Kumpulan Puisi Bintang ~

bintang

Sudah kukata, aku mau berbaring
tidur di atas hamparan laut yang biru...

Seandainya pun aku tidak akan pernah lagi terbangun,
biarlah ombak yang mengalun membawaku sampai ke tempatmu

bintang

Sejenak duduk diam mungkin lebih baik
mendengar rintik hujan bernyanyi lirih
sembari menonton dedaun menari
begitu indah
harmonisasi irama hujan sore ini
menjadi teman kala sendiri menyergap sepi.

bintang

Kadang, masa lalu membisikkan sesuatu
pada angin dingin, kala reranting kering
berjatuhan di samping nisan
tentang kehampaan yang melenakan
tentang kesunyian abadi, tentang gelap
dan tentang jiwa yang tidak dapat bermimpi lagi

kadang, kata selamat jalan pun
tak terucapkan.

bintang

Ada yang tertinggal saat aku menjamahmu esok lalu
tidak terasa aku terus membauinya
ketika asin air laut hanya tersisa di tubuh
dan pasir yang menutupi peluh.

Awan mendung kembali meneduhiku
ketika tatapku terbentur batu karang
pekat
tidak lagi berharap untuk berenang ketepian perahu itu
sejak tambatannya dikotori pasir bercampur peluh
sejak gelombang menimang ketenangannya.

bintang

Kemarin baru saja kau bawakan aku gunung
yang menjulang menengadahku menatapnya
dalam gelap tadi engkau juga berpesan di hatiku lirih
dan kulihat nyala lilin di kejauhan

bintang

... Dan aku ingin menerima bunga
yang kau petik dari ketakutan
dan kelelakianmu yang biru;

: sekuntum mawar putih dan merah yang indah
kau berikan dengan tanganmu yang kekar :

Tiba-tiba bunga itu lenyap
saat tangan ini kuhulurkan.

bintang

Begitu sukarkah untuk memahami
walau pada akhirnya aku menjadi sedu-sedan atas tangismu
menjadi rasa sakit atas lukamu
menjadi tanah, untuk bumimu.

Adakah aku memahami
jika aku pergi mendaki kesirnaan diri
sebelum kematian menemukanku terlalu dini.

bintang

Sore berkabut luka
darah telah mengalir dari mataku
dan segalanya seperti berubah
tidak dapat menangkap segala yang kuburu
tidak dapat membayangkan tubuhku sendiri
bahkan untuk menggenggam tangan sendiri
seekor singa luka menyambar tubuh unta

bintang

.. Dan kau tidak memahami
mata ini telah tertembus reranting mimpi siang
bintik hampa menggelembung di dada
aku sendiri merengkuh kelekatan.

bintang

Aku cuma meneka
barangkali engkau sedang berjalan di taman
atau tidak pernah lagi datang ke sana
kerana di sana kita menyusun puzzle mimpi kita yang seringkali sama
meski kita terlelap di malam berbeda.

Mungkin engkau masih ada di sana
mengubur semua kenangan yang pernah ada
yang pada akhirnya tetap kau tancapkan nisan di atasnya
sebagai tanda bahawa kita pernah dalam duka gulita, berdua.

bintang

Aku cuma meneka
barangkali engkau tersenyum atau muram
memandangi sakura mengepak di dahan
kerana dua lembar daunnya itu telah sampai di tanganku
meski musim kita tak pernah bertemu

bintang

Embun menitis dari hujung jemari
ketika jendela terkuak sebelum pagi
berhamburan keluar segala sesal
diguyur hujan, kedinginan.

Bukalah langit-Mu Kekasih
biar kepak sayap menuju
biar damai rajai jiwa
dalam rumah cahaya

Embun yang menitis dari hujung jemari
di setiap kali azan bertabuh
tidak lain adalah doa hamba
yang kadang terlupa Engkau ada.

bintang

Bila dunia hanya diam membisu aku akan membisikkannya padamu
tentang bicara yang dulu indah
menyanjung langit dengan hamparan biru samudera
aku lalu duduk di situ di temani bimbang
tentang keadaan yang berkata lirih di depanku
sepasang helang terbang di atas kabut yang tidak menghitam
bercengkerama tentang aku yang tidak dapat diam
memandang luasnya samudera.


Adakah lagi hujungnya? Tanyaku kepada sampan yang berperasaan
yang lambungnya penuh lumut dan sedikit retak
yang dayungnya hanya tinggal satu dan begitu lapuk
padahal dua tahun lalu dia terpampang anggun di pesisir pantai
begitu elok di antara yang lainnya


Apa lagi yang ingin kukatakan
tentang kehidupan dan tentang kebersamaan
sekilas lalu aku melukiskan.

bintang

Aku perlukan pemadam tinta
untuk menghapus puisi kumal
yang tertulis di dinding dan pintu
lalu kau dengan rela memberikan pemadam tinta
dan ketika pemadam tinta berada di tanganku
ia terjatuh dan tumpah di lantai kamar
kerana tanganku gementar
dan dadaku berdebar, kencang
saat terlalu lama termangu di jendela hatimu

bintang

Sering ada pertikaian yang tak pernah henti diperdebatkan
tentang gerimis yang tak usai
pendar ungu di celah gulita
dan rindu yang terselip di antara akar api

bintang

Tak terbersitkah hiba pada hatimu
bahawa ia telah melewati serangkaian medan tempur
demi berbagi rasa.
Bersamamu adalah renjana indah
namun kini telah menjelma jingga nila
dan membunuhnya dalam diam...

bintang

Saya ingin kamu terima saya apa adanya
tanpa curiga
tanpa prasangka.

Saya ingin kamu terima saya apa adanya
tanpa sesal
tanpa hiba
tanpa lara
tanpa nestapa.

bintang

Di kejauhan di puncak gunung,
kulihat engkau melambai seperti nyiur di pantai
adakah engkau melihat selain aku di padang rumput itu?
atau kau sedang memanggil angin yang tidak sampai-sampai?

bintang

‎~ Segugus Cinta Musim Semi ~

Ranum musim di persisir pantai ini
tidak pernah dapat menghuraikan betapa senja telah membuat aku jatuh cinta.
Aku jatuh cinta
: pada rekah senyum dan larik matamu
di sela kenangan membiru.

Hujan reda, waktu berdetak di kelopak jantung
kita terkesima pada senja berkabut
dedaun dan rerumputan mulai berembun
kini segalanya terlihat begitu sederhana
rindu telah menemukan tempatnya
sepi tidak lagi menumbuhkan luka waktu
seolah sungai yang kembali ke hulu
jiwaku akan lahir sebagai puisi
melebihi kesunyian doa-doa rindumu.

Namun, bagiku
: kau bahkan melebihi, segala puisi musim semi.

iDputera

Saya ingin kamu terima saya apa adanya
tanpa curiga
tanpa prasangka.

Saya ingin kamu terima say ...
bintang Post at 13-10-2011 16:22

bila bulan bicara
bintang tersenyum hingga kepagi
dengarlah
kita terima kamu seadanya
tiada kesal
tiada ungkit bicara
dan tiada prasangka
pasang surut kehidupan
kita rentasi juga......

`hi bintang..