Sebelum pindah ke Indonesia, sebagian besar dari kami tinggal di sebuah kota kecil di daerah New Mexico, sebuah propinsi yang terletak di antara Texas dan Arizona, Amerika Serikat. Sudah lama kami tinggal bersama dan membentuk sebuah komunitas yang sesuai dengan prinsip dan ajaran Islam. Di bawah bimbingan Syekh Fattaah, kami mempelajari tasawuf dan hidup sesuai ajarannya, yakni menjadi golongan sufi.
Zikir adalah nafas hidup yang kami lakukan dalam keseharian. Bagi sufi, menyanyi adalah semata-mata zikir dan ibadah. Inilah latar belakang musik kami. Saat itu, kami bernyanyi sebatas kenikmatan untuk komunitas sendiri sekaligus menjadi bagian dari perkembangan spiritual. Sesekali kami menyanyi untuk teman-teman atau pun tamu yang datang. So, kita tidak tampil secara publik dan tidak atas undangan karena secara sosiol, komunitas Islam di sana memang sangat jarang kalau tidak bisa dibilang tak ada.
Tahun 1997, sebagian dari kami pindah ke sebuah negara di luar Amerika Serikat namun terletak di dekatnya, yakni Republik Dominika. Sama seperti Amerika, kehidupan masyarakat di sana juga sangat liberal dan sekuler. Sungguh, bukan lingkungan yang ramah bagi kami yang sangat rindu suasana Islami. Kami selalu berpikir dan bertanya-tanya dalam hati, di manakah tempat di dunia ini yang bisa memberi kami kehidupan yang nyaman dan tenteram dengan suasana Islami?
Allah memang Maha Tahu. Dia lah yang punya kehendak dan rencana. Suatu malam, Syekh Fattaah mendapat ilham. Di antara sadar dan tidak, beliau mendengar hatif (bisikan halus) yang menyebutkan nama?Indonesia?. Beliau tersentak dan segera mengutarakan pada istrinya bahwa komunitas ini harus pergi ke Indonesia untuk bisa hidup sesuai impian.
Tetapi, di mana Indonesia? Pertanyaan ini menjadi masalah karena kami sama sekali tak tahu perihal Indonesia dan tak terpikir sebelumnya. Tetapi, Allah swt telah membuka pintu-pintuNya sehingga tanpa kesulitan berarti, kami bisa menemukan home page seorang Indonesia di internet. Kami pun menjalin silaturahmi dan menyampaikan keinginan untuk datang ke Indonesia.
Tiba di Jakarta
Maret 1999, sebagian dari kita tiba di Jakarta dan diterima oleh Syekh Uqbah, kenalan kita di internet. Selama tiga bulan di Jakarta, kita tinggal di daerah Pasar Minggu. Kemudian kita diundang oleh Unive**s Muslim Indonesia (UMI), Ujung Pandang untuk mengajar mahasiswa barunya dalam hal keagamaan.
Kami berangkat ke Ujung Pandang dan ditempatkan di Bukit Barugah. Tak lama, kita dipindahkan lagi ke daerah pedesaan, Padang Lampe, di mana berdiri sebuah Pesantren milik UMI di situ. Pesantren Darul Mukhlisin itu hanya bangunannya saja karena belum ada denyut kehidupan. Kita lah yang memulainya. Kita mengajar para mahasiswa itu sambil melaksanakan kehidupan sehari-hari. Kita ajarkan Al Qur?an dan hadits serta bahasa Inggris. Setelah setiap shalat lima waktu, Syekh Fattaah membimbing kami zikir bersama para mahasiswa.
Mengamati pola perilaku mereka, Syekh Fattaah menyadari bahwa pada umumnya anak-anak muda itu tidak paham mendalam tentang Islam. Banyak yang tak bisa membaca Al Qur?an dan tak tahu tata cara shalat. Karena itu, Syekh Fattaah makin menekankan zikir. Ia mencoba menyentuh minat para pemuda terhadap keindahan Islam dengan melantunkan puji-pujian terhadap Allah melalui zikir dan nyanyian. Syair-syairnya yang sarat pelajaran tentang adab dan akhlak serta uraian tentang Islam yang sejati sesuai pesan Nabi Suci Muhammad saw, pelan namun pasti tampak mulai tertanam dalam benak para mahasiswa. Mereka menjadi begitu manis dan sangat suka zikir. Setiapkali kita melakukan zikir massal seraya bergoyang kiri kanan, saat itu, gerak badan kami bagai gelombang laut yang tenang dan menghanyutkan. Indah sekali.
1. Ketika Tangan Dan Kaki Berkata
2. Dengan Menyebut Nama Allah
3. Akhirnya
4. Karuniamu
5. Rindu Rasul
6. Keagungan Tuhan
7. Lailatul Qadar
8. Hilang
9. Tuhan
10. Raihlah Kemenangan
mmg sedap lagu2 ni, tambah2 lagu2 yg memuja tuhan, yela kalau kita x puja tuhan, nak puja sapa lagi yerk?
dan xdinafikan mmg ada satu daya tarikan dr dalaman, indah selesan nyaman membahagiakan
1. Taqwa
2. Irhamna
3. Takdir ft. Melly G
4. Teranglah Hati ft. Pandawa Lima
5. 25 Nabi
6. Semesta Bertasbih
7. Bismillah
8. Satu Rindu ft. Amanda
9. Buka Mata Buka Hati
10. Ya Rasul ft. Wafiq Azizah
Penggalan lirik di atas menjadi salah satu pintu sukses yang kini diraih Opick. Di jalur lagu-lagu religi, Opick telah mematri pijakan kiprahnya. Sebelum itu, lima kali ia mengeluarkan album rekaman, lima kali pula album itu ditolak pasar.
Lima belas tahun yang lalu, rambut panjang melebihi pinggang, serta grup band beraliran cadas menjadi ciri khas Opick. Timor Band, grup yang pernah dibentuknya bersama teman-temannya di Jember, mengeluarkan album perdana mereka berjudul Nyanyian Perjalanan. Album itu menuai protes dari banyak pihak karena liriknya menyinggung banyak orang.
Tak mau menyerah begitu saja, album berikutnya pun digarap. Namun, hingga album kelima, Dewi Fortuna belum juga berpihak pada mereka. Menurut perusahaan rekaman, liriknya sulit dimengerti orang. 揚adahal, tema yang diangkat adalah tema sosiol dan mengandung unsur kebaikan untuk masyarakat,
Siapa Bimbo hayoo? Ya jelas aja ngga ada yang kenal ini kan group jadul (jaman dulu tahun 70an mungkin)
Tapi walaupun jadul banyak lagu2 Bimbo yang bagus dan di rekam ulang sperti lagu "Tuhan" yang di nyanyikan GIGI dll.