudah menghasilkan karya yang sedemikian rupa? Dalam hitungan ribuan tahun loh, bukan hanya ratusan tahun, hebat bukan?
Bagian tempat dimana ada keterangan dan gambar sejarah Hagia Sophia (Dok. Herti)
Di lorong ini ada sarkopagus (Dok. Herti)
Selain ornament lukisan yang menunjukkan bahwa bangunan ini adalah gereja, juga terdapat tulisan kaligrafi Allah SWT dan nabi Muhammad SAW, serta para sahabatnya. Serta sebuah tempat untuk azan, sebuah mimbar, dan tempat imam untuk memimpin shalat. Dan juga tempat air seperti gentong dari marmer untuk berwudhu.
Di lantai dua, ada sebuah galeri di mana banyak foto dan gambar-gambar. Di lantai dua ini banyak lukisan simbol-simbol agama Kristen. Ada juga lukisan Kaisar Constantine dan istrinya yang mengapit bunda Maria.
Toko Souvenir di dalam (Dok. Herti)
Souvenir yang dijual (Dok. Herti)
Di bagian sisi luar ruang utama, terdapat juga tempat penjualan souvenir, selain beberapa gambar dan video yang menjelaskan tentang sejarah Hagia Sophia. Saat keluar dari bangunan megah ini, di bagian luarnya terdapat lagi toko souvenir, serta makanan dan minuman.
Saya keluar museum Hagia Sophia ini dengan sebuah kenangan yang sulit untuk dilupakan dan telah menelusuri jejak peninggalan masa ribuan tahun lalu dengan kisah sejarah panjang di balik bangunan megah ini.
Kami keluar dari sini (Dok. Herti)
Saran saya, sebelum ke Turki, bacalah sejarahnya terlebih dahulu, perjalanan anda akan lebih berkesan karena akan lebih memahami cerita di balik destinasi yang anda kunjungi. Yang anda dapatkan tidak sekedar sebuah kisah perjalanan, namun napak tilas di keindahan masa berabad-abad lampau dari sebuah peradaban yang mengagumkan.
Salam jalan-jalan.
*****
Sumber referensi artikel :
Felix Y. Siauw, 2013, “Muhammad Al-Fatih 1453”, Al Fatih Press, Jakarta
(Artikel Herti tentang Catatan Perjalanan Istanbul 7, 16-24 Juni 2013)
Artikel lainnya :
Catatan Perjalanan Istanbul: Blue Mosque, Makanan Kaki Lima, Grand Bazaar, Yeni Camii, Topkapi, Dolmabahce, Bosphorus, Taksim, Jembatan Galata, Sirkeci,Kennedy Caddesi dan Gulhane Park