• Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan dalam masalah keturunan, kalau saja kepandaian diukur dalam masalah keturunan, maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti Fatimah putri Rasulullah saw dan putri-putri beliau yang lain. • Tidak ada orang yang mencari ilmu yang disertai dengan kemalasan; dan kekayaan menjadikan seseorang beruntung, namun keberuntungan itu akan melekat dalam diri orang yang senantiasa mencari ilmu dengan disertai semangat yang tinggi dan prihatin sreta bersanding selalu dengan Ulama. • Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan ketabahan. • Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang yang di rumahnya tidak terdapat makanan, karena hal tersebut menandakan tidak berfungsinya akal mereka. • Bukanlah orang yang berakal itu manakala dihadapkan kepadanya perkara yang baik dan perkara yang buruk, lantas ia memilih yang baik, akan tetapi dikatakan orang berakal apabila dihadapkan kepadanya dua hal yang buruk lantas ia memilih yang paling ringan keburukannya di antara keduanya. • Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang merasa aman akan marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah Allah swt, dialah si-arif. • Andaikan semua manusia memikirkan kandungan isi surah al-Ashr, tentu mereka akan merasa cukup dengannnya. • Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti hawa nafsunya, walaupun ia berjalan di atas air, aku tidak akan menemuinya. • Barangsiapa mempelajari Al-Qur’an, maka mulia nilainya. Barangsiapa berbicara tentang fiqih, maka akan berkembang kemampuannya. Barangsiapa menulis hadits, maka akan kuat hujjahnya. Barangsiapa mengkaji bahasa, maka akan lembut tabiatnya. Barangsiapa mengkaji ilmu hitung, maka akan sehat pikirannya. Barangsiapa tidak menjaga jiwanya, maka ilmunya tidak akan berguna baginya. • Perdebatan dalam agama akan mengeraskan hati dan menimbulkan rasa dendam. • Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih buruk dari kesenangan mereka terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada mereka untuk berlaku zuhud terhadapnya. • Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah orang orang yang bersungguh-sungguh, sementara orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari keduanya itu merupakan bualan saja. • Pondasi dasar adalah Al-Qur’an dan as-Sunnah. Jika tidak didapati dari keduanya, maka Qiyaslah berlaku. Jika hadits itu shahih, itulah yang disebut sunnah. Ijma’ itu lebih bisa dipertanggung jawabkan daripada hadits ahad. Yang diambil dari hadits itu adalah teksnya, namun jika hadits tersebut mengandung banyak penafsiran, maka carilah yang mendekati makna teksnya. • Mencari ilmu lebih utama daripada shalat sunnah. Mempelajari hadits itu lebih baik daripada shalat tathawwu. • Ilmu terbagi dua ; ilmu kesehatan dan ilmu agama. Yang dimaksud dengan ilmu agama disini adalah ilmu fiqih, sementara ilmu kesehatan adalah ilmu kedokteran. • Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena ( sulitnya ) ia belajar, dan tidak menyukai pelajaran. • Sejelek-jelek bekal menuju ke alam akhirat adalah permusuhan dengan sesamanya. • Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya. • Pelajarilah dengan teliti suatu pengetahuan, agar engkau tidak kehilangan kedalaman arti kandungannya. • Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan sebagai penghias pengetahuan yang dimilikinya adalah wara’ ( menjauhkan diri dari sesuatu yang belum jelas ) dan berlaku bijak. • Siapa yang merasa bahwa dalam dirinya terkumpul dua cinta, cinta dunia dan cinta kepada penciptanya, maka ia telah berdusta. • Ketahuilah bahwa orang yang jujur kepada Allah swt, ia akan selamat. Barangsiapa yang bersemangat dengan agamanya, ia pun akan selamat dari kerusakan, dan barangsiapa yang berlaku zuhud dengan urusan dunianya, niscaya kelak pahala Allah swt, akan nampak indah di matanya. • Barangsiapa terkumpul dalam dirinya tiga sifat, maka imannya telah sempurna : orang yang menyeru kepada kebaikan dan dia juga melaksanakannya, melarang pada perbuatan buruk dan dia tidak melakukannya serta menjaga aturan-aturan yang telah Allah swt tetapkan. • Berlakulah zuhud dalam menjalani hidup di dunia, dan cintailah kehidupan akhirat dan barangsiapa harum bau ( badan )nya, maka kecerdasannya akan semakin bertambah. • Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan terjalin komunikasi antara dirinya dengan Allah swt. • Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan menemukan jalannya; maka hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke haribaan Allah swt. • Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang yang ikhlas. • Tak pantas, siapapun mengatakan halal dan haram kecuali berlandaskan pada pengetahuan. Dan ilmu itu adalah apa yang yang tertulis dalam Al-Qur’an, hadits, ijma’ ataupun qiyas. Dari dasar inilah kesemuanya akan terungkap maknanya. • Keutamaan itu ada empat :
Pertama : hikmah, dan penopangnya adalah pemikiran.
Kedua : iffah ( menjaga harga diri ), dan penopangnya adalah syahwat.
Ketiga : kekuatan, penopangnya adalah kemarahan.
Keempat : adil, penopangnya adalah kekuatan jiwa. • Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan jiwanya. • Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri. • Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah hukuman yang Allah swt timpakan kepada ahli Tauhid. • Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan saudaranya, maka kekurangannya akan diterima, kelemahannya akan ditutup dan kesalahan-kesalahannya dimaafkan. • Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu, maka dia akan mengadu domba dirimu; dan barangsiapa menyampaikan fitnah kepadamu, maka ia akan memfitnahmu. • Barangsiapa jika engkau menyenangkannya, dia berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu. Begitu juga ketika kau membuatnya marah, dia berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu. • Tak akan sempurna ( akal ) seorang laki-laki, kecuali dengan empat hal; beragama, amanah, pemeliharaan dan penjagaan diri, serta ketenangan dan ketabahan. • Rendah hati adalah akhlaqnya mulia, sedang kesombongan adalah kebiasaan orang tercela. Rendah hati akan menumbuhkan kecintaan dan lapang dada menerima pemberian Allah swt akan melahirkan ketenangan jiwa. • Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan ilmu. • Aku akan merasa bahagia, jika semua orang mempelajari ilmu ini, dan sama sekali tidak menyandarkannya padaku. • Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku ketahui dimengerti oleh semua orang, maka dengannya aku mendapat pahala, meskipun mereka tidak memujiku. • Menuntut ilmu membutu*kan tiga hal : memiliki keterampilan, umur ( waktu ) yang panjang dan mempunyai kecerdasan. • Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan. • Siasat manusia jauh lebih dahsyat dari siasat binatang. • Orang yang berakal adalah mereka yang dapat menjaga dirinya dari segala perbuatan tercela. • Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan dosa selain dosa syirik itu lebih baik daripada ia terkungkung oleh hawa nafsunya. • Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh kuatnya syahwat dunia, maka ia akan senantiasa menjadi budak ahli dunia; dan barangsiapa yang qana’ah ( menerima karunianya dengan lapang dada ) maka akan hilang ketundukannya pada dunia. • Tiada kebahagiaan yang menyamai persahabatan dengan saudara yang satu keyakinan, dan tiada kesedihan yang menyamai perpisahan dengan mereka. • Berapa banyak orang yang telah berbuat kebajikan kepadamu yang membuatmu terbelenggu dengannya, dan berapa banyak orang yang memperlakukanmu dengan kasar dan ia memberi kebebasan kepadamu. • Barangsiapa yang menghargai dirinya melebihi kapasitasnya, maka Allah swt akan mengembalikannya kepada nilai sesungguhnya dalam dirinya. • Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka Allah swt akan membuka penutup kejelekannya. • Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang bodoh, sehingga ia dapat memberi pelajaran kepadanya. • Yang menjadi pengganti Nabi Muhammad saw itu ada lima : Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Utsman bin Affan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidina Umar bin Abdul Aziz. • Barangsiapa yang ditertawakan karena suatu masalah, maka ia tidak akan pernah melupakan masalah tersebut. • Tingkat tertinggi para Ulama adalah ketaqwaan, perhiasan mereka adalah akhlaq mulia dan pesona mereka adalah jiwa yang agung. • Jika kalian melihat kitab yang didalamnya ada catatan tambahan dan perbaikan, maka lihatlah kebenaran yang ada didalamnya. • Mereka yang menguasai bahasa arab adalah jin yang berupa manusia, mereka melihat apa yang tidak dilihat orang lain. • Sesungguhnya akal itu punya batas maximal, sebagaimana mata juga mempunyai batas pandang maximal. • Orang yang selalu menjaga dirinya akan senantiasa bersungguh-sungguh. • Pertolongan adalah zakatnya muru’ah. • Jika terdapat banyak kebutu*an yang harus dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan mendesak. • Barangsiapa menyimpan rahasianya, maka kebaikan ada di tangannya. • Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu; dan siapa menghendaki akherat, juga harus dengan ilmu.
|