CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: zamnie

Khas utk muslimat...

[Copy link]
Post time 13-8-2007 10:38 AM | Show all posts

Reply #119 indah1285's post

Yehh....! Adik in dah pandai edit mengedit.....

Aku pun tumpang belajar gak dengan ibnur heheheee...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 13-8-2007 10:40 AM | Show all posts

Reply #121 saifulms's post

tp byk lagi yg blur..huhuu
Reply

Use magic Report

Post time 13-8-2007 10:41 AM | Show all posts

Reply #120 indah1285's post

masih banyak lagi yang belum diperturunkan disini..

Tak kira lelaki atau pempuan.. kita semua belajar dari kisah2 kehidupan orang2 yang terdahulu....
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 13-8-2007 03:27 PM | Show all posts

Reply #123 saifulms's post

mmg msh terlalu byk perkara yg perlu sy pelajari... terima kasih byk2 pd kwn2 sumer yg sudi berkongsi ilmu & pengetahuan kat MNM nih!!!
Reply

Use magic Report

Post time 13-8-2007 06:17 PM | Show all posts

Terdetik di hati utk memaparkan kisah Saidah Nafisah wali Allah dari titisan jurai keturunan S. Fatimah RA dan S. Ali KWJ...


Sayyidah Nafisah

Sayyidah Nafisah adalah putri Hasan al-Anwar bin Zaid bin Hasan bin Ali dan Sayyidah Fathimah az-Zahra', putri Rasululullah Saw.

Sayyidah Nafisah dilahirkan di Mekah al-Mukarramah, 11 Rabiul awal 145 H. Pada tahun 150 H, Hasan menjabat sebagai Guberur Madinah dan ia membawa Sayyidah Nafisah yang baru berusia lima tahun ke Madinah. Di sana Sayyidah Nafisah menghafal Al-Qur'an, mempelajari tafsirnya dan senantiasa menziarahi makam datuknya, Rasulullah Saw. Sayyidah Nafisah terkenal zuhud, berpuasa di siang hari dan bangun di malam hari untuk bertahajud dan beribadah kepada Allah SWT. Sayyidah Nafisah mulai umur enam tahun selalu menunaikan salat fardu dengan teratur bersama kedua orang tuanya di Masjid Nabawi. Sayyidah Nafisah menikah dengan putra pamannya, Ishaq al-Mu'tamin. Pernikahan itu berlangsung pada tanggal 5 Rajab 161 H. Umur Sayyidah Nafisah ketika itu 16 tahun. Ia dikaruniai seorang putra bernama al-Qasim dan seorang putri bernama Ummu Kultsum. Sayyidah Nafisah menunaikan ibadah haji sebanyak tiga puluh kali, sebagian besar ia lakukan dengan berjalan kaki. Hal tersebut dilakukan karena meneladani datuknya, Imam Husain yang pernah mengatakan, "Sesungguhnya aku malu kepada Tuhanku jika aku menjumpai-Nya di rumah-Nya dengan tidak berjalan kaki."

Riwayat-riwayat tentang Sayyidah Nafisah kebanyakan dinisbahkan kepada putri saudaranya, Zainab binti Yahya al-Mutawwaj, yang selalu menyertai dan menemaninya sepanjang hidupnya, serta tidak mau menikah karena ingin selalu melayani dan menyenangkannya. Zainab binti Yahya, saat berbicara tentang Sayyidah Nafisah, mengatakan, "Bibiku hafal Al Qur'an dan menafsirkannya, ia membaca Al Qur'an dengan menangis sambil berdo抋, 'Tuhanku, Mudahkanlah untukku berziarah ke tempat Nabi lbrahim as."

Sayyidah Nafisah tahu bahwa Nabi Ibrahim adalah datuk para nabi, jadi datuk dari ayahnya juga, Muhammad Saw. Dan Rasulullah Saw mengatakan, "Akulah yang dimaksud dalam do抋 Ibrahim as ketika berdo抋, 揧a Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang rasul di antara mereka yang akan membacakan ayat-ayat Mu kepada mereka dan akan mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka serta akan membersihkan mereka; sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.擺/b] (QS. al-Baqarah: 129) Ketika Sayyidah Nafisah menziarahi makam Nabi Ibrahim as, ia ingin menangis. Lalu ia duduk dengan khusyuk membaca Al-Qur'an surat Ibrahim: 35-37.

bersambung...
Reply

Use magic Report

Post time 13-8-2007 06:20 PM | Show all posts
Sayyidah Nafisah dikunjungi oleh banyak fuqaha, tokoh-tokoh tasawuf, dan orang-orang saleh. Di antara mereka adalah Imam Syafi抜, Imam 'Utsman bin Sa抜d al-Mishri, Dzun Nun al-Mishri, Al Mishri as-Samarqandi, Imam Abubakar al-Adfawi dan banyak ulama lain. Imam Syafi抜 datang ke Mesir pada tahun 198 H, lima tahun setelah kedatangan Sayyidah Nafisah. Imam syafi抜 tinggal di Mesir lebih dari empat tahun. Di sana ia mengarang kitab-kitabnya. Namanya menjadi terkenal karena orang-orang menerima dan mencintainya, dan tersebarlah mazhabnya di tengah-tengah mereka. Di Mesir ia menyusun pendapat mazhabnya yang baru (qaul jadid), yang disusunnya karena adanya perubahan kondisi dan kebiasaan. Hal itu dimuat dalam kitabnya al-Umm. Ketika Imam Syafi抜 datang ke Mesir, ia telah menjalin hubungan dengan Sayyidah Nafisah. Hubungan keduanya diikat oleh keinginan untuk berkhidmat kepada akidah Islam.


Imam Syafi抜 biasa mengunjungi Sayyidah Nafisah bersama beberapa orang muridnya ketika berangkat menuju halaqah-halaqah pelajarannya di sebuah masjid di Fusthath, yaitu Mesjid 'Amr bin al-'Ash. Imam Syafi抜 biasa melakukan salat Tarawih dengan Sayyidah Nafisah di mesjid Sayyidah Nafisah. Walaupun Imam Syafi'i memiliki kedudukan yang agung, tetapi jika ia pergi ke tempat Sayyidah Nafisah, ia meminta do抋 kepada Nafisah dan mengharap berkahnya. Imam Syafi'i juga mendengarkan hadist darinya. Bila sakit, Imam Syafi抜 mengutus muridnya sebagai penggantinya. Utusan itu menyampaikan salam Imam Syafi'i dan berkata kepada Sayyidah Nafisah, "Sesungguhnya putra pamanmu, Syafi'i, sedang sakit dan meminta doa kepadamu." Sayyidah Nafisah lalu mengangkat tangannya ke langit dan mendoakan kesembuhan untuknya. Maka ketika utusan itu kembali, Imam Syafi抜 telah sembuh. Suatu hari, Imam Syafi抜 menderita sakit. Seperti biasanya, ia mengirim utusan untuk memintakan doa dari Sayyidah Nafisah baginya. Tetapi kali ini Sayidah Nafisah berkata kepada utusan itu, "Allah membaguskan perjumpaan-Nya dengannya dan memberinya nikmat dapat memandang wajah-Nya yang mulia."

Ketika utusan itu kembali dan mengabarkan apa yang dikatakan Sayyidah Nafisah, Imam Syafi抜 tahu bahwa saat perjumpaan dengan Tuhannya telah dekat. Imam Syafi抜 berwasiat agar Sayyidah Nafisah mau menyalatkan jenazahnya bila ia wafat. Ketika Imam Syafi抜 wafat pada akhir Rajab tahun 204 H, Sayyidah Nafisah melaksanakan wasiatnya. Jenazah Imam Syafi抜 dibawa dari rumahnya di kota Fusthath ke rumah Sayyidah Nafisah, dan di situ ia menyolatkannya. Yang menjadi Imam adalah Abu Ya'qub al Buwaithi, salah seorang sahabat Imam Syafi抜.

bersambung...
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 13-8-2007 06:23 PM | Show all posts
Sayyidah Nafisah terkenal sebagai seorang yang zuhud, dan suka beribadah sepanjang hayatnya. Zainab, kemenakan Sayyidah Nafisah, pernah ditanya, "Bagaimana kekuatan bibimu?" Ia menjawab, Ia makan sekali dalam tiga hari. Ia memiliki keranjang yang digantungkan di depan musalanya. Setiap kali ia meminta sesuatu untuk dimakannya, ia dapatkan di keranjang itu. Ia tidak mau mengambil sesuatu selain milik suaminya dan apa yang dikaruniakan Tuhan kepadanya."

Salah seorang penguasa pernah memberikan seratus ribu dirham kepadanya dengan mengatakan, "Ambillah harta ini sebagai tanda syukur saya kepada Allah karena saya telah bertobat". Nafisah mengambil uang itu kemudian membagi-bagikannya kepada fakir miskin, dan orang yang memerlukannya sampai habis. Menggali Kuburnya dengan tangannya sendiri Ketika Sayyidah Nafisah merasa ajalnya telah dekat, ia mulai menggali kuburnya sendiri. Kubur itu berada di dalam rumahnya. Ia turun ke dalamnya untuk memperbanyak ibadah dan mengingat akhirat. Al-Allamah al-Ajhuri mengatakan, Nafisah mengkhatamkan Al-Qur'an di dalam kubur yang telah digalinya sebanyak enam ribu kali dan menghadiahkan pahalanya untuk kaum Muslimin yang telah wafat. Ketika sakit, ia menulis surat kepada suaminya, Ishaq al Mu'tamin, yang sedang berada di Madinah dan memintanya datang. Suaminya pun datang bersama kedua anak mereka, al-Qasim dan Ummu Kultsum.

Pada pertengahan pertama bulan Ramadan 208 H, sakitnya bertambah parah, sedangkan ia dalam keadaan berpuasa. Orang-orang menyarankannya untuk berbuka demi menjaga kekuatan dan mengatasi sakit yang dideritanya. Ia pun menjawab, "Sungguh aneh! Selama tiga puluh tahun aku meminta kepada Allah agar Ia mewafatkan aku dalam keadaan berpuasa. Maka bagaimana mungkin aku berbuka sekarang? Aku berlindung kepada Allah. Hal itu tidak boleh terjadi selamanya". Kemudian ia membaca surah al-An'am. Ketika sampai pada ayat, "Untuk mereka itu kampung keselamatan (surga) di sisi Tuhan mereka. Dia penolong mereka berkat amalan yang mereka perbuat," (QS. al-An'am: 127) Nafisah lalu mengucapkan kalimat syahadat, dan naiklah rohnya keharibaan Tuhannya Yang Maha Tinggi, berjumpa dengan para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin.
Reply

Use magic Report

Post time 13-8-2007 06:25 PM | Show all posts
Isteri Dan Ibu Muslim Contoh, drpd Al-Qudwah `Ala Al-Tariq Al-Da`wah oleh Shaikh Mustafa Mashhur rahimahu Allah.

1. Hendaklahdiletakkan di dalam jiwanya tentang peranan yang besar dan kesan yangkuat di dalam kehidupan keluarga. Tindak-tanduknya, kebijaksanaannya,dan sifat selalu mengingati Allah boleh menjadikan rumah itu sebagaisyurga yang diidamkan oleh suami dan anak-anak. Mereka merasa rehatsetelah penat di luar rumah.

2. Hendaklahia melaksanakan tanggungjawabnya dan peranannya yang asasi untukmendidik anak-anak serta memelihara mereka kerana ibu perlu lebihbanyak bergaul dengan mereka. Mereka sangat berhajat kepada ibuterutamanya pada peringkat membina keperibadian dan perkembangananak-anak itu.

Di antara ibu dan bapa hendaklah ada persefahaman dan segi caramendidik anak supaya kedua-duanya sempurna menyempurnakan antara satusama lain dengan tidak ada percanggahan dan pertentangan antara carakeduanya. Kasih sayang ibu terhadap anaknya sekiranya caranya itu tidakbertepatan dengan cara bapa mendidik anaknya boleh menjadi sebab danpunca kepada anak-anak itu liar.

Begitu juga kita dapati ada ibu bapa yang lebih mengutamakan kesihatananak-anak mereka tetapi tidak diberikan didikan agama sedangkan didikanagama adalah lebih utama. Ibu hendaklah mengetahui adat-adat dan akhlaqyang buruk yang menyerang anaknya di luar rumah supaya anak ituterhindar darinya. Ia juga hendaklah mengikuti dan menyelidik kawananak-anaknya supaya anaknya itu tidak berkawan dengan orang yang jahatperangainya. Adab-adab dan ajaran Islam hendaklah dipraktikkan kepadaanak-anaknya dan dibimbingnya ke arah didikan Islam seperti mengajarmereka sembahyang bagi yang berumur tujuh tahun, dipukul bagi yangberumur sepuluh tahun jika mereka enggan dan diasingkan di antaramereka tempat tidur mereka. Dibiasakan anak-anak perempuannyaberperasaan malu, berpakaian secara Islam manakala sampai umur balighatau sebelumnya sedikit.

Ibu jangan bergantung dengan pengasuh anak kecuali jika keadaan sangatperlu. Begitu juga jangan bergantung dengan susu tiruan kecuali dalamkeadaan terpaksa seperti keuzuran kesihatan ibu, yang tidak membolehkania menyusukan anaknya.

3. Supayajelas dan terang serta memberikan kesan yang mendalam, perlu dibuatperbandingan di antara keluarga Islam dengan isteri dan ibu dalamkeluarga yang tidak memiliki sifat-sifat isteri dan ibu Islam contohserta tidak melaksanakan kewajipannya yang dipertanggungjawabkankepadanya. Ada kemungkinan keluarga itu terbalik sama sekali dan jadiporak-peranda, rumahtangga itu jadi medan pertengkaran dan pergaduhan,melanggar ajaran dan adab-adab Islam menyebabkan suami dan anak-anaktidak merasakan rumah itu sebagai tempat berehat dan tenang. Dalam halyang demikian ini bagaimana agaknya perasaan suami yang penat bekerjadi luar dan anak-anak terancam dengan masa depan yang gelap?

4. Istericontoh juga hendaklah mengetahui dengan teliti akan kewajipannyaterhadap suaminya, hak suami terhadap isteri yang mesti dilaksanakansebagai beribadah kepada Allah dan mengharapkan pahala-Nya. Hendaklahia menjaga perasaannya, bersimpati akan kesusahannya, menjaga rakannya.Ia hendaklah juga bekerjasama dengan suaminya dalam perkara yang telahdibincangkan dalam tajuk "suami contoh", terutamanya dalam mendidikanak-anak dan menjaga silaturrahim.

5. "IsteriIslam contoh" hendaklah memberi semangat kepada suaminya supaya iamenjalankan kewajipan terhadap agamanya seperti beramal, berjihad danberkorban. Janganlah ia menjadi penghalang kepada suami untukmelaksanakan 慳mal-抋mal Islam.

"Mereka itu adalah pakaian bagi kamu dan kamu adalah pakaian bagi mereka (Perempuan)". (Surah al-Baqarah: Ayat 187)

"Wanita-wanita yang saleh ialah yang ta慳t kepada Allah, lagimemelihara diri ketika ketiadaan suami dengan apa yang Allahpeliharanya". (Surah an-Nisa
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 13-8-2007 06:27 PM | Show all posts
Originally posted by rainbows at 13-8-2007 06:23 PM
Sayyidah Nafisah terkenal sebagai seorang yang zuhud, dan suka beribadah sepanjang hayatnya. Zainab, kemenakan Sayyidah Nafisah, pernah ditanya, "Bagaimana kekuatan bibimu?" Ia menjawab, Ia makan ...



Duhai Sayyidah Nafisah, jalan hidupmu penuh gemilang dan kematianmu lebih gemilang.....

Dikau di antara wanita solehah ahlulbait yg menjadi teladan akan ketinggian IMAN dan TAQWA...

Dikau adalah juga salah seorg SURI TAULADAN yg menjadi SERI kepada ISLAM
Reply

Use magic Report

Post time 13-8-2007 06:36 PM | Show all posts
Originally posted by rainbows at 13-8-2007 06:27 PM



Duhai Sayyidah Nafisah, jalan hidupmu penuh gemilang dan kematianmu lebih gemilang.....

Dikau di antara wanita solehah ahlulbait yg menjadi teladan akan ketinggian IMAN dan TAQWA...

D ...


Syeikh Hasan Al Bashri ra berkata : 揝iapa saja yang bisa diikuti tentang ketaatannya kepada Allah, maka wajiblah dicintai. Dan barang siapa cinta dengan orang sholeh maka berarti senang dengan Allah.

Sulthonul Auliya
Reply

Use magic Report

anggrek_hutan This user has been deleted
Post time 14-8-2007 11:56 AM | Show all posts
Hidup sebagai Muslimah memang banyak ujian. Harap-harap lepaslah ujian yang Allah telah tentukan itu.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-8-2007 04:01 PM | Show all posts

Reply #131 anggrek_hutan's post

mmg terlalu byk sgt dugaan yg perlu kita tempuhi setiap hari........
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 07:25 PM | Show all posts
Assalamu'alaikum,

dibawah ini pula adalah riwayat hidup seorang lagi wanita ahli syurga yang terunggul yang mana kita, tak kiralah muslimin ataupun muslimat patut mengambil contoh dan tauladan dari kisah ini. Bukan setakat membacanya saja malahan hendaklah didalam diri kita ini ada niat dan berazam hendak menjadi sepertinya. Peringatan ini khasnya tertuju pada yang sudah bergelar isteri...

Sememangnya sukar untuk kita pada hari ini hendak bersikap seperti kisah2 yang tertera di sini. Namun keazaman yang ada di dalam jiwa engkau untuk menjadi seperti mereka sudah cukup membuatkan Allah SWT memandang engkau dengan pandangan RahmatNya... Hal ini sebenarnya adalah sangat penting untuk kita renungkan kerana kita sebagai manusia yang hina, lemah dan bodoh ini bukan memasuki syurgaNya dengan amalan2 hebat yang kita pernah kerjakan tetapi kemasukan kita disyurga adalah dengan Rahmat serta Kasih Sayang Pemelihara kita, Allah SWT... Maka untuk itu, marilah kita berazam untuk menjadikan orang2 terdahulu sebagai pendoman hidup kita kerana mereka sedang berada didalam keredhoan Allah SWT. Jika kita selari dengan jalan hidup mereka, pastinya dengan seizin Allah jua, keredhoan Allah itu akan melimpah pada kita juga....



Wallahu a'lam...
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 07:28 PM | Show all posts

Siti Khadijah binti Khuwalid

SITI Khadijah merupakan seorang wanita yang berasal daripada suku kaum Asadiyah, iaitu satu keturunan Quraisy yang amat dihormati dan disegani.

Beliau dilahirkan pada tahun 68 sebelum hijrah iaitu 15 tahun sebelum tahun gajah, tahun kelahiran Nabi Muhammad saaw. Beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibu bapanya dengan penuh kasih sayang serta diberikan tarbiah yang sempurna.

Pendidikan dan tunjuk ajar oleh ibu bapanya diterima dengan patuh dan taat, sehingga beliau tampil sebagai seorang wanita budiman dan berakhlak luhur serta tidak pernah bangga atau sombong dengan taraf kebangsawanannya. Kaumnya memanggil beliau dengan gelaran Al-Tahirah yang bermaksud perempuan suci.

Sebelum berkahwin dengan Rasulullah, beliau pernah berkahwin dua kali, tetapi kedua-dua suaminya telah meninggal dunia. Ketika berkahwin dengan baginda, umur beliau ialah 40 tahun, manakala umur baginda 25 tahun.

Walaupun berbeza usia 15 tahun, tetapi rumah tangga mereka penuh dengan kedamaian dan ketenteraman, aman bahagia dan tidak pernah berselisih faham terhadap sesuatu masalah.

Beliau juga merupakan Ummul Mukmin pertama yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang tersendiri, berbeza dengan isteri-isteri baginda yang lain. Beliau bukan sahaja wanita yang jelitawan tetapi mempunyai harta kekayaan dan tergolong di antara orang-orang yang ternama di Mekah.

Beliau sangat pandai mentadbir perniagaannya sehingga berjaya sampai ke Yaman dan Syam. Beliau pernah menyerahkan urusan perniagaannya kepada baginda kerana percaya dengan kejujuran baginda. Sehinggalah sampai suatu ketika beliau jatuh cinta dengan kebaikan dan kelembutan Rasulullah, lalu menyatakan hasrat untuk mengahwini baginda.

Beliau hidup bersama Rasulullah selama 24 tahun. Sepanjang menjadi isteri baginda, beliau menjadi suri rumah tangga dan kekal menjadi satu-satunya isteri baginda sehinggalah beliau meninggal dunia. Beliau telah melahirkan enam orang anak sedangkan isteri-isteri baginda yang kemudian tidak seorangpun yang melahirkan anak sepertinya.

Beliau juga menanggung berbagai-bagai penderitaan bersama-sama Rasulullah dalam usaha berdakwah dan menyeru kepada Islam. Ketika dua orang anak lelakinya iaitu Kasim dan Abdullah meninggal dunia, beliau bersama dengan baginda berdukacita menangisi pemergian anak-anaknya itu.

Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah untuk pergi ke Gua Hira kerana ingin bertafakur dan bermunajat kepada Allah seorang diri. Setiap kali baginda ke sana, baginda akan membawa sedikit bekalan yang disediakan oleh isterinya, Siti Khadijah. Apabila makanan sudah habis, baginda turun semula ke Mekah dan tawaf di Kaabah sebanyak tujuh pusingan, kemudian barulah kembali menemui isteri tercinta. Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah, berulang alik dalam tempoh masa lebih kurang lima tahun di Gua Hira.

Sungguhpun demikian, Siti Khadijah tidak pernah berasa kecil hati terhadap Rasulullah. Malah, beliau berusaha agar baginda lebih memperoleh ketenangan dalam bermunajat kepada Allah. Oleh yang demikian, apabila Rasulullah pulang ke rumah, beliau tidak pernah bersungut apatah lagi bermasam muka. Beliau melayan suaminya dengan baik, penuh hormat dan kasih sayang.

Begitulah tanggungjawab sebagai seorang isteri yang taat dan setia kepada suami sehinggalah beliau meninggal dunia dalam usia 64 tahun dan enam bulan. Semenjak pemergian Siti Khadijah, Rasulullah sangat sedih dan murung kerana begitu terasa kehilangan seorang kawan, teman, isteri, pembantu dan pembela ketika baginda menjalankan seruan Allah.








Petikan daripada buku Untaian 366 Kisah Daripada al-Quran, Edusystem Sdn. Bhd. Tel: 03-6137 9220 atau e-mel: edusb@streamyx. com.
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 08:00 PM | Show all posts
Khadijah ra: Wanita di sisi Rasulullah





"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan ... darinyalah aku mendapatkan keturunan."


Begitulah Rasulullah saw berkata tentang kepribadian Khadijjah, istrinya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan dirinya berkorban demi kejayaan Islam.

Siti Khadijah berasal dari keturunan yang terhormat, mempunyai harta kekayaan yang tidak sedikit serta terkenal sebagai wanita yang tegas dan cerdas. Bukan sekali dua kali pemuka kaum Quraisy cuba untuk mempersunting dirinya. Tetapi pilihannya justru jatuh pada seorang pemuda yang bernama Muhammad, pemuda yang begitu mengenal harga dirinya, yang tidak tergiur oleh kekayaan dan kecantikan.

Saidatina Khadijah RA merupakan wanita pertama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau banyak membantu dan memperteguhkan tekad Rasulullah SAW melaksanakan risalah dakwah. Beliau sentiasa berusaha meringankan kepedihan hati dan menghilangkan keletihan serta penderitaan yang dialami oleh suaminya dalam menjalankan tugas dakwah. Inilah keistimewaan dan keutamaan Khadijah dalam sejarah perjuangan Islam. Beliau adalah sumber kekuatan yang berada di belakang Rasulullah SAW.



KESETIAAN YANG BERSEJARAH

Mari kita singkap kembali peristiwa yang sungguh mendebarkan jantung Rasulullah SAW. Peristiwa itu ialah penerimaan wahyu yang pertama di Gua Hira. Sekembalinya ke rumah, baginda berkata kepada isterinya yang tercinta, Aku berasa khuatir terhadap diriku.

Khadijah berusaha menabahkan hati suami yang ditaatinya dengan berkata, Wahai kekanda, demi Allah, Tuhan tidak akan mengecewakanmu kerana sesungguhnya kekanda adalah orang yang selalu memupuk dan menjaga kekeluargaan serta sanggup memikul tanggungjawab. Dirimu dikenali sebagai penolong kaum yang sengsara, sebagai tuan rumah yang menyenangkan tamu, ringan tangan dalam memberi pertolongan, sentiasa berbicara benar dan setia kepada amanah.

Apakah ada wanita lain yang dapat menyambut sedemikian baik peristiwa bersejarah yang berlaku di Gua Hira seperti yang dilakukan oleh Khadijah kepada suaminya? Apa yang dikatakan oleh Khadijah kepada suaminya pada saat menghadapi peristiwa besar itu menunjukkan betapa besarnya kepercayaan dan kasih sayang seorang isteri kepada suami yang dilandasi iman yang teguh. Sedikit pun Khadijah tidak berasa ragu-ragu atau syak di dalam hatinya. Persoalannya, dapatkah kita berlaku demikian?

Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Beliau boleh hidup mewah dengan hartanya sendiri. Namun semua itu dengan rela dikorbankannya untuk memudahkan tugas-tugas suaminya. Hal ini jelas menunjukkan beliau merupakan wanita yang mendorong kemajuan pahlawan umat manusia, melindungi pejuang terbesar dalam sejarah dengan mewujudkan kedamaian dalam kehidupan suaminya. Sikap inilah yang menjadi sumber kekuatan kepada Rasulullah SAW sepanjang kehidupan mereka bersama. Oleh itu, kita perlu berdoa semoga Allah memberi kita kekuatan untuk membantu menguatkan semangat jihad golongan lelaki yang seangkatan dengan kita.



KESETIAAN YANG MENDORONG KEGIGIHAN

Mari kita teliti, fahami serta hayati beberapa gambaran kesetiaan Khadijah yang telah membina kekuatan pada diri dan kehidupan penegak risalah Islam itu.

Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah SAW, Khadijah begitu setia menyertai baginda dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira, beliau pasti menyiapkan semua bekalan dan keperluannya. Seandainya Rasulullah SAW agak lama tidak pulang, beliau akan meninjau untuk memastikan keselamatan baginda. Sekiranya baginda khusyu bermunajat, beliau tinggal di rumah dengan sabar sehingga baginda pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau cuba sedaya mungkin mententeram dan menghiburkannya sehingga suaminya benar-benar merasai ketenangan. Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. Malah dalam banyak kegiatan peribadatan Rasulullah SAW, Khadijah pasti bersama dan membantu baginda seperti menyediakan air untuk mengambil wuduk.

Kecintaan Khadijah bukanlah sekadar kecintaan kepada suami, sebaliknya yang jelas adalah berlandaskan keyakinan yang kuat tentang keesaan Allah SWT. Segala pengorbanan untuk suaminya adalah ikhlas untuk mencari keredaan Allah SWT. Allah Maha Adil dalam memberi rahmat-Nya. Setiap amalan yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan pasti mendapat ganjaran yang berkekalan. Firman Allah yang bermaksud:

Barang siapa yang mengerjakan amalan saleh, baik lelaki mahupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97)


Janji Allah itu pasti benar. Kesan kesetiaan Khadijah bukan sekadar menghasilkan kekuatan yang mendorong kegigihan dan perjuangan Rasulullah SAW, malah membawa barakah yang besar kepada rumah tangga mereka berdua. Anak-anak yang lahir juga adalah anak-anak yang saleh. Keturunan zuriat ahlul-bait Rasulullah SAW merupakan insan yang sentiasa taat melaksanakan perintah Allah SWT. Semua ini menghasilkan kekuatan yang membantu meningkatkan perjuangan Islam.







Wahai muslimah, sekarang adalah masa untuk kita hidupkan kembali hakikat ini dalam kehidupan kita. Semoga kekuatan Islam akan kembali mentadbir kehidupan insan.



kredit untuk ; tranungkite.net




Wallahu a'lam..

[ Last edited by  saifulms at 14-8-2007 08:04 PM ]
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 10:32 PM | Show all posts
Originally posted by saifulms at 14-8-2007 08:00 PM
Khadijah ra: Wanita di sisi Rasulullah





"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendus ...



Sayyidah Nafisah tu cucu kepada S. Khadijah Khuwailid RA....

Sayyidah Nafisah adalah putri Hasan al-Anwar bin Zaid bin Hasan bin Ali dan Sayyidah Fathimah az-Zahra', putri Rasululullah Saw.

Dia mewarisi segala keistimewaan keturunan yg terpelihara dan barokah ini

[ Last edited by  rainbows at 14-8-2007 10:35 PM ]
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 14-8-2007 10:39 PM | Show all posts
Berbahagialah mereka yang dari zuriat keturunan Rasululah. Cuma tiada bezanya atau keistimewaannya berbanding dengan manusia lain di sisi Allah melainkan TAQWA.:flower:
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 10:52 PM | Show all posts

Reply #137 Hari2mau's post

Aku setuju..

Yang membezakan kita dihari ini dengan mereka yang terdahulu adalah TAQWA...
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 10:59 PM | Show all posts
Originally posted by saifulms at 14-8-2007 10:52 PM
Aku setuju..

Yang membezakan kita dihari ini dengan mereka yang terdahulu adalah TAQWA...


Ya, yang ini lebih TEPAT maksudnya...dan pelbagai tafsirn di dalamnya....
tajam pengamatan yer.....
bagai bicara seorg ahli hikmah.....
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 11:06 PM | Show all posts
Tapi apa yang uniknya keturunan Ahli Bait tu jika tak ber TAQWA?
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

30-4-2024 12:51 AM GMT+8 , Processed in 0.059725 second(s), 39 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list