Post time 31-7-2020 02:45 AMFrom the mobile phone|Show all posts
Al-Hin apa semua tu tak wujud sama sekali, hanya rekaan semata2. Sblm Nabi Adam as diciptakan dan turun ke bumi, penghuni bumi ialah Jin. Then Allah gantikan para Jin ni once bila Nabi Adam turun ke bumi bersama isterinya, Siti Hawa.
PERANG NUKLEAR TELAH BERLAKU BEBERAPA RIBU TAHUN DAHULU
Kitab Mahabaharata dan Kitab Ramayana ada menceritakan berlaku peperangan besar pada zaman purba yang turut membabitkan senjata nuklear dan peluru berpandu.
Dua epik India kuno, Mahabaharata dan Ramayana yang dipercayai ditulis kira-kira 3,500 tahun lalu, menceritakan tercetusnya satu kejadian besar pada zaman purba yang benar-benar membuatkan pembaca khususnya penyelidik terpaku kebingungan.
Meneliti baris demi baris dalam cerita panjang yang ditulis pada dua epik berbahasa Sanskrit itu membuatkan penyelidik tertanya-tanya akan kebenarannya dan sehingga kini peristiwa yang terkandung dalam setiap ayat yang tertera pada epik itu masih kekal misteri.
Benarkah perang nuklear sudah tercetus pada zaman India kuno, ribuan tahun lalu?
Persoalan itu mendorong kalangan penyelidik untuk mencari logik di sebalik cerita yang ditulis menerusi epik berkenaan.
Malah, tatkala meneliti ayat yang menyatakan peperangan itu turut membabitkan pesawat canggih dan digambarkan seperti jet pejuang dan piring terbang pada masa kini, penyelidik semakin terpinga-pinga kehairanan. Epik terbabit ditulis kira-kira 3,500 tahun lalu atau pada 1,500 Sebelum Masihi (SM) tetapi peristiwa peperangan yang tercatat di dalamnya dikatakan berlaku lebih lama iaitu 5,000 tahun lalu.
Mengikut logik akal, keadaan di bumi ketika itu masih terlalu kuno serta jauh daripada perkembangan sains dan teknologi. Pesawat dan jet pejuang yang mampu menembak misil masih belum dicipta ketika itu, apatah lagi teknologi bom nuklear. Sekiranya berlaku peperangan ketika itu, ia seharusnya membabitkan senjata tradisional seperti pedang, tombak dan panah saja.
Paling dahsyat pun peperangan itu, ia akan kelihatan seperti filem ‘300’ yang mengisahkan peperangan pahlawan Sparta menentang Parsi tetapi era Sparta wujud sekitar 500 SM sedangkan peperangan India Kuno itu dikatakan berlaku lebih lama iaitu lebih 3,500 SM.
Begitulah gambarannya mengikut logik akal tetapi penulis epik terbabit menggambarkan seolah-olah peperangan India kuno yang berlaku itu membabitkan senjata nuklear malah serangan turut membabitkan pesawat yang mampu menembak peluru berpandu.
Lebih membingungkan penyelidik, penulis terbabit menggambarkan keadaan itu bagaikan dia melihat sendiri kewujudan kapal terbang terbabit serta mengalami sendiri betapa dahsyatnya kesan letupan bom paling bahaya itu.
Epik Mahabaharata dan Ramayana mengisahkan konflik yang tercetus di antara dua sepupu iaitu Kurawa dan Pandawa yang hidup di tepi Sungai Gangga. Perjalanan epik itu juga turut menceritakan dua peperangan hebat yang berlaku di antara kerajaan Alengka dan Astina, ketika itu.
Perang kali pertama (1) dicatatkan seperti berikut (terjemahan) : “Bahawa Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Vimana (kenderaan udara mirip pesawat) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa (mungkin tembakan atau peluru berpandu) yang dapat menimbulkan sekali gus melepaskan nyala api yang kuat ke atas wilayah musuh. Seperti hujan lebat yang kencang, mengepung musuh dengan kekuatannya yang sangat dahsyat.”
“Dalam sekelip mata, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di atas wilayah Pandawa; angkasa menjadi gelap gelita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mula bertiup disertai dengan debu pasir, burung bercicit panik, seolah-olah langit runtuh, bumi merekah.
“Matahari bergoyang di angkasa, panas membara mengerikan yang dilepaskan senjata ini membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kontang; ikan, udang dan lainnya semuanya mati.
“Saat Gendewa meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat askar musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.”
Gambaran pada perang kali kedua (2) pula lebih memeningkan penyelidik lebih-lebih lagi menerusi terjemahan berikut:
“Pasukan Alengka menaiki kenderaan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal (mungkin sejenis peluru berpandu) yang ditujukan ke kota pihak musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah.”
“Mayat terbakar sehingga tidak mampu dibezakan. Bulu rambut dan kuku terbakar menggelupas, perkakas tanah liat retak, burung yang terbang terbakar oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, askar terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.”
Selesai membaca dan mengkaji epik berkenaan, penyelidik mula menjelajahi bumi India bagi mencari kepastian terhadap cerita yang tertulis itu. Mereka mula menyusuri sepanjang Sungai Gangga bagi mencari kemungkinan adanya tinggalan arkeologi peperangan itu.
Hasilnya amat memeranjatkan penyelidik.
Ekspedisi itu menemukan ahli arkeologi dengan banyak kesan runtuhan yang memiliki kesan hangus terbakar di hulu Sungai Gangga. Batu besar pada runtuhan itu terlekat menjadi satu, permukaannya pula menonjol, cengkung dan tidak rata.
Kajian saintifik mendapati proses untuk meleburkan batuan berkenaan memerlukan suhu tinggi melebihi 1,800 darjah Celsius. Dengan kata lain, bara api biasa tidak mampu mencapai suhu setinggi itu dan hanya ledakan nuklear saja mampu mencapai suhu demikian.
Di dalam hutan primitif di pedalaman India pula, penyelidik menemui lebih banyak runtuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh serta tinggalan yang ditemui menjadi seakan-akan kristal dan kaca.
Dalam kebingungan diselubungi enigma, penyelidik berpendapat yang mungkin pada lebih 5,000 tahun lalu sudah wujud suatu peradaban di India yang terlalu futuristik dan maju sehingga mampu membina pesawat perang dan senjata nuklear.
Akan tetapi atas sebab tertentu atau mungkin juga akibat perang nuklear terbabit, peradaban maju India kuno itu lenyap bersama teknologi dan rahsia sains yang dikuasai mereka, sehingga manusia mula menyangka yang dunia purba adalah mundur dan primitif.
Credit buat zulsegamat
Wallahu'alam..
Tidakkah mereka memerhati dan memikirkan berapa banyak umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (umat-umat itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi (dengan kekuasaan dan kemewahan) Yang Tidak Kami Berikan Kepada Kamu, dan Kami turunkan hujan atas mereka dengan lebatnya, dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka dengan sebab dosa mereka mereka, dan Kami ciptakan sesudah mereka, umat yang lain. (QS An'nam 6)
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
📚 TERNYATA ADA LEBIH DARI SATU ADAM DAN NABI ADAM BUKANLAH MANUSIA PERTAMA
( Kajian Syawal No. 02 )
Oleh: Yeddi Aprian Syakh Al-Athas
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Saudaraku yang senantiasa dirahmati Allah Swt dan selalu dirindukan oleh Rasulullah saw, tahukah Anda bahwa ternyata Allah menciptakan lebih dari satu Adam dan bahkan Nabi Adam as bukanlah manusia yang pertama.
Nah kali ini izinkan saya untuk berbagi tulisan bertajuk “Ternyata Ada Lebih dari Satu Adam dan Nabi Adam as ternyata juga bukanlah manusia pertama yang Allah Ciptakan” yang saya yakin tulisan ini sudah tentu pada akhirnya akan mengundang banyak perdebatan.
Untuk itu, sebelum kita melanjutkan kajian kita, maka saya akan terlebih dulu memberikan beberapa catatan kecil sebelum kita memulai kajian ini...
1. Tulisan ini cukuplah panjang, maka bacalah dengan perlahan dan jika perlu disave terlebih dulu dan dibaca kemudian ketika sudah memiliki waktu luang.
2. Silahkan untuk percaya ataupun tidak percaya dengan isi tulisan ini, karena posisi saya hanyalah sebatas menyampaikan saja.
3. Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber baik sumber referensi ilmiah ataupun sumber referensi spiritual seperti diskusi lahiriah dan diskusi batiniah.
4. Beberapa dari isi tulisan ini masih berupa hipotesis yg membutuhkan kajian lebih lanjut dan masih perlu diperbaiki.
Jika Anda setuju dengan beberapa catatan kecil di atas mari kita lanjutkan, dan jika Anda tidak setuju maka disarankan untuk berhenti sampai disini...
Nah untuk yang setuju, mari kita mulai ...
Namun sebelum kita mulai, yuk sejenak kita kesampingkan dulu “ego” yg ada di dalam hati kita masing-masing, karena Imam Abu Hamid Al-Ghazali ra mengatakan bahwa hikmah tidak akan pernah dapat dipetik oleh seseorang yg masih memiliki “ego” di dalam hatinya.
“Barang siapa diberi hikmah maka ia telah diberi kebaikan yang banyak. Namun, elemen-elemen hikmah tersebut tidak akan ditemukan di dalam hati yang berisi syahwat (ego). Sebab tidak ada yang bisa mengambil pelajaran dari hikmah tersebut kecuali orang-orang yang menggunakan akalnya.” (Imam Abu Hamid Al-Ghazali)
Bismillah...
Iqra bismi rabbikalladzi khalaq...
Saudaraku, di dalam Kitab Suci Al-Quran,
Allah Swt berfirman sbb,
“Dan sungguh, Kami ciptakan kamu (Adam) kemudian Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Bersujudlah kamu kepada Adam’ maka (mereka) pun sujud kecuali Iblis. la (Iblis) tidak termasuk yang bersujud.”
(QS. Al-A’raf 7:11)
Nah kalimat “KAMI CIPTAKAN KAMU” ( خَلَقْنَاكُمْ ) pada ayat di atas merupakan kata isim “maskulin jamak” dan bukan kata isim mufrad (kata tunggal) yg dalam Al-Quran Terjemahan Versi Depag, kalimat ini kemudian diterjemahkan dengan tambahan kata “Adam” dalam kurung, dan penunjukan kata “Maskulin Jamak” dengan kalimat yg lain juga diulang pada kalimat berikutnya “KAMI BENTUK KAMU” ( صَوَّرْنَاكُمْ ) untuk menegaskan bahwa Adam yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah sosok tunggal melainkan sosok jamak yg bermakna “ada lebih dari satu Adam”. Inilah alasannya mengapa Al-Quran menggunakan diksi kata isim maskulin jamak untuk menyebut sosok Adam.
Selain itu, di dalam Kitab Suci Al-Quran, Allah Swt juga berfirman sbb,
“Dan (ingatlah) ketika berfirman Tuhanmu kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan KHALIFAH di bumi’. (Para malaikat) berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.” (QS. Al-Baqarah 2:30)
Nah kata “KHALIFAH” ( خَلِيفَةً ) dari kalimat “FIL ‘ARDHI KHALIFAH” ( فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ) merupakan kata benda “maskulin akusatif” yang berasal dari kata dasar “KHALAFA” ( خلف ) yang secara harfiah berarti “Pengganti” yang menegaskan tentang adanya subjek “yang diganti”. Sedangkan dalam bentuk kata benda “feminin akusatif”-nya adalah “KHILFAH” ( خلفه ) yang berarti “silih berganti” sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Furqan 25:62. Sehingga kata “KHALIFAH” ( خَلِيفَةً ) dalam QS. Al-Baqarah 2:30 yang merujuk kepada sosok Adam seakan menegaskan bahwa posisi Adam hanyalah sebagai “Pengganti” dari Adam-Adam dari periode zaman sebelumnya secara “silih berganti” dari periode zaman yang satu ke periode zaman berikutnya hingga sampai kepada periode zaman Nabi Adam as yang terakhir yang kita kenal saat ini.
Dan penjabaran makna kata “KHALIFAH” ( خَلِيفَةً ) dalam QS. Al-Baqarah 2:30 sebagaimana telah dijelaskan di atas dapat kita temui penjelasannya dalam Kitab “Permulaan dijadikan Langit dan Bumi” yang ditulis oleh Al-Allamah Syaikh Nuruddin Ali ra sbb:
Ketika Nabi Musa as bermunajat kepada Tuhan Rabbul ‘Alamin di Bukit Thursina, maka pada saat itu Nabi Musa as bertanya kepada Allah swt dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Allah Swt menjawab:
“Pertama-tama Aku jadikan adalah Nur Muhammad. Kemudian Aku jadikan Durratul Baidhoo’ dari Nur Muhammad. Dari Durratul Baidhoo’ Aku jadikan 70.000 planet di cakrawala. Maka satu planet itu luasnya tujuh puluh kali Bumi. Tiap-tiap planet itu dijadikan penghuninya 70.000 makhluk, bukan dari bangsa jin, dan bukan dari bangsa manusia, dan juga bukan dari bangsa malaikat. Kesemuanya dijadikan dengan kalimat “Kun Fayakun”. Mereka beribadat kepada-Ku sampai 70.000 tahun lamanya. Kemudian belakangan mereka durhaka kepada-Ku, lalu Aku binasakan mereka semuanya. Lalu kemudian setelah itu Aku jadikan lagi 80.000 buah planet yang besarnya cuma sepuluh kali dari bumi dunia. Semua berada di cakrawala yang bertingkat-tingkat. Di planet itu Aku ciptakan sebangsa unggas yang memakan tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian. Lama kelamaan unggas-unggas itu pun punah. Kemudian baru Aku jadikan 20.000 makhluk sebangsa manusia dari cahaya secara berangsur-angsur lalu punah. Kemudian setelah berselang 70.000 tahun sesudah itu, baru aku jadikan Qalam, Lauhil Mahfuzh, ‘Arsy dan kursi dan malaikat. Maka setelah kira-kira 70.000 tahun lagi barulah Aku jadikan surga dan neraka. Kemudian setelah itu baru Aku jadikan makhluk manusia yang namanya Adam, bukan bapakmu Adam yang sekarang ini, hai Musa. Aku jadikan dia dari awal Adam sampai keturunannya yang terakhir 10.000 tahun lamanya. Setelah itu Aku jadikan pula Adam yang lain dengan keturunannya terakhir dalam masa 10.000 tahun. Demikian seterusnya Aku jadikan tiap-tiap Adam dan keturunannya dalam masa 10.000 tahun, berganti-ganti, sampai mencapai 10.000 orang Adam. Maka Adam yang sekarang inilah yang kesepuluh ribu kalinya.”
👉 Dari penjelasan Kitab “Permulaan dijadikan Langit dan Bumi” yang ditulis oleh Al-Allamah Syaikh Nuruddin Ali ra di atas diperoleh informasi bahwa ternyata Allah swt menciptakan 10.000 Adam dimana pada setiap Adam hingga keturunannya yang terakhir berlangsung selama periode 10.000 tahun dan terus menerus berulang dari periode 10.000 tahun yang satu ke periode 10.000 tahun berikutnya hingga kepada periode 10.000 tahun Adam terakhir yang ke-10.000 yang kita kenal saat ini.
Sehingga jika kita hitung dari Adam periode 10.000 tahun yang pertama hingga sampai kepada Adam terakhir yg ke-10.000 maka akan didapat perhitungan sbb:
— Periode zaman setiap Adam = 10.000 tahun.
— Total Periode zaman Adam ke-1 sampai kepada Adam ke-10.000 = 10.000 Adam x 10.000 tahun = 100 Juta Tahun.
👉 Artinya jika Nabiyullah Adam as sebagai Adam yang ke-10.000 hidup pada 10 ribu tahun yang lalu, maka Adam yang ke-1 telah hidup sejak 100 juta tahun yang lalu.
Dengan asumsi Adam ke-1 telah hidup sejak 100 juta tahun yang lalu. Dan asumsi ini didukung dengan ditemukannya benda-benda arkeologi, peninggalan umat manusia yang telah berumur jutaan tahun sebagai berikut :
— Jembatan Penyebrangan (Rama Bridge), berdasarkan mitos dibuat oleh pasukan kera, ketika Sri Rama akan menyeberang ke Alengka. Jembatan ini setelah dites dengan kadar isotop ternyata sudah berumur 1,7 juta tahun.
— Penelitian oleh Richard Leicky, di tahun 1972, terhadap sedimen Pleistocene di daerah Old Govie Jourg (Kenya, Afrika), memperoleh kesimpulan telah ada peradaban umat manusia pada sekitar 1,7 juta tahun yang lalu.
— Penemuan arkeologis fosil manusia purba “Pithecantropus Mojokertensis” di Mojokerto, Jawa Timur yang diperkirakan berusia 1,9 juta tahun.
— Dan bahkan hasil penemuan arkeologis fosil manusia purba “Australopithecus Africanus” di Afrika Selatan diperkirakan berusia 2,5 - 3,5 juta tahun.
— Di temukannya jejak kaki, yang diduga jejak kaki manusia, yang telah berumur sekitar 3,6 juta tahun, di Laetoli, Tanzania.
👉 Artinya berdasarkan data arkeologis, diketahui bahwa sudah ada kehidupan manusia purba sejak 1,7 juta tahun - 3,6 juta tahun yang lalu, padahal dari penjelasan Kitab “Permulaan dijadikan Langit dan Bumi” yang ditulis oleh Al-Allamah Syaikh Nuruddin Ali ra diperoleh informasi bahwa ternyata Adam yang ke-1 telah hidup sejak 100 juta tahun yang lalu.
😱😱😱
Bahkan dalam Kitab “al-Futuhat al-Makkiyah” yg ditulis oleh Muhyiddin Ibnu Arabi ra disebutkan bahwa Sesungguhnya Allah Swt telah menciptakan 100.000 Adam.
Dalam Kitab “al-Futuhat al-Makkiyah”, Jilid III, Bab 390, hal. 459, ref. Tafsir Kabir V, yg ditulis oleh Muhyiddin Ibnu Arabi ra disebutkan bahwa suatu hari beliau melihat diri beliau dalam mimpi sedang berthawaf di Ka’bah. Dalam mimpi itu beliau berjumpa dengan seseorang yang menyatakan dirinya sebagai nenek moyang beliau.
Ibnu Arabi bertanya,
"Berapa lama Anda meninggal?"
Orang itu menjawab,
"Lebih dari empat puluh ribu tahun”.
Ibnu Arabi bertanya,
"Tetapi masa itu jauh lebih lama dari masa yang memisahkan kita dari Adam, bahkan Adam sendiri tidak hidup selama itu."
Orang itu menjawab,
"Tentang Adam mana yang engkau maksudkan? Adam yang terdekat dengan dirimu kah atau Adam yang lainnya?"
Maka Ibnu Arabi ra kemudian teringat akan sebuah sabda Rasulullah saw yg berbunyi “Innallaaha khalaqa miata alafa Adam” (Sesungguhnya Allah telah menciptakan 100.000 Adam) sehingga akhirnya beliau membatin di dalm hatinya,
“Barangkali orang yang mengaku dirinya leluhurku ini seorang dari Adam-Adam terdahulu sebelum Adam yang terdekat denganku."
Apa yang disampaikan oleh Muhyiddin Ibnu Arabi dalam Kitabnya “al-Futuhat al-Makkiyah” rupanya senada dengan apa yang disampaikan oleh Fatid Wajid dalam Kitabnya “Da’irah Ma’arif” dan Ibnu Babawayh dalam kitabnya “Al-Tawhid” yang menyebutkan riwayat dari Imam Ja'far Sadiq ra dalam satu hadits yang panjang, dimana dia berkata: "Allah telah menjadikan 100.000 Adam".
Dengan asumsi:
— Periode zaman setiap Adam = 10.000 tahun.
Maka:
— Total Periode zaman Adam ke-1 sampai kepada Adam ke-100.000 = 100.000 Adam x 10.000 tahun = 1 Milyar Tahun.
👉 Artinya jika Nabiyullah Adam as sebagai Adam yang ke-100.000 hidup pada 10 ribu tahun yang lalu, maka Adam yang ke-1 telah hidup sejak 1 Milyar tahun yang lalu.
Dengan asumsi Adam ke-1 telah hidup sejak 1 Milyar tahun yang lalu, maka tidaklah menjadi hal yang “aneh” ketika ditemukan adanya penemuan arkeologis tambang dan reaktor uranium tertua di daerah Oklo, Republik Gabon, Afrika yang diperkirakan berusia 2 Milyar Tahun dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun.
👉 Artinya berdasarkan data penemuan arkeologis tambang dan reaktor uranium tertua di daerah Oklo, Republik Gabon, Afrika, diketahui bahwa sudah ada kehidupan manusia modern sejak 2 milyar tahun yang lalu, dan menurut perhitungan Ilmu Astronomi, Planet Bumi mulai terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu.
Dan perhitungan Umur Planet Bumi menurut Ilmu Astronomi ini memiliki keseuaian dengan perhitungan usia planet Bumi sesuai hitungan “Kalpa” dalam ajaran Agama Hindu.
Dalam ajaran agama Hindu, Satu “Kalpa” berarti: “Satu Hari bagi Dewa Brahma” dan “Satu Hari bagi Dewa Brahma sama dengan Seribu Yuga”.
“Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian naik kepada-Nya dalam SATU HARI (YAWM) yang kadarnya adalah SERIBU TAHUN (SANAH) menurut perhitunganmu” (QS. As-Sajadah 32:5)
Menurut Kitab Veda:
— 1 Kalpa = 1 Hari Brahma.
— 1 Hari Brahma = 1.000 Yuga.
Menurut Kitab Suci Al-Quran:
— 1 Hari Tuhan = 1.000 Sanah.
Apakah “1.000 Sanah” dalam Kitab Al-Quran ukuran waktunya sama dengan “1.000 Yuga” dalam Kitab Veda?
Dalam Kitab Veda, ukuran “Satu Yuga” terdiri dari empat zaman yakni: Satya Yuga, Treta Yuga, Dwapara Yuga, dan Kali Yuga.
Dan jangka waktu pada masing-masing zaman adalah:
Satya Yuga = 1.728.000 tahun.
Treta Yuga = 1.296.000 tahun.
Dwapara Yuga = 864.000 tahun.
Kali Yuga = 432.000 tahun.
Dan jika jangka waktu keempat zaman tersebut dijumlahkan maka hasilnya adalah:
1.728.000 tahun + 1.296.000 tahun + 864.000 tahun + 432.000 tahun = 4.320.000 tahun (4,32 Juta Tahun).
Sehingga:
1 Yuga = 4,32 Juta Tahun.
Sementara:
1 Kalpa = 1.000 Yuga.
1 Kalpa = 1.000 x 4.32 Juta Tahun = 4,32 Milyar Tahun.
Jadi:
1 Kalpa = 1 Hari Brahma = 1.000 Yuga = 4,32 Milyar Tahun.
Dengan asumsi 1 Hari Brahma = 1 Haru Tuhan, dan 1.000 Yuga = 1.000 Sanah, maka:
1 Hari Tuhan = 1.000 Sanah = 4,32 Milyar Tahun.
Menurut Kitab Suci Al-Quran:
— 1 Hari Tuhan = 1.000 Sanah = 4,32 Milyar Tahun.
“Dan sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam ENAM HARI, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun”. (QS. Qaf 50:38)
Dan dalam Al-Kitab Perjanjian Lama (al-Ahd al-Qadim) Bab Genesis 1:26-28 disebutkan bahwa Tuhan menciptakan Adam pada hari keenam, sedangkan dalam Hadits yg diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa pada Hari Jumat (hari keenam) Nabi Adam as diciptakan (HR. Abu Daud No. 1048).
Artinya apa?
Artinya Planet Bumi baru layak ditinggali oleh manusia pada hari keenam menurut perhitungan Tuhan yang sama dengan hitungan 1 Kalpa = 1.000 Yuga / 1.000 Sanah = 4,32 Milyar Tahun.
Dan hal ini memiliki kecocokan dengan apa yang disampaikan oleh Muhyiddin Ibnu Arabi dalam Kitabnya “al-Futuhat al-Makkiyah” dan Fatid Wajid dalam Kitabnya “Da’irah Ma’arif” dan Ibnu Babawayh dalam kitabnya “Al-Tawhid” bahwa Adam ke-1 dari 100.000 Adam telah diciptakan sejak 1 Milyar Tahun yang lalu.
Wallahu ‘alam Bish Shawab.
Mohon maaf atas kesalahan karena Kesalahan semata-mata datangnya hanya dari diri saya pribadi dan Kebenaran datangnya semata-mata hanya dari Allah Swt Yang Maha Benar dan memiliki kebenaran yang tunggal dan bersifat mutlak.
Salam takzimku untuk Saudara-Saudara Nusantaraku yang dipertemukan dan dipersatukan Allah dengan cara yang indah dan ajaib dalam komunitas Telegram Group “Panji Pandu Nuhsantara” dan komunitas Whatsapp Group “Panji Pandu Nuhsantara”.
Salam Rahayu,
Jaya Jayanti Nusantaraku
Yeddi Aprian Syakh Al-Athas
— Yedidiah —
NB:
Saya izinkan untuk membagikan tulisan ini dengan tetap menyebutkan sumber aslinya agar semakin banyak orang yang dapat mengambil manfaat dari tulisan ini dan menjadi amal jariyah ilmu yang pahalanya tdak ada habis-habisnya.
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
"Dgn Nama *الله* (Allah) Yg Maha Pemurah Lg Maha Penyayang."
"Fallen Angel: Dari Syurga ke Dunia, Sebuah Pengkhianatan"
### **Kehidupan Azazil Sebelum di Langit**
Pada asalnya, Azazil adalah makhluk daripada golongan jin yang diciptakan daripada api. Dia hidup di bumi bersama makhluk lain, termasuk bangsa jin yang lain. Pada masa itu, bumi dihuni oleh jin dan makhluk primitif yang sering berperang sesama mereka, menyebarkan kerosakan, dan melakukan kezaliman.
Allah SWT mengutus para malaikat untuk menghentikan kekacauan tersebut. Malaikat diperintahkan untuk memerangi golongan jin yang ingkar dan menyebabkan kerosakan di bumi. Dalam peperangan itu, sebahagian besar jin yang membuat kerosakan dimusnahkan. Namun, di antara mereka terdapat Azazil, seorang jin muda yang tidak terlibat dalam kezaliman tersebut.
**"Pada mulanya manusia itu ialah umat yang satu menurut agama Allah yang satu, tetapi setelah mereka berselisihan, maka Allah mengutuskan Nabi-nabi sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi amaran; dan Allah menurunkan bersama Nabi-nabi itu Kitab-kitab Suci yang benar, untuk menjalankan hukum di antara manusia mengenai apa yang mereka perselisihkan. Dan tidak ada yang melakukan perselisihan melainkan orang-orang yang telah diberi kepada mereka Kitab-kitab Suci itu, iaitu sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas nyata, - mereka berselisih semata-mata kerana hasad dengki sesama sendiri. Maka Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang beriman ke arah kebenaran yang diperselisihkan oleh mereka, dengan izin-Nya. Dan Allah sentiasa memberi petunjuk hidayah-Nya kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus."**
(Surah Al-Baqarah, 2:213)
---
### **1. Golongan Jin di Era Tersebut**
Jin yang dimaksudkan dalam ayat ini dipercayai sebagai golongan **"Al-Bin"** dan **"Al-Hin"**, berdasarkan riwayat ulama terdahulu:
- **Al-Bin**: Dikatakan sebagai jin generasi pertama yang diciptakan oleh Allah sebelum jin moden (seperti keturunan Iblis). Mereka memiliki keupayaan tertentu seperti kekuatan fizikal, tetapi mereka primitif dari segi kecerdasan dan kemajuan.
- **Al-Hin**: Lebih kuno daripada Al-Bin, dianggap makhluk yang kurang bijak dan tidak berkembang dari segi teknologi atau sosial. Al-Hin sering disamakan dengan makhluk liar yang hanya mementingkan kelangsungan hidup dan sering terlibat dalam konflik.
### **2. Makhluk Primitif yang Ada di Bumi**
Selain jin, terdapat juga makhluk lain yang disebut sebagai **"makhluk primitif"**. Ada beberapa kemungkinan:
- **Makhluk Pra-Adam**: Mungkin spesies makhluk humanoid yang tidak dikurniakan akal sempurna seperti manusia moden. Beberapa tafsiran moden mencadangkan bahawa ini mungkin berkaitan dengan spesies seperti Neanderthal atau Denisovan, tetapi ini adalah spekulasi tanpa asas wahyu.
- **Hybrid atau Mutasi**: Dalam mitologi dan cerita tradisional, sering diceritakan makhluk hybrid hasil gabungan antara jin dan makhluk lain. Ini termasuk makhluk seperti Nefilim (raksasa) atau makhluk bertubuh separa haiwan seperti yang disebut dalam kisah purba.
- **Makhluk Jin Variasi Lain**: Jin ketika itu mungkin terdiri daripada pelbagai bentuk, ada yang menyerupai haiwan dan ada yang bersifat ghaib.
### **3. Kerosakan dan Kekacauan yang Disebarkan**
Makhluk-makhluk ini sering berperang kerana tiadanya peraturan atau panduan ilahi yang mengawal mereka:
- Mereka memperebutkan sumber kehidupan seperti makanan dan tempat tinggal.
- Jin, terutama yang memberontak, memiliki sifat tamak, iri hati, dan dendam, yang mendorong kepada kezaliman.
- Perang berterusan antara mereka menyebabkan bumi menjadi porak-peranda, memaksa Allah untuk mengutus malaikat turun memerangi mereka.
### **4. Tindakan Malaikat**
Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk memerangi golongan jin yang zalim ini, seperti yang dinyatakan dalam pelbagai kisah tradisional. Mereka yang tinggal selepas itu sama ada dibunuh, dihapuskan, atau dihalau ke pelosok bumi.
### **Kesimpulan**
**"Al-Bin"** dan **"Al-Hin"** adalah dua golongan jin awal yang hidup sebelum keturunan Iblis, yang dikenali sebagai jin moden. Mereka sering dikaitkan dengan kehidupan yang primitif dan tidak berperadaban.
Azazil dikenal sebagai jin yang soleh, taat, dan rajin beribadah kepada Allah. Dia mengasingkan dirinya daripada makhluk lain dan lebih memilih untuk berzikir dan mengabdikan dirinya kepada Allah. Disebabkan keikhlasannya, Allah SWT memberikan keistimewaan kepada Azazil untuk tinggal di langit bersama para malaikat.
### **Kedudukan Azazil di Langit**
Setelah dibawa ke langit, Azazil menjadi ahli ibadah yang sangat terkenal. Dia memimpin pujian dan doa kepada Allah bersama para malaikat. Azazil memiliki kelebihan yang luar biasa dalam ibadah sehingga dia diberi gelaran “penghulu para malaikat” meskipun dia bukan berasal daripada bangsa malaikat.
Malaikat sering meminta Azazil untuk mendoakan mereka, dan Azazil dengan rendah hati melakukannya. Namun, dalam sanubarinya, tersembunyi sifat sombong yang akhirnya menjadi penyebab kejatuhannya. Dia merasa dirinya istimewa dan mula merasakan dirinya lebih baik daripada makhluk lain, termasuk malaikat.
---
### **Apa yang Terjadi Sebelum Kejatuhan Azazil?**
Ketika Allah SWT memutuskan untuk menciptakan manusia, iaitu Nabi Adam a.s, perintah ini menjadi ujian besar bagi Azazil. Allah memberitahu para malaikat dan Azazil bahawa Adam akan diciptakan sebagai khalifah di bumi. Para malaikat, yang mengetahui sejarah kerosakan yang dilakukan oleh jin di bumi, bertanya kepada Allah SWT:
*"Adakah Engkau akan menciptakan makhluk yang akan membuat kerosakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan-Mu?"*
Allah SWT menjawab: *"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui."*
Setelah penciptaan Adam, Allah memerintahkan semua malaikat dan Azazil untuk sujud kepada Adam sebagai tanda penghormatan, bukan penyembahan. Semua malaikat patuh kepada perintah ini, tetapi Azazil enggan. Dia dengan sombong berkata:
*"Aku lebih baik daripadanya. Engkau menciptakan aku daripada api, sedangkan dia Engkau ciptakan daripada tanah."*
Keengganan Azazil untuk mematuhi perintah Allah membawa kepada kejatuhannya. Allah SWT melaknat Azazil dan mengusirnya dari syurga. Dia diberi nama baru, iaitu **Iblis**, yang bermaksud "yang putus asa daripada rahmat Allah".
---
### **Kesimpulan: Mengapa Azazil Dibawa ke Langit?**
Azazil dibawa ke langit kerana kesolehannya yang luar biasa dan ketaatannya kepada Allah SWT. Namun, kisahnya menjadi pengajaran bahawa ibadah semata-mata tidak mencukupi jika hati seseorang dipenuhi dengan sifat sombong dan ego. Kejatuhan Azazil menunjukkan bahawa keikhlasan dan kerendahan hati adalah asas penting dalam ibadah kepada Allah.
### **Asal Usul Azazil**
Azazil, menurut tradisi Islam dan beberapa sumber tafsiran, adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT dengan sifat unik. Dia adalah salah satu makhluk yang pada asalnya berasal dari bangsa jin, namun dia diberi kelebihan untuk hidup di kalangan para malaikat di langit kerana ketaatannya yang luar biasa dalam beribadah kepada Allah SWT.
Azazil memiliki kehebatan yang sangat menonjol sebagai seorang abid (ahli ibadat). Doanya sentiasa dimakbulkan, dan dia dihormati oleh para malaikat kerana keilmuannya yang mendalam dan keikhlasannya dalam beribadah. Namun, ketaatannya itu terselindung sifat sombong dan ego yang tidak disedarinya.
### **Penciptaan Nabi Adam a.s**
Ketika Allah SWT berkehendak menciptakan manusia pertama, Adam a.s, para malaikat dan Azazil menyaksikan penciptaan itu dengan rasa ingin tahu. Azazil merasa dia lebih layak daripada Adam kerana asalnya dari api, sedangkan Adam diciptakan daripada tanah liat. Saat Allah memerintahkan semua makhluk untuk sujud kepada Adam sebagai penghormatan, Azazil membantah dengan alasan keangkuhannya, menyatakan, *"Aku lebih baik daripadanya."*
Kerana kedegilan dan keengkarannya, Azazil dilaknat oleh Allah SWT dan dihalau keluar dari syurga. Sejak itu, dia dikenali sebagai Iblis, pemimpin golongan syaitan. Bersama pengikutnya dari kalangan jin yang turut ingkar, mereka berikrar untuk menyesatkan manusia sehingga ke Hari Kiamat.
### **Godaan Azazil kepada Nabi Adam a.s**
Dalam syurga, Azazil tidak berhenti merancang strategi untuk memperdayakan Adam dan Hawa. Dia mendekati mereka dengan tipu daya, memujuk mereka untuk memakan buah larangan. Godaannya berjaya, dan Nabi Adam serta Hawa diturunkan ke bumi sebagai khalifah. Namun, ini semua adalah sebahagian daripada perancangan Allah SWT untuk menjadikan manusia sebagai pemimpin bumi.
### **Pembunuhan Anak Nabi Adam a.s**
Setelah Nabi Adam a.s dan Hawa menetap di bumi, mereka dikurniakan anak-anak. Dua anak lelaki mereka yang terkenal ialah Habil dan Qabil. Allah SWT menguji mereka dengan perintah untuk mempersembahkan korban. Habil mempersembahkan korban terbaik daripada ternakannya, sementara Qabil memilih hasil tanaman yang tidak berkualiti. Allah menerima korban Habil, tetapi menolak korban Qabil.
Azazil (Iblis) melihat peluang untuk menimbulkan perpecahan di antara keduanya. Dia membisikkan hasutan kepada Qabil, membangkitkan rasa iri hati dan dendam terhadap saudaranya, Habil. Azazil memainkan peranan penting dalam membakar emosi Qabil sehingga dia sanggup melakukan dosa besar yang pertama di muka bumi – membunuh saudaranya sendiri.
Setelah pembunuhan itu, Qabil menyesal dan tidak tahu bagaimana hendak menguruskan jenazah Habil. Allah SWT menghantar seekor burung gagak yang menggali tanah untuk mengajar Qabil cara mengebumikan mayat saudaranya. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana Azazil berjaya merosakkan akhlak manusia melalui tipu daya dan godaan.
### **Pengajaran dari Kisah Azazil dan Anak Nabi Adam**
1. **Kesombongan Membawa Kebinasaan:** Kisah Azazil menunjukkan bagaimana keangkuhan dan rasa lebih baik daripada orang lain membawa kepada kehancuran.
2. **Hasutan Syaitan Berbahaya:** Syaitan sentiasa mencari peluang untuk menyesatkan manusia, terutama dengan membangkitkan emosi negatif seperti iri hati, marah, dan dendam.
3. **Ketaatan Mutlak Kepada Allah:** Manusia perlu berpegang kepada perintah Allah SWT dan sentiasa berwaspada terhadap tipu daya syaitan.
---
Kisah Azazil dan pengaruhnya terhadap manusia adalah peringatan mendalam yang mengajarkan kita akan pentingnya merendahkan hati dan menyedari bahawa makhluk lain, termasuk mereka yang berasal dari tanah air cahaya, mungkin memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Sikap angkuh dan merasa diri lebih unggul hanyalah jalan menuju kehancuran, sebagaimana yang berlaku pada Azazil ketika ia enggan tunduk kepada perintah Allah Azza wa Jalla.
Wallahu'alam.
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
"Dgn Nama *الله* (Allah) Yg Maha Pemurah Lg Maha Penyayang."
"Pemisahan Alam Manusia dan Jin: Peranan Agung Nabi Seth a.s"
Berikut adalah penjelasan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan **makhluk dan jenis-jenis makhluk** sebelum penglihatan manusia terhadap alam ghaib "ditutup" oleh Nabi Seth a.s. (juga dikenali sebagai Nabi Syits a.s.), anak kepada Nabi Adam a.s.:
---
### **1. Konteks Sejarah dan Spirituliti**
Menurut riwayat, manusia awal—termasuk Nabi Adam a.s., Hawa, dan keturunan mereka—hidup dalam keadaan **boleh melihat alam ghaib**. Penglihatan mereka tidak terhad seperti manusia selepas itu. Mereka dikatakan mampu melihat:
- Malaikat.
- Jin.
- Syaitan (makhluk yang derhaka).
- Makhluk ghaib lain yang tidak dikenal pasti.
Namun, apabila masyarakat mula **menyalahgunakan keupayaan** ini—seperti menyembah jin atau makhluk lain selain Allah, penglihatan terhadap alam ghaib ditutup oleh Nabi Seth a.s. sebagai rahmat Allah untuk mengelakkan manusia terus tersesat.
---
### **2. Jenis-jenis Makhluk yang Wujud**
Berdasarkan tradisi Islam dan beberapa tafsiran lain, makhluk yang wujud pada masa itu termasuk:
#### **a. Malaikat**
- Makhluk suci yang diciptakan daripada cahaya.
- Bertugas menyampaikan wahyu, menjaga alam semesta, dan mendoakan manusia.
- Contoh: Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail.
#### **b. Jin**
- Dicipta daripada api tanpa asap.
- Makhluk ghaib yang mampu berinteraksi dengan manusia.
- Ada yang baik dan ada yang jahat.
- Sebahagian jin yang mendiami bumi sebelum manusia sering berperang antara satu sama lain.
- Contoh jin jahat: Iblis.
#### **c. Syaitan**
- Jin yang derhaka kepada Allah.
- Menyesatkan manusia dengan bisikan dan tipu daya.
#### **d. Makhluk Al-Hin dan Al-Bin**
- **Al-Hin** dan **Al-Bin** dipercayai makhluk ghaib yang wujud sebelum penciptaan manusia.
- Hidup di bumi sebelum zaman Nabi Adam a.s.
- Disebut dalam beberapa tafsiran sebagai makhluk yang berperang dan menyebarkan kerosakan di bumi, sehingga mereka dimusnahkan oleh malaikat.
#### **e. Makhluk Primitif Lain**
- Ada riwayat yang menyebut makhluk lain yang tidak dinamakan secara khusus, seperti makhluk berbentuk ghaib atau separa ghaib.
- Makhluk ini mungkin serupa dengan jin tetapi lebih primitif.
---
### **3. Penutupan Penglihatan Alam Ghaib**
Apabila manusia mula melakukan perkara berikut, penglihatan ghaib mereka ditutup:
1. **Menyembah makhluk ghaib** seperti jin atau syaitan.
2. **Melakukan kezaliman** menggunakan bantuan jin.
3. Menyalahgunakan pengetahuan alam ghaib untuk tujuan sihir.
Keputusan Nabi Seth a.s. menutup penglihatan terhadap alam ghaib adalah untuk:
- **Melindungi iman manusia** daripada dipengaruhi oleh jin dan syaitan.
- **Menyelamatkan manusia** daripada terpesong akidah.
---
### **4. Logik dan Hikmah di Sebalik Penutupan**
Dari sudut logik, manusia dengan penglihatan terhadap alam ghaib akan menghadapi cabaran berikut:
- Rasa takut yang melampau terhadap makhluk seperti jin atau syaitan.
- Tergoda untuk menggunakan makhluk ghaib untuk kepentingan diri.
- Kecelaruan antara kebenaran wahyu dan bisikan makhluk ghaib.
Oleh itu, **penutupan penglihatan ghaib** adalah rahmat Allah untuk memastikan manusia fokus kepada tuntutan akidah dan keimanan.
---
"Nabi Seth a.s: Pewaris Tauhid dan Penjaga Kesucian Akidah"
Kisah Nabi Seth a.s (atau dikenali sebagai Nabi Syith a.s dalam bahasa Arab) adalah antara kisah yang dikisahkan dalam tradisi Islam dan terdapat dalam beberapa sumber sejarah Islam serta tafsiran ulama. Nabi Seth a.s adalah anak kepada Nabi Adam a.s dan Hawa, serta merupakan nabi yang diberikan tanggungjawab untuk meneruskan ajaran tauhid selepas kewafatan ayahandanya, Nabi Adam a.s.
### **Latar Belakang Kisah**
- Nabi Seth dilahirkan sebagai anak yang soleh dan bertanggungjawab selepas pembunuhan Habil oleh Qabil. Nabi Adam melihat bahawa Nabi Seth memiliki sifat-sifat kepimpinan dan keimanan yang teguh.
- Baginda diberi wahyu oleh Allah SWT dan menjadi pemimpin kepada manusia selepas Nabi Adam. Nabi Seth juga diberi kitab kecil yang mengandungi panduan untuk membimbing umatnya.
### **Konteks Jin dan Manusia dalam Satu Alam**
- Pada zaman awal penciptaan manusia, jin dan manusia tinggal di bumi yang sama dan dapat berinteraksi secara langsung. Jin, seperti manusia, juga diberikan kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan.
- Namun, interaksi antara jin dan manusia mula membawa pelbagai masalah. Jin yang jahat (daripada golongan syaitan) sering menggoda dan menyesatkan manusia, sehingga menimbulkan kerosakan moral dan akidah di kalangan manusia.
### **Peranan Nabi Seth dalam Pemisahan Alam**
- Menurut tradisi, Nabi Seth memainkan peranan penting dalam memisahkan alam manusia dan jin. Walaupun perincian tentang proses ini tidak disebut secara spesifik dalam Al-Quran atau hadis sahih, tradisi Islam dan tafsir ulama menyebut bahawa baginda:
1. **Menguatkan Tauhid dan Akidah Umatnya:** Nabi Seth mengajar manusia untuk hanya menyembah Allah SWT dan menjauhkan diri daripada godaan jin dan syaitan.
2. **Membimbing kepada Kehidupan Berdisiplin:** Baginda menyusun peraturan sosial dan agama yang memastikan umatnya tidak terjebak dalam tipu daya jin. Ini termasuk amalan-amalan zikir, doa, dan ibadah yang melindungi manusia daripada gangguan jin.
3. **Menetapkan Had atau Batasan Fizikal:** Dikatakan baginda juga memimpin manusia untuk berpindah ke kawasan tertentu yang dipisahkan dari tempat jin yang jahat banyak menetap. Jin kemudiannya dilarang untuk memasuki kawasan manusia, dan begitu juga sebaliknya.
### **Hikmah Pemisahan Alam**
- Pemisahan ini bertujuan menjaga keselamatan rohani dan jasmani manusia agar dapat hidup dengan lebih tenang, tanpa gangguan daripada jin yang jahat.
- Ia juga memperkukuhkan batasan antara dua makhluk Allah yang memiliki fitrah berbeza. Manusia bertanggungjawab sebagai khalifah di bumi, manakala jin mempunyai tanggungjawabnya sendiri di alam mereka.
### **Kisah Nabi Seth dalam Tradisi Islam**
- Dalam banyak riwayat, Nabi Seth dikenali sebagai seorang nabi yang bijaksana dan tenang, serta sentiasa berusaha menjaga keharmonian umatnya.
- Baginda mewariskan ajaran tauhid kepada keturunan manusia sehingga muncul nabi-nabi berikutnya yang menyambung tugas mulia ini.
### **Kesimpulan**
Kisah Nabi Seth a.s dan peranannya dalam memisahkan alam manusia dan jin memberi pengajaran kepada kita tentang kepentingan menjaga batasan dan menjauhi perkara yang boleh merosakkan akidah. Ia juga menunjukkan keutamaan menjaga hubungan manusia dengan Allah SWT serta perlindungan daripada gangguan syaitan melalui keimanan dan ketaatan.
Wallahu'alam..
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
"Dgn Nama *الله* (Allah) Yg Maha Pemurah Lg Maha Penyayang."
### Kisah Penciptaan Nabi Adam a.s. dan Warisan Keilmuan kepada Anak Cucu Baginda.
Kisah penciptaan Nabi Adam a.s. adalah satu kisah yang penuh hikmah dan keajaiban. Allah SWT menciptakan Nabi Adam a.s. sebagai manusia pertama dan khalifah di muka bumi. Bukan sekadar makhluk yang diciptakan, tetapi Nabi Adam a.s. juga dianugerahkan **ilmu pengetahuan yang luar biasa**, yang menjadi asas kepada perkembangan manusia hingga ke generasi selepasnya.
---
### **1. Penciptaan dan Ilmu yang Diajar kepada Nabi Adam a.s.**
Allah SWT berfirman:
> *“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”*
> *(Surah Al-Baqarah: 31)*
Ayat ini menunjukkan keistimewaan Nabi Adam a.s. sebagai makhluk yang diberikan ilmu tentang **segala nama**. Dalam dunia tasawuf, konsep **nama-nama (ismu)** ini adalah lambang kepada ilmu hakikat, iaitu:
- **Nama** adalah hakikat sesuatu perkara.
- **Sifat** terbit daripada nama, membawa kepada **kelakuan** yang membentuk dunia fizikal dan rohani.
Nabi Adam a.s. memahami rahsia dunia dan akhirat, yang diilhamkan Allah SWT kepadanya. Ilmu ini bukan hanya untuk dirinya tetapi diwariskan kepada anak cucunya.
---
### **2. Legasi Anak Cucu Nabi Adam a.s.**
Nabi Adam a.s. hidup lebih dari 1000 tahun. Dalam tempoh tersebut, anak cucunya terus berkembang, dan usia mereka juga melangkaui ratusan tahun. Dengan usia panjang dan ilmu yang diwariskan, manusia pada zaman itu mampu menghasilkan kemajuan besar:
#### **a. Ilmu dan Kemajuan**
- Nabi Adam a.s. mengajarkan kepada anak-anaknya pelbagai ilmu, termasuk cara hidup, bercucuk tanam, dan memahami alam semesta.
- Anak cucu Nabi Adam a.s. membangunkan tamadun awal berdasarkan hikmah yang diwariskan, bukan sekadar hidup secara primitif.
#### **b. Nabi Idris a.s. dan Revolusi Pengetahuan**
Salah seorang keturunan Nabi Adam a.s. ialah Nabi Idris a.s., yang terkenal dengan kebijaksanaan. Baginda memperkenalkan kemajuan seperti:
- Membaca dan menulis (termasuk penggunaan pena).
- Membuat pakaian dengan menjahit, menggantikan penggunaan daun dan kulit binatang.
- Ilmu astronomi dan membaca bintang.
---
### **3. Anak-anak Nabi Adam a.s. dan Konsep 'Dewa'**
Dengan ilmu dan kebijaksanaan yang diwarisi dari Nabi Adam a.s., anak cucunya mampu melakukan perkara yang luar biasa.
Namun, ada segelintir manusia mula mengagungkan mereka yang memiliki kelebihan tertentu.
#### **a. Melampaui Kebiasaan (‘Dianggap Dewa’)**
Anak-anak Nabi Adam a.s. yang menguasai ilmu tertentu dilihat oleh masyarakat sebagai manusia luar biasa.
- Contohnya, mereka yang menguasai ilmu astronomi dianggap mampu 'berbicara dengan langit.'
- Kepandaian mencipta alat, menakluk alam, dan menghasilkan teknologi primitif dianggap sebagai 'kuasa ketuhanan.'
#### **b. Penyimpangan Akidah**
Lama-kelamaan, selepas generasi yang taat kepada Allah SWT meninggal dunia, manusia mula terpesong:
- Mereka mendirikan patung-patung untuk menghormati individu yang dianggap 'luar biasa.'
- Penyembahan berhala seperti **Wadd**, **Suwa'**, dan lain-lain bermula akibat penghormatan berlebihan kepada manusia bijak yang dianggap seperti dewa.
---
### **4. Hikmah Ilmu yang Diwariskan**
Kebijaksanaan yang diwarisi dari Nabi Adam a.s. tidak hanya berkisar pada dunia fizikal tetapi juga spiritual:
- **Ilmu Duniawi:** Kemahiran bercucuk tanam, berburu, dan mencipta alat-alat keperluan hidup.
- **Ilmu Akhirat:** Mengenal Allah SWT, beribadah, dan memahami tujuan hidup.
Namun, manusia yang terpesong dari ajaran ini menyebabkan kezaliman melata di bumi. Nabi Nuh a.s. diutuskan sebagai peringatan terakhir kepada umat manusia sebelum banjir besar menyapu bersih bumi.
---
### **Kesimpulan: Legasi Nabi Adam a.s.**
1. Nabi Adam a.s. adalah insan bijaksana yang dianugerahkan ilmu tentang dunia dan akhirat.
2. Ilmu ini diwarisi kepada anak cucunya, termasuk Nabi Idris a.s., yang menjadi pelopor kepada banyak tamadun awal manusia.
3. Manusia yang gagal mengurus ilmu dengan benar mula menyimpang, mengagungkan manusia hingga menyembah mereka sebagai dewa.
4. Hikmah dari kisah ini adalah peringatan bahawa ilmu harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk mencetuskan kesombongan atau penyimpangan.
---
### Masyarakat Pra-Manusia dan Makhluk Berfikiran Cetek di Zaman Nabi Adam a.s.
Allah SWT menciptakan Nabi Adam a.s. sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi, seperti firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah (2:30):
*"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."*
Ini menunjukkan bahawa Nabi Adam a.s. bukan sahaja dicipta untuk memenuhi bumi yang kosong tetapi juga memimpin makhluk lain yang telah wujud sebelumnya. **Makhluk-makhluk pra-manusia** ini mungkin terdiri daripada beberapa jenis ciptaan yang memiliki pemikiran cetek atau naluri asas, berbanding manusia yang dikurniakan akal sempurna.
Berikut adalah beberapa makhluk yang dipercayai wujud sebelum atau pada zaman awal Nabi Adam a.s., serta kemungkinan bagaimana mereka boleh menganggap anak-anak Nabi Adam a.s. sebagai 'dewa.'
---
### **1. Makhluk Pra-Adam**
**Makhluk Pra-Adam** dipercayai sebagai makhluk humanoid yang telah mendiami bumi sebelum penciptaan Nabi Adam a.s.
- **Ciri-ciri Makhluk Ini:**
- Mereka tidak memiliki akal sempurna seperti manusia moden.
- Kehidupan mereka bergantung kepada naluri asas seperti memburu, mencari makanan, dan bertahan hidup.
- Tiada konsep agama, ilmu, atau tamadun dalam kehidupan mereka.
**Hubungan dengan Anak Nabi Adam a.s.:**
- Ketika anak-anak Nabi Adam a.s. memperkenalkan teknologi, alat pertanian, dan pengetahuan, makhluk ini mungkin melihat mereka sebagai 'makhluk agung.'
- Anak-anak Adam dianggap 'dewa' kerana kehebatan mereka mencipta sesuatu yang tidak difahami oleh makhluk pra-Adam, seperti alat senjata, rumah, dan seni.
**Contoh dalam Tafsiran Moden:**
- Tafsiran moden kadang-kala mengaitkan makhluk ini dengan spesies seperti **Neanderthal** atau **Denisovan**, walaupun ini tiada asas wahyu.
---
### **2. Hybrid atau Mutasi**
Dalam mitologi purba dan tafsiran tradisional, sering disebut mengenai makhluk hybrid, iaitu gabungan antara **jin** dan makhluk lain.
- **Contoh Hybrid:**
- **Nefilim (Raksasa):** Dalam tradisi Yahudi-Kristian, Nefilim dikatakan sebagai gabungan anak manusia dengan makhluk ghaib.
- **Makhluk Bertubuh Separa Haiwan:** Seperti Centaur (separuh manusia, separuh kuda) atau Minotaur (manusia berkepala lembu). Dalam pandangan Islam, ini mungkin dikaitkan dengan jin yang mengambil bentuk tertentu.
**Hubungan dengan Anak Nabi Adam a.s.:**
- Jin yang berada dalam alam ini mungkin memperdaya makhluk lain atau bersekongkol dengan mereka untuk menguatkan persepsi bahawa anak-anak Nabi Adam a.s. adalah makhluk istimewa, hingga dianggap sebagai dewa.
- Penemuan alat dan seni bina oleh anak Nabi Adam a.s. mungkin memukau hybrid ini, yang hanya memahami kehidupan primitif.
---
### **3. Jin Variasi Lain**
**Jin** adalah makhluk yang telah wujud sebelum penciptaan Nabi Adam a.s., seperti yang disebut dalam Surah Al-Hijr (15:27):
*"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."*
- **Jin pada Zaman Itu:**
- Terdiri daripada pelbagai bentuk dan sifat.
- Ada yang menyerupai haiwan dan ada yang berbentuk ghaib.
- Jin yang taat kepada Allah memahami peranan manusia sebagai khalifah, tetapi jin yang ingkar (seperti keturunan Iblis) telah menyebarkan kepercayaan salah.
**Hubungan dengan Anak Nabi Adam a.s.:**
- Jin yang ingkar mungkin menyebarkan kepercayaan palsu bahawa anak-anak Nabi Adam a.s. adalah makhluk separa ilahi. (Demigod)
- Mereka mempergunakan makhluk berfikiran cetek (pra-Adam atau hybrid) untuk mencipta budaya penyembahan kepada manusia.
---
### **4. Contoh Anak Nabi Adam a.s. yang Dianggap Dewa**
Berikut adalah contoh peranan anak-anak Nabi Adam a.s. yang mungkin menyebabkan mereka dianggap sebagai dewa oleh makhluk berfikiran cetek:
#### **a. Seth (Sheth)**
- Diajarkan ilmu ketuhanan dan teknologi oleh Nabi Adam a.s.
- Mengasaskan struktur sosial dan penggunaan alat.
- Ketika makhluk pra-Adam atau jin melihat kehebatannya, mereka mungkin menganggap Seth sebagai 'Dewa Kebijaksanaan.'
- Dalam tradisi Mesir, Seth dikaitkan dengan kebijaksanaan dan ilmu yang luar biasa.
#### **b. Anak-Anak Lain dengan Kebolehan Khusus**
- Anak-anak lain yang belajar seni, muzik, dan astronomi mungkin menjadi inspirasi kepada dewa-dewa seperti **Apollo** (dewa muzik) atau **Hermes** (dewa kecerdasan).
#### **c. Keturunan Qabil**
- Keturunan Qabil yang mengembangkan seni perang dianggap sebagai simbol dewa seperti **Ares** (dewa perang).
- Konflik dan kekuatan fizikal mereka dipandang luar biasa oleh masyarakat sekitar.
---
### **Pengajaran daripada Kisah Ini**
1. **Peranan Akal dan Hikmah:**
Nabi Adam a.s. dan anak-anaknya membuktikan kehebatan manusia dengan akal yang diberikan Allah SWT, berbanding makhluk lain yang hanya bergantung pada naluri.
2. **Kesilapan Pengagungan:**
Makhluk berfikiran cetek sering mengagungkan manusia yang luar biasa hingga ke tahap penyembahan. Inilah sebabnya Allah mengutuskan nabi-nabi untuk membawa manusia kembali kepada tauhid.
3. **Hubungan Makhluk:**
Kehidupan di zaman Nabi Adam a.s. tidak kosong, tetapi dipenuhi dengan pelbagai makhluk yang memainkan peranan dalam sejarah dan ujian manusia sebagai khalifah di bumi.
---
### **Kesimpulan**
Makhluk berfikiran cetek seperti pra-Adam, hybrid, dan jin mungkin menjadi masyarakat awal yang menyaksikan kehebatan anak-anak Nabi Adam a.s. dalam membina tamadun. Namun, kekaguman mereka bertukar menjadi pengagungan berlebihan, hingga melahirkan mitos tentang dewa-dewa. Kisah ini mengingatkan kita tentang tanggungjawab akal manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjadi penyebab kesesatan makhluk lain.
### Anak Nabi Adam a.s., Perkembangan Ilmu, dan Asal-Usul 'Dewa' dalam Mitos
Kisah anak-anak Nabi Adam a.s. menjadi asas kepada banyak legenda yang muncul kemudian, termasuk kisah-kisah yang diromantisasi menjadi mitos 'dewa-dewa'. Dalam sejarah manusia, ada tempoh di mana kebijaksanaan luar biasa dianggap sebagai sesuatu yang 'ghaib' atau 'ketuhanan.' Maka, mari kita kupas kisah anak-anak Nabi Adam a.s., apa yang mereka lakukan, dan bagaimana mereka menjadi simbol 'dewa' dalam mitologi.
---
### **1. Anak-Anak Nabi Adam a.s. dan Penerapan Ilmu**
Selepas penciptaan Nabi Adam a.s. dan Hawa, mereka dikurniakan anak-anak yang memainkan peranan besar dalam perkembangan manusia. Antaranya adalah:
1. **Qabil (Cain)**
- Qabil dikenali sebagai anak yang pertama kali menumpahkan darah manusia di bumi dengan membunuh adiknya, Habil (Abel).
- Selepas perbuatannya, Qabil melarikan diri dan hidup dalam kesengsaraan. Namun, ada riwayat yang mengatakan bahawa keturunannya menguasai seni bina dan teknologi sederhana.
2. **Habil (Abel)**
- Habil adalah simbol kesalehan dan ketaatan kepada Allah SWT. Dia dibunuh oleh abangnya Qabil akibat cemburu.
- Tidak banyak riwayat tentang keturunannya kerana dia wafat tanpa meninggalkan anak.
3. **Seth (Sheth)**
- Seth adalah anak ketiga Nabi Adam a.s., yang dikurniakan ilmu hikmah dan ketakwaan.
- Baginda menjadi penerus Nabi Adam a.s. dalam menyebarkan ajaran tauhid. Banyak yang percaya bahawa tamadun awal berkembang di bawah kepimpinannya, termasuk penggunaan alat, seni pertanian, dan struktur sosial.
- Tamadun ini menjadi asas kepada pelbagai mitos di kemudian hari.
---
### **2. Dari Hikmah ke Penyimpangan**
Anak-anak Nabi Adam a.s. dan keturunan mereka mempelajari banyak ilmu melalui hikmah yang diwariskan oleh Nabi Adam a.s. dan Nabi Idris a.s. Namun, lama-kelamaan, penghormatan terhadap orang yang bijaksana bertukar menjadi **pengagungan berlebihan**, hingga dianggap sebagai dewa.
#### **a. Dewa Petir - Zeus**
- Dalam mitologi Yunani, **Zeus** digambarkan sebagai raja para dewa, penguasa langit dan petir.
- Sebahagian sarjana berpendapat bahawa watak Zeus mungkin diinspirasikan oleh keturunan Nabi Adam a.s. yang menguasai ilmu astronomi dan tenaga alam.
- Contohnya, tamadun awal mungkin menganggap petir sebagai tanda kuasa, dan mereka yang memahami fenomena ini dianggap memiliki kuasa luar biasa.
#### **b. Dewa Perang - Ares**
- **Ares**, dewa perang dalam mitologi Yunani, mungkin diilhamkan dari keturunan Qabil.
- Keturunan Qabil, yang hidup dalam keadaan konflik dan permusuhan, berkembang menjadi masyarakat yang kuat dalam seni berperang.
- Seni bertempur, penggunaan senjata, dan strategi dianggap sebagai 'kuasa dewa' pada zaman primitif.
#### **c. Dewa Hikmah - Thoth**
- Dalam mitologi Mesir, **Thoth** dianggap sebagai dewa ilmu pengetahuan, tulisan, dan kebijaksanaan.
- Ini mungkin berasal dari tamadun Nabi Idris a.s., yang dikenali sebagai pelopor tulisan dan ilmu bintang.
#### **d. Dewa Cinta dan Keindahan - Aphrodite**
- **Aphrodite** sering dikaitkan dengan keindahan, seni, dan cinta.
- Anak-anak keturunan Seth yang menguasai seni pertanian, muzik, dan seni bina, mungkin menjadi inspirasi kepada watak ini kerana kemampuan mereka mencipta keindahan melalui kemajuan tamadun.
---
### **3. Perkara yang Dilakukan hingga Dianggap Dewa**
Keturunan Nabi Adam a.s. tidak hanya hidup secara primitif, tetapi mereka mencipta perkara-perkara hebat yang menjadi asas kepada mitos dewa-dewa:
#### **a. Menguasai Alam**
- Ilmu astronomi, pengurusan cuaca, dan penggunaan elemen alam (seperti api dan logam) menjadikan mereka luar biasa di mata masyarakat.
#### **b. Mencipta Alat**
- Teknologi awal seperti roda, senjata, dan alat pertanian dianggap sebagai 'anugerah dewa.'
#### **c. Kehebatan Fizikal**
- Dengan usia panjang dan kekuatan fizikal luar biasa, mereka dianggap sebagai separa manusia atau makhluk ghaib.
#### **d. Seni dan Muzik**
- Mencipta seni, muzik, dan tarian dianggap sebagai bentuk penyembahan kepada alam atau kuasa ghaib.
---
### **4. Nama-Nama 'Dewa' yang Berasal dari Keturunan Nabi Adam a.s.**
| Nama Mitos | Inspirasi Sejarah | Peranan/Tamadun |
|------------|-------------------|------------------|
| **Zeus** (Yunani) | Keturunan Seth | Penguasa alam, petir, dan langit |
| **Ares** (Yunani) | Keturunan Qabil | Dewa perang dan konflik |
| **Thoth** (Mesir) | Nabi Idris a.s. | Dewa ilmu pengetahuan |
| **Aphrodite** (Yunani) | Keturunan Seth | Keindahan dan seni |
| **Poseidon** (Yunani) | Ilmu maritim | Penguasa lautan dan kapal layar |
---
### **5. Pengajaran dari Kisah Ini**
1. **Ilmu adalah Amanah:** Ilmu yang diwarisi dari Nabi Adam a.s. adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk menjadi sombong.
2. **Penyimpangan adalah Ujian:** Apabila manusia lupa kepada Allah SWT, ilmu menjadi alat untuk memperdayakan dan menguasai orang lain.
3. **Kembali kepada Tauhid:** Nabi-nabi yang diutuskan selepas itu, seperti Nabi Nuh a.s., membawa kembali manusia kepada tauhid setelah mereka tersesat dengan penyembahan berhala.
---
### **Kesimpulan**
Kisah anak-anak Nabi Adam a.s. bukan sekadar cerita sejarah, tetapi pelajaran penting tentang bagaimana ilmu yang diberikan Allah SWT boleh digunakan untuk kebaikan atau keburukan. Peralihan dari hikmah kepada mitos 'dewa' menunjukkan bagaimana manusia boleh terpesong apabila lupa kepada hakikat penciptaan mereka.
Wallahu'alam.
-N-
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register