|
Inilah 6 Pasangan Suami Isteri Artis Indonesia Yang Berbeza Agama Yang Bercerai
[Copy link]
|
|
berusjamban posted on 23-5-2013 09:37 AM
iols rase pasangan ni sbb laki dia mcm sesuatuh je....
x selera tengok lelaki spesies ni... |
|
|
|
|
|
|
|
apa yang aku belajar la kan, memang tak boleh kahwin dengan yang bukan islam.tetapi perempuan ahli kitab boleh dikahwini lelaki islam,yang lelaki ahli kitab tak boleh, dan sembelihan ahli kitab pun kita boleh makan.
ahli kitab ni pengikut agama nasrani yahudi yang betul2 la.yang diturunkan kitab oleh Allah jugak.
Tapi ustaz aku cakap, cuba pikir ada ke lagi ahli kitab ni?kalau ada pun 1 dlm 1000, sebab sume kitab dorang pun dah diselewengkan.dan ada yang tak " alim" dah dan ada juga atheis punnnn...
Untuk Lebih tepat,rujuk kepada ustaz2 yang alim ye..heheh |
|
|
|
|
|
|
|
ahli kitab rasa macam mustahil saja nak jumpa..as far as i know agama kristian yg dibawa nabi Isa hanya untuk bani israel, so kalo bangsa lain yang beragama kristian tak boleh nak diconsider as ahli kitab,sebab tu tak boleh kawen.. |
|
|
|
|
|
|
|
Lelaki Islam boleh kawen perempuan bukan islam tapi berugama langit spt kristian. Perempuan Islam tak boleh kawin lelaki bukan islam. Tetapi kristian sekarang bukan ugama yang asal, itu yang jadi tidak betulnya perkahwinan mereka. Semoga Allah mengampunkan mereka dan kembali menjalani hidup sebagai islam. |
|
|
|
|
|
|
|
Ala.. Islam kawen Islam pun byk bercerai.. tp mmg la salah diorang ni kawen beza agama.. tp org Islam pun byk yg kawen dgn Islam tp last2 bercerai gak.. gitu |
|
|
|
|
|
|
|
berusjamban posted on 23-5-2013 09:37 AM
iols rase pasangan ni sbb laki dia mcm sesuatuh je....
si suami ni juri rancangan apatah kt indon tu, indonesia mencari bakat kot.. mmg imej dia gitu kn.. nmpk seram tgk upenya kristian ehh.
|
|
|
|
|
|
|
|
anaktoyol posted on 22-5-2013 08:20 PM
Broery marantika dgn kak nita boleh masuk tak?
tak boleh kira...broery masuk islam bila nak kawin kaknita walaupun masa tuh heboh dah kaknita tak kisah kawin dgn broery yg kristian tuh...naseb baik arwah bapak kak nita ada lagik masa tuh...dia yg halang & suruh broery convert...kan arwah bapak dia walikan...kecoh gak masa tuh...naseb baik tadak internet lagik masa tuh...kalau tak jenuh la berCSI warga gossip sekeliannya
|
|
|
|
|
|
|
|
berusjamban posted on 23-5-2013 09:37 AM
iols rase pasangan ni sbb laki dia mcm sesuatuh je....
laki dia ni seorang magician .. tu yg seram bentuknya..
|
|
|
|
|
|
|
|
Jamal midrad ngan lydia kardou bercerai? Wow!!!! |
|
|
|
|
|
|
|
Anak2 mirdad tu klau brlakon siap solat bagai... |
|
|
|
|
|
|
|
wafeenaulia posted on 24-5-2013 09:35 PM
Anak2 mirdad tu klau brlakon siap solat bagai...
maknya pon sama..... teringat bwg putih bwg merah dlu.... |
|
|
|
|
|
|
|
Yang mirdad tu....
Korang dh mcm gampang sbb boleh plk buat perjnjian klu ank llki islam, ank pompuan kristian... |
|
|
|
|
|
|
|
mnaa posted on 24-5-2013 05:55 PM
Jamal midrad ngan lydia kardou bercerai? Wow!!!!
lama kan diorg kawen .... jodoh
|
|
|
|
|
|
|
|
Pada tahun 1986 Lydia Kandou menikah dengan aktor Jamal Mirdad. Peristiwa ini menjadi begitu kontroversial, karena perbedaan agama. Lydia Kandou yang beragama Kristen dan Jamal Mirdad yang beragama Islam. Perbedaan agama di antara keduanya tidak menghentikan langkah keduanya menuju mahligai pernikahan, walaupun UU Perkawinan 1974 pasal 2 ayat 1 menghalangi mereka untuk bersatu secara sah.
Undang-undang tersebut menyatakan : "Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya”.
Untuk itu, sebuah perkawinan harus disahkan lebih dulu oleh agama yang bersangkutan sebelum didaftar ke Kantor Catatan Sipil. Konsekuensinya, banyak pasangan berbeda agama tidak dapat mendaftarkan pernikahan mereka di Kantor Catatan Sipil. Karena Undang-undang tersebut, bagi mereka yang akan menikah namun berbeda agama melakukannya secara diam-diam maupun menikah diluar negeri. Namun pasangan Jamal Mirdad dan Lydia Kandou nekad menikah di Indonesia dan memperjuangkan status mereka mati-matian di Pengadilan Negeri. Peristiwa yang terjadi tahun 1986 tersebut begitu menggemparkan. Tentangan dan kecaman dari agamawan dan masyarakat menghantam secara bertubi-tubi pasangan ini. Ketika mereka berdua memang pada saat itu sedang berada dipuncak karier, liputan berbagai media saat itu membuat peristiwa pernikahan beda agama ini semakin heboh. Tetapi setelah melewati perjuangan panjang dan melelahkan dan didasari cinta yang kuat di antara keduanya, akhirnya dengan bantuan pengacara, pernikahan mereka disahkan juga oleh pengadilan pada tahun 1995.
Ibu Lydia adalah salah seorang menentang habis-habisan pernikahan Lydia yang saat itu berumur 22 tahun dengan Jamal. Karenanya sang ibu pun pindah dari Jakarta ke Bandung. Lydia tahu bahwa dia menyakiti hati ibunya, maka dua hari sekali Lydia dan Jamal menemui ibunya. Namun dalam kunjungan-kunjungan itu Jamal selalu menunggu di depan rumah. Selama kurang lebih setahun, Jamal rela bolak-balik Jakarta-Bandung dan tidur di mobil, sementara Lydia menginap di rumah sang Ibu. Akhirnya ibu Lydia menjadi luluh juga hatinya. Suatu hari, Lydia hendak menginap di rumah ibunya, dan tanpa disangka, sang Ibu menyuruh Lydia mengajak Jamal masuk ke dalam rumah.
Saat diterima, Jamal pun langsung meminta maaf kepada ibu Lydia.
Agama dan orangtua bukan masalah satu-satunya yang dihadapi pasangan Lydia Kandou dan Jamal Mirdad ini. Masalah beda budaya juga merupakan masalah yang harus dihadapi keduanya. Lydia yang berdarah Manado-Belanda dan Jamal yang berdarah Jawa membuat mereka harus melakukan penyesuaian diri terhadap karakter dan latar belakang budaya masing-masing. Namun dengan prinsip perbedaan adalah pelajaran buat mereka yang dianggap berharga dan istimewa dan dengan kesabaran dan menghormati perbedaan, pasangan ini dapat melaluinya dengan baik sampai saat ini.
Pada tanggal 8 Maret 2013, melalui kuasa hukumnya, Lydia Kandou memasukan gugatan cerai kepada Jamal Mirdad di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan setelah membangun rumah tangga selama 26 tahun.[1] Ditegaskan kemudian oleh Lidya, bahwa penyebab perceraiannya bukan karena beda agama, tetapi ia tetap belum mau mengungkapkan apa penyebabnya
WIKIPEDIA |
|
|
|
|
|
|
|
Bukan karena KDRT dan perselingkuhan. Alasan Lidya menggugat cerai terlalu klise.
Hari ini akan digelar sidang perdana perceraian Lidya Kandau dan Jamal Mirdad di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Agendanya, mediasi kedua insan senior yang sudah seranjang dan seatap selama 27 tahun. Sebelum sampai ke situ, Lidya keluar dari ‘persembunyian’-nya. Sayang, ibu Hanna Maria, Kenang Kana, Naysilla Mirdad dan Nathana ini belum terang menjelaskan alasan dia menggugat cerai Jamal.
“Nggak ada KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), sama sekali nggak ada perselingkuhan. Kalau beda agama sih dari dulu,” tutur Lidya di lokasi syuting kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Selasa (16/4).
Lha terus kenapa dong kalau semuanya itu bukan penyebab cerai?
“Ya pokoknya nggak mungkin kalau nggak ada masalah. Cuman kan nggak mungkin saya beberkan ya, biar saya sama mas Jamal aja yang tau,” jawab pemain film Sekuntum Duri, Maju Kena Mundur Kena dan Tirai Perkawinan ini.
Layaknya pemain sinetron ulung, Lidya memberikan isyarat lewat permainan kata-kata. Dengan nada pelan, dia mengeluh antara dirinya dan Jamal belakangan semakin sibuk. Akibatnya, masa-masa romantis seperti dalam film Ramadhan dan Ramona sudah tak terasa lagi.
“Mungkin awalnya (karena) komunikasi. Ada tapi sudah berkurang,” cetus Lidya.
“Pada saat komunikasi untuk titik temu sudah tidak berjalan, kita mau refreshing kembali supaya cinta dan perhatian tidak terkikis. Saya sama mas Jamal berpikir dewasa agar bisa menyatukan kembali,” sambung wanita kelahiran Jakarta 21 Februari 1963 ini.
Ironisnya lagi, Lidya tak habis pikir akan bercerai. Ia berharap masih ada titik temu yang bisa kembali menyatukan dirinya dengan Jamal.
“Ya jelas saya juga menyayangkan sekali. Saya mau sehidup semati dengan mas Jamal, menikah 27 tahun nggak sembrono ujuk-ujuk ke perceraian,” ujar Lidya.
Lagipula, selama menikah, Lidya dan Jamal hampir tak pernah tersentuh isu miring. Keduanya pun sempat menjadi contoh pernikahan beda agama yang akur satu sama lain.
“Iya doain aja saya masih sangat berharap untuk saya bisa ada titik temu, adanya titik temu kan saya dan mas Jamal bisa bertemu, bisa bertemu lagi. Udah punya cucu kali, haruslah seperti begitu,” tutur Lidya.
Mulanya, sambung Lidya, keempat anaknya sempat tak setuju ia berpisah dengan Jamal. Namun kemudian dia membulatkan tekad menggugat cerai.
“Nggak ada yang setuju awalnya. Berat lah sampai nangis juga anak-anak. Mas Jamal juga menolak (dicerai),” urai Lidya.
Lidya dan Jamal lantas kompak memberikan pengertian mengenai permasalahan yang dihadapi mereka berdua. “Tapi anak-anak saya sudah dewasa dan besar-besar. Mereka paham apa yang terbaik buat mama dan papanya untuk dijalankan, yang tahu saya dan Jamal,” imbuh Lidya.
Diceritakan, dirinya masih tinggal seatap dengan Jamal. Di waktu luang, mereka juga masih menghabiskan waktu bersama anak-anak. “Kami berdua masih suka ngumpul bareng, makan malam bersama juga. Nggak ada yang ribut,” tuturnya.
Ditengarai, proses perceraian yang akan segera dihadapi mereka karena adanya orang ketiga, bukan karena perbedaan keyakinan.
“Kemungkinan kehadiran orang ketiga bisa dibilang ada, walaupun keduanya berusaha untuk saling menutupi,” ungkap paranormal, Suhu Naga, belum lama ini.
[Harian Rakyat Merdeka] |
|
|
|
|
|
|
|
Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia Kali Ke-7 yang bersidang pada 11 - 12 April 1984 telah membincangkan mengenai Hukum Penyembelihan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Muzakarah telah memutuskan bahawa sembelihan ahli kitab yang asli boleh dimakan oleh orang Islam dengan syarat penyembelihan mengikut kaedah-kaedah yang sah mengikut syarak.
Soalan yg sama pernah saya kemukakan kpd salah seorang anggota ahli fatwa eropah yg berada kt UK, namanya Syikh Abdullah Judai, (ulama dari Basrah,Iraq) kebetulan hadir ke kelasnya. Dia jawab, untuk mengenali ahli kitab, kita boleh tentukan melalui beberapa ciri, antaranya ialah, kita lihat dari segi umum, iaitu hari perayaan mereka, kesimpulanya, di Britain, majoriti rakyat Britain meraikan perayaan krismas. So, mereka boleh digelar ahli kitab, meskipun mereka kurang berpegang pada agama mereka. (tapi jawapan yg diberikan kurang memuaskan, kerana ianya terlalu umum). meskipun begitu, dari pengamatan saya, ada beberapa hujah yg boleh dipertimbangkan oleh kita, ianya boleh di lihat dari sudut berikut: 1- Ahli kitab masih wujud dizaman kita 1.1- Kerana Nas al-Quran telah menjelaskan perkara tersebut didalam banyak bab, contoh perkahwinan dan makanan, jadi, jika kita nafikan akan kepupusan ahli kitab, seolah2, ayat alQuran yg berkaitan dengan ahli kitab tidak valid hingga ke akhir zaman, dan ini bertentangan dengan ciri2 alQuran yg berkekalan sehingga hari Qiamat. 1.2-Allah mengetahui apa yg akan berlaku pada masa akan datang, contoh, di beberapa negara eropah yg padanya terdapat penganut agama islam, jika mereka ingin berkahwin, seakan2 mustahil untk mendapatkan calon muslim atau muslimah, justeru itu, mereka diberi kelonggaran utk berkahwin dgn ahli kitab, tapi jika kita nafikan akan kewujudan ahli kitab, maka apakah jalan penyelasaian terhadap mereka ini. Manakah lebih baik berkahwin dengan ahli ktab yg tidak mengamalkan amalan mereka dgn sepenuhnya atau berzina. (dar`ul mafsadah, jalbul maslahah) tolak keburukan, bawa kabaikan. 2-ahli kitab x wujud 2.1- mereka x amalkan ajaran mereka. tapi jika mereka amalkan pun, sememangnya ajaran mereka dah terpesong.Jika kita pernah terbaca mengenai pengumpiulan kitab mereka,, dari 400 hingga 4 biji. kita sudah boleh memahami hakikat sebenar ajaran mereka.
|
|
|
|
|
|
|
|
JAWAPAN UST ZAHARUDDIN
Assalamualaikum,
Terima kasih bagi syeikh zubir yang memberikan pandangan, padangan yang baik juga. alhamdulillah
Ulama semasa berbeza pandangan dalam menentukan status ahli kitab ini pada zaman ini.
1) AHLI KITAB WUJUD HARI INI
Ia adalah pandangan kumpulan majoriti ulama semasa termasuk Al-Qaradawi (di ambil dalam fatwa beliau berkenaan boleh makan daging di neagar yang majoriti kristian dan yahudi, bgmnpun dalam fatwa beliau berkenaan kahwin dgn ahli kitab- beliau ada meletakkan syarat agar di semak terlebih dahulu samada wanita itu betul2 kristian dan yahudi atau hakikatnya athies), Al-Buti, Dr Wahbah Az-Zuhayli dan lain-lain menyatakan bahawa mereka di anggap ahli kitab selagi mana mereka percaya kepada Allah SWT. Ini adalah pandangan mcm syeikh yg di tanya di bawah tu, mereka lebih cenderung memberikan keringanan sebenarnya.
Antara dalil mereka adalah seperti di sebut oleh zubir tadi juga.
2) STATUS AHLI KITAB HARI INI DIPERTIKAI
Manakala kumpulan minoriti menolak pandangan di atas. Menurut mereka , untuk digelar ahli kitab , sesorang Yahudi dan Nasrani (kristian) itu mestilah berpegang teguh dengan ajaran agama samawi masing-masing, adapun, jika mereka berpegang dengan ajaran palsu hari ini di campur pula dengan tidak mengendahkan hal ehwal hukum agama mereka. Mereka tidaklah layak di gelar Ahli KItab lagi.
Kumpulan ini berpegang kepada athar dari Sayyidina Ali KW yang menyebut tentang Yahudi Bani Taghlib dengan katanya :
إنهم لم يأخذوا من النصرانية إلا شرب الخمر وأكل الخنزير
Ertinya : "Mereka tidak mengambil apa-apa dari ajaran Nasrani kecuali untuk minum arak dan memakan babi" ( Rujuk : Al-Majmu' oleh Imam An-Nawawi, 9/74)
Ini bermakna Ali r.a seolah-olah tidak setuju dgn pengiktirafan ahli kitab kepada mereka yang tidak berpegang dgn sepenuhnya.
Ia juga berdasarkan athar :-
عن نافع مولى ابن عمر: أنه كان إذا سُئِل عن نكاح النصرانية واليهودية، قال: إنالله حرم المشركات على المؤمنات، ولا أعلم من الإشراك شيئًا أكبر من أن تقولالمرأة: ربها عيسى، وهو عبد من عباد الله (انظر: البخاري مع الفتح "9/416" حديث "5285" باب قول الله تعالى: (ولا تُنْكِحُوا المشركاتِ حتى يُؤْمِنَّ..) من كتابالطلاق، وانظر: تفسير ابن كثير "1/258"، ط الحلبي. وتفسير القرطبي "3/68" ط. دارالكتب).
Ertinya : Ibn Umar ditanya berkenaan hukum berkahwin dengan ahli kitab nasrani dan yahudi, maka dia berkata : " Sesungguhnya Allah mengharamkan berkahwin dengan kaum wanita musyrik, dan tidak ku ketahui syirik yang terbesar daripada seorang wanita berkata : " tuhannya Isa, dan dia pula hamba dari hambar Allah ( Rujuk Fath al-Bari, haditth no 5285, )
Justeru, ini seolah menunjukkan bahawa kristian yang mempercayai triniti seolah2 telah terkeluar dari ajaran kelas ahli Kitab iaitu nasrani kerana kekarutan mereka. Terutamanya kristian di zaman ini yang kebanyakkan adalah athies dan hanya nama sahaja Kristian tetapi tiada berpegang dgn ajarannnya.
Kesimpulan saya
Jika berpegang penuh dengan segala ajaran agama yahudi dan nasrani itu di anggap syarat untuk digelar ahli kitab, maka ramai pula nanti Umat Islam yang tidak layak digelar ‘Muslim' juga, kerana pegangan mereka yang amat longgar. Kerana inilah majoriti ulama berpendapat, syarat utamanya utk diterima sebagai ahli kitab dan terpakai semua hukum ahli kitab di dalam quran adalah PERCAYA kpd kewujudan Allah (sebagaimana Al-Qaradawi yang meletakkan syarat, asalkan jangan athies atau komunis - iaitu yg jenis tak percaya tuhan).
Justeru ahli kitab yang percaya trinity dan lain-lain itu tetap di anggap ahli kitab berdasarkan firman Allah yang menggelarkan mereka dengan nama AHLI KITAB walaupun mereka telah menyeleweng dalam aqidah mereka iaitu :-
يا أهل الكتاب لا تغلوا في دينكم ولا تقولوا على الله إلا الحق، إنما المسيح عيسى بن مريم رسول الله وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه، فآمنوا بالله ورسله، ولا تقولوا: ثلاثة، انتهوا خيرا لكم إنما الله إله واحد، سبحانه أن يكون له ولد، له ما في السموات وما في الأرض، وكفى بالله وكيلا}النساء:171
Ertinya : " Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampau-lampau dalam agamamu, dan janganlah mengatakan tetang Allah kecuali yang benar, Sesungguhnya Al-Masih Isa anak Maryam itu adalah rasulullah, dan ia di letakkan kepada Maryam dan ruhnya dating dari Allah, maka berimanlah dengan Allah dan rasul-rasulNya, jangalah kamu mengatakan "tiga", tamatkanlah dakwaan itu lebih baik bagimu, sesungguhnya Allah itu esa, maha suci Allah dari mempunyai anak....( An-Nisa : 171)
Wallahu a'lam.
http://zaharuddin.net
IRONINYA -ARTIS INDONESIA KRISTIAN BUKAN AHLI KITAB DAN PERNIKAHAN MEREKA ADALAH TIDAK SAH DAN HUBUNGAN MEREKA ADALAH ZINA . |
|
|
|
|
|
|
|
Persoalan lelaki berkahwin dengan ahli kitab
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan* diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.”
*Ada yang mengatakan wanita-wanita yang merdeka.
(al Maaidah, ayat 5)
Pada Dasarnya
Pada dasarnya antara orang muslim dan ahlul kitab mempunyai akidah yang sah mengenai Allah, walaupun berbeza tafsirannya selagi mereka tidak berkeyakinan bahawa Tuhan (Allah) itu adalah al Masih putera Maryam, dan tidak meyakini atau tidak menyatakan dengan lisan atau tulisan bahawa Allah itu satu di antara tiga tuhan. Jika mereka mempunyai kepercayaan dan meyakini hal-hal tersebut di atas, al quran menjelaskan mereka itu termasuk ke dalam golongan kaum kafir. Mengenai itu Allah menegaskan dalam firmannya:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
(al Maaidah, ayat 72-73)
Di dalam “Sahih Bukhari” terdapat sebuah riwayat yang berasal dari Abdullah bin Umar r.a. bahawasanya ia pernah ditanya tentang perkahwinan antara lelaki muslim dan wanita nasrani atau yahudi, Abdullah bin Umar menjawab:
“Allah mengharamkan wanita musyrik dikahwini oleh lelaki muslim, Aku tidak tahu syirik apakah yang lebih besar daripada seorang isteri yang mengatakan bahawa Tuhannya ialah Isa, padahal beliau itu adalah salah seorang dari hamba Allah s.w.t. Jika ia tidak mengatakan hal itu, ia tetap dipandang sebagai wanita ahlul kitab, walaupun ia meyakini kesucian Isa al Masih atau meyakini kesucian bondanya Maryam atau meyakini kesucian roh kudus dalam bentuk yang berlainan dari kepercayaan orang muslim; selama ia tidak menyekutukan Allah”.
Perkahwinan antara lelaki bukan muslim dengan wanita muslimah.
Mengenai soal itu terdapat kenyataan yang berlainan, kerana itu hukumnya juga berlainan. Menurut syariat Islam, anak dinasabkan kepada ayahnya, dan seorang isteri berpindah mengikut suaminya, didalam lingkungan masyarakat suaminya. Dalam hal itu seoah-olah Islamlah yang menguasai keadaan dan menaungi suasana kesatuan yang baru (yakni kesatuan keluarga atau suami-isteri yang berbeza agama).
Adalah sebaliknya jika wanita muslimah berkahwin dengan lelaki ahlul kitab. Sebagai isteri ia akan hidup jauh dari lingkungan masyarakatnya sendiri (yakni masyarakat Islam). Dalam keadaaln terpencil itu kelemahannya sebagai wanita akan membahayakan keislamannya. Anak-anaknya tentu dinasabkan kepada suaminyadan mereka akan memeluk agama yang bukan agama ibunya; padahal semestinya Islamlah yang menentukan kehidupan rumahtangganya. Ketentuan itu ditegaskan dalam al quran:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian1 terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu2, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,”
1:Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
2:Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.
(al Maaidah, ayat 48)
Dari ayat tersebut dapat difahamkan bahawa Islamlah yang semestinya menentukan suasana kehidupan isteri yang beragama Islam, bukan agama suaminya yang dari ahlul kitab.
Ibnu Jabir mengutarakan sebuah riwayat berasal dari Umar Ibnu al Khattab r.a. yang mengatakan: “Lelaki muslim dapat mengahwini wanita Nasrani, tetapi lelaki Nasrani tidak dapat mengahwini wanita muslimah”. Yang dimaksudkan dengan “Nasrani” dalam hal itu adalah “orang dari ahlul kitab” yang tidak menyekutukan Allah.
Ibnu Jabir juga mengutarakan riwayat lain berasal dari Abdullah bin Jabir r.a. yang mengatakan: “Kami (kaum muslimin) boleh mengahwini wanita ahlul kitab, tetapi lelaki ahlul kitab tidak boleh mengahwini wanita kita”.
Apabila lelaki ahlul kitab, lelaki musyrik atau lelaki kafir telah memeluk Islam ia berhak berkahwin dengan wanita muslimah, dan keislamannya itu dapat dipandang sebagai maskahwin bagi isterinya.
An-Nasa’i mengutarakan riwayat sebagai berikut: Abu Thalhah meminang Ummu Sulaim. Ummu Sulaim menjawab: “Wahai Abu Thalhah, tidak mungkin aku mahu dikahwini oleh lelaki seperti anda. Anda kafir dan aku muslimah, tidak halah bagiku berkahwin dengan anda. Akan tetapi kalau anda sudah memeluk Islam, itulah maskahwin bagiku dan aku tidak akan meminta kepada anda selain itu”. Akhirnya Abu Thalhah memeluk Islam dan itulah maskahwin perkahwinannya dengan Ummu Sulaim.
Tsabit mengatakan: “Aku belum pernah mendengar ada seorang yang meminta maskahwin lebih mulia daripada yang diminta Ummu Sulaim.” |
|
|
|
|
|
|
|
tak berkat tu..
btw narsyila tu kan dah masuk islam lepas kawen ngan dude herlino... |
|
|
|
|
|
|
|
Mana boleh kawen lain agama...tu lahhh....tak ngaji abes...
|
|
|
|
|
|
|
| |
|