Edited by anhar1 at 15-3-2017 10:49 PM
Aksara Rencong dan Incung telah digunakan dalam persuratan Bahasa Melayu Purba (zaman sebelum kedatangan pedagang India ke Kepulauan Melayu).
‘Aksara Rencong’ ialah huruf-huruf Melayu asli yang digunakan oleh orang-orang Melayu pada zaman purba dalam sistem penulisan Bahasa Melayu Purba. 'Rencong' adalah perkataan Melayu yang bererti 'serong' dan ia dikenali sedemikian kerana huruf-hurufnya yang serong. Aksara Rencong didapati telah wujud lebih awal daripada aksara Jawa Kuno (tulisan Kawi). Ia juga merupakan tulisan Melayu tertua yang digunakan dalam sistem persuratan bahasa Melayu sejak abad keenam masihi iaitu ketika zaman kerajaan Melayu Srivijaya di Sumatera. Walaubagaimanapun, tulisan Rencong dipercayai telah pun digunakan sebelum abad ketiga masihi lagi. Aksara ini dicipta oleh orang-orang Melayu dengan meniru bentuk-bentuk cabang, ranting, potongan kayu dan bentuk aliran sungai.
==========================================
Sungai Penuh , Bumi Alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci ) dikenal masyarakat luas sebagai puncak andalas pulau Sumatera , dan penduduk asli nya merupakan suku melayu tertua yang ada di dunia dan merupakan salah satu pusat peradaban melayu tua di dunia pada masa lampau. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Bina Potensia dan Pembina Sanggar Seni Incung (Sarung) alam Kerinci ditempat terpisah pada acara kawo minggu pagi dan dialog budaya senin di sanggar seni incung umah empat jenis Kota Sungai Penuh yang dihadiri anggota sanggar seni Incung (Sarung) anggota English Club, sejumlah wartawan Media On Line dan dihadiri 2 orang warga asal Amerika dan peneliti uhang pandak asal Inggeris Debby Martyr . Menurut Budhi VJ Rio Temenggung , Ahli Antropologi C.W. Watson seorang peneliti asing yang melakukan penelitian di Kerinci sejak tahun 1970 menyebutkan bahwa ” Alam Kerinci adalah daerah yang penting di Indonesia. Suku Kerinci dikenal sebagai suku yang memiliki kecerdasan dan peradaban yang tinggi. hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya naskah kuno di Desa Tanjung Tanah Kecamatan Danau Kerinci, Naskah Kuno Tanjung Tanah di duga berasal dari abad ke XIV dengan menggunakan media kulit kayu sebagai media tulis. Berdasarkan catatan yang ada menunjukkan naskah Kuno yang ditemukan di Tanjung Tanah ditemukan oleh dua orang peneliti yakni pada tahun 1941 ditemukan oleh Petrus Voorhoeve dan Uli Kozok pada tahun 2002. Pada tahun 1941 Voorhoeve melalui sekretarisnya menyalin dan mengetik naskah kuno Kerinci termasuk naskah “Aksara Incung” yang berjumlah 252 naskah Kerinci setebal 181 Halaman yang diberi judul ’Tambo Kerinci ” dan Tambo itu sempat dinyatakan hilang dan ditemukan kembali oleh seorang Antropolog Inggeris bernama Watson pada tahun 1975. Salinan naskah yang ditemukan kembali itu diserahkan kembali oleh Watson kepada Voorhoeve di Belanda, dan sampai saat ini Tambo Kerinci masih disimpan di perpustakaan Koninklijk Institut voor de Tall-,Land-, en Volkenkunde (KITLV) di Leiden Belanda, dengan nomor inventaris D Or.415. Catatan hasil penelitian para ahli mengungkapkan, hampir semua naskah Kerinci ditulis pada lima jenis media yakni bambu, kulit kayu, daun lontar, tanduk dan kertas dengan menggunakan tiga jenis aksara yakni Aksara / surat incung, Jawi, dan sejenis aksara yang oleh Voorhoeve disebut “Jawa Kuno”. Unieknya di Tanjung Tanah ditemui Aksara yang ditulis pada media tidak lazim yakni di tulis di daluang. INILAH NEGRI YANG MASIH AMALKAN TULISAN RENCONG/TULSAN INCUNG DI KOTA SUNGAI PENUH, KERINCI gambaran kota kecil sungai penuh yang sejuk
|