CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 3529|Reply: 8

Kenapa Imam Mazhab Tidak Pakai Hadits Bukhari dan Muslim?

[Copy link]
Post time 9-4-2016 08:11 PM | Show all posts |Read mode

Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam Malik tidak memakai hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yang katanya merupakan 2 kitab hadits tersahih? Untuk tahu jawabannya, kita harus paham sejarah. Paham biografi tokoh2 tsb.
Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah. Sementara Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Artinya Imam Malik sudah ada 103 tahun sebelum Imam Bukhari lahir. Paham?
Apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
Justru sebaliknya. Lebih kuat karena mereka lebih awal lahir daripada Imam Hadits tsb.
Rasulullah SAW bersabda, خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ “Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya?
1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah
2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah
3) Imam Syafie lahir:150 hijrah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
Jadi kalau ada manusia akhir zaman yang berlagak jadi ahli hadits dgn menghakimi pendapat Imam Mazhab dgn Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, ya keblinger. Hasil “ijtihad” mereka pun berbeda-beda satu sama lain…
Biar kata misalnya menurut Sahih Bukhari misalnya sholat Nabi begini2 dan beda dgn sholat Imam Mazhab, namun para Imam Mazhab seperti Imam Malik melihat langsung cara sholat puluhan ribu anak2 sahabat Nabi di Madinah. Anak2 sahabat ini belajar langsung ke Sahabat Nabi yang jadi bapak mereka. Jadi lebih kuat ketimbang 2-3 hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari 100 tahun kemudian.
Imam Bukhari dan Imam Muslim pun meski termasuk pakar hadits paling top, tetap bermazhab. Mereka mengikuti mazhab Imam Syafi’ie. Ini adalah Imam Hadits yang mengikuti Mazhab Syafi’ie: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa’i, Imam Baihaqi, Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah, Imam Tabari, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam Abu Daud, Imam Nawawi, Imam as-Suyuti, Imam Ibnu Katsir, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Hakim.
Lho apa kita tidak boleh mengikuti hadits Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dsb? Ya boleh sebagai pelengkap. Tapi jika ada hadits yang bertentangan dengan ajaran Imam Mazhab, yang kita pakai adalah ajaran Imam Mazhab. Bukan hadits tsb. Wong para Imam Hadits saja kan mengikuti Mazhab Syafi’ie? Tidak pakai hadits mereka sendiri?
Menurut Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, banyak orang awam yang tersesat karena mendapatkan informasi yang sengaja disesatkan oleh kalangan tertentu yang penuh dengan rasa dengki dan benci. Menurut kelompok ini Imam Mazhab yang 4 itu kerjaannya cuma merusak agama dengan mengarang-ngarang agama dan menambah-nambahi seenaknya. Itulah fitnah kaum akhir zaman terhadap ulama salaf asli.
Padahal Imam Mazhab tsb menguasai banyak hadits. Imam Malik merupakan penyusun Kitab Hadits Al Muwaththo. Dengan jarak hanya 3 level perawi hadits ke Nabi, jelas jauh lebih murni ketimbang Sahih Bukhari yang jaraknya ke Nabi bisa 6-7 level. Begitu pula Imam Ahmad yang menguasai 750.000 hadits lebih dikenal sebagai Ahli Hadits ketimbang Imam Mazhab.
Ada tulisan bagus dari Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, yaitu:
Penelitian Hadits Dilakukan Oleh Empat Imam Mazhab
Di antaranya Ustad Ahmad menulis bahwa para imam mazhab yang empat, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal, sama sekali tidak pernah menggunakan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Kenapa?
Pertama, karena mereka lahir jauh sebelum Bukhari (194-265 H) dan Muslim (204-261 H) dilahirkan. Sementara Imam Malik wafat sebelum Imam Bukhari lahir. Begitu pula saat Imam Syafi’ie wafat, Imam Bukhari baru berumur 8 tahun sementara Imam Muslim baru lahir. Tidak mungkin kan para Imam Mazhab tsb berpegang pada Kitab Hadits yang belum ada pada zamannya?
Kedua, menurut Ustad Ahmad, karena keempat imam mazhab itu merupakan pakar hadits paling top di zamannya. Tidak ada ahli hadits yang lebih baik dari mereka.
Ketiga, karena keempat imam mazhab itu hidup di zaman yang lebih dekat ke Rasulullah SAW dibanding Imam Bukhari dan Imam Muslim, maka hadits mereka lebih kuat dan lebih terjamin keasliannya ketimbang di masa-masa berikutnya.
Dalam teknologi, makin ke depan makin maju. Komputer, laptop, HP, dsb makin lama makin canggih. Tapi kalau hadits Nabi, justru makin dekat ke Nabi makin murni. Jika menjauh dari zamannya, justru makin tidak murni, begitu tulis Ustad Ahmad Sarwat.
Keempat, justru Imam Bukhari dan Muslim malah bermazhab Syafi’ie. Karena hadits yang mereka kuasai jumlahnya tidak memadai untuk menjadi Imam Mazhab. Imam Ahmad berkata untuk jadi mujtahid, selain hafal Al Qur’an juga harus menguasai minimal 500.000 hadits. Nah hadits Sahih yang dibukukan Imam Bukhari cuma 7000-an. Sementara Imam Muslim cuma 9000-an. Tidak cukup.
Ada beberapa tokoh yang anti terhadap Mazhab Fiqih yang 4 itu kemudian mengarang-ngarang sebuah nama mazhab khayalan yang tidak pernah ada dalam sejarah, yaitu mazhab “Ahli Hadits”. Seolah2 jika tidak bermazhab Ahli Hadits berarti tidak pakai hadits. Meninggalkan hadits. Seolah2 para Imam Mazhab tidak menggunakan hadits dalam mazhabnya. Padahal mazhab ahli hadits itu adalah mazhab para ulama peneliti hadits untuk mengetahui keshahihan hadits dan bukan dalam menarik kesimpulan hukum (istimbath).
Kalaulah benar pernah ada mazhab ahli hadits yang berfungsi sebagai metodologi istimbath hukum, lalu mana ushul fiqihnya? Mana kaidah-kaidah yang digunakan dalam mengistimbath hukum? Apakah cuma sekedar menggunakan sistem gugur, bila ada dua hadits, yang satu kalah shahih dengan yang lain, maka yang kalah dibuang?
Lalu bagimana kalau ada hadits sama-sama dishahihkan oleh Bukhari dan Muslim, tetapi isinya bertentangan dan bertabrakan tidak bisa dipertemukan?
Imam Syafi’ie membahas masalah kalau ada beberapa hadits sama-sama shahihnya tetapi matannya saling bertentangan, apa yang harus kita lakukan? Beliau menulis kaidah itu dalam kitabnya : Ikhtilaful Hadits yang fenomenal.
Cuma baru tahu suatu hadits itu shahih, pekerjaan melakukan istimbath hukum belum selesai. Meneliti keshahihan hadits baru langkah pertama dari 23 langkah dalam proses istimbath hukum, yang hanya bisa dilakukan oleh para mujtahid.
Entah orientalis mana yang datang menyesatkan, tiba-tiba muncul generasi yang awam agama dan dicuci otaknya, dengan lancang menuduh keempat imam mazhab itu sebagai  bodoh  dalam ilmu hadits. Hadits shahih versi Bukhari dibanding-bandingkan secara zahir dengan pendapat keempat mazhab, seolah-olah pendapat mazhab itu buatan manusia dan hadits shahih versi Bukhari itu datang dari Allah yang sudah pasti benar. Padahal cuma Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. Hadits sahih secara sanad, belum tentu sahih secara matan. Meski banyak hadits yang mutawattir secara sanad, sedikit sekali hadits yang mutawattir secara matan. Artinya susunan kalimat atau katanya sama persis.
Orang-orang awam dengan seenaknya menyelewengkan ungkapan para imam mazhab itu dari maksud aslinya : “Bila suatu hadits itu shahih, maka itulah mazhabku”. Kesannya, para imam mazhab itu tidak paham dengan hadits shahih,  lalu menggantungkan mazhabnya kepada orang-orang yang hidup dua tiga abad sesudahnya.
Padahal para ulama mazhab itu menolak suatu pendapat, karena menurut mereka hadits yang mendasarinya itu tidak shahih. Maka pendapat itu mereka tolak sambil berkata,”Kalau hadits itu shahih, pasti saya pun akan menerima pendapat itu. Tetapi berhubung hadits itu tidak shahih menurut saya, maka saya tidak menerima pendapat itu”. Yang bicara bahwa hadits itu tidak shahih adalah profesor ahli hadits, yaitu para imam mazhab sendiri. Maka wajar kalau mereka menolaknya.
Tetapi lihat pengelabuhan dan penyesatan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Digambarkan seolah-olah seorang Imam Asy-Syafi’i itu tokoh idiot yang tidak mampu melakukan penelitian hadits sendiri, lalu kebingungan dan menyerah menutup mukanya sambil bilang,”Saya punya mazhab tapi saya tidak tahu haditsnya shahih apa tidak, jadi kita tunggu saja nanti kalau-kalau ada orang yang ahli dalam bidang hadits. Nah, mazhab saya terserah kepada ahli hadits itu nanti ya”.
Dalam hayalan mereka, para imam mazhab berubah jadi badut pandir yang tolol dan bloon. Bisanya bikin mazhab tapi tidak tahu hadits shahih. Sekedar meneliti hadits apakah shahih atau tidak, mereka tidak tahu. Dan lebih pintar orang di zaman kita sekarang, cukup masuk perpustakaan dan tiba-tiba bisa mengalahkan imam mazhab.
Cara penyesatan dan merusak Islam dari dalam degan modus seperti ini ternyata nyaris berhasil. Coba perhatikan persepsi orang-orang awam di tengah kita. Rata-rata mereka benci dengan keempat imam mazhab, karena dikesankan sebagai orang bodoh dalam hadits dan kerjaanya cuma menambah-nambahi agama.
Parahnya, setiap ada tradisi dan budaya yang sesat masuk ke dalam tubuh umat Islam, seperti percaya dukun, tahayyul, khurafat, jimat, dan berbagai aqidah sesat, sering diidentikkan dengan ajaran mazhab. Seolah mazhab fiqih itu gudangnya kesesatan dan haram kita bertaqlid kepada ulama mazhab.
Sebaliknya, orang yang harus diikuti adalah para ahli hadits, karena mereka itulah yang menjamin keshahihan hadits.
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Baca selengkapnya di:
Menurut Ustad Ahmad Sarwat Lc, MA,  Hadits di zaman Imam Bukhari yang hidup di abad 3 Hijriyah saja sudah cukup panjang jalurnya. Bisa 6-7 level perawi hingga ke Nabi. Sementara jalur hadits Imam Malik cuma 3 level perawi. Secara logika sederhana, yang 3 level itu jelas lebih murni ketimbang yang 6 level.
Jika Imam Bukhari hidup zaman sekarang di abad 15 Hijriyah, haditsnya bisa melewati 40-50 level perawi. Sudah tidak murni lagi. Beda 3 level saja bisa kurang murni. Apalagi yang beda 50 level.
Jadi Imam Bukhari dan Imam Muslim bukan satu2nya penentu hadits Sahih. Sebelum mereka pun ada jutaan ahli hadits yang bisa jadi lebih baik seperti Imam Malik dan Imam Ahmad karena jarak mereka ke Nabi lebih dekat.


Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 9-4-2016 10:50 PM | Show all posts
Kita dok loqlaq la dengan hadith karangan Bukhari, Muslim, Abu Daud, Termidzi...........walhal 4 imam besar ahlulsunnah................tak pakai, tak pernah lihat, tak tahu pon...........hadith2 karangan perawi hadith tu.

Reply

Use magic Report

Post time 10-4-2016 01:16 PM | Show all posts
batu kikir replied at 9-4-2016 10:50 PM
Kita dok loqlaq la dengan hadith karangan Bukhari, Muslim, Abu Daud, Termidzi...........walhal 4 ima ...

Tuan tak payahlah buat andaian dan bersangka-sangka.

Tuan dah kira ke berapa hadith-hadith yang 4 imam mutlak riwayatkan dan tuan boleh jumpa dalam sahih bukhari dan sahih muslim?  Kalau belum, saya cadangkan tuan buat la pengiraan dulu.  Dan semoga yang andaian tuan tu tuan tarik balik sebelum ada yang memtikan hujah tuan.

Tu pun belum suruh kira dalam kitab Tarmizi, ibnu majah, nasaie, ........
Reply

Use magic Report

Post time 10-4-2016 01:18 PM | Show all posts
Kalau dia kata tak pakai kitab tu aku setuju.
Tapi kalau katanya tak pakai hadith...... suruh dia kira dulu berapa hadith hadith yang sama dan berulang.
Reply

Use magic Report

Post time 10-4-2016 10:05 PM From the mobile phone | Show all posts
macam duit saudi dah banyak kat malaysia je
Reply

Use magic Report

Post time 10-4-2016 10:39 PM | Show all posts
Ni satu contoh hadith:

Imam Malik dan Imam Ahmad hambal meriwayatkan.  Boleh jumpa dalam Sahih Bukhari dan Muslim:

Dari Abu Hurairah r.a : Salah seorang dari kalian tidak boleh berjalan dengan menggunakan satu sandal (bukan sepasang). Hendaklah ia menggunakan atau melepaskan keduanya. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ibnu Majah)


Jadi apa masaalahnya sampai kata Imam Mazhab tak pakai hadith Bukhari & Muslim?  Saja nak buat polemik ke apa?  Dalam kes hadith di atas agaknya Imam Malik dan Imam Ahmad belum tau yang Bukhari akan dilahirkan la agaknya dia pakai juga hadith tu?
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 12-4-2016 12:21 PM | Show all posts
faham al quran pon belum..
Reply

Use magic Report

Post time 14-4-2016 12:38 PM | Show all posts
batu kikir replied at 9-4-2016 10:50 PM
Kita dok loqlaq la dengan hadith karangan Bukhari, Muslim, Abu Daud, Termidzi...........walhal 4 ima ...
salam

Kita dok loqlaq la dengan hadith karangan Bukhari, Muslim, Abu Daud, Termidzi...........walhal 4 imam besar ahlulsunnah................tak pakai, tak pernah lihat, tak tahu pon...........hadith2 karangan perawi hadith tu.
ooii ..
pakai daaa ..
sebab mereka belajar berguru bersanad yang sampai pd Nabi .

bukan kata tidak ada hadith ketika itu ..
ada ..
kalau tidak akan dapat Sunnah Rasul ..

wassalam





Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 14-4-2016 12:43 PM | Show all posts
salam

secara logika ..
sirah para sahabat .. para penjuang d'dokumented kan ..
ini pula junjungan Nabi s.a.w ..

hanya ketika zaman Bukhari dan Muslim ..
mereka memperketatkan kritria ..
untuk meletakan darajat hadith ..



====

  • Sahabat ..

orang yang bertemu rasulullah s.a.w.
dan ia seorang muslim sampai akhir hayatnya.

  • Tsiqah Tsiqah atau Tsiqah Hafidz ..

Perawi yang mempunyai kredibilitas yang inggi,
yang terkumpul pada dirinya sifat
adil dan hafalannya sangat kuat

  • Tsiqah/ Mutqin/`Adil ..

Perawi yang mempunyai sifat `adil dan kuat hafalannya

  • Shaduq La ba`sa bihi ..

Perawi yang jujur terhadap apa yang d'beritakan
dan perawi tersebut tidak bermasalah (cacat dalam periwayatan)

  • Maqbul ..

Perawi yang d'terima periwayatannya
dan dapat d'jadikan sebagai hujjah.

  • Shaduq .. buruk hafalannya ..

Perawi yang jujur terhadap apa yang d'beritakan,
tetapi ia memiliki hafalan yang buruk
dan sering keliru dalam periwayatan

  • Dha'if .. lemah ..

Perawi yang lemah periwayatannya
(lemah/cacat hafalannya, lemah ilmunya, lemah dalam ugama)

  • Majhul Al-Haal/Mastur ..

Perawi yang tidak d'ketahui jati dirinya


Majhul .. tidak d'percayai ..
Perawi yang hanya d'riwayatkan oleh satu orang saja

  • Matruk ..

Perawi yang d'tuduh berdusta,
atau perawi yang banyak melakukan kekeliruan,
sehingga periwayatanya bertentangan dgn periwayatan perawi yang tsiqah.
Atau perawi yang sering meriwayatkan hadith2 yang tidak d'kenal (gharib)
dari perawi yang terkenal tsiqah

  • berdusta derajat hadithnya seperti hadith palsu,

tetapi tidak dapat d'pastikan
bahwasanya hadith tersebut hadith palsu,
karena kondisi dia yang tertuduh mengakibatkan
derajat hadithnya turun mendekati hadith palsu.

  • Kadzaab (pendusta) ..

Perawi yang pendusta,
hadithnya tidak boleh d'jadikan hujjah



wassalam



Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

31-1-2025 03:49 PM GMT+8 , Processed in 0.058994 second(s), 20 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list