Edited by pengecatbintang at 28-10-2023 06:56 PM
Kisah Pendeta Buhaira (Nasrani) ketika Melihat TandaKenabian Nabi Muhammad SAW
Ketika Nabi Muhammad SAW masih belia dan belum diangkatsebagai utusan Allah SWT, beliau pernah bertemu dengan seorang pendeta yangmelihat tanda kenabian pada dirinya.
Ibnu Ishaq dalam As-Sirah an-Nabawiyyah yang diterjemahkanAli Nurdin, menceritakan sebuah riwayat mengenai pendeta (rahib) asal Bushra,Syam bernama Buhaira yang mengetahui kenabian Nabi Muhammad SAW saat berjumpa dengannya
Kisah bermula ketika Abu Thalib, paman Nabi SAW, hendakberangkat ke Syam bersama kafilah dagang. Saat persiapan keberangkatan, Nabi MuhammadSAW yang berusia belia ingin ikut. Umur beliau sekitar sembilan, atau sepuluh,atau dua belas, berdasarkan riwayat yang berbeda.
Tibalah rombongan dagang di Bushra, wilayah Syam. Di sanadikenal seorang pendeta yang senang menyendiri dan tak pernah keluar dari biaranya sejak menjadi diangkat rahib. Ia menjadi rujukan ilmu bagi pemelukajaran Nasrani, dan mereka mempelajari ilmu agama darinya. Namanya Buhaira.
Banyak dari kalangan dagang Quraisy yang kerap mampir ditempat itu. Tetapi pendeta Buhaira tak pernah bicara dengan mereka, bahkanmenampakkan diri sekali pun, kepada mereka.
Pada tahun itu, saat kafilah dagang Abu Thalib menepi didekat biara, Buhaira telah menyiapkan banyak hidangan. Diduga karena sesuatuyang ia lihat dari dalam biara. Di mana ada yang meyakini bahwa saat Nabi MuhammadSAW berjalan di antara rombongan, ia melihat ada awan yang menaungi kawananitu.
Mereka pun singgah dan bernaung di bawah pohon terletakdekat biara. Buhaira sekali lagi menyaksikan awan menaungi pohon tersebut, dandahan-dahannya merunduk di atas Nabi Muhammad SAW sehingga beliau bisaberteduh.
Kemudian Buhaira turun dari biaranya, dan mengutus seseoranguntuk menemui kelompok dagang itu seraya berpesan, "Saudara-saudaraQuraisy, aku sudah menyiapkan makanan untuk kalian. Aku ingin kalian semuahadir tanpa kecuali; anak kecil, orang dewasa, hamba sahaya, ataupun orangmerdeka."
Seorang dari rombongan terheran dan bertanya, "DemiAllah, wahai Buhaira, hari ini engkau benar-benar berbeda. Apa yang kau lakukanpada kami? Kami sudah sering melewati tempatmu, tetapi hari ini mengapa sikapmuberbeda?"
Buhaira menjawab, "Engkau benar. Apa yang kau katakanmemang sesuai dengan kenyataan. Namun, kalian semua adalah tamuku. Aku inginmenghormati kalian dan membuat makanan untuk kalian. Karena itu, kuharap kaliansemua memakannya."
Akhirnya seluruh kafilah dagang berkumpul di biara. Dan hanyaNabi Muhammad SAW yang tidak ikut lantaran usianya masih anak-anak. Beliaumemilih untuk menunggu dan menjaga di dekat tunggangan mereka di bawah pohonitu.
Ketika Buhaira mengamati mereka, ia tidak menemukan sifat-sifat yang dilihatnya tadi dalam rombongan. Maka ia mengatakan,"Saudara-saudara Quraisy, tak boleh ada seorang pun yang tertinggal darimenyantap makanan yang kupersiapkan."
Mereka berujar, "Wahai Buhaira, tidak seorang puntertinggal untuk mendatangimu, kecuali seorang anak yang paling muda usianya.Ia tetap berada di kendaraan."
Buhaira berkata, "Jangan lakukan hal itu, ajaklah anakitu. Ia harus ikut bersama kalian menyantap makanan ini."
Orang itu pun keluar untuk memanggil Nabi Muhammad SAW, dandiajaklah beliau agar bergabung bersama rombongan.
Lantas Buhaira memperhatikan Nabi Muhammad SAW secaradiam-diam. Ia mengamati seluruh tubuhnya anak belia tersebut, hingga iamendapati tanda kenabian pada diri Muhammad SAW kecil.
Setelah menyantap makanan, rombongan dagang itu berpencar.Kemudian Buhaira mendekati Nabi Muhammad SAW.
Buhaira berkata, "Demi Allah, hendaknya engkau menjawab pertanyaan-pertanyaanku." Nabi Muhammad SAW menjawab, "Silakan bertanya."
Pendeta itu pun menanyakan segala hal yang ingindiketahuinya. Nabi Muhammad SAW menjawab semua pertanyaannya, dan ternyatajawaban yang diberikannya sesuai dengan sifat-sifat kenabian.
Akhirnya Buhaira memeriksa belakang badan Muhammad SAW. Ia menyaksikan ada tandakenabian antara kedua bahunya seperti bekas bekam, persis di tempat yangdiketahuinya.
Setelah mencermati Muhammad SAW selesai, Buhaira bertanya kepada Abu Thalib. Ia bertanya, "Anak siapa ini?"
Abu Thalib menjawab, "Dia anakku."
Buhaira menentang, "Ia bukan anakmu. Tidak mungkin anak ini punya seorang ayah yang masih hidup."
Abu Thalib membenarkan,"Memang, ia anak saudaraku."
Buhaira bertanya kembali, "Apa yang dilakukan ayahnya?"
Abu Thalib mengatakan, "Ia sudah meninggal saat ibunya mengandung anak ini." Rahib itu berujar, "Engkau benar. Sebaiknya engkau segera membawa keponakanmu ini kembali ke negerimu. Dan berhati-hatilah terhadap orang Yahudi."
"Demi Allah, kalau sampai mereka melihat anak ini dan mengetahui apa yang kuketahui, mereka akan melakukan sesuatu yang buruk terhadapnya. Sungguh, keponakanmu ini akan memiliki kedudukan yang agung.
Sekarang, pulanglah cepat-cepat ke negerimu." ungkap Buhaira.
Selesainya urusan dagang di Syam, Abu Thalib langsung membawa Muhammad SAW pulang ke Makkah.
Dikatakan ada tiga orang Ahli Kitab; Zurair, Tammam, danDaris menyaksikan Muhammad SAW sebagaimana yang dilihat oleh Buhaira ketikaperjalanannya bersama Abu Thalib. Dan mereka pun menginginkan Muhammad SAW,tetapi Buhaira mencegahnya sembari mengingatkan mereka akan Allah SWT. Kemudianmereka membiarkannya.
--
Buhaira adalah Pendeta Nasrani - so, beliau refer Injil utk tau ciri2 Nabi akhir
|