CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

1234Next
Return to list New
View: 7072|Reply: 69

MUSISI INDONESIA Vs MUSISI MALAYSIA

[Copy link]
Post time 21-9-2007 12:01 AM | Show all posts |Read mode
Musisi Indonesia [versus] Musisi Malaysia: Kenapa Harus Ada Sinisme?
"Kami Belajar Dari Musisi Indonesia Juga"


ADAAPA Indonesia dan Malaysia? Dua negara yang sering disebut-sebutserumpun ini [maklum, dari banyak dialek, budaya sampai modelmanusianya], makin hari justru makin menemukan tempat untuk saling"menghantam' di berbagai bidang. Entah apa persoalannya, tapingomong-ngomong soal nasionalisme ini, merembet ke semua bagiantermasuk musik.

Awal tahun 80-an, sebenarnya Malaysiasempat"menjajah" Indonesia lewat artis-artisnya. Ketika itu nama-namaseperti Amy Search, Saleem Iklim, Exist, Wings, Ella, Sheila Madjid,benar-benar merajai ranah musik Indonesia. Terganggu? Jelas, tapi tohtidak membuat musisi Indonesia "kebakaran jenggot" dan memblokir semualagu Malaysia.

Belajar dari pengalaman itu, kemudian bermunculanmusisi Indonesia yang "meningkatkan" kualitas dan skil bermusiknya.Hasilnya, masuk 90-an hingga kini, musisi Indonesia benar-benar menjadi"raja" di negeri sendiri. Tak cuma itu, Malaysia, Brunei, dan Singapurapun kemudian mencari incaran musisi Indonesia. Selain karenalagu-lagunya berbahasa yang nyaris sama, secara musikalitas "gerakvokal melayu' lebih kena di telinga penikmat musik di negara-negaraitu.

Serangan balik awalnya memang tak dianggap sebagaiancaman. Tapi ketika makin banyak band Indonesia sukses dinegara-negara tersebut, hingga band-band lokal agak "terpinggirkan"kemudian pentolan-pentolannya "berteriak" keras.

Yang palingnyaring tentu saja Malaysia. Pentolan musik Malaysia seperti Amy Searchdan Hattan mempersoalkan banyaknya grup musik Indonesia melakukankonser dan menjual albumnya ke Malaysia. Keduanya menilai bahwa kalaudibiarkan terus maka musik dan budaya Indonesia akan menjajah Malaysia.

Pernyataanitu memang "mengagetkan" lantaran Amy-lah yang dulu "menjajah" musikIndonesia. Tapi kini meman berbalik. Dalam banyak konser artis atauband Indonesia, grup band dan penyanyi Malaysia hanya menjadi artispembuka.

Kemudian ketika Ungu melauncing albumnya di Malaysia,vokalis grup musik Sofas dari Malaysia sempat mengatakan ada "perang"antara grup musik Indonesia dan Malaysia. Jawaban itu sempat membuatPasha agak kaget dan tidak enak.

Serbuan musisi Indonesia sudahtentu membuat penyanyi Malaysia cemburu. Nama-nama seperti Ungu, Radja,Letto, Rossa, Krisdayanti, Sheila on 7, Titi DJ atau SamsonS misalnya,lebih dikenal dan hitsnya meledak melebihi artis Malaysia sendiri.

Laku Keras di Malaysia


Entahkarena makin tergesernya penyanyi Malaysa itu sendiri atau karena sebablain, akhirnya memuncak ketika Persatuan Penyanyi dan Pencipta LaguMalaysia (Papita) memprotes seringnya radio swasta di negeri itumemutar lagu Indonesia. Mereka lewat Presiden Papita, M Daud Wahid,seperti dikutip situs Berita Harian, Selasa [18/9/2007], mengatakan,sudah menunjuk pengacara untuk membuat surat gugatan atas suratbantahan para pengusaha radio swasta.

Dalam suratnya, Papitaakan menyatakan kekecewaan terhadap radio swasta yang lebih seringmemutar lagu Indonesia dibandingkan lagu Malaysia.

"Apabilamemorandum itu siap, Papita akan menyerahkannya kepada KementerianTenaga, Air, dan Komunikasi dan ahli Parlemen supaya isu penyiaran lagudari Indonesia yang mendapat keutamaan oleh radio swasta diberikanperhatian dengan sewajarnya," kata M Daud Wahid sebagai dikutip harianitu.

Daud mengatakan, untuk saat ini, Papita tidak akan membuat rundingan atau perbincangan dengan organisasi musik Indonesia.

Yangmengejutkan, pernyataan Daud yang mengatakan istilah Malaysia danIndonesia punya hubungan budaya serumpun hanyalah retorik saja. "Halitu itu hanya satu konsep yang menarik di atas kertas tetapi secarapraktiknya negara Malaysia yang lebih banyak mengalah dengan karyawanseni dari negara seberang," katanya.

Persoalan ini menjadimenarik, karena melibatkan industri musik dua negara. Memang harusdiakui, ketika penyanyi Malaysia mencoba "menyelip" di ranah musikIndonesia, nyaris tidak banyak yang terdengar. Hanya Siti Nurhalizasaja yang sekarang masih punya banyak hits. Selebihnya, nyaris takterdengar.

Respon Bagus di Malaysia


Mengapabegitu? Kalau dihubungkan dengan nasionalisme, tentu Indonesia bakal"menepuk dada" lantaran artisnya laku keras di Malaysia. Tapi kita jugaharus melihat dari banyak sisi. Dari kapabilitas, banyak musisiMalaysia sendiri yang mengakui, Indonesia secara progressperkembangannya lebih cepat dibanding musisi Malaysia sendiri. "Sayahormat dengan musisi Indonesia," kata Dayang Nurfaizah ketika sempatngobrol dengan RILEKS.com beberapa waktu lalu.

Adaaksi, pasti ada reaksi. Seorang pedangdut bernama Camelia Malik malahsempat mengatakan, "Semua kegiatan yang terkait dengan Malaysia haruskita hentikan, termasuk konser Siti Nurhaliza. Itu bentuk nyata proteskita atas Malaysia yang menolak minta maaf," tegasnya ketika berdemosoal wasit karate yang digebuki polisi Malaysia.

Bagaimanabaiknya? Penulis tidak akan ngompori supaya musisi Indonesiaikut-ikutan boikot musisi dan artis Malayia. Di era informasi sepertisekarang, batasan-batasan seperti itu rasanya menjadi percuma juga.Yang bijak adalah saling belajar. Ketika musisi Malaysia masuk, musisiIndonesi belajar bagaimana caranya membuat lagu dan aransemen yang enakdidengar tanpa meninggalkan kualitas. Memang tidak sebentar, tapi tohbisa mengejar. Seharusnya musisi Malaysia juga berpikir untuk belajaryang sama. Bukan malah mengobarkan "perang" seperti yang dikatakanmusisi disana.

Perang dalam segala bentuknya gampang, tapiefeknya "nggak enaknya" panjang. Lebih baik saling belajar bukan? Tidaksederhana ngomongnya memang, tapi kalau tidak dicoba, kita tidak pernahtahu hasilnya. Hari gini "peraaaang".......[joko/foto: istimewa]
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 21-9-2007 01:06 PM | Show all posts
say NO to indonesia songs !!!!!
Reply

Use magic Report

Post time 21-9-2007 05:18 PM | Show all posts
Musisi tu ape? Mu di sisi ke?
Reply

Use magic Report

Post time 21-9-2007 06:13 PM | Show all posts
Originally posted by bluemenx at 21-9-2007 01:06 PM
say NO to indonesia songs !!!!!


musikkan soal selera, kalo kamu ngga suka musik indonesia sangat wajar.........

tapi kalo pemuzik malaysia protes karena lagu indonesia banyak di reques sama pendengar itu sangat tidak wajar, sebenarnya kalian masih bisa berasalan bahwa yang banyak meminta lagu indo diputar adalah para pendatang dari indonesia, dan itu sama skali ngga melanggar hukum juga kan.....

hukum pasar berlaku bung..................
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 21-9-2007 07:08 PM | Show all posts

Reply #3 Rhyno's post

Musisi = Pemuzik ....
Reply

Use magic Report

Post time 21-9-2007 09:16 PM | Show all posts
memang la lagu indon popular kt msia mat2 dan minah2 indon berterabur berlambak kat malaysia ni
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 21-9-2007 11:39 PM | Show all posts

Reply #4 julius@dunk's post

THE STUPID IS KCI , lo tau gak KCI ? ga pernah bayar royalty lagu untuk artis malaysia
ga seperti MACP... membayar artis2 indonesia, thats the problem is....alot of money
goes to INDON ! lo sendiri bilang, artis2 malaysia, pernah menjajah indonesia..
makanya media lo sendiri mau dihentikan trus penjajahan artis2 malaysia....ini pernah didiskusi di KCI, saya sendiri ada...lo tau ga KCI ?...

then STOP PLAYING INDON SONGS .....
Reply

Use magic Report

Post time 21-9-2007 11:49 PM | Show all posts
biaser la di malaysia nie ramai yg PHD, sore loser dan sebagainya... kalau muzik malaysia menjajah industri muzik di indonesia, brunei dan singapura, mereka bangga tak ingat dunia. 'blow their own trumpet'

kalau artiste2 singapura cuba masuk pasaran malaysia dorang kata 'aper kelas?' dgn sombongnya,

bila artiste indonesia mencapai sukses di malaysia ramai yg mengambil tindakkan dgn memboikot musik dari indonesia.

macam maner nak maju??? coming to malaysia's golden jubilee tapi rakyatnya masih ditakuk lama. sungguh memalukan!

tapi kalau musik barat menjajah telinga mereka, dgn aksi mereka yg agak lucah, pakaian artis wanita yg menjolok mata. mereka tunduk dan akur... mungkin sedap mata memandang kot???

although i prefer malaysian musik tetapi mmg meluat, menyampah dgn sikap segolongan besar peminat dan penggiat seni di malaysia. pemikiran sempit, dan very outdated. malaysian musik industri tak akan maju dlm masa yg terdekat ini. its a shame!
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 21-9-2007 11:52 PM | Show all posts
XKISAH KALAU LAGU2 INDONESIA POPULAR DAN MEMBANJIRI MALAYSIA.. TETAPI YANG AKU RASA CEMAS BILA RAMAI SANGAT RAKYAT INDONESIA YANG DATANG KE MALAYSIA TANPA IZIN. PASTU MACAM2 BENDA XELOK MEREKA BUAT DISINI..
Reply

Use magic Report

Post time 22-9-2007 12:19 AM | Show all posts

Reply #9 pinguin's post

agree.... indonesia ni kerek skit... dah lah negara kita dia nak conquer (dgn berlambaknya PTI), thread cari pun diorang nak conquer.. (example jf_pratama yg selalu bukak thread promote indon yg ntahapehape.. naik meluat plak aku...)
Reply

Use magic Report

Post time 22-9-2007 12:29 AM | Show all posts
Originally posted by jf_pratama at 21-9-2007 12:01 AM
Musisi Indonesia [versus] Musisi Malaysia: Kenapa Harus Ada Sinisme?"Kami Belajar Dari Musisi Indonesia Juga"

ADAAPA Indonesia dan Malaysia? ...


kalo saya punya pandangan... MUSIK itu UNIVERSAL bukan punya sapa
Reply

Use magic Report

Post time 22-9-2007 12:30 AM | Show all posts

Reply #8 ah_miao's post

AGREED with ya... miao ...   jauhi HIPOKARSI kalau ingin LEBIH MAJU
Reply

Use magic Report

Post time 22-9-2007 12:31 AM | Show all posts

Reply #8 ah_miao's post

AGREED with ya... miao ...   jauhi HIPOKRaSI kalau ingin LEBIH MAJU
Reply

Use magic Report

Post time 22-9-2007 12:41 AM | Show all posts
aku tetap sokong musik indonesia..sorry..sebab bagus..
Reply

Use magic Report

Post time 22-9-2007 12:47 AM | Show all posts
aku tadi tengok fenomena seni.. aku memang setuju sangat ngan roslan aziz.. music indonesia ni memang bagus.. dan sebab lambaknye musisi indonesia kat malaysia ni sebab!!! SYARIKAT RAKAMAN MALAYSIA TAMAK.. contoh nye src.. kalau boleh semua artis indon dorang nak bawak ke malaysia.. dorang tau music indon mudah di terime...

kite pye artis bukan nye susah nak g sane cume tak de syarikat rakaman dari indonesia yang berani nak amik musisi  malaysia unless ko tu siti nurhaliza!!! siti tu pun kalau tak src tak berani amik risiko dedulu.. tak de nye nak masuk sane dengan bagus...

tengok macam farawahida.. tu pun syarikat indie yang amik die.. macam mane die tu nak terkenal kat mainstream akt indon kalau syarikat indie yang amik die.. die kene tanye ngan roslan tadi .. berape tempoh career die kat sane pada mase akan datang.. die pun tak tau nak jawab ape!sebab die sendiri pun tak yakin dengan diri die sendiri!
Reply

Use magic Report

Post time 22-9-2007 01:25 AM | Show all posts
banyak kat sini yg meluat ngan lagu indonesia bukan sbb lagu dia tak best...
hipokrit jer lebih sebab 'made in indo'
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 22-9-2007 06:41 AM | Show all posts
terus terang  mee x berapa faham sgt artikel nie.leh translate dalam bahasa malaysia??




visit my thread
LAgu lagu dari seluruh dunia for download
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-9-2007 06:35 PM | Show all posts
Kami tunggu kedatangan artis Malaysia di Jakarta ...Tapi tolong jangan ajak artis yang kerjanya hanya menuntut pihak lain, tapi dia sendiri tidak berkarya ....

--------
Eksport artis ke Indonesia
Oleh Nor Akmar Samudin
[email protected]

STESEN radio Suria FM cuba membantu artistempatan melebarkan sayap mereka ke Indonesia dengan menjalinkanusahasama dengan sebuah syarikat korporat untuk memperkenalkan bakatmereka di kalangan masyarakat di sana.
Suria FM bawa tiga artis Malaysia dengan kerjasama sebuah syarikat korporat seberang

STESENradio Suria FM cuba membantu artis tempatan melebarkan sayap mereka keIndonesia dengan menjalinkan usahasama dengan sebuah syarikat korporatuntuk memperkenalkan bakat mereka di kalangan masyarakat di sana.

KetuaPegawai Operasi Suria FM, Engku Imran Engku Zainal Abidin, berkatapihaknya tidak pernah mengetepikan bakat artis tempatan, malah cukupambil berat keluhan 慳rtis kita kerana kebanjiran artis seberang dinegara ini
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-9-2007 06:51 PM | Show all posts
Hahahaha... rengekan Amy dan Papita ditertawakan  sama musisi Indonesia ....

Makanya lihat diri sendiri sebelum anda merepek-repek ...


Ingat musisi Indonesia tidak pernah protes atau merepek-repek  ketika musisiMalaysia dielu-elukan di Indonesia, seperti Siti Nurhaliza danlain-lainnya. Termasuk ketika musik Malaysia meledak di Indonesia saatAmy Search dan Sheila Madjid datang ke Indonesia ...
Musisi Malaysia Seharusnya Introspeksi
Antara/Str-Seno S


MusisiMalaysia seharusnya introspeksi diri mengapa lagu-lagu mereka tak dapatmenjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Tak seharusnya mereka menudingmusisi Indonesia sebagai penyebab keterpurukan lagu-lagu mereka disana.


Hal itu dikatakan Ketua Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), Enteng Tanamal kepada SP,Kamis (20/9), menanggapi protes yang dilancarkan Persatuan Penyanyi danPencipta Lagu Malaysia (Papita), kepada radio swasta di Malaysia yangdinilai terlalu menomorsatukan lagu- lagu Indonesia.


Musisi Malaysia meradang. Karya mereka tak mampu bersaing dengan laguIndonesia di negerinya sendiri dan bersanding di negara Indonesia.Buntutnya mereka pun mendesak agar pemerintah Malaysia, promotor musikdan stasiun radio, serta televisi di Malaysia membatasi penampilanpenyanyi Indonesia di Malaysia.


"Musisi Malaysia seharusnya introspeksi diri kenapa mereka merasadisaingi. Saya rasa masalah ini ada keterkaitan politik bukanberdasarkan kenyataan. Karena nyatanya masyarakat di sana menyenangikarya musik Indonesia, tapi secara politik mereka mau memboikotIndonesia," kata Enteng.


Menurut Enteng, "menjamurnya" musik Indonesia di Malaysia, karena musikIndonesia mampu memenuhi selera pasar masyarakat Malaysia. Seharusnyakondisi tersebut menyadarkan musisi Malaysia untuk lebih terpacumengembangkan karya-karya mereka sehingga sesuai dengan kebutu*an pasar.


"Apa yang dilakukan stasiun radio di sana tidak salah, mereka kanpengusaha tentu saja harus berusaha memenuhi selera pasar agarbisnisnya tetap berlangsung. Kenyataannya memang lagu Indonesia yanglebih disukai oleh masyarakatnya, jadi mau tidak mau ya yang merekaputar lagu-lagu Indonesia," urainya.


Enteng mengatakan, "meledaknya" lagu Indonesia di Malaysia terjadilantaran masyarakat Malaysia membutu*kan kehadiran lagu-lagu Indonesia.Karena alasan yang sama pula mengapa musik-musik barat (asing-red) kinimendominasi selera musik sebagian besar remaja Indonesia.



Kejayaan Malaysia

Di era 80- 90an, di Indonesia juga pernah terjadi "booming"lagu-lagu Malaysia dari artis-artis Malaysia seperti Amy Search, SheilaMadjid dan Siti Nurhaliza. Namun kondisi tersebut, kata Enteng, takpernah merisaukan musisi Indonesia.


Bahkan, lanjutnya, musisi Indonesia justru berkolaborasi dengan musisiMalaysia. Mereka "melahirkan" karya-karya yang mampu diterimamasyarakat kedua negara. Seperti duet Amy Search dengan Inka Christiedan Sheila Madjid dengan Oddie Agam, yang pada akhirnya melahirkanhit-hit sepanjang massa seperti Cinta KitaAntara Anyer dan Jakarta (lagu karya Oddie Agam itu dipopulerkan oleh Sheila Madjid-red). (Amy Search dan Inka Christie), serta

"Jadi kenapa sekarang giliran lagu Indonesia meledak di sana merekajadi merasa tersaingi. Dulu saja ketika kondisinya terbalik diIndonesia, musisi Indonesia tidak pernah protes," katanya.


Saat ini jika lagu-lagu Malaysia tak lagi mampu populer di Indonesia,jelas Enteng, lantaran musik mereka tak mampu memenuhi seleramasyarakat Indonesia. Jadi bukan karena ada permainan bisnis atau punboikot yang dilakukan oleh organisasi dan industri musik di Indonesia.


"Lagu Malaysia kini tak lagi sepopuler dulu karena kualitas merekarendah, sehingga masyarakat Indonesia tidak berminat. Mungkin secaraekonomi mereka hebat dan dari berbagai hal mereka lebih hebat dariIndonesia. Tapi untuk musik mereka harus akui bahwa musik Indonesialebih hebat dari Malaysia," ungkapnya.


Enteng menilai, desakan boikot yang dilancarkan Pappi terhadap musikIndonesia di Malaysia, tak kan berhasil. Pasalnya organisasi tak kanbisa membendung keinginan pasar, seperti halnya pemerintah Indonesiatak kan dapat melarang masuknya musik barat ke Indonesia.


"Alasannya apa mereka mau larang masyarakatnya dengerinlagu Indonesia? Larangan itu baru bisa dilakukan apabila karya seni itumelanggar etika, tapi kalau tidak, bagaimana mereka mau bendung seleramasyarakat?" ujarnya.


Enteng juga mengatakan, tuntutan Papita agar kedatangan musisiIndonesia ke Malaysia dibatasi terlalu berlebihan. Seharusnya yang kinidilakukan para musisi Malaysia adalah memperbaiki kualitas dan citrabermusik mereka, sehingga bisa diterima di negaranya sendiri.


"Terlalu berlebihan tuntutan Papita, sudah kalah pamor terus mau pakaiaturan sendiri. Berusaha dong untuk bisa menjadi lebih baik," tandasnya.


Enteng juga menyesalkan sikap Papita yang menilai hubungan budayaserumpun antara Indonesia dan Malaysia hanya retorik. Hubungan ituhanya konsep yang menarik di atas kertas tapi secara praktiknya negaraMalaysia lebih banyak mengalah dengan musisi Indonesia.



Belum Ada MoU

Sementara itu ketika dihubungi SP, Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi,Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (Pappri), DharmaOratmangun, akan membicarakan masalah ini pada pemerintah Indonesia.Lewat hubungan diplomatik yang dimiliki Indonesia dan Malaysia, Pappriberharap masalah ini dapat diselesaikan dengan baik.


Meski Papita lewat koran terbitan Malaysia, Berita Harian, seperti dikutip kantor berita Antaramenyatakan, tidak kan berunding atau membicarakan masalah ini denganorganisasi musik Indonesia, Dharma tetap berencana akan mengajak Papitaduduk bersama membicarakan masalah ini.


"Nanti kalau sudah diajak bicara dengan Pappri, Papita akan tenang dankita bisa mencari penyelesaian masalah ini dengan baik. Saya rasa halitu perlu dikomunikasikan karena seperti apa yang kita lihat sendiri,musisi Indonesia tidak pernah protes ke industri kita ketika musisiMalaysia dielu-elukan di Indonesia, seperti Siti Nurhaliza danlain-lainnya. Termasuk ketika musik Malaysia meledak di Indonesia saatAmy Search dan Sheila Madjid datang ke Indonesia," katanya.


Dharma juga membantah pernyataan Papita yang dimuat di koran tersebut,bahwa sebelumnya pernah dibuat MoU antara Papita dengan organisasi ataupersatuan musik Indonesia, agar musisi dan industri musik Indonesiamendukung penyanyi Malaysia mencari peluang di Indonesia, tapi nyatanyaorganisasi musik Indonesia tidak berbuat apa-apa.


"Setahun lalu Papita memang pernah berkunjung ke Pappri dan berdialogbersama dengan kami. Namun apakah saat itu kita bikin MoU rasanya sihtidak, saya lupa tentang MoU-nya, nanti saya cek kembali," imbuhnya.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-9-2007 06:52 PM | Show all posts
Hahahaha... rengekan Amy dan Papita ditertawakan  sama musisi Indonesia ....

Makanya lihat diri sendiri sebelum anda merepek-repek ...

Ingat musisi Indonesia tidak pernah protes atau merepek-repek  ketika musisiMalaysia dielu-elukan di Indonesia, seperti Siti Nurhaliza danlain-lainnya. Termasuk ketika musik Malaysia meledak di Indonesia saatAmy Search dan Sheila Madjid datang ke Indonesia ...
Musisi Malaysia Seharusnya Introspeksi
Antara/Str-Seno S

MusisiMalaysia seharusnya introspeksi diri mengapa lagu-lagu mereka tak dapatmenjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Tak seharusnya mereka menudingmusisi Indonesia sebagai penyebab keterpurukan lagu-lagu mereka disana.

Hal itu dikatakan Ketua Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), Enteng Tanamal kepada SP,Kamis (20/9), menanggapi protes yang dilancarkan Persatuan Penyanyi danPencipta Lagu Malaysia (Papita), kepada radio swasta di Malaysia yangdinilai terlalu menomorsatukan lagu- lagu Indonesia.

Musisi Malaysia meradang. Karya mereka tak mampu bersaing dengan laguIndonesia di negerinya sendiri dan bersanding di negara Indonesia.Buntutnya mereka pun mendesak agar pemerintah Malaysia, promotor musikdan stasiun radio, serta televisi di Malaysia membatasi penampilanpenyanyi Indonesia di Malaysia.

"Musisi Malaysia seharusnya introspeksi diri kenapa mereka merasadisaingi. Saya rasa masalah ini ada keterkaitan politik bukanberdasarkan kenyataan. Karena nyatanya masyarakat di sana menyenangikarya musik Indonesia, tapi secara politik mereka mau memboikotIndonesia," kata Enteng.

Menurut Enteng, "menjamurnya" musik Indonesia di Malaysia, karena musikIndonesia mampu memenuhi selera pasar masyarakat Malaysia. Seharusnyakondisi tersebut menyadarkan musisi Malaysia untuk lebih terpacumengembangkan karya-karya mereka sehingga sesuai dengan kebutu*an pasar.

"Apa yang dilakukan stasiun radio di sana tidak salah, mereka kanpengusaha tentu saja harus berusaha memenuhi selera pasar agarbisnisnya tetap berlangsung. Kenyataannya memang lagu Indonesia yanglebih disukai oleh masyarakatnya, jadi mau tidak mau ya yang merekaputar lagu-lagu Indonesia," urainya.

Enteng mengatakan, "meledaknya" lagu Indonesia di Malaysia terjadilantaran masyarakat Malaysia membutu*kan kehadiran lagu-lagu Indonesia.Karena alasan yang sama pula mengapa musik-musik barat (asing-red) kinimendominasi selera musik sebagian besar remaja Indonesia.

Kejayaan Malaysia

Di era 80- 90an, di Indonesia juga pernah terjadi "booming"lagu-lagu Malaysia dari artis-artis Malaysia seperti Amy Search, SheilaMadjid dan Siti Nurhaliza. Namun kondisi tersebut, kata Enteng, takpernah merisaukan musisi Indonesia.

Bahkan, lanjutnya, musisi Indonesia justru berkolaborasi dengan musisiMalaysia. Mereka "melahirkan" karya-karya yang mampu diterimamasyarakat kedua negara. Seperti duet Amy Search dengan Inka Christiedan Sheila Madjid dengan Oddie Agam, yang pada akhirnya melahirkanhit-hit sepanjang massa seperti Cinta KitaAntara Anyer dan Jakarta (lagu karya Oddie Agam itu dipopulerkan oleh Sheila Madjid-red). (Amy Search dan Inka Christie), serta

"Jadi kenapa sekarang giliran lagu Indonesia meledak di sana merekajadi merasa tersaingi. Dulu saja ketika kondisinya terbalik diIndonesia, musisi Indonesia tidak pernah protes," katanya.

Saat ini jika lagu-lagu Malaysia tak lagi mampu populer di Indonesia,jelas Enteng, lantaran musik mereka tak mampu memenuhi seleramasyarakat Indonesia. Jadi bukan karena ada permainan bisnis atau punboikot yang dilakukan oleh organisasi dan industri musik di Indonesia.

"Lagu Malaysia kini tak lagi sepopuler dulu karena kualitas merekarendah, sehingga masyarakat Indonesia tidak berminat. Mungkin secaraekonomi mereka hebat dan dari berbagai hal mereka lebih hebat dariIndonesia. Tapi untuk musik mereka harus akui bahwa musik Indonesialebih hebat dari Malaysia," ungkapnya.

Enteng menilai, desakan boikot yang dilancarkan Pappi terhadap musikIndonesia di Malaysia, tak kan berhasil. Pasalnya organisasi tak kanbisa membendung keinginan pasar, seperti halnya pemerintah Indonesiatak kan dapat melarang masuknya musik barat ke Indonesia.

"Alasannya apa mereka mau larang masyarakatnya dengerinlagu Indonesia? Larangan itu baru bisa dilakukan apabila karya seni itumelanggar etika, tapi kalau tidak, bagaimana mereka mau bendung seleramasyarakat?" ujarnya.

Enteng juga mengatakan, tuntutan Papita agar kedatangan musisiIndonesia ke Malaysia dibatasi terlalu berlebihan. Seharusnya yang kinidilakukan para musisi Malaysia adalah memperbaiki kualitas dan citrabermusik mereka, sehingga bisa diterima di negaranya sendiri.

"Terlalu berlebihan tuntutan Papita, sudah kalah pamor terus mau pakaiaturan sendiri. Berusaha dong untuk bisa menjadi lebih baik," tandasnya.

Enteng juga menyesalkan sikap Papita yang menilai hubungan budayaserumpun antara Indonesia dan Malaysia hanya retorik. Hubungan ituhanya konsep yang menarik di atas kertas tapi secara praktiknya negaraMalaysia lebih banyak mengalah dengan musisi Indonesia.

Belum Ada MoU

Sementara itu ketika dihubungi SP, Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi,Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (Pappri), DharmaOratmangun, akan membicarakan masalah ini pada pemerintah Indonesia.Lewat hubungan diplomatik yang dimiliki Indonesia dan Malaysia, Pappriberharap masalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Meski Papita lewat koran terbitan Malaysia, Berita Harian, seperti dikutip kantor berita Antaramenyatakan, tidak kan berunding atau membicarakan masalah ini denganorganisasi musik Indonesia, Dharma tetap berencana akan mengajak Papitaduduk bersama membicarakan masalah ini.

"Nanti kalau sudah diajak bicara dengan Pappri, Papita akan tenang dankita bisa mencari penyelesaian masalah ini dengan baik. Saya rasa halitu perlu dikomunikasikan karena seperti apa yang kita lihat sendiri,musisi Indonesia tidak pernah protes ke industri kita ketika musisiMalaysia dielu-elukan di Indonesia, seperti Siti Nurhaliza danlain-lainnya. Termasuk ketika musik Malaysia meledak di Indonesia saatAmy Search dan Sheila Madjid datang ke Indonesia," katanya.

Dharma juga membantah pernyataan Papita yang dimuat di koran tersebut,bahwa sebelumnya pernah dibuat MoU antara Papita dengan organisasi ataupersatuan musik Indonesia, agar musisi dan industri musik Indonesiamendukung penyanyi Malaysia mencari peluang di Indonesia, tapi nyatanyaorganisasi musik Indonesia tidak berbuat apa-apa.

"Setahun lalu Papita memang pernah berkunjung ke Pappri dan berdialogbersama dengan kami. Namun apakah saat itu kita bikin MoU rasanya sihtidak, saya lupa tentang MoU-nya, nanti saya cek kembali," imbuhnya.

[ Last edited by  jf_pratama at 22-9-2007 06:06 PM ]
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT


Forum Hot Topic

 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

2-12-2024 10:16 AM GMT+8 , Processed in 0.084033 second(s), 33 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list