Banyak ibu-bapa dari Malaysia telah menghantar anak mereka ke Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) di Indonesia selepas sekolah rendah (selepas UPSR) atau sekolah menengah (selepas PMR atau SPM). Dari maklumat yang saya perolehi, sekitar 150 pelajar dari Malaysia sedang menuntut di Gontor 1 dan 2 (Ponorogo). Mungkin thread ini dapat menghubungkan ibu-bapa serta pelajar dari Malaysia serta mendapat maklumat tentang aktiviti di pondok tersebut. Semua yang terlibat dialu-alukan untuk memberi komen dan pandangan. Terima kasih.
Ketika salah seorang anak kita memasuki Kelas 6 SD, sudah saatnya orangtua memikirkan sekolah lanjutan untuk anaknya. Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk berbagi informasi dengan orangtua yang sedang mencari sekolah terbaik untuk putrinya. Pengalaman kami sekeluarga, kami kesulitan mendapatkan informasi yang agak lengkap di internet ketika memilih Gontor Putri sebagai tempat sekolah putri kami. Calon santri/wati Pondok Pesantren Gontor tersebar di seluruh Indonesia, dan negeri tetangga. Saya mendapatkan banyak kejutan ketika memutuskan menyekolahkan anak di Pondok Pesantren Gontor Putri. Semoga dengan tulisan ini para pembaca memiliki informasi awal yang cukup tentang Pondok Modern Gontor walaupun sangat singkat dan bersifat tidak formal, sehingga tidak banyak terkejut ketika sampai di kampus Gontor Putri.
Saya adalah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Mataram. Istri saya seorang guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sebuah SMP negeri di kota yang sama. Sebagai tambahan informasi, saya mempunyai sejumlah pengalaman luar negeri, misalnya saya mendapat gelar akademik dari universitas Australia, ditambah dengan kunjungan ke 10 negara untuk kegiatan akademis internasional atau kegiatan lainnya. Saya tampilkan pengalaman luar negeri ini karena hanya dengan pergi ke luar negeri kita dapat melihat bagaimana kondisi rumah besar kita (Indonesia) dari luar rumah. Kita sangat sulit untuk dapat menyaksikan bahwa rumah kita tidak berdiri tegak atau temboknya berlubang, jika kita hanya melihatnya dari dalam rumah.
Kami berdua dikaruniai dua orang putri, JCUB dan NTB. Sekarang JCUB sedang belajar di kelas 9 sebuah SMAN di Mataram, sedangkan NTB belajar di Gontor Putri 5. Awalnya JCUB juga belajar di Gontor Putri 1, tetapi karena suatu alasan kesehatan kami memindahkannya ke luar pondok dan belajar di sekolah umum (negeri).
Baik keluarga besar istri maupun saya tidak ada yang mempunyai anak belajar di pondok pesantren. Istri dan saya juga termasuk orang-orang yang dididik sejak kecil di sekolah umum. Keinginan kami menyekolahkan anak ke Gontor, tentu saja mendapatkan sejumlah kekecewaan dari orangtua kami dan saudara kami yang lainnya. Apalagi kedua putri kami mempunyai prestasi akademis yang sangat baik, sehingga dapat diterima di sekolah yang paling favorit di Kota Mataram.
MENGAPA MEMILIH GONTOR?
Kami tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa kami akan memilih pondok pesantren sebagai tempat sekolah anak kami. Kami berdua tidak pernah mengenal pendidikan pondok pesantren. Banyaknya kecurangan yang diajarkan guru kepada siswa dan dibiarkan oleh sekolah dan pemerintah membuat saya sangat kecewa dan sangat sedih. Di negeri yang mayoritas muslim, ketidak-jujuran ditumbuh-kembangkan oleh lembaga pendidikan. Di negara komunispun, misalnya Vietnam, yang diajarkan guru adalah moral yang baik: kejujuran, keadilan, dan keberadaban. Ironisnya hal semacam itu sudah tidak berlaku di dunia pendidikan Indonesia. Bahkan di tahun 2010, saya masih menyaksikan bahwa sisiwa yang tidak jujur dalam ujian nasional (nilai paling bagus secara mengejutkan) mendapat hadiah dari sekolah.
Hal seperti itu terjadi hampir di semua sekolah negeri. Anehnya kecurangan juga diajarkan di sekolah yang membawa nama Islam di Mataram. Anehnya lagi, kecurangan seperti itu tidak terjadi di sekolah yang memakai nama Kristiani di kota kami. Jika di Indonesia generasi muda Kristen lebih jujur daripada generasi muda Islam, saya yakin sudah saatnya saya pindah warga negara.
Ketidak-puasan terhadap sekolah negeri yang hanya mengajarkan materi pelajaran dan kecurangan, tidak mendidik akhlak siswanya, saya dan istri memutuskan untuk mendidik anak kami dengan cara yang berbeda dari mayoritas orangtua Indonesia. Saya terinspirasi pada sejarah bahwa ketika Belanda gencar mengkristenkan bangsa Indonesia, maka pertahanan terakhir umat Islam adalah pondok pesantren. Di jaman pendidikan Indonesia yang paling gelap saat ini, saya yakin pondok pesantren tetap menjadi benteng pertahanan terakhir.
Sayangnya, banyak pondok pesantren yang ‘memodernkan’ dirinya sehingga banyak pula yang mengikuti kurikulum nasional dan terseret ‘arus kecurangan nasional’ setiap tahun. Sedikit pondok pesantren yang tetap tegak berada dalam misi dan posisinya. Di antara sejumlah pondok pesantren yang punya nama besar dan harum, yang paling menonjol adalah Pondok Pesantren Modern Darussalam (PPMD) atau yang lebih banyak dikenal sebagai Pondok Pesantren Gontor.
Jika kita ingin membeli kendaraan yang kualitasnya terjamin, maka kita akan memilih kendaraan yang sudah teruji di negeri ini. Kendaraan yang sudah dikenal tangguh, tidak mudah rusak, tahan lama, kecepatan baik, dan sebagainya. Harga tentu saja merupakan komponen penting juga di dalam membeli kendaraan tersebut. Merek kendaraan seperti Toyota, Honda, Suzuki, dan merek terkenal lainnya dapat menjadi garansi bahwa kita tidak memilih kendaraan yang salah.
Menyekolahkan anak, bagi kami, juga harus memilih yang alumninya sudah teruji. Pondok Pesantren Gontor (PPMD) merupakan lembaga yang telah menghasilkan alumni unggulan, yang telah memberikan sumbangan besar terhadap bangsa ini. PPMD telah melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti KH Idham Cholid (alm.), Prof. Nurcholish Madjid (alm.), Dr. Hidayat Nurwachid, KH Maftuh Basyuni, Prof. Din Syamsuddin, KH Hazim Muzadi, serta banyak tokoh nasional lainnya. Adakah lembaga pendidikan tingkat SMP-SMA yang telah melahirkan tokoh nasional sebanyak PPMD? Setahu saya belum ada bandingannya.
Di Indonesia sedang banyak dikembangkan sekolah-sekolah yang diberi label sekolah berstandar internasional. Tetapi jika kita melihatnya lebih dekat, sekolah-sekolah dengan label internasional tersebut hanyalah sekolah yang bertarif mahal (internasional), dan bukan sekolah yang berbahasa Inggris. Bangsa kita memang menyukai kulit daripada isinya. Ibaratnya kita ingin anak kita menjadi artis, maka yang kita lakukan adalah mendandani anak kita dengan pakaian artis, bukan melatih vocal atau acting anak tersebut. Sekolah berstandar internasional yang sedang dirintis pemerintah juga dievaluasi dengan ujian nasional. Lalu, apa bedanya dengan sekolah berstandar nasional atau berstandar lokal?
Jika anda ingin melihat sekolah berstandar internasional, maka PPMD merupakan contoh yang kongkrit. Di sini, setiap bulan, santri kelas 2 ke atas wajib menggunakan bahasa Inggris selama seminggu dan berbahasa Arab selama tiga minggu. Tidak ada satu haripun santri boleh menggunakan bahasa Indonesia di dalam pondok, dan semua santri tidak boleh keluar pondok selain dua liburan semester. Dengan demikian, semua santri ‘terpaksa’ dapat berbahasa internasional. PPMD juga merupakan satu-satunya lembaga pendidikan di Indonesia (setingkat SMP-SMA) yang mampu menarik siswa dari luar negeri, dengan kata lain bertaraf internasional dalam arti yang sebenarnya. Sejumlah santri PPMD datang dari negara tetangga (Malaysia, Thailand, Singapore, Brunai), Pakistan, Mesir, Palestina, dan berbagai negara lainya. Adakah SMP-SMA favorit di seluruh Indonesia yang siswanya datang dari luar negeri?
Itulah tiga alasan kami mendidik kedua putri kami di Pondok Pesantren Gontor Putri. Pertama, kami tidak rela anak kami diajari akhlak yang buruk (curang) di sekolahnya. Kedua, kami meyakini bahwa merek Gontor merupakan jaminan kualitas pendidikan, bukan hanya pengajaran seperti di sekolah negeri. Ketiga, PPMD merupakan kampus dan sekolah bertaraf internasional walaupun tanpa label sekolah internasional.
Pendaftaran calon santri/wati di Pondok Pesantren Gontor dibuka sepanjang tahun. Pendaftaran calon santri putra dilakukan di Pondok Gontor 2 (Ponorogo), sedangkan calon santri putri disediakan di Pondok Gontor Putri 2 (Mantingan, Ngawi). Saya hanya mempunyai pengalaman dengan anak perempuan saya, sehingga hanya akan bercerita tentang Gontor Putri. Saya memperkirakan proses yang serupa juga dilaksanakan di Gontor Putra. Kampus Gontor Putri 2 dan Gontor 2 (Putra) memang didesain khusus untuk penerimaan calon santri/wati.
Pendaftaran calon santriwati hanya membutu*kan persyaratan akte kelahiran, fotocopy raport, dan beberapa lembar foto. Karena itu, kita dapat mendaftarkan putri kita menjadi calon santriwati Gontor Putri 2 begitu ujian nasional di sekolah dasar (SD) telah selesai, sebelum mendapatkan ijazah. Calon santriwati dapat lulusan SD/MI maupun lulusan SMP/MTs. Para calon santriwati ini wajib mengikuti ujian penempatan (placement test) pada saat pendaftaran. Ujian penempatan tersebut meliputi: membaca al-Quran, shalat, imla (mencongak Arab), berhitung, dan bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil ujian penempatan, calon santriwati akan dikelompokkan berdasarkan kemampuannya dalam kelas yang relatif homogen. Yang telah pandai menulis Arab, misalnya, dikelompokkan dalam kelas tersendiri. Demikian juga yang pandai berhitung mempunyai kelas tersendiri. Yang tidak pandai keduanya juga memiliki kelas tersendiri. Pengelompokkan ini untuk mempermudah para ustadzah dalam mempersiapkan para calon santriwati untuk mengikuti ujian masuk (seleksi). Informasi lebih lengkap dapat dilihat di situs resmi Pondok Pesantren Gontor.
Ketika mendaftar sebagai calon santriwati, kita wajib membekali putri kita dengan sejumlah perlengkapan sekolah, tidur, mandi, dan makan. Semua perlengkapan calon santriwati tersebut disediakan di toko koperasi Gontor Putri 2. Saya sebelumnya membayangkan bahwa di Pondok Modern seperti Gontor santri tidur di ranjang beringkat dengan spring bed. Ternyata para calon santri tidur di lantai beralaskan kasur tipis (standar Gontor) di sebuah ruangan ukuran 8×8 meter, yang dihuni oleh 25-30 calon santriwati. Semua buku yang dibutu*kan oleh calon santriwati hanya dapat dibeli di dalam Pondok Gontor Putri 2.
Lama calon santriwati belajar di Gontor Putri 2 tergantung kapan dia melakukan pendaftaran. Begitu calon santriwati didaftarkan, ia tidak boleh lagi keluar dari pondok. Calon santriwati hanya boleh pergi ke Balai Penerimaan Tamu jika ada walisantri atau kerabat yang menjenguknya. Semua calon santriwati akan belajar di dalam pondok hingga selesai pelaksanaan ujian masuk pertama.
Ujian masuk (seleksi) calon santriwati dilakukan dua kali, bulan Sya’ban (sebelum Ramadhan) dan Syawal (habis lebaran). Jadwal ujian masuk dapat dilihat di situs PPMD di atas. Calon santiwati yang tidak lulus pada ujian masuk pertama (Sya’ban) dan mengikuti lagi pada ujian masuk kedua (Syawal). Pada saat ujian masuk tersebut, ada caln santriwati yang baru seminggu di Gontor Putri 2 ada juga yang sudah 10 bulan menjadi calon santriwati di Gontor Putri 2. Semakin lama calon santriwati mendapatkan pelajaran di Gontor Putri 2, biasanya semakin besar peluangnya untuk lulus menjadi santriwati di Gontor Putri.
Setelah pelaksanaan ujian masuk, calon santriwati diberi pengalaman untuk berpuasa Ramadhan di dalam Pondok selama 10 hari. Di hari terakhir diumumkan siapa yang lulus dan yang belum lulus. Bagi calon santriwati yang lulus juga diumumkan penempatannya. Sebagian besar santriwati akan belajar di Gontor Putri 1 di Matingan (Ngawi) yang letaknya di sebelah kampus Gontor Putri 2. Sebagian lagi ditempatkan di Gontor Putri 3 yang kampusnya terletak di Widodaren, Ngawi, sekitar 10-15 km dari kampus Gontor Putri 2. Sebagian lainnya akan ditempatkan di Gontor Putri 5 yang berlokasi di Desa Kemiri, Kandangan, Pare. Kadangkala, sebagian santriwati masih belajar di Gontor Putri 2 menunggu penempatan setelah semester pertama.
Kedua anak saya adalah alumni sekolah dasar (SD) negeri, yang pelajaran agamanya sedikit. Mereka juga hanya mendapat tambahan belajar membaca al-Qur’an di masjid. Dengan bekal ilmu agama yang minim tersebut keduanya dapat menduduki Kelas B. Dari pengalaman ini saya menyimpulkan bahwa jangan berkecil hati memasukkan anak lulusan SD ke pondok pesantren. Selama anak mempunyai motivasi belajar, mereka tidak kalah dari anak-anak lulusan madrasah ibtidaiyah. Karena itu, saya tidak memasukkan pelajaran di pondok sebagai salah satu kesulitan belajar di Gontor.
Kesulitan pertama yang dialami oleh anak saya adalah kurang tidur. Dengan beban pelajaran yang banyak, anak saya hanya tidur kurang dari 5 jam sehari. Hal ini membuat berat badan anak saya selalu turun ketika masuk ke dalam pondok. Saya melihat banyak juga santriwati yang berat badannya bertambah ketika di dalam pondok. Kesulitan anak saya dapat dianggap sebagai kasus dari anak yang lebih suka belajar daripada membeli jajan.
Kesulitan kedua adalah seringnya barang pribadi hilang. Setiap santriwati sudah mempunyai perlengkapan mandi sendiri. Tetapi justru perlengapan mandi ini yang sering hilang pada anak saya. Kerudung juga sering hilang ketika dijemur. Di antara barang yang paling sering hilang adalah sandal. Setiap santriwati sudah mempunyai tas untuk menyimpan sandal, tetapi seringkali mereka tidak menggunakannya dan kehilangan sandalnya.
Kesulitan ketiga adalah masa belajar 6 tahun ditambah pengabdian 1 tahun. Anak kita akan kelebihan masa belajar 1 tahun dibandingkan dengan belajar di sekolah lain. Tetapi kelebihan masa belajar bukan berarti anak kita kehilangan waktu. Kelebihan masa belajar berarti kelebihan ilmu dan pengalaman yang diperoleh oleh anak kita.
Kesulitan keempat adalah jika santriwati lompat kelas, maka ia harus menghadapi tidak hanya masalah akademik tetapi juga masalah sosial psikhologis. Anak saya, JCUB, yang lompat ke Kelas 3 tidak pernah mengikuti pelajaran di Kelas 2. Untuk belajar mandiri pelajaran Kelas 2, ia tidak mempunyai waktu karena beban pelajaran di Kelas 3 sudah banyak. Di dalam Kelas 3, ia juga merasa tidak mempunyai teman karena santriwati lebih dekat dengan teman seangkatannya. Di Kelas 3, JCUB dianggap sebagai adik kelas oleh teman sekelasnya, sehingga ia merasa sendirian.
Santriwati terlatih untuk hidup bersama teman-teman yang baru dikenalnya. Setiap semester mereka berganti teman di kamar, yang berarti juga berganti teman makan dan tidur. Latihan ini merupakan bekal bagi santriwati untuk hidup di lingkungan yang sulit diprediksi di masyarakat.
Santriwati terlatih untuk berakhlak baik. Di dalam Pondok Pesantren Gontor, kejujuran dan keadilan dihargai dan diteladankan. Tidak ada perbedaan perlakuan antara anak ustadz, anak menteri, anak pejabat tinggi, anak saudagar kaya, dengan anak petani atau buruh yang miskin. Semua diperlakukan persis sama oleh para ustadzah. Jika ada ustadzah yang sulit memperlakukan seorang anak secara berbeda, maka anak tersebut akan dipindahkan ke kampus Gontor yang lain.
Santriwati terlatih untuk berdisiplin. Setiap perilaku yang buruk di dalam pondok mendapat hukuman. Hukuman tersebut ddapat berupa kewajiban menghafal hadist atau surat al-Quran atau suatu pelajaran tertentu, dijemur, atau diberi jilbab warna tertentu (yang memalukan penggunanya). Disamping menjalani hukuman tersebut, pelanggar aturan juga diwajibkan memberikan nama dua pelanggar lainnya. Dengan demikian terjadi pengawasan terhadap setiap santiwati baik oleh seniornya (Kelas 5) maupun oleh santriwati yang sedang menjalani hukuman.
Santriwati terlatih untuk berbahasa Inggris dan Arab. Santriwati hanya boleh berbahasa Indonesia atau bahasa local ketika berbicara di telpon (wartel). Dengan bekal bahasa asing yang kuat, lebih 75% beasiswa yang disediakan oleh Universitas al-Azhar, Kairo, diberikan kepada alumni Pondok Pesantren Gontor.
Santriwati terlatih untuk mandiri, hidup sederhana, dan melakukan pekerjaan rumah. Hidup di Gontor Putri adalah hidup yang sederhana. Tidur di alas yang sederhana, makan makanan sederhana, mencuci pakaian sendiri, menyetrika pakaian dengan setrika arang. Tidak ada televisi, hand-phone, atau tape recorder di dalam pondok, kecuali yang bersisikan materi pendidikan. Semua santriwati melakukan tugas membersihkan kamar, kamar mandi, dan halaman pondok.
Santriwati terlatih untuk berbicara di depan umum. Kewajiban berpidato merupakan latihan yang rutin. Di pondok juga sering hadir para tamu dari luar negeri (Duta Besar, Rektor atau Menteri Pendidikan negara-negara Islam) yang memberikan ceramah umum kepada para santriwati. Di dalam pondok juga sering diadakan seminar dan latihan menulis.
Santriwati terlatih untuk berorganisasi. Di dalam pondok terdapat banyak sekali organisasi santriwati, misalnya Pramuka, klub olahraga, klub kesenian, klub bela diri, dan sebagainya. Santriwati juga secara bergilir menjadi ketua kelas, pengajian atau ronda malam. Santriwati Kelas 5 mempunyai tanggungjawab untuk mendisiplinkan santriwati adik kelasnya dan melaksanakan pendaftaran.
Santriwati terlatih untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Kurikulum Gontor memang untuk mempersiapkan santriwati sebagai guru muslimah, baik formal maupun non-formal. Semua santriwati harus mengajar setelah lulus (selesai Kelas 6) sebagai pengabdian masyarakat, selama setahun.
Biaya pendidikan relatif murah dengan banyaknya ilmu dan pengalaman yang disediakan oleh pondok. Setiap bulan biaya makan, kamar, dan pendidikan sekitar Rp. 350 ribu; belum termasuk pembelian buku, asuransi kesehatan, dan administrasi. Dengan belajar di pondok, kita tidak memikirkan lagi antar-jemput anak ke sekolah dan les (kursus), dan tidak ada biaya les tambahan. Setiap tahun kita membayar uang sumbangan gedung baru pondok, yang saya anggap sebagai amal jariah. Belajar di pondok juga mengurangi resiko anak kita mendapat kecelakaan sepeda motor di jalan.
Kampus Gontor 2 (Putra) terdapat di Kota Ponorogo. Di terminal Bungurasih, Surabaya, banyak bis jurusan Ponorogo-Surabaya. Anda dapat memilih bis ekonomi, bis ekonomi ber-AC, atau bis PATAS JATIM. Bis PATAS mempunyai fasilitas AC dan kadangkala menyediakan makan, sehingga tarifnya lebih mahal (2x tarif ekonomi). Di terminal bis Lebakbulus, Jakarta, juga banyak tersedia bis malam (Bisnis, Excecutive) jurusan Jakarta-Ponorogo. Anda tinggal mencari tiket bis tersebut dan turun di terimal bis Ponorogo. Setelah sampai di terminal bis Ponorogo anda dapat dengan mudah mendapatkan mobil angkutan yang membawa anda ke Pondok Gontor 2.
Kampus Gontor Putri 2 terdapat di Desa Sambirejo, Mantingan, Ngawi. Kampus tersebut dilewati oleh semua bis jurusan Solo-Surabaya, Yogyakarta-Solo-Surabaya. Banyak pilihan bis yang melewati rute ini, baik yang ekonomi biasa, ekonomi AC, maupun bis PATAS. Dari terminal bis Bungurasih (Purabaya), Surabaya, anda tinggal memilih bis yang anda sukai dan turun di depan kampus Gontor Putri 2. Dari terminal bis Lebakbulus, bis malam jurusan Jakarta-Madiun, atau Jakarta-Ponorogo juga melewati kampus Gontor Putri 2.
Semua kondektur bis sudah tahu dimana anda mau turun jika anda menyebutkan Pondok Gontor Putri 2. Di jalan dekat pondok juga terdapat tanda “Gontor Putri 2” dengan ukuran sangat besar berwarna hijau.
Di sekitar pondok banyak tempat bermalam. Sebagian rumah di depan pondok menyediakan kamar untuk disewakan, dengan harga yang murah. Anda dapat mencari informasi tentang kamar yang disewakan pada warung makan di depan pondok. Anda juga dapat menginap di Balai Penerimaan Tamu (Bapenta) di setiap pondok secara gratis. Hanya saja kadang kita tidak mendapatkan kasur jika tamu sedang ramai. Di sebelah Pondok Gontor Putri 2, yaitu di kompleks Pondok Gontor Putri 1, tersedia Wisma La Tansa yang menyediakan kamar penginapan dan sarapannya. Tarif kamar di sini juga relatif murah, tergantung fasilitas kamar. Pada tahun 2009, kamar yang paling murah mempunyai tarif Rp 40 ribu/malam.
salam
oh byrn tu utk semua - pelajaran, asrama dan makan (pinggan, sudu, cawan sendiri punya kerana diajar ambil mknn n basuh sendiri, mcm kat BTN tu, pakaian, cadar, selimut, tilam sendiri beli n basuh sendiri bila perlu tapi ada dobi yg caj sehelai baju 20sen...murah2 semua kat sana tapi mmg dididik ank2 supaya kendiri (kendali diri sendiri))
dari segi sahsiah n pakaian mmg kalah kita....baju blaus x leh pendek atas lutut, xleh pakai seluar kecuali waktu tidur malam diwajib berseluar, pakai kain wajib ada kain dalam, baju kurung yg saya buatkan semua dipulang semula oleh kak long kerana terlalu tabarruj (byk bling2 kilat2 even baju kurung johor gedobos2 sy buatkan utk raya - xpe la bagi kak ngah dia pakai haha), tudung pun sempoi gila - no brooch or pin, sy xdpt nk cerita how they use jarum peniti as baby brooch bwh leher tu, masa mula2 nmpk saya terkedu n rasa malu kerana ibu begitu bergaya tapi kak long telah terserap nilai Islam sebenar dari sudut tabarruj n sahsiah Muslimah sebenar................
frankly.....dr sudut facility u will against me
everything is very basic....no katil, no tilam, yg disediakan dlm kamar tidur cuma almari kecil setinggi kak long yg berusia 12 thn masa tu......
tempat mandi ramai2 di luar asrama
tempat mkn ramai2 di luar asrama
mereka dilatih mengemas diri, bilik tidur, sekitar asrama sendiri dan asrama rakan2.....rotation work............terdidik kesabaran yg amat tinggi
xdpt nk cerita apa perasaan saya
masa mula2 pegi dulu saya n asben hantar kak long hari sabtu, ptg ahad dh balik mesia sbb sy ada exam mandarin diuitm (i m part time student), tapi sy n asben kuatkan hati dengan niat KERANA ALLAH UNTUK ALLAH ....ANAK PINJAMAN ALLAH PADA ALLAH KAMI SERAH SEMUANYA
Forward
alhamdulillah
hasilnya
kak long fasih bercakap dan mendengar announcement Arab seharian dalam masa 3 bulan sahaja
kami dpt tahu hal ini masa kami melawat kak long masa bulan 3 thn 2008
kak long pon khatam Quran setiap 3 or 4 bln sekali khatam(SUBHANALLAH.....terkedu lagi ibu kak long ni)
tahun pertama cuti 10 hari tu pelajar xleh kuar indonesia
so kami sekeluarga (bw bibik skali) ke solo amik kak long n holidays ke Bali
skrg kak long dh selalu ckp rindu kehidupan gontor bila dia cuti 50 hari di mesia kerana hidup di mesia semua org bizi n dia selalu nasihat adik2 tentang hal Islam, kak long pon ajar mengaji n dia kata dia faham cerita n makna2 bacaan2 itu.....MASYAALLAH....saya sbg ibu xmampu berkata apa hanya menitiskan airmata kesyukuran yang amat sangat......
suria.....kalau nk hantar anak kena kuat hati
hati ank pun kena selalu dibaja dengan ikhlas n redha
hati kita suami isteri pun begitu
ikhlas redha demi ALLAH
baru lah insyaAllah semuanya smooth
SAYA ADALAH ORANGTUA YANG PALING BISA MENDIDIK ANAK
Kebanyakan orangtua merasa mampu dalam mendidik anaknya. Maka tidak sedikit orangtua (ibubapa) yang tidak rela anaknya berpisah pergi merantau mencari pendidikan yang lebih baik.
Kenyataannya kemampuan ibubapa adalah terbatas. Banyak halangan dan godaan yang terpaksa dihadapi oleh ibubapa semasa di rumah atau di luar rumah. Di dalam rumah ada acara TV, internet, game dan anggota keluarga. Di luar rumah ada kawan-kawan, jiran-jiran, panggung wayang, tempat-tempat keramaian, tempat-tempat hiburan, tempat-tempat maksiat, pergaulan yang kurang mendidik, permainan-permainan game yang ada di warnet atau lainnya dan banyak lagi. Di sini ibubapa diuji kehandalannya dalam mendidik anaknya bagaimana menghantarkan anaknya menjadi seperti apa yang diidam-idamkan. Berapa banyak ibubapa yang akhirnya gagal melihat anaknya mencapai harapan dan cita-citanya.
Dilema inilah yang akhirnya membuat banyak ibubapa tega dan sanggup berpisah dengan anaknya demi mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik.
Gontor adalah Pondok Pesantren Modern yang menjadi salah satu tempat alternatif yang baik.
Banyak muncul pertanyaan ke mana akan melanjutkan pembelajaran setelah selesai KMI Gontor ?.
Seperti diketahui kebanyakan alumni Gontor melanjutkan di Universiti-universiti di Indonesia dan juga Timur Tengah. Di Malaysia saat ini juga menjadi tempat tujuan belajar bagi para alumni Gontor sama ada mereka asal Indonesia ataupun asal Malaysia. Berikut adalah informasi dari email ust Ghufron yang berwarganegara Malaysia mengenai beberapa alumni Gontor asal Malaysia yang kini melanjutkan di Univeriti-universiti tempatan:
assalamualaikum,
untk alumni gontor yang ada d perguruan tinggi awam dan swasta di Malaysia:
di IIUM :
1) ahmad ghufram bin mhd rusdi
2) mohd khairulnizam bin md noor
3) abd hanan bin abdul salam
4) mohammad zamri
5) ahmad al-hafiz
6) dwi dan adik nya yg sy lupa nama penuh nya...
di KUIS:
mohammad syafik bin ibrahim
ipts lain
astrid
untuk pelajar gontor yg tidak ada SPM boleh masuk IPTA/IPTS yg mengiktiraf gontor (IIUM,UKM,UM) dikeranakan tiga university besar di Malaysia telah mengiktiraf pelajar gontor tanpa SPM jadi IPTA/IPTS yg lain pun menerima pelajar gontor.
klu dulu sebelum 2005 klu tak silap saya pelajar gontor M,sia yg tak ada SPM TIDAK diterima di Malaysia.
utk info SPM adalah syarat wajib bg warganegara Malaysia yg mahu berkerja under government so beberapa kawan saya yg tidak ada SPM telah mengambilnya setelah pulang dari gontor dan setelah masuk IIUM.SPM adalah sijil yg boleh di ambil pd bila2 masa.tp selalunya pd umur 17 sama seperti UN di indonesia.
ada pelajar gontor yg ada SPM sebelum ke gontor seperti sy (ahmad ghufran dan abd hanan) tidak ada masaalah utk melanjutkan ke mana-mana ipta/ipts di Malaysia tanpa masuk Matrik or foundation.
I hop this info bnyk membantu antum kalau ada sebarang soalan silakan.
sorry 4 late reply.
Saya setuju. Gontor role model pendidikan di Indonesia.
Silaturrahim IKPM Cabang Malaysia bersama Al-Ustadz Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A ,Al-Ustadz Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A, M.Phil dan Al-Ustadz Masruh Ahmad, M.A sekaligus Pelantikan Pengurus Baru IKPM Cabang Malaysia.
Kunjungan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dalam rangka Resepsi kesyukuran Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor dan Peletakan Batu Pertama Menara Masjid Gontor
" Saya juga ingin mengucapkan terima kasih karena di Indonesia ada Pondok Pesantren Gontor" [ Ir. H. Joko Widodo - Presiden Republik Indonesia ]