|
Bernafsu sungguh monyet hari ini. Nyet nyet nyet ![](static/image/smiley/default/titter.gif) |
|
|
|
|
|
|
|
Bila kaum wanita memonopoli akal dizaman ini (izinNya), dah dekat pun dgn kiamat tau! ![](static/image/smiley/default/lol.gif) |
|
|
|
|
|
|
|
Dan kerana itulah, lelaki itu khalifah (rujuk surah Al-Baqarah) |
|
|
|
|
|
|
|
Jumhur ulama’ mengatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan mata kepala di dunia. Berbeda dengan kelompok Musyabbihah(orang yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya), juga sebagian As’ariyah dan orang –orang Shufi, yang mengatakan bahwa Allah bisa dilihat dengan mata kepala di dunia, bahkan bisa mushafahah (berjabatan tangan) dan mulamasah (bersentuhan) dengan Allah, sebagaimana yang terdapat pada kitab Sirajut Thalibin hal.133. Mereka mengatakan: ”Orang-orang yang ikhlas akan bisa melihat, bahkan memeluk Allah di dunia dan akherat, kalau mereka menginginkan yang demikian”. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan!!.
Orang-orang Shufi menganggap bahwa ma’rifatullah (pengenalan terhadap Allah) yang ada dalam hatinya sebagai ru’yatullah dengan mata kepala. Padahal terkadang syaitan membayang-bayanginya, dan mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan.
Dalam hal ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya At-Tawassul Wal Washilah hal.28 berkata: ”Terkadang seorang hamba melihat Arsy yang besar yang ada gambar, juga melihat ada orang yang naik dan turun di arsy tersebut, dan menganggapnya itu malaikat, dan menganggap gambar itu adalah Allah, padahal itu adalah syaitan. Seperti ini sering terjadi sebagaimana yang dialami oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani, beliau bercerita: ”Suatu hari ketika saya selesai beribadah saya melihat arsy yang agung, di dalamnya ada cahaya dan ada seorang yang memanggil, “Wahai Abdul Qadir Jailani saya adalah Tuhanmu dan saya sudah menghalalkan kepadamu semua yang Aku haramkan sebelumnya.”
Syaikh Abdul Qadir Jailani balik bertanya, apakah Engkau Allah yang tiada Tuhan selain Engkau? Hengkanglah Wahai musuh Allah!.Kemudian cahaya tadi terpencar dan berobah menjadi kegelapan kemudian keluar suara yang mengatakan, “Wahai Abdul Qadir engkau telah selamat dari tipudayaku dengan pengetahuanmu tentang agama, saya sudah berhasil memperdayakan tujuh puluh orang dengan tipu daya ini.” Ketika beliau ditanya bagaimana anda mengetahui bahwa itu adalah syaitan, ia menjawab karena dia mengatakan bahwa Allah sudah menghalalkan kepadaku semua yang diharamkan sebelumnya kepada yang lain, dan saya berpendapat bahwa syariat Muhammad tidak mungkin dirobah dan diganti”.
Ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang orang yang mengatakan bahwa dirinya pernah melihat Allah dengan mata kepala di dunia,beliau menjawab: “Barangsiapa di antara manusia yang mengatakan bahwa para wali atau selainnya bisa melihat Allah dengan mata kepalanya di dunia maka ia adalah seorang Mubtadi’ yang menyesatkan,yang berlawanan dengan Kitab dan Sunnah dan ijma’ salaful ummah, apalagi kalau menganggap dirinya lebih afdhal dari Musa, maka dia harus disuruh taubat kalau mau,kalau dia menolak maka boleh dibunuh,wallahu A’lam. [Majmu’ fatawa VI/512]
Maka tidak boleh seseorang cepat terkecoh dengan orang yang bergelar wali atau ahli shufi.
Imam As-Syaukani dalam kitabnya Al-Wali mengingatkan: ”Tidak boleh seorang wali beranggapan bahwa semua yang terjadi padanya, berupa kejadian atau mukassyafat (pembukaan tabir) adalah semuanya karamah dari Allah, karena bisa saja semua itu datang dari syaitan, maka wajib menilai dan mengukur semua perkataan dan perbuatannya dengan Kitab dan Sunnah, kalau sesuai maka itu adalah kebenaran dan karamah dari Allah,kalau itu bertentangan dengan Kitab dan Sunnah maka hendaklah menyadari bahwa ia tertipu oleh syaitan.” |
|
|
|
|
|
|
|
Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu, atau di belakang tabir, atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. [Assyura:51 |
|
|
|
|
|
|
|
MELIHAT ALLAH DENGAN MATA HATI
Ulama sepakat bahwa Rasulullah n pernah melihat Allah dengan hatinya, berdasarkan hadits diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ia berkata: “Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatNya dengan hatinya” [HR.Muslim]
Abu Dzar meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah dengan hatinya dan tidak pernah melihatnya dengan mata kepalanya.
Ibrahim At-Taimi meriwayatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihatnya dengan hatinya dan tidak pernah melihat dengan matanya.
Imam Nawawi berkata: “Melihat Allah dengan hatinya adalah penglihatan yang benar, yaitu Allah menjadikan penglihatannya dihatinya atau menjadikan hatinya mempunyai penglihatan sehingga dia bisa melihat Tuhannya dengan benar, sebagaimana dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. [Syarah Shahih Muslim juz3, hal 6].
Adapun selain Nabi, seperti Shahabat dan tabi’in, maka salaf sepakat bisa terjadi bagi hati seorang mukmin sebuah mukasyafat (membuka tabir) dan musyahadat (persaksiaan), yang sesuai dengan keimanan dan ma’rifatullah. Karena seorang yang mencintai sesuatu akan membekas dalam hatinya dan merasa selalu dekat dalam hatinya. Sebagaimana jawaban Rasulullah tentang ihsan:
Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan kalau engkau tidak melihatNya, maka Dia melihatmu.[HSR. Bukhari, Muslim, dan lainnya-Red]
Syaikhul Islam meriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad beliau ditanya: “Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya?” Beliau menjawab: “Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah”. Bagaimana anda melihat-Nya? dia menjawab: “Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.”
Syaikhul Islam menambahkan sesungguhnya Allah dilihat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan inilah pendapat saya, dan pendapat imam-imam kita. Berbeda dengan pendapat orang-orang yang jahil yang ada di sekitar kita. [Majmu’Fatawa V/79] |
|
|
|
|
|
|
|
MELIHAT ALLAH LEWAT MIMPI
Para sahabat dan tabiin dan salaf mengatakan bahwa ru’yatullah lewat mimpi adalah hak dan bisa terjadi. Sebagaimana hadits tentang mimpi Rasulullah melihat Allah dengan lafaz yang berbeda di antaranya:
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ,Rasulullah bersabda:
Saya pernah melihat Tuhanku dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [HR.Tirmidzi dan Ahmad]
Juga di dalam hadits yang lain.
Semalam saya didatangi oleh Tuhanku dalam bentuk yang sebaik-baiknya” [HR.Tirmidzi dan Ahmad]
Diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal, Rasulullah bersabda.
Tiba-tiba aku bertemu dengan Tuhanku dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [HR.Tirmidzi dan Ahmad]
Syaikh Islam berkata: ”Terkadang seorang mukmin bisa melihat Allah ketika tidurnya dalam bentuk yang berbeda, sesuai dengan kafasitas keimanan dan keyakinannya. Apabila keimanannya kepada Allah kuat dan benar, maka ia akan melihat Allah dalam bentuk yang baik, tapi bila imannya kurang maka ia akan melihat Allah sebatas imannya itu. Dan penglihatan lewat mimpi berbeda dengan penglihatan ketika tidur. [Majmu’Fatawa juz III/390]
Namun demikian bukan berarti orang yang pernah bermimpi melihat Allah boleh melanggar syari’ah atau dijamin masuk surga, karena tidak ada ketentuan yang demikian dari Rasulullah. Adapun perkataan Ibnu Sirin yang diriwayatkan Ad-Darimi no 249, yang menyatakan: ”Barang siapa yang bermimpi melihat Allah maka akan masuk surga”, tidak bisa dijadikan hujjah, karena tidak adanya sanad yang bersambung kepada Rasulullah, dan tidak seorangpun dari sahabat yang menyatakan demikian |
|
|
|
|
|
|
|
Dan pada akhir zaman, Sesuatu yang tidak diragukan lagi bahwa mimpi baik atau benar atau mendekati kebenaran yang dilihat orang mukminin merupakan dalil dalil atau tanda tanda khusus dari Allah SWT baginya. Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa mimpi yang baik dan benar itu merupakan seperempat puluh enam (1/46) dari kenabian.
Rasulullah SAW bersabda,” Jika zaman itu telah dekat (kiamat) , banyak mimpi orang beriman tidak bohong. Dan, sebenar benar mimpi di antara kalian adalah mimpi orang yang paling jujur dalam perkataan.” (HR Muslim) |
|
|
|
|
|
|
|
Dalam page sebelum2 ini, ADAKAH SAYA CERITAKAN MIMPI NAMPAK TUHAN?
Apa bezanya mimpi nampak Tuhan, mimpi nampak syurga?
Bila mana seseorg itu mimpi nampak Tuhan, maka BELUM TENTU ada jaminan syurga. Akan tetapi jika seseorg mimpi nampak dirinya di dalam syurga, PASTI dirinya masuk ke syurga. Dan hadis2 dari baginda Rasullullah saw MENJELASKAN hal ehwal ini dgn JELAS LAGI NYATA. |
|
|
|
|
|
|
|
Edited by MohdNizamCY at 12-1-2017 09:50 PM
Adapun kpd sesiapa jua yg bermimpi dirinya di azab dineraka dan juga masuk ke syurga, ini pandangan saya :
1) Orang jenis ni budjet diri bagus (org lain tak betul, dia sahaja yg betul)
2) Hakikatnya tidak layak masuk syurga dgn ilmu dan amal ketika di dunia
3) Dan dirinya masuk ke syurga melalui syafaatNya (permintaan dari mereka2 yg diizinkanNya) |
|
|
|
|
|
|
|
Edited by MohdNizamCY at 12-1-2017 10:04 PM
Dan jgn budjet "OOOO, aku dah tau masuk syurga!" bila mana tahu diri layak masuk neraka!
Ini kerana, yg saya nampak, yg paling akhir keluar dari neraka sebahagiannya dari kalangan ulama dan wali (jika belum tahu) terutama di zaman ini.
Dan yg kekal dineraka, mereka yg menyekutukan Allah dgn mempergunakan ulama dan wali sebagai perisai ketika berada di dunia |
|
|
|
|
|
|
|
Kalau gamak2 nak tahu nasib diri disana, mintalah kpd Allah agar diberi petunjuk kebenaran (nasib diri diakhirat kelak)
Allah tak pernah kedekut nak bagi petunjukNya. Akan tetapi kita kedekut nak tahu hakikat yg bakal berlaku pada diri sendiri diakhirat kelak.
Cukup tak ilmu2 yg bermanfaat utk dibaca? ![](static/image/smiley/default/titter.gif) |
|
|
|
|
|
|
|
Jika kita minta petunjukNya (mimpi kebenaran diri diakhirat kelak), akan tetapi Allah tak berikan, ketahuilah! Allah belum pandang orang2 yg BELUM FAHAM cara utk mendekatkan diri kpd Allah. Ini kerana, permulaan faham agama itu melalui amal2 yg soleh.
Layak ke? ![](static/image/smiley/default/titter.gif) |
|
|
|
|
|
|
| |
|