View: 8254|Reply: 44
|
[Tempatan]
{10} 600 penduduk Selangor Solat Sunat Istisqo' ! pic
[Copy link]
|
|
27 Februari 2014 - 2 jam yg lalu
Shah Alam: Lebih 600 penduduk sekitar Selangor menghadiri Solat Sunat Istisqo' (Solat Minta Hujan) di Dataran Kemerdekaan, di sini kira-kira jam 9.30 pagi tadi.
Selain penduduk setempat, solat sunat itu turut dihadiri ratusan pelajar sekolah agama dan Maahad Tahfiz negeri ini bersama guru mereka.
Solat sunat dua raka'at itu diimamkan oleh Imam Masjid Negeri Sheikh Abdul Karim Omar manakala khutbah serta doa dibacakan penceramah bebas, Ustaz Nazmi Abd Karim.
Nazmi dalam khutbahnya, turut mengecam pemimpin yang tidak turun padang bersama-sama rakyat untuk memohon kepada Allah SWT dalam keadaan yang disifatkan sebagai balasan Tuhan ini.
Turut hadir, Imam Besar Masjid Negeri Ahmad Mustafa Mohd Sidin dan Datuk Bandar Shah Alam Datuk Mazalan Md Nor.- myMetro
p/s Amin yarabbal alamin...semoga Allah swt turunkan rahmatnya...
|
|
|
|
|
|
|
|
Ratusan pelajar sekolah agama dan Maahad Tahfiz negeri ini bersama guru mereka
|
|
|
|
|
|
|
|
5 Cara Unik Memanggil Hujan
6 August 2012 | Posted by: uniknya.com
Oleh: Afina Fatharani (kontributor uniknya.com) & Tim uniknya.com
Hujan yang perupakan peristiwa jatuhnya butiran air dari langit ke permukaan bumi, sejatinya merupakan anugerah bagi selutuh mahluk hidup. Bagi menusia, hujan yang identik dengan air merupakan sesuatu yang sangat berharga. Betapa tidak, sebagian besar dari tubuh manusia saja sudah terdiri dari molekul H2O atau yang dikenal dengan sebutan air. Bukan hanya itu, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia juga tidak bisa lepas dari ketergantungan akan air, seperti dalam menunjang aktivitas pertanian, memasak, minum atau lain sebagainya, dengan kata lain, air adalah sumber kehidupan.
Karena itu, saat terjadi musim kemarau panjang, berbagai masalah kerap muncul. Lahan pertanian menjadi kering sehingga petani kehilangan mata pencahariannya. Selain itu, banyak daerah kekurangan air bersih untuk minum. Bagi masyarakat yang masih memegang kuat tradisi, mereka biasanya menggelar ritual untuk meminta hujan. Seperti yang dilakukan masyarakat berbagai daerah dalam 5 cara unik memanggil hujan berikut ini.
1. Ritual Ojug Di Bondowoso
Sebuah tradisi unik digelar di Desa Klaban, Bondowoso, Jawa Timur pada setiap musim kemarau panjang. Untuk memohon agar diturunkan hujan, masyarakat di desa tersebut menggelar ritual atau tradisi ojug yang telah bergulir secara turun temurun. Ritual ini diawali dengan pagelaran tarian topeng kuna dan rontek singo wulung. Kedua tarian ini selalu menjadi pembuka dari tradisi ojug.
Menurut mitos, tarian topeng kuna dan rotek singo wulung menceritakan tentang seorang rakyat yang bernama Juk Seng. Dia dipercaya sebagai demang yang menjalankan tugas pemerintah. Juk Seng sendiri selalu dibantu oleh orang setia Jasiman dan murid-muridnya. Juk Seng juga memiliki seorang sahabat seekor singa yang selalu membantu dalam mengusir penjajah. Setelah dibuka dengan dua tarian ini, ritual kemudian dilanjutkan dengan meletakan aneka sesaji di mata air sambil membakar dupa yang dipimpin oleh sesepuh warga sekitar.
Puncak tradisi ojug terletak pada pertandingan adu pukul dengan sebatang rotan. Peserta atraksi ini biasanya lelaki dewasa mulai dari 17 tahun. Tak ubahnya seperti pertandingan, atraksi ini dipimpin seorang wasit. Pertandingan dimulai dengan pecutan rotan masing-masing pemain. Sebelum memulai pertandingan, kedua pemain memakai pelindung dari karung. Meski sedikit berbahaya, namun tradisi ini telah dilaksanakan secara turun temurun. Selain untuk memohon hujan, ritual ini juga dimaksudkan untuk menolak bala bagi masyarakat desa sekitar.
Ritual Ojug Di Bondowoso (sumber: blogspot.com,uniknya.com)
2. Ritual Cowongan Kabupaten Banyumas
Cowongan adalah salah satu jenis ritual atau upacara meminta hujan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Banyumas dan sekitarnya. Menurut kepercayaan masyarakat Banyumas, permintaan datangnya hujan melalui cowongan dilakukan dengan bantuan bidadari Dewi Sri yang merupakan dewa padi dan lambang kemakmuran serta kesejahteraan. Melalui doa-doa yang dilakukan penuh keyakinan Dewi Sri akan datang melalui lengkung pelangi menuju bumi untuk menurunkan datangnya hujan berarti datangnya rahmat illahi yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh mahluk hidup di bumi, termasuk manusia. Dilihat dari asal katanya, cowongan berasal dari kata “cowong” ditambahkan akhiran “an” yang dalam bahasa jawa banyumasan dapat disejajarkan dengan kata perong, cemong atau therok. Arti dari istilah tersebut adalah berlepotan dan bagian wajah. Jadi cowongan bisa diartikan sesuatu yang dengan sengaja dilakukan seseorang untuk menghias wajah. Salah satu daerah yang hingga saat ini masih melakukan ritual cowongan adalah Desa Plana, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas.
Peraga cowongan hanya dilakukan oleh kaum wanita, kaum pria tidak diijinkan melakukan ritual ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, yang datang dan merasuk dalam properti cowongan adalah bidadari sehingga kaum laki-laki tidak boleh memegang properti itu. Peraga tidak ditentukan jumlahnya. Dalam setiap kesempatan memungkinkan berbeda-beda dalam hal jumlah peraga, sesuai dengan jumlah orang yang siap mengikuti ritual cowongan. Ritual ini biasanya dilaksanakan pada musim kemarau. Dalam kalender jawa, puncak kekeringan biasanya dimulai mangsa kapat atau September sampai mangsa kalima atau Oktober. Ritual cowongan biasanya dilaksanakan pada rentang masa tersebut.
Ritual Cowongan Kabupaten Banyumas (sumber: blogspot.com,uniknya.com)
3. Tradisi Ujungan
Ritual tradisional meminta hujan ini dilakukan dengan cara adu manusia. Ujungan merupakan adu manusia dengan properti rotan seperti halnya tradisi ojug di Bondowoso. Pelaku ujungan adalah laki-laki dewasa yang memiliki kekuatan untuk menahan gempuran pukulan lawan. Sebelum beradu pukul, pemain ujungan menari-nari dengan iringan musik dan sorak sorai penonton. Ritual yang banyak dilakukan sebagian masyarakat di Purbalingga dan Banjarnegara ini, hanya digelar pada saat musim kemarau.
Biasanya, ujungan dilaksanakan pada akhir mangsa kapat atau sekitar bulan September. Dalam tradisi masyarakat setempat, ujungan dilakukan dalam hitungan ganjil, misalnya satu kali, tiga kali, lima kali atau bahkan lebih. Apabila setelah tiga kali dilaksanakan masih belum turun hujan, maka unjungan tujuh kali begitu seterusnya.
Beda antara ujungan dengan ojug di Bondowoso adalah perlindungan yang digunakan kedua pemain. Jika pada tradisi ojug pemainnya menggunakan pakaian karung dan tameng, dalam tradisi ujungan kedua pemain yang akan beradu hanya menggunakan penahan yang digulungkan pada sebelah tangannya. Bahkan, kadang kedua pemain membuka pakaian bagian atas alias bertelanjang dada.
Tradisi Ujungan (sumber: blogspot.com,uniknya.com)
4. Cambuk Badan Tiban
Tiban merupakan salah satu budaya tradisional Desa Wajak, Boyolali, Tulungagung, yang merupakan suatu permainan adu kekuatan daya tahan tubuh dengan menggunakan cambuk sebagai senjatanya. Istilah tiban muncul pada jaman pemerintahan Tumenggung Surotani II. Awalnya, kegiatan ini dilakukan untuk mencari bibit prajurit tangguh dan gagah perkasa. Sampai sekarang kesenian tiban masih dilestarikan di daerah wajak dan sekitarnya.
Hanya saja, ritual cambuk badan tiban yang masih dilaksanakan saat ini, telah bergeser dari tujuan awal. Jika semula tujuannya untuk mencari bibit prajurit, saat ini adu cambuk tiban dilaksanakan dengan maksud untuk meminta hujan. Ritual tiban digelar pada musim kemarau. Tak heran, demi hujan segala upaya dilakukan, baik oleh kalangan intelektual atau kaum supranaturalis dan masyarakat awam. Kerinduan masyarakat dengan adanya hujan, dibeli dengan darah yang kerap terjadi pada ritual tiban.
Melalui peristiwa sakral yang penuh persabungan kanuragan dan adu kesaktian itu, masyarakat setempat berusaha mendatangkan hujan. Tradisi ini tidak hanya marak di Desa Wajak, Boyolali tapi juga berkembang sampai pelosok daerah di Kabupaten Blitar, Trenggalek, Kediri dan Ponorogo. Dalam sejarah lain disebutkan, sebelum digelar tiban, acara dibuka dengan “ngendus kucing”. Dalam upacara ini, kucing disiram dengan air kembang spiritual yang telah dijampe-jampe.
Cambuk Badan Tiban (sumber: blogspot.com,uniknya.com)
5. Gedub Ende di Bali
Gedub artinya memukul dan alat yang digunakan adalah rotan dengan panjang antara 1,5 hingga 2 meter. Sedangkan alat untuk menangkisnya disebut ende yang terbuat dari kulit sapi yang dikeringkan. Setelah dikeringkan, tameng kulit sapi tersebut kemudian dianyam hingga berbentuk lingkaran. Areal gedub ende bisa dilakukan di mana saja asal medannya datar. Tidak ada ukuran pasti untuk arena duel gedub ende.
Permainan yang menjadi tradisi masyarakat Bali ini menuntut kejujuran dari sportivitas tinggi para pemainnya. Suara tetabuhan menyemarakan permainan. Duel dua pemain gebug ende diawasi seorang wasit yang disebut saye. Wasit inilah yang nantinya memberikan peringatan kepada pemain yang melayangkan pukulan ke daerah terlarang. Beberapa tahun lalu, permainan ini sempat dihentikan karena menumbulkan konflik antara dua desa. Beruntung konflik tersebut bisa diatasi hingga tidak meluas menjadi perang antar desa.
Saat pertarungan berlangsung bisa dibayangkan betapa sakitnya bekas cambukan rotan apabila terkena badan. Kendati demikian, tradisi ini dipercaya bisa mengundang turun hujan. Terlebih pertarungan tersebut bisa memercikan darah. Tidak ada waktu khusus untuk menentukan selesainya pertandingan ini. Pertandingan baru akan dihentikan jika salah satu pemainnya berada dalam posisi terdesak dan dinyatakan kalah.
Gedub Ende di Bali (sumber: blogspot.com,uniknya.com)
Demikian sejumlah tradisi unik meminta hujan yang ada di sejumlah daerah di Indonesia. Mereka meyakini jika alam memiliki kekuatan tersendiri dan bisa disesuaikan dengan ritual khusus hingga terjadi harmonisasi. Kendati demikian, mereka juga menyadari jika turunnya hujan merupakan kehendak dari sang maha kuasa. Last edited by gogo2 on 27-2-2014 11:53 AM
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
sudah diajakkah pemimpin2 tu tp x turun juga? berita x lengkap...ckp lebih2 pun buat dosa jer... |
|
|
|
|
|
|
|
tongkatwaran75 posted on 27-2-2014 11:49 AM
Ratusan pelajar sekolah agama dan Maahad Tahfiz negeri ini bersama guru mereka
Varuna Yajna, Cara India Memanggil Hujan
Varuna Yajna, Cara India Memanggil Hujan Para Pendeta Hindu India sedang melakukan ritual Varuna Yajna di Matunga, Mumbai, India. (Foto: http://www.daijiworld.com)
Kalau Anda datang ke India hari-hari ini, bersiaplah untuk bermandi keringat. Di beberapa tempat, suhu bisa mencapai 46 derajat Celcius! Di saat seperti inilah hujan sangat dibutu*kan.
Masyakarat India punya upacara khusus untuk memanggil hujan. Ritual itu disebut Varuna Yajna – Yajna berarti pengorbanan dan Varuna adalah nama Dewa Air dalam kepercayaan Hindu. Upacara ini dilakukan untuk menyenangkan hati sang Dewa. Sebab dalam mitologi Hindu ada kepercayaan, hujan tidak turun karena Dewa Air marah.
Upacara ini biasanya dipimpin seorang pendeta yang disebut 'Varunamoolamanthra Japa Yaagam'. Selain para pendeta, jika ini berupa upacara besar, tamu pun melimpah: dari pejabat pemerintah, orang partai sampai warga biasa.
Selama upacara Yajna, para pendeta Hindu melafalkan nama dewa Varuna sebanyak 50 ribu kali. Dalam upacara ini, dibuat api unggun di tengah tempat upacara untuk membakar berbagai persembahan bagi sang Dewa: minyak samin, susu, biji-bijian, dan kue.
Ritual Yajna ini bisa berlangsung mulai dari beberapa menit, sampai bertahun-tahun. Ini semua tergantung siapa yang menyelenggarakannya, bisa kuil ataupun perorangan. Upacara ini biasanya digelar di sumber-sumber air seperti bendungan atau bisa juga para pendeta yang langsung masuk dalam drum berisi air.
Upacara Hindu ini pernah ditolak selama masa pemerintahan Gubernur Gujarat, Keshubhai Patel (1998-2001) yang memilih hujan buatan untuk mengatasi masalah kekeringan. Tapi setelah Patel tak menjabat lagi, ritual kembali dilakukan karena hujan buatan dianggap sia-sia dan sangat mahal.
Tapi apakah ritual Yajna benar-benar bisa mendatangkan hujan?
Secara logika, hal ini memang memungkinkan. Sebab kayu yang dibakar terus menerus bersama mentega dan persembahan lainnya, akan melepaskan berbagai partikel ke atmosfir dan inilah yang memicu turunnya hujan.
Last edited by gogo2 on 27-2-2014 11:58 AM
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
india punya paling kelakar.. hahaha.. siap masuk periuk..
nk wat gulai apa? |
|
|
|
|
|
|
|
spesis fail subjek geografi |
|
|
|
|
|
|
|
Konsultan Hujan tak boleh cari makan.. Last edited by perang_sivil on 27-2-2014 12:25 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Nazmi dalam khutbahnya, turut mengecam pemimpin yang tidak turun padang bersama-sama rakyat untuk memohon kepada Allah SWT dalam keadaan yang disifatkan sebagai balasan Tuhan ini.
Hadith Nabi SAW...
Abdullah ibn Umar berkata, Rasulullah s.a.w. telah menghampiri kami lalu bersabda: “Wahai Muhajirin, kamu akan ditimpa 5 bencana; semoga Allah tidak mengizinkan kamu hidup untuk menyaksikannya: (1) Apabila zina berleluasa, ketahuilah bahawa ia tidak berlaku tanpa ditimpa penyakit-penyakit baru yang tidak pernah diketahui/dialami oleh manusia sebelumnya. (2) Apabila manusia menipu dalam timbangan, ia tidak berlaku tanpa ditimpa kemarau dan kebuluran keatas orang ramai serta ditindas oleh pemerintah mereka. (3) Apabila manusia tidak memberi zakat, ketahuilah bahawa hujan akan tertahan ke atas mereka. (4) Apabila manusia memutuskan perjanjian mereka dengan Allah dan RasulNya, ketahuilah bahawa Allah akan menghantar musuh kepada mereka untuk merampas kepunyaan mereka. (5) Apabila pemerintah mereka tidak memerintah mengikut Kitabullah, ketahuilah bahawa Allah SWT akan pecah-belahkan mereka dan menjadikan mereka berbalahan sesama mereka.”;-
(Riwayat Ibn Majah, Kitabal-Fitan (Hadith 4019), 2/ 1332)
Ronung-ronungkan lah yo....
|
|
|
|
|
|
|
|
gogo2 posted on 27-2-2014 11:48 AM
Panggil hujan kah?
Yang panggil hujan tu katak..manusia mintak hujan.. |
|
|
|
|
|
|
|
yellowfin posted on 27-2-2014 12:28 PM
Yang panggil hujan tu katak..manusia mintak hujan..
itu hanyalah mainan perkataan
|
|
|
|
|
|
|
|
namirulmukminin posted on 27-2-2014 12:24 PM
Hadith Nabi SAW...
Abdullah ibn Umar berkata, Rasulullah s.a.w. telah menghampiri kami lalu ber ...
oh, no wonder lah...
haritu, hujan turun kat makcik Melayu depan saya sehingga baju basah kuyup. Tapi saya plak tak kena hujan. Mungkin saya kapir dan tak bayar zakat. Terima kasih di atas pencerahan saudara .
|
|
|
|
|
|
|
|
gogo2 posted on 27-2-2014 12:38 PM
oh, no wonder lah...
haritu, hujan turun kat makcik Melayu depan saya sehingga baju basah kuyu ...
Bodoh la ko ni... Zakat wajib ke atas umat islam je.... Ko tak wajib zakat lol... Ko beriman kepada Allah ke? Ko akui yang Allah itu tuhan yang satu dan tiada tuhan selainNya??..
|
|
|
|
|
|
|
|
Salaam.
Sayangnya.
Thread dah elok, forumer lak spam entah hape2. |
|
|
|
|
|
|
|
Org suruh buat empangan cepat2 taknak... |
|
|
|
|
|
|
|
BelovedTaeyeon posted on 27-2-2014 01:02 PM
Salaam.
Sayangnya.
bukan spam. Kalau semua agama panggil hujan, nescaya akan lebih powar!!!!!!!!!!!!
|
|
|
|
|
|
|
|
gogo2 posted on 27-2-2014 01:01 PM
lol.. kat dah ada org kata ko fail geografi.. tak muhasabah lagi ke?
Fail Geografi??.... Dia kata kat aku ke kat ko??
|
|
|
|
|
|
|
| |
|