View: 11340|Reply: 115
|
[Jenayah]
Hukuman Mati Mengancam 213 Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia
[Copy link]
|
|
Hukuman Mati Mengancam 213 TKI di Malaysia
statistik TKI yang terancam hukuman mati. | KOMPAS
JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Wilfrida Soik (22), tenaga kerja Indonesia asal Belu, Nusa Tenggara Timur, yang terancam hukuman mati di Malaysia, ibarat fenomena "gunung es". Di balik itu, masih ada sekitar 264 TKI lain yang terancam hukuman mati. Namun, pemerintah belum menyiapkan langkah antisipasi akibat lemahnya pembenahan.
Data Migrant Care menyebutkan, ke-265 TKI itu hingga Oktober masih menjalani proses hukum di sejumlah pengadilan di luar negeri dengan dakwaan hukuman mati. Sebanyak 213 TKI di antaranya di Malaysia, 33 orang di Arab Saudi, 18 TKI di China, dan 1 orang lagi di Iran. Mereka didakwa membunuh, mengedarkan narkoba, dan melakukan tindak kriminal lainnya, termasuk tuduhan sihir.
"Meskipun tercatat 70 TKI baru divonis mati di tingkat pengadilan rendah, 17 orang sudah memiliki kekuatan hukum pasti sehingga sewaktu-waktu mereka akan menjalani hukuman pancung, gantung, atau ditembak mati. Adapun 62 TKI lain dinyatakan bebas dari hukuman mati," kata Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah di Jakarta, Minggu (13/10).
Koordinator Crisis Centre Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Henry Prajitno mengatakan, data lebih pasti soal jumlah TKI yang terancam hukuman mati ada di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri. "Ini karena data itu berasal dari pelaporan yang masuk ke perwakilan di tiap negara penempatan," katanya.
Perwakilan yang dimaksud ialah Kedutaan Besar RI, Konsulat Jenderal RI, yang menangani fungsi ketenagakerjaan, atau Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia. "Kami bersifat memberi dukungan. Misalnya, data yang menguatkan, TKI ternyata di bawah umur sehingga agar diupayakan pembelaan atau hukuman TKI diringankan," ujarnya.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Tatang Budi Razak tak menyebut data TKI yang terancam hukuman mati. Namun, ia keberatan dengan kebijakan Malaysia memberlakukan journey performed visa sehingga digunakan pihak di Malaysia dan Indonesia merekrut TKI untuk bekerja, di antaranya oleh calo, seperti terhadap Wilfrida. "Kita sangat keberatan sehingga journey performed visa sudah dicabut sejak 1 Oktober lalu," ujarnya.
Informasi keluarga
Salah satunya, Satinah (41), TKI asal Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Semarang, Jawa Tengah, yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi. Ia dituduh membunuh istri majikannya dan mencuri 37.970 riyal (setara Rp 17,5 miliar) milik majikan pada 2008. Kini, Satinah mendapat maaf dari Pemerintah Arab Saudi, tetapi belum disepakati diyat atau uang tebusan yang disepakati bersama keluarga majikan yang harus dibayar Satinah.
Meskipun pemerintah sudah menyediakan dana Rp 12 miliar sebagai diyat, hingga kini Satinah belum bebas dari hukuman mati. Itu karena jumlah uang belum sesuai dengan keinginan keluarga majikan. Pemerintah mencoba menegosiasikan jumlah tersebut. Adapun keluarga Satinah tak mampu menambah. "Pemerintah tak bisa menambah lagi uang. Jadi, sampai sekarang belum jelas," ujar kakak ipar Satinah, yang diajak pemerintah menemui Satinah sebelum Lebaran lalu.
Kasus serupa mengancam Tuti Tursilawati (29), TKI asal Majalengka, Jawa Barat, yang kini masih dalam proses pengadilan di Arab Saudi dengan ancaman hukuman mati. Ia didakwa membunuh majikannya di Kota Saif, Arab Saudi, Mei 2010. "Kami berharap Tuti segera dibebaskan. Pemerintah harus bekerja membebaskan Tuti," kata Siti Sarniti (44), ibunda Tuti.
Terkait dengan kasus Wilfrida, dosen Universitas Katolik Widya Mandiri, Kupang, NTT, Urbanus Ola Hurek menegaskan, tindakan Wilfrida mendorong majikannya hingga tewas adalah upaya membela diri karena selama itu, Wilfrida disiksa orangtua majikan. "Tak layak jika Wilfrida dihukum mati. Apalagi, dia masih belum cukup umur saat memukul," ujarnya.
Tak perlu debat
Anis menyatakan, saat ini sebaiknya tidak mendebatkan jumlah buruh migran yang terancam hukuman mati. Jika mendebatkan, ini menunjukkan cara pandang yang tak menghargai HAM yang dimiliki tiap orang. Di sisi lain, tidak ada kepastian jumlah TKI yang terancam hukuman mati. Namun, data itu penting agar pemerintah dapat mengupayakan bantuan yang maksimal.
Bahkan, menurut Anis, buruh migran yang berangkat ke luar negeri hingga hari ini berpotensi menghadapi masalah hukum, termasuk hukuman mati. Celakanya, upaya mencegah hukuman mati tidak banyak dilakukan pemerintah.
”Inilah yang membuat hukuman mati masih membayangi nasib TKI di luar negeri. Selain perbaikan pengiriman, harusnya ada penyadaran optimal bagi para TKI agar benar-benar siap sebelum berangkat, seperti soal kesadaran hukum, situasi kerja di negara penempatan, termasuk menghadapi masalah hukum. Juga pengetahuan, di beberapa negara masih berlaku hukuman mati sehingga mereka tahu tindakan yang harus dihindari,” tutur Anis.
Menurut dia, selama ini, pemerintah kurang peduli dengan para pekerja migran yang memikul tanggung jawab hukum di negeri orang meskipun sering dijuluki "Pahlawan Devisa".
"Sejumlah TKI terpaksa harus menjalani hukuman mati di tengah sunyinya perhatian pemerintah dan pemberitaan media. Mereka baru diangkat ke publik setelah tinggal nyawa, seperti Ruwiyati," lanjut Anis. Dia juga mempertanyakan efektivitas lembaga pemerintah, seperti satgas perlindungan TKI yang dibentuk tahun 2011 khusus menangani TKI hukuman mati.
Sumber : KOMPAS CETAK
Editor : Tri Wahono
__________________________________________________________________________________________________________________
penjenayah banyak dorang ni .. dah membunuh pon nak dilepaskan lagi..
contoh kes: kes Wilfrida,
dosen Universitas Katolik Widya Mandiri, Kupang, NTT, Urbanus Ola Hurek menegaskan, tindakan Wilfrida mendorong majikannya hingga tewas adalah upaya membela diri karena selama itu, Wilfrida disiksa orangtua majikan. "Tak layak jika Wilfrida dihukum mati. Apalagi, dia masih belum cukup umur saat memukul," ujarnya.
Wilfrida Soik mengaku sama sekali tidak berniat membunuh majikan perempuannya, Yeap Seok Pen. TKW asal Nusa Tenggara Timur itu terus dipukuli lalu tanpa sengaja meraih pisau dapur dan entah bagaimana tahu-tahu pisau tersebut menusuk Yeap Seok Pen hingga tewas.
http://politik.rmol.co/read/2013 ... t-Bunuh-Majikannya-
Karena tak tahan dengan dera siksa itu, Wilfrida melawan. Pada 7 Desember 2010, dia diduga membunuh Yeap Seok Pen dengan menggunakan pisau dapur. Jasad Yeap Seok Pen ditemukan dengan mengalami 40 bekas tikaman. Wilfrida kemudian ditangkap polisi Daerah Pasir Mas di sekitar kampung Chabang Empat, Tok Uban, Kelantan.
http://news.liputan6.com/read/70 ... frida-dari-malaysia
Orang yang dia bunuh tu dahla dah tua 60 dah.. pastu sakit parkinson pula.. n statement tak berniat membunuh tu.. sekali tikam aku percayalah kalau bela diri or tak sengaja khen" tp ni sampai 40 kali 40 bekas tikaman kat badan org tua tu.. tak berniat ke macam tu???
tunggu lanjutan kes wilfrida ni ..17 November 2013 ni sebutan semula kes..
lg satu kes..tak sabar gak tunggu penjenayah sulawesi tu ke tali gantung.. kalau boleh biar muka dia kene tembak macam arwah pegawai ambank tu. Last edited by honey_bee on 14-11-2013 03:28 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Hukuman mati adalah yg terbaik buat pendatang Indon yg haramjadah menyemak kat Negara Malaysia. |
|
|
|
|
|
|
|
astaga.... tak sengaja tertusuk sampai 40 kali. kali pertama yelah tak sengaja yg lg 39 kali tu ape????
akai pendek indon mudah dibaca |
|
|
|
|
|
|
|
Terkait dengan kasus Wilfrida, dosen Universitas Katolik Widya Mandiri, Kupang, NTT, Urbanus Ola Hurek menegaskan, tindakan Wilfrida mendorong majikannya hingga tewas adalah upaya membela diri karena selama itu, Wilfrida disiksa orangtua majikan. "Tak layak jika Wilfrida dihukum mati. Apalagi, dia masih belum cukup umur saat memukul," ujarnya.
blum cukup umur tp dah boleh pegi oversea bekerja.... ade jah alasan indon nk ckp die tak salah |
|
|
|
|
|
|
|
annehuda posted on 14-11-2013 03:26 PM
astaga.... tak sengaja tertusuk sampai 40 kali. kali pertama yelah tak sengaja yg lg 39 kali tu ape? ...
kan.. contoh langgar kerete orang sekali.. mesti tak sengaja tol kan.. tapi ni langgar 40 kali .. maksudnya dengan niat betul x..
|
|
|
|
|
|
|
|
Kira ok la tu 67 selamat dari hukuman mati. |
|
|
|
|
|
|
|
am. posted on 14-11-2013 03:34 PM
Kira ok la tu 67 selamat dari hukuman mati.
ntah2 67 tu ada penjenayah yang bahaya kpd masyarakat.. atuttt~
|
|
|
|
|
|
|
|
Indon oh indon
didik la dulu rakyat ko baik2 sebelum bagi merantau ke negara org
|
|
|
|
|
|
|
|
dah datang negara orang buat hal, tulah hukuman yang menanti...213 tu berapa persen aje dari beberapa juta pekerja indon kat malaysia...nak selamat, datang malaysia nak kerja, kerja ajelah usah buat benda yang bukan-bukan |
|
|
|
|
|
|
|
am. posted on 14-11-2013 03:52 PM
takpe.. malaysia masih aman. cuba hang jalan kat pavilion dengan guard musti selamat. ...
hahahhaha elok pulak guard orang nepal, hendon dan seanteronya.. tak kene tut, kene bunuh ..haish nauzubillah.. seremmmmmms... zaman skrg ni dah tak boleh percaya sapa2..nikan lg org luar pulak..tah berpenyakit, penjenayah tegar ke.. ke ape ke.. hurm.. takutnye
|
|
|
|
|
|
|
|
tahu-tahu pisau dah menusuk? nanti buat la alasan sakit mental jadah suma tu |
|
|
|
|
|
|
|
honey_bee posted on 14-11-2013 03:56 PM
hahahhaha elok pulak guard orang nepal, hendon dan seanteronya.. tak kene tut, kene bunuh ..haish ...
memang orang indon bawak penyakit pun selain dari jenayah yang depa buat.. orang kata kalu muka tak semenggah sekurang-kurangnya perangai tu kena la jaga, ni 2-2 failed.
Dan indon hanya berani demo kat Malaysia jer, tu kat Arab depa tak berani pulak.
|
|
|
|
|
|
|
|
momopoko posted on 14-11-2013 03:58 PM
tahu-tahu pisau dah menusuk? nanti buat la alasan sakit mental jadah suma tu
haish haruslah.. ada sakit mental sikit, hilang ingatan... barulah shitnetron ...
|
|
|
|
|
|
|
|
indon pengeksport utama jenayah ke malaysia
nak keluar dr jel atau lepas dr hukuman mati, panggil je ibu peri |
|
|
|
|
|
|
|
dani-rox posted on 14-11-2013 04:03 PM
indon pengeksport utama jenayah ke malaysia
nak keluar dr jel atau lepas dr hukuman mati, panggil ...
heh ibu peri pon kene dera ok.. shitnetron kot... peri pon kalah .. lawak khen
|
|
|
|
|
|
|
|
@honey_bee
entah2 ibu peri pon kerja amah kat sini... kena seru pon tak dpt datang psl tengah sental mangkuk jamban
alahhhh hukum je 213 org tuh, rakyat derang pon ratus jota... tak meninggalkan kesan pon. duduk dlm jel pon makan free duit cukai rakyat mesia. kjn indon dahlah sengkek nak keluar belanja... penjenayah ke, penghantaran balik pendatang haram derang.... semua lepas tangan |
|
|
|
|
|
|
|
dani-rox posted on 14-11-2013 04:15 PM
@honey_bee
entah2 ibu peri pon kerja amah kat sini... kena seru pon tak dpt datang psl tengah sent ...
hish sakit pulak hati kite ni sbgai tax payers.
|
|
|
|
|
|
|
|
Jgn salahkan Indon.
Menteri Msia yg dok pelahap pendtg asing mai cni.
Sorang dtg, RM1000 masuk poket depa.... |
|
|
|
|
|
|
| |
|