Sebuah dron yang seberat 50kg yang disangka ikan pari tersangkut pada jaring seorang nelayan di perairan Nenasi di Pekan Ahad lalu. Mat Daut Musa dan isteri Hawa Ishak mendapati jaringnya “terlalu berat” untuk ditarik sebelum menyedari ia sebuah dron berbentuk pesawat putih. Memetik laporan Harian Metro, beliau pernah mendengar insiden dron terhempas di dearah itu tetapi tidak menyangka akan menemuinya jam 9 pagi. “Panik dengan penemuan hampir saja tangan saya terlepas pegangan jaring itu, namun isteri sempat menegur dan mencadangkan untuk membawanya ke jeti,” katanya. Menceritakan situasi alat itu, Mat Daut menjangka dron itu terhempas tiga bulan lalu kerana sayap dan badan pesawat itu berlumut dan ada teritip.
Menetap di Kampung Serun di Jalan Pekan-Rompin, nelayan itu berkata dron itu kelihatan masih baik kecuali sayapnya sahaja merekah. “Ini merupakan kali pertama saya melihat pesawat tanpa pemandu bersaiz besar dengan panjang sayapnya kira-kira tiga meter,” katanya. Polis daerah Pekan menerima laporan penemuan dron tersebut dan pesawat itu akan dipulangkan kepada pemiliknya setelah siasatan selesai.- CARI |
31
Bagus |
41
Marah |
29
Terkejut |
37
Sedih |
37
Lawak |
30
Bosan |
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
The AR3 NET RAY is a shipborne UAS designed to support multiple types of maritime and land-based missions, including ISTAR, pollution monitoring, infrastructure surveillance and communications support operations.
Because of its endurance of more than 10 hours, the AR3 NET RAY is a perfect fit to support both maritime and medium range land missions.
ADVERTISEMENT