View: 11956|Reply: 16
|
TEATER NUSANTARA DAN MANCANEGARA
[Copy link]
|
|
Salam,
Sumber: Buku teks SMA Kelas XI, Indonesia.
Teater tradisi, modern, atau kontemporer, baik di nusantara maupun negara lain sangat beragam bentuk dan jenisnya. Tiap-tiap jenis memiliki ciri khas masing-masing.
Dengan keragaman itu, selayaknya kita memiliki rasa empati yang di antaranya kita ungkapkan dalam sikap terhadap jenis-jenis karya teater nusantara maupun karya teater negara lain. Dengan demikian, keragaman yang ada tidak menjadikan perpecahan, tetapi menjadi kesatuan yang utuh dengan mempertahankan ciri khasnya masing-masing sebagai khazanah budaya bangsa. |
|
|
|
|
|
|
|
Mengungkapkan Unsur-unsur Estetis Teater Nusantara
Karya teater merupakan karya sastra yang di dalamnya mengandung nilai-nilai estetis. Unsur-unsur estetis pada teater terletak pada tata musik, tata panggung, tata gerak, seni peran, tata busana, dan lain sebagainya. Unsur-unsur tersebut membawa keindahan dan benar-benar menarik serta menjadikan kepuasan batin di samping manfaat lainnya bagi para penonton |
|
|
|
|
|
|
|
lsi Cerita
Suatu drama harus mengandung persoalan-persoalan inti kehidupan. Inti kehidupan ini akan menunjukkan bobot dan nilai filosofi dari cerita yang disuguhkan. Ada dua pembahasan dalam isi cerita sebuah drama, yaitu premis dan tema. Dalam premis, drama membahas masalah inti yang hendak diutarakan, sedangkan tema bersifat membeberkan cerita sehingga dapat dicerna atau dipahami oleh para penonton. |
|
|
|
|
|
|
|
Perwatakan atau Penokohan
Perwatakan atau penokohan adalah perlukisan watak atau penciptaan tokoh oleh pengarangnya. Perlukisan watak atau penciptaan tokoh dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung, pengarang dapat menjelaskan watak tokoh yang akan diperankan, sedangkan secara tidak langsung, pengarang menjelaskan watak tokoh melalui percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain, baik secara eksplisit atau implisit yang berkomentar tentang dirinya atau dikomentari oleh tokoh-tokoh lain. Dengan kata lain, pengarang menjelaskan watak tokoh melalui percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain melalui batin pelaku atautokoh itu sendiri. |
|
|
|
|
|
|
|
Setting Cerita
Setting cerita adalah tempat terjadinya peristiwa di mana cerita itu berlangsung. Ada dua setting di dalam suatu cerita, yaitu setting dalam ani luas dan ani sempit. Misalnya, peristiwa dalam cerita itu dapat terjadi di Jakarta dan dalam hal ini berarti memiliki setting dalam ani luas, sedangkan dalam ani sempit misalnya terjadi di sebuah rumah susun. |
|
|
|
|
|
|
|
Struktur Plot
Menurut Hudson, plot drama dapat tersusun menurut garis lakon (dramatic line), yaitu sebagai berikut.
1) Pertama, yaitu lakon atau plot dimulai dengan suatu
insiden-insiden permulaan.
2) Kedua, setelah itu mulailah terjadi penanjakan laku.
3) Ketiga, klimaks krisis atau timbal balik.
4) Keempat, penurunan laku atau penyelesaian.
5) Kelima, kepurusan atau catastrophe. Pada tingkatan kelima ini, seluruh konflik itu biasanya diakhiri dengan hal-hal sebagai berikut.
a) Eksposisi.
b) Insiden permulaan.
c) Penumbuhan laku.
d) Krisisa.tau titik balik.
e) Catastrophe. |
|
|
|
|
|
|
|
Nilai Filosofis Penyajian Teater
I. Menunjukkan Simbol atau Ungkapan Filosofis Penyajian Teater
Pada setiap penyajian teater, baik teater tradisi, modern, dan atau kontemporer, cerita yang diangkat mengandung nilai fllosofls at au simbol-simbol tertentu melalui tokoh-tokohnya. Lakon-Iakon peperangan yang disajikan dalam teater tradisional Ramayana maupun serial lakon Mahabarata misalnya, secara filosofis dapat dimaklumi sebagai perang melawan angkara murka, ketamakan, kezaliman, atau ketidakadilan.
Perang antara kebaikan melawan kejahatan manusia atau perang anrara yang benar dengan yang salah. Artinya, yang salah meskipun kuat akhirnya akan dikalahkan juga oleh yang benar.
Adapun tokoh-tokoh yang ada, misalnya tokoh Duma dalam Wayang Kulit PurwaJawa, dipandang sebagai tokoh yang bijak dan secara simbolis membela kebenaran dengan menyuruh Werkudara mencari kayugung susuhing angin dan banyu perwita sari yang tempatnya di dasar samudra. Selain itu, tokoh yang terdapat dalam teater tradisional ketoprak, misalnya tokoh Aria Penangsang merupakan lambang kepahlawanan bagi masyarakat Pati, tetapi menjadi lambang kejahatan bagi masyarakat Kerajaan Mataram. |
|
|
|
|
|
|
|
II. Mengungkapkan Pendapat atau Menafsirkan Nilai Filosofis Karya Teater
Simbol dalam penyajian karya teater merupakan lambang yang tercermin dari tokoh-tokoh yang ada dalam karya teater. Agar dapat menafsirkan simbol yang tercermin dari para tokoh, penonton yang menyaksikan penyajian karya teater perlu mencermati karakter para tokoh yang ada dalam karya teater tersebut.
Adapun nilai filosofis penyajian karya teater adalah nilai dasar kemanusiaan yang tercermin dalam rangkaian karya cerita yang disajikan. Agar dapat menafsirkan nilai filosofis yang dikandung dalam penyajian karya teater, para penonton yang menyaksikan penyajian karya teater perlu mencermati rangkaian cerita hingga akhir.
Simbol dan nilai filosofis sangat erat hubungannya dan tidak bisa dipisahkan sehingga untuk menafsirkan nilai hlosohs, maka penonton juga harus dapat menafsirkan simbol dari tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya teater yang disajikan lewat karakter tokoh-tokohnya. |
|
|
|
|
|
|
|
Teater sekarang lebih dipahami sebagai drama atau segala sesuatu yang berkaitan dengan drama, penulisan, dan akting lakon. Sastra drama berkaitan erat dengan dramaturgi. Dalam perkembangan teater di Indonesia, sastra drama merupakan hal yang baru.
Sastra drama dan teater tradisi dipahami sebagai teater tradisional yang muncul jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka dan berkembang di berbagai daerah. Ada pun jenis sastra tradisional yang masih dapat ditemukan, seperti Masura dan Sinrili ditulis dengan tulisan daerah dan bahasa lama contohnya, Arjuna Wiwaha karangan Empu Kanwa di Jawa dan Sunda.
Jenis teater tradisi lain yang terdapat di nusantara antara lain sebagai berikut.
[ Last edited by fleurzsa at 8-8-2006 11:47 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Ketoprak
Ketoprak merupakan salah satu jenis kata daerah Jawa (Yogyakarta) yang dulu dikenal dengan Ketoprak Ongkek atau sering disebut Ketoprak Barangan yang hampir setingkat dengan ngamen. |
|
|
|
|
|
|
|
Wayang Orang
Wayang orang yang merupakan teater tradisi yang terdapat di Jawa. Pementasannya mengambillakon dalam kisah Mahabarata dan Ramayana. Wayang orang ini menggunakan sajian tari. Jauh sebelum wayang orang muncul, telah muncul wayang kulit yang dikenal dengan Wayang Kulit Purwa Jawa (WKPJ). |
|
|
|
|
|
|
|
Randai
Randai merupakan salah satu jenis teater tradisi daerah Minangkabau. Dalam pertunjukannya, selain disampaikan melalui dialog, drama tersebut juga disampaikan melalui dendang atau gurindam.
Dalam satu adegan dimungkinkan seorang pelaku mengajak at au meminta komentar penonton, memancing pelaku untuk berakting, atau berdialog. Pertunjukkan randai dilakukan dalam bentuk arena, formasi penonton, dan permainan yang disuguhkan melingkar. |
|
|
|
|
|
|
|
Mamanda
Mamanda merupakan salah satu teater tradisi di Kalimantan Selatan. Pertunjukan ini disuguhkan dengan busana yang serba gemerlapan, tetapi dengan peralatan permainan sederhana yang bersifat sugestif. |
|
|
|
|
|
|
|
Sanghyang
Sanghyang adalah salah sam jenis teater tradisi di Bali yang disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religius dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Masih banyak teater di Bali, seperti teater tari Calon Arang, Kecak, Barong, dan Drama Gong yang hampir semuanya bersifat religius. |
|
|
|
|
|
|
|
Topeng Bonjet
Topeng bonjet adalah salah satu jenis teater tradisi, yakni sandiwara tradisional yang ada di J awa Barat dan banyak terdapat di Karawang. Seni ini tersusun dari beberapa elemen artistik yang memesona. |
|
|
|
|
|
|
|
Secara harfiah, teater berarti gedung atau temp at pertunjukan dan dalam perkembangan istilahnya, teater memiliki arti antara lain sebagai berikut.
1. Gedung pertunjukan, tempat orang menonton, atau sa)lan.
2. Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan, terutama yang memaparkan lakon.
3. Adegan, pemain, dan gagasan yang dipandang sebagai drama.
4. Medan atau wilayah suatu tindakan yang terjadi.
Sebelum Perang Dunia II, teater dikenal dengan istilah tonil (toneel) yang berasal dari bahasa Belanda. Ada pun Kanjeng Gusti Pangeran Mangkunegara III menggunakan istilah sandiwara yang berasal dari kata 'sandi' dan 'warah'. Sandi berarti tersamar, terselubung, rahasia, sedangkan warah berarti didik, bimbing, dan ajar.
Secara lengkap, sandiwara berarti pendidikan yang diberikan secara terselubung. Teater memiliki peranan sebagai tempat terjadinya hubungan yang erat antara seniman dengan masyarakat atau publik. Di samping itu, teater memilki peranan sebagai wadah cerminan budaya setempat. |
|
|
|
|
|
|
| |
Category: Belia & Informasi
|