|
KUMPULAN BERITA MUSIK INDONESIA PALING ANYAR
[Copy link]
|
|
JakJazz 2007:
Mempersandingkan Musisi Pemula dan KawakanPelaranJakJazz kembali lagi. Setelah mendapatkan respons cukup positif padaperhelatan tahun lalu, JakJazz kini hadir kembali selama tiga hariberturut-turut pada Jumat (23/11) hingga Minggu (25/11) di IstoraSenayan Jakarta. Uniknya, di sini para musisi jazz amatir hasil audisidi beberapa kota akan bersanding bersama musisi kawakan dari lokalmaupun internasional.
Dalam ajang tahun ini, pihak penyelenggara memang sengaja menggelaraudisi lewat kegiatan Jazz Audition di empat kota. Terpilih satupemenang masing-masing dari Yogyakarta, Surabaya dan Bandung, serta duapemenang lagi dari Jakarta. Selain itu, para musisi jazz muda sepertiMaliq & d'essentials, Andien, Parkdrive dan lainnya juga tampil ditujuh panggung yang disediakan.
Agar lebih dekat dengan pengunjung, para komunitas jazz juga diberikankesempatan untuk tampil. Komunitas-komunitas yang akan tampil adalahJajan Jazz dari komunitas Jajan Jazz Bumi Serpong Damai dan BebenQuartet dari komunitas Jazz Kemayoran. Selain itu, Jak Jazzmenghadirkan pula dua komunitas jazz kampus dari Universitas BinaNusantara dan Jakarta Drum School.
Pembaruan macam ini ditanggapi gembira oleh musisi kawakan, IdangRasjidi. Ia mengaku senang karena berbagai grup jazz akan memeriahkanfestival ini.
"Ada warna baru, semangat pembaharuan yang sangat bagus, yang akhirnyamenggarisbawahi bahwa JakJazz punya nilai artistik," katanya dalamjumpa pers di Jakarta, Rabu (21/11).
Para musisi jazz tadi, pemula maupun profesional, akan bersandingdengan musisi kawakan dari dalam negeri seperti Bubi Chen, IrengMaulana maupun Idang sendiri serta musisi internasional seperti SpyroGyra, Kool and the Gang, Bill Sharpe dari Shakatak, Monday Michiru,Curtis King atau Shinoya Satoru.
"Kami merasakan energi yang luar biasa ketika tiba di Jakarta danmelihat kemeriahan persiapan JakJazz. Rasanya kami sudah tak sabaruntuk segera tampil besok," kata Shinoya Satoru yang hadir dalam jumpapers.
Sangat Senang
Satoru yang memimpin band dengan namanya sendiri itu mengaku sangatsenang mendapat kesempatan tampil pada hari pertama festival. Ia danrekan-rekan sekelompoknya akan tampil di Super Premium Stage pada Jumat(23/11) malam.
"Tampil di JakJazz adalah yang pertama bagi kami. Sebelumnya kami sudahmanggung juga di Bangkok dan Kuala Lumpur. Saya merasakan energi bangsadi Asia sangat luar biasa hebat, karena itu sebelum kembali ke Tokyokami akan main habis-habisan di JakJazz," kata pianis dan komposer asalJepang itu.
Sementara itu, Curtis King, musisi jazz asal AS yang juga hadir dalamjumpa pers, mengatakan akan menghadirkan kejutan bagi penonton dalampenampilannya di hari kedua JakJazz. Ia tidak akan memainkan jazz danrock & roll seperti yang menjadi ciri khasnya selama ini.
"Saya akan mengkolaborasikan jazz dengan musik tradisi China lewat permainan alat musik Zither," ungkapnya.
King mengatakan, JakJazz adalah kegiatan yang sangat positif dan telahmenjadi bagian dari agenda festival musik jazz tingkat internasional.Kegiatan ini menjadi ajang yang tepat untuk bertemunya sesama musisijazz dari berbagai negara. Mereka juga bisa sekaligus mendekatkan diridengan para penggemarnya.
Sayang, dibanding tahun lalu, tampaknya pertunjukan tahun ini akanberlangsung kurang spektakuler. Pasalnya, jumlah panggung di luarruangan dibuat lebih sedikit. Panitia beralasan pengurangan panggungini bertujuan untuk memaksimalkan penampilan setiap musisi. Totalpertunjukan dalam JakJazz 2007 digelar di tujuh panggung yakni empatpanggung di dalam ruangan dan tiga panggung di luar Istora Senayan.
"Tahun lalu ada enam panggung di luar ruangan tapi mereka tampil hanya35 menit saja. Itu artinya cuma dua lagu, jadi kurang memuaskanpenonton. Sekarang hanya tiga panggung agar jadwalnya lebih padat dantampil lebih lama," kata Ireng Maulana, penggagas JakJazz sejak pertamadigelar. [D-10] |
|
|
|
|
|
|
|
JakJazz 2007:
Mempersandingkan Musisi Pemula dan KawakanPelaranJakJazz kembali lagi. Setelah mendapatkan respons cukup positif padaperhelatan tahun lalu, JakJazz kini hadir kembali selama tiga hariberturut-turut pada Jumat (23/11) hingga Minggu (25/11) di IstoraSenayan Jakarta. Uniknya, di sini para musisi jazz amatir hasil audisidi beberapa kota akan bersanding bersama musisi kawakan dari lokalmaupun internasional.
Dalam ajang tahun ini, pihak penyelenggara memang sengaja menggelaraudisi lewat kegiatan Jazz Audition di empat kota. Terpilih satupemenang masing-masing dari Yogyakarta, Surabaya dan Bandung, serta duapemenang lagi dari Jakarta. Selain itu, para musisi jazz muda sepertiMaliq & d'essentials, Andien, Parkdrive dan lainnya juga tampil ditujuh panggung yang disediakan.
Agar lebih dekat dengan pengunjung, para komunitas jazz juga diberikankesempatan untuk tampil. Komunitas-komunitas yang akan tampil adalahJajan Jazz dari komunitas Jajan Jazz Bumi Serpong Damai dan BebenQuartet dari komunitas Jazz Kemayoran. Selain itu, Jak Jazzmenghadirkan pula dua komunitas jazz kampus dari Universitas BinaNusantara dan Jakarta Drum School.
Pembaruan macam ini ditanggapi gembira oleh musisi kawakan, IdangRasjidi. Ia mengaku senang karena berbagai grup jazz akan memeriahkanfestival ini.
"Ada warna baru, semangat pembaharuan yang sangat bagus, yang akhirnyamenggarisbawahi bahwa JakJazz punya nilai artistik," katanya dalamjumpa pers di Jakarta, Rabu (21/11).
Para musisi jazz tadi, pemula maupun profesional, akan bersandingdengan musisi kawakan dari dalam negeri seperti Bubi Chen, IrengMaulana maupun Idang sendiri serta musisi internasional seperti SpyroGyra, Kool and the Gang, Bill Sharpe dari Shakatak, Monday Michiru,Curtis King atau Shinoya Satoru.
"Kami merasakan energi yang luar biasa ketika tiba di Jakarta danmelihat kemeriahan persiapan JakJazz. Rasanya kami sudah tak sabaruntuk segera tampil besok," kata Shinoya Satoru yang hadir dalam jumpapers.
Sangat Senang
Satoru yang memimpin band dengan namanya sendiri itu mengaku sangatsenang mendapat kesempatan tampil pada hari pertama festival. Ia danrekan-rekan sekelompoknya akan tampil di Super Premium Stage pada Jumat(23/11) malam.
"Tampil di JakJazz adalah yang pertama bagi kami. Sebelumnya kami sudahmanggung juga di Bangkok dan Kuala Lumpur. Saya merasakan energi bangsadi Asia sangat luar biasa hebat, karena itu sebelum kembali ke Tokyokami akan main habis-habisan di JakJazz," kata pianis dan komposer asalJepang itu.
Sementara itu, Curtis King, musisi jazz asal AS yang juga hadir dalamjumpa pers, mengatakan akan menghadirkan kejutan bagi penonton dalampenampilannya di hari kedua JakJazz. Ia tidak akan memainkan jazz danrock & roll seperti yang menjadi ciri khasnya selama ini.
"Saya akan mengkolaborasikan jazz dengan musik tradisi China lewat permainan alat musik Zither," ungkapnya.
King mengatakan, JakJazz adalah kegiatan yang sangat positif dan telahmenjadi bagian dari agenda festival musik jazz tingkat internasional.Kegiatan ini menjadi ajang yang tepat untuk bertemunya sesama musisijazz dari berbagai negara. Mereka juga bisa sekaligus mendekatkan diridengan para penggemarnya.
Sayang, dibanding tahun lalu, tampaknya pertunjukan tahun ini akanberlangsung kurang spektakuler. Pasalnya, jumlah panggung di luarruangan dibuat lebih sedikit. Panitia beralasan pengurangan panggungini bertujuan untuk memaksimalkan penampilan setiap musisi. Totalpertunjukan dalam JakJazz 2007 digelar di tujuh panggung yakni empatpanggung di dalam ruangan dan tiga panggung di luar Istora Senayan.
"Tahun lalu ada enam panggung di luar ruangan tapi mereka tampil hanya35 menit saja. Itu artinya cuma dua lagu, jadi kurang memuaskanpenonton. Sekarang hanya tiga panggung agar jadwalnya lebih padat dantampil lebih lama," kata Ireng Maulana, penggagas JakJazz sejak pertamadigelar. [D-10] |
|
|
|
|
|
|
|
PETERPAN, Dianggap Habis Tapi Raih Double Platinum
PETERPAN boleh saja sedang bermasalah dengan popularitas. Band asal Bandung ini juga boleh saja diberitakan menurun lantaran digerus band-band baru. Tapi soal penghargaan, rasanya belum berhenti juga. Kemarin, Kamis [29/11/2007] di Jakarta, Peterpan diganjar penghargaan double-platinum lantaran album 'Hari Yang Cerah' sukses menembus angka 300 ribu.
Tak berlebihan kalau Ariel [vokal], Lukman [gitar], Reza [drum] dan Uki [gitar] benar-benar merasakan 'sensasi' yang luarbiasa. "Ketika orang sudah menganggap kami habis, penghargaan ini menjadi sesuatu yang menyenangkan dan melegakan," ujar Ariel kepada wartawan.
Angka 300.000 memang belum seberapa dibanding album 'Bintang di Surga] yang menembus angka 2 juta kopi. "Tapi apapaun itu kami tetap merasa senang dan lega," ujar Ariel lagi.
Selain penghargaan platinum, Peterpan juga memamerkan logo barunya, yang bakal menjadi "jembatan" sebelum mereka benar-benar ganti nama di tahun 2008 nanti. Kaya apa dan siapa nama barunya ya? [joko/foto: istimewa]
[ Last edited by jf_pratama at 2-12-2007 02:24 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
WITSQA: 'Sintong' Yang Suka Ngejazz Sambil Makan Bakso
DI INDONESIA, CERUK yang kosong di industri musik sebenarnya ada di ranah lagu anak-anak. Kelar era Sherina, kemudian deretan penyanyi anak-anak jebolan AFI, sepertinya makin jarang saja penyanyi anak-anak yang menonjol. Tak heran, kalau anak-anak TK atau SD sekarang, lebih kenal lagu band-band dewasa dibanding lagu anak-anak. Padahal liriknya, mungkin saja mereka nggak ngerti maknanya.
Kekosongan itu bukan tak coba diisi. Salah satu yang coba menyelip adalah pendatang baru bernama Addina Witsqantidewi atau kerap disapa dengan Witsqa [baca: Wiska]. Tak main-main, pilihan bermusik yang disasar cewek berumur 11 tahun ini adalah jazz. Simak jawabannya mengapa memilih jazz,"Karena aku lihat tidak ada anak-anak seumurku yang bisa nyanyi jazz, jadi aku coba aja," kata Witsqa ketika melaunching album pertamanya 'Hari-Hariku' di Spazio Mezza 9 Caf |
|
|
|
|
|
|
|
CANZO: Sinergi Yang Tua & Musisi ABG
DI RANAH JAZZ, kolaborasi yunior dengan senior jelas sangat diperlukan. Kalau tidak, bagaiman bisa ada musisi junior yang baru-baru? Betuuuul....
So, kalau kemudian band yang mengusung sweet-jazz bernama CANZO berharap banyak pada kolaborasi dua generasi itu, rasanya menarik untuk dicermati. Pasalnya, dari hitungan usia, terasa njomplang memang. Tapi dari skill, rasanya transfer of skill itu kudu berlangsung.
Mendengar nama Totong Wisaksono dan Derry Iskandar, para pecinta jazz pasti sudah tidak asing lagi. Mereka berdua adalah mantan pentolan dan pendiri band Canizarro [sudah almarhum]. Band yang cukup terkenal itu tentu saja memasukkan nama mereka dalam deretan musisi jazz yang cukup kompeten dan berpengaruh di eras 80-an. Meski tak terkenal-terkenal amat, tapi Canizarro dan personilnya bisa dibilang sering wira-wiri di banyak festival jazz.
Spirit itulah yang dibawa dua dedengkot ini ketika membentuk CANZO. Ketika kemudian mereka merilis album bertajuk 'SONG FOR YOU' di Tee Box Cafe, Kamis [29/11/2007] kemarin, tak cuma spirit yang dibawa, tapi juga kejutan saat mereka menggamit beberapa anak muda "yang tidak terkenal" masuk dalam line-up CANZO. Coba siapa yang tahu nama saksofonis Denni Junio yang baru umur 14 tahun? Atau drumer 20-an tahun, cewek lagi, bernama Ria Juwita. Basisnya juga belia beruur 17 tahun bernama Naya asal Bandung. Ada yang kenal?
Tapi sinergi itulah yang coba diangkat oleh Canzo. Salah? Tentu saja tidak, bener malah. Toh dalam beberapa lagu seperti Hasratku, Sri Panggung dan Sunday Morning, yang mereka pamerkan kepada wartawan, meski masih terkesan lempeng, junior-junior itu toh bisa mengimbangi skill seniornya itu.
Dan kini mereka menjajal industri yang tentu saja tak "seramah" yang dibayangkan. Akankah CANZO lolos dari keterikatan masa lalunya? Harusnya bisa, karena spirit yang sekarang lebih fresh tuh...[joko/foto: istimewa]
[ Last edited by jf_pratama at 2-12-2007 02:33 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
NETRAL Band Belum Kepincut Untuk `Ngepop`
Dominasi musik pop tidak harus membuat musisi, band dan artis di luar jalur itu terseret dan ikut-ikutan bermain di genre tersebut atas nama komersialisasi.
Bagus (bas, vokal), Eno (dram) dan Choky (gitar), tiga personil band rock Netral menyatakan hal itu saat dijumpai usai syuting video klip single kedua "Cinta Gila" dari album terbarunya, "9th Netral", di Jakarta, Rabu,28/11-2007.
"Musik kami masih segmented, tapi kami sudah puas. Nge-pop, belum kepikiran tuh, tapi kita juga punya lagu-lagu yang agak cair," kata Bagus.
Eno mengatakan, bermain musik harus sesuai dengan kata hati. "Kalau rocker disuruh main musik yang lembut, mendayu-dayu, pasti mainnya males-malesan," katanya.
Bagus menambahkan, "Kalau semua pop, homo dong?"
Menyinggung video klip "Cinta Gila", ia mengatakan temanya adalah seorang gadis yang terobsesi kepada pemain dram sebuah band (diperankan Eno).
Video klip itu dibuat untuk mendongkrak penjualan album "9th Netral" yang dirilis pada Juli lalu. Sebelumnya, Netral juga sudah meluncurkan video klip "Pertempuran Cinta", single pertama yang diandalkan mencetak hits. (ant/ly)
[ Last edited by jf_pratama at 2-12-2007 02:36 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Pentas Otobiografi Budjana
DAHONO FITRIANTO
Akhirnya, gitaris Dewa Budjana menggelar konser tunggal. Konser bertajuk ”Gitarku: Hidupku, Kekasihku” digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta, Jumat (7/12) malam. Konser ini menjadi rekaman perjalanan Budjana dalam dua dekade kiprahnya di belantika musik Indonesia.
Sebelum konser digelar, gitaris kelahiran Klungkung, Bali, 30 Agustus 1963, itu meluncurkan buku karyanya berjudul sama. Buku setebal 117 halaman itu berisi biografi dan kumpulan kiat bermain gitar ala Budjana. ”Saya tidak mikir buku itu laku berapa, yang penting saya sudah meninggalkan catatan pengalaman saya bermain gitar,” ujar Budjana tentang bukunya itu beberapa waktu lalu.
Malam harinya, Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) penuh sesak dengan penggemar dan teman-teman terdekat Budjana yang ingin menyaksikan langsung penampilan solo gitaris grup band GIGI itu. Beberapa tokoh dan selebriti tampak hadir malam itu, mulai dari tiga personel GIGI, Armand Maulana, Thomas Ramdhan, dan Gusti Hendy; gitaris God Bless Ian Antono; pentolan Krakatau Dwiki Dharmawan; hingga pengusaha Peter F Gontha.
Pertunjukan dimulai dengan permainan akustik Budjana melantunkan Caka. Di tengah kegelapan Budjana berjalan dari tengah penonton, naik ke panggung, duduk bersila di depan tirai yang masih tertutup dan mulai memetik gitar sopranonya, memainkan nada-nada pembuka lagu dari album Gitarku (2000) itu.
Setelah nomor pembuka ini, tirai panggung baru terbuka dan menampakkan seluruh musisi pendukung konser malam itu, yakni Sandy Winarta pada drum, Adi Darmawan memegang bas, Jalu Pratidina menabuh kendang, Mochamad Saat Syah atau Saat Borneo meniup suling bambu, dan Irsa Destiwi mengiringi dengan keyboard.
Datar
Secara berturut-turut, Budjana memainkan tiga lagu berikutnya tanpa jeda berbasa-basi menyapa penonton. Ia juga sekaligus menunjukkan kemampuan bermain berbagai jenis gitar, mulai dari gitar biasa dalam Lost Paradise, kemudian banjo dalam Bermain, dan sitar elektrik saat memainkan Malacca Bay.
Tidak banyak aksi panggung yang terlihat dari pentas malam itu. Budjana lebih banyak menunduk, entah malu-malu atau memang berkonsentrasi penuh pada gitar di tangannya. Sementara lembar-lembar partitur yang terlihat di depan para musisi pendukung menimbulkan kesan kaku dan kurangnya spontanitas pada sebuah pentas musisi jazz seperti Budjana.
Padahal, Budjana mengaku ia sendiri tidak membawa daftar repertoar untuk penampilan malam itu karena ia sudah hafal semua lagu-lagunya. Kesan datar itu berlangsung hingga lebih dari separuh pertunjukan.
Panggung baru mulai memanas saat bintang tamu pertunjukan malam itu, Indra Lesmana, tampil. Indra dan Budjana sudah saling mengenal dan bekerja sama sejak era 1980-an. Waktu itu, sekitar awal 1985, Budjana menjadi salah satu siswa Yayasan Forum Musik Jack & Indra Lesmana. ”Saya setahun menjadi murid Oom Jack karena memang cuma mampu bayar untuk setahun. Tetapi setelah itu, kami jadi teman,” kenang Budjana di atas panggung.
Sendiri
Indra dan Budjana kemudian berduet memainkan Wanita, sebuah komposisi lawas karya Indra yang dimasukkan dalam album solo pertama Budjana, Nusa Damai (1997). Dari situ baru terasa aura improvisasi jazz yang menawan dan mengundang tepuk tangan riuh penonton. Duet Budjana-Indra berlangsung hingga tiga lagu, termasuk dalam komposisi Bunga yang Hilang dan Dancing Tears.
Di akhir pertunjukan, Budjana mengaku puas dengan konser tunggal pertamanya itu. ”Di luar dugaan, tiket sudah habis terjual sejak dua hari sebelum konser. Ini menunjukkan apresiasi masyarakat terhadap musik yang tidak pakai vokal makin bagus,” ujarnya.
Semua itu diraih dengan kerja keras dan biaya Budjana sendiri dari awal. Hingga hari H, tak ada satu pun sponsor yang tertarik mendukung konser ini. Konser dan buku Gitarku: Hidupku, Kekasihku benar-benar menjadi pentas otobiografi Dewa Bu- djana. (XAR/CAN)
[ Last edited by jf_pratama at 9-12-2007 02:16 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Natal di Harpa Maya Hasan
Album: Because of Christmas
Artis: Maya Hasan
Produksi: Songs of Sanctuary -- 2007
Album "Because of Christmas" memuat sepuluh lagu standar Natal, seperti Silent Night, Christmas Song, White Christmas, sampai O Holy Night. Yang menjadikan agak berbeda adalah bahwa lagu-lagu itu muncul dari lembutnya petikan harpa Maya Hasan.
Menarik disimak Sleigh Ride komposisi dari Leroy Anderson (1908-1946). Komposisi ini dibuat Anderson bukan untuk konsumsi Natal, tapi sebagai lagu untuk merayakan datangnya musim dingin (tapi ia menulisnya justru di musim panas tahun 1946). Itu bisa ditilik dari lirik: "Outside the snow is falling/And friends are calling "You Hoo"/Come on, it’s lovely weather/For a sleigh ride together with you".
Oleh Maya dan kawan-kawan lagu ini ditarik ke lanskap Melayu. Rasa itu utamanya muncul dari seruling bambu permainan Saat Syah dan kendang dari Ki Dunung. Akan tetapi, pembuka dibuat bergaya swing dengan tata brass dengan kemeriahan tanjidor.
Garapan menarik terasa pada I’ll Be Home for Christmas yang dibuat dalam format ballad . Komposisi ini dimainkan di atas landasan seksi rhythm yang nge-swing dari Jeffrey Tahalele pada bas dan drummer Jacky Pattiselanno, ia memainkan brush dengan sangat lembut.
Petikan harpa yang jernih, vokal gumam Harvey Malaihollo yang santai, ditambah tiupan saksofon tenor Arief Setiadi yang membisik menjadikan lagu ini terasa sangat membuai. (XAR)
[ Last edited by jf_pratama at 9-12-2007 02:19 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Lagu Puisi, Musik dari Sanubari
Putu Fajar Arcana dan Frans Sartono
Mengapa jika puisi kita dinyanyikan cenderung berkesan sendu dan bahkan seperti mencerminkan dunia yang suram? Pertanyaan itu sebetulnya tidak diperuntukkan pada musik sebagai bahasa pembentuk nyanyian, tetapi mempersoalkan kecenderungan puisi-puisi modern kita yang dipenuhi kemurungan di sana-sini. Setelah era Rendra dan kemudian Sutardji Calzoum Bachri tahun 1970-an sampai 1980-an, dimulai dari Sapardi Djoko Damono puisi-puisi yang lahir dari para penyair, seperti tak henti mendedahkan kemurungan.
Terakhir pada Kamis (6/12), cendekiawan dan penyair Mudji Sutrisno meluncurkan kumpulan puisi berjudul Rekah Lembah di Galeri Nasional Jakarta. Peluncuran itu dilengkapi dengan musikalisasi puisi yang menampilkan penyanyi-penyanyi kenamaan, seperti Syaharani dan Sita Nursanti. Setidaknya 12 puisi Mudji digubah ke dalam bentuk lagu yang kalau diperdengarkan seperti membenarkan pandangan pada awal tulisan ini.
Coba simak puisi berjudul "Sunyi" ini: //Aku lahir sendiri/meniti hari sepi/sunyi/tiap kali mengeja/kata hingga berbunyi/agar mati berarti//. Lalu perhatikan puisi lainnya yang berjudul "Di Depan Kematian": //di depan kematian/kita diajak berhenti sejenak/menekuri hidup yang diselesaikan/mengingati jalanan musafir…//.
Pertanyaan paling dalam yang sedang berkecamuk sekarang ini seolah membenarkan sebuah dalil yang mengatakan: Jika kau ingin memahami suatu bangsa, pahamilah hati para penyairnya! Dan apakah yang sedang disuarakan para penyair kita? Barangkali tidak terlampau sulit menemukan tebaran puisi di berbagai media massa atau buku- buku yang berdebu di perpustakaan, yang di dalamnya menyuarakan tentang keputusasaan, kemalangan, penderitaan, kefrustrasian, nasib buruk, dan segala sesuatu yang berkonotasi suram.
Sejak kelompok penyanyi Bimbo melagukan puisi-puisi Taufik Ismail, kemudian tahun 1980-an sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia menyanyikan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono, dan diteruskan oleh begitu banyak musikalisasi puisi di daerah-daerah, nada murung dalam puisi selalu begitu dominan.
Mudji Sutrisno boleh beranggapan misinya menyanyikan puisi-puisinya untuk memunculkan satu perayaan bersama tentang keagungan, tentang permenungan, dan tentang segala kebaikan yang ada dalam puisi. Bahkan ia sungguh optimistis dengan musik ia bisa menarik minat remaja-remaja gaul untuk mengenal nilai kebaikan dari puisi. Tetapi ia lupa bahwa puisi-puisi yang kini ditulis dan bahkan belum ditulis oleh para penyair, justru menebarkan keputusasaan yang dalam. Sekali lagi kita baca puisi berjudul "Redup Gempa" yang dinyanyikan oleh Syaharani: //reruntuhan/tak bisa/berkisah lagi/mana limasan/mana joglo/mana rumah sembahyang…//manik manik sayu/matamu/kerontang air mata/sisa sisa patah/sia sia asa//.
Bukankah dalam setiap katanya dipenuhi oleh suara-suara manusia yang kehilangan harapan? Sejak kata "reruntuhan" sampai "sia sia asa", tak sedikit pun memberikan harapan, apalagi kecerahan. Perayaan bersama, terutama keinginan melibatkan anak-anak remaja gaul, sebagaimana yang diharapkan Mudji Sutrisno, secara tanpa disadari telah menebarkan realitas yang putus asa, seakan masa depan terdiri dari kekalahan demi kekalahan.
Kejujuran
Pada sisi berbeda, karena puisi menyuarakan hati nurani, maka ia bergelimang kejujuran. Ketika para penata musik menangkap musikalitas dalam puisi, maka ia sebenarnya sedang berhadapan dengan kejujuran itu. Para penyair sebagai penangkap ide dan penyampai bahasa puisi, seakan sedang dikulitinya untuk menemukan sesuatu yang hakikat. Sekali lagi dalam kasus puisi-puisi modern Indonesia, para penata musik itu hanya akan berhadapan muka dengan keterpurukan, tak ada keliaran dan cahaya yang menebar optimisme.
Di situlah saatnya kita mengenal puisi secara benar. Bahwa apa yang disuarakan para penyair, bukan hanya representasi-representasi, tetapi sebuah jeritan realitas yang tak terpahami, lantaran melulu dirubung kesedihan. Pertanyaan yang menggayut kemudian memang condong mempersoalkan realitas sosial, ekonomi, politik, dan bahkan hukum yang sedang mengungkung manusia Indonesia. Realitas itu seperti baju besi yang tak gampang menguaknya. Tentu bahasan ini akan terlalu jauh kalau kita meneropong situasi sosial itu dalam kesempatan ini.
Hal yang terpenting untuk diketahui barangkali pertanyaan paling mendasar: mengapa para penyair kita melahirkan puisi-puisi yang pucat pasi? Sebagai manusia yang hidup dalam kancah sosial, penyair "dianugerahi" kepekaan dan rasa empati yang dalam untuk menyuarakan apa yang terjadi dan mengenai dirinya.
"Situasi yang terjadi di Indonesia sulit kita mengerti. Di tengah kegarangan politik dan korupsi, justru para penyairnya bersedih setiap hari," tutur pemikir kebudayaan asal Perancis, Dr Jean Couteau.
Baiklah, apa pun itu, tentu para penyair tidak bisa dituntut "bertanggung jawab" terhadap apa yang mereka ekspresikan. Demikian pula halnya dengan para penata musik. Mereka bahkan "hanyalah" seorang penafsir yang berusaha tidak menyimpang dari apa yang mereka tangkap dalam puisi. Realitas sosial sebagai ibu kandung dari ide dan permenungan para penyair, itulah yang mesti dibenahi, sehingga menjadi inspirasi yang melahirkan manusia-manusia gembira, manusia-manusia penuh senyum, meski tak menghilangkan kekritisan mereka terhadap realitas sosial itu sendiri.
[ Last edited by jf_pratama at 9-12-2007 02:22 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
SEPTEMBER Band: Siap [Tidak] Ceria & Siap [Tidak] Beruntung
Ini cerita tentang satu band bernama SEPTEMBER BAND. Tidak ada yang istimewa kecuali mereka menganggap pilihan namanya akan membawa keceriaan dan keberuntungan. "Yup, September itu identik dengan keceriaan dan keberuntungan," jelas band yang diawaki Bobby [vokal], Danny [gitar], Angga [gitar], Iput [bass], dan Bojo [drum] ini. Apakah artinya band ini juga mengusung lagu yang ceria dan [semoga] beruntung di blantika musik Indonesia? Mungkin saja....
Keberanian mereka masuk industri tentu tak main-main. Lewat album pertama 'BINTANG HATIKU' band ini sebenarnya tak menawarkan apa-apa lagi. Yah, pop melankolik, dengan harmonisasi musik dan vokal yang nyaris seragam, agak sulit membedakan dengan band-band lain yang sudah eksis duluan.
Single pertamanya 'Bintang Hati' adalah modal mereka menapak. Sayangnya, lagu easy-listening ini terlalu serupa dengan lagu-lagu pop lain yang mengandalkan low-beat, lirik simpel dan aransemen sederhana. "Lagu ini memang sederhana, tapi cukup emosional karena ada pengalaman pribadi gue disiti," ujar Angga, yang menciptakan lagu itu.
Dibanty Levi The FLY, SEPTEMBER Band mengaku selalu mempersiapkan repertoir yang berbeda ketika di panggung. "Kalau di album kita cenderung mellow dan low-beat, di atas panggung kadnag-kadang aransemennya kita buat lebih cepat," jelas Bobby, vokalis.
Nah, band yang juga menyelipkan lagu tentang pembalakan liar ini [lagu 'Bumiku Menangis'] mengaku siap dengan konsekuensi mereka bersaing di blantika musik pop yang rapat. Itu artinya, mereka juga juga siap untuk tidak jadi siapa-siapa. Semoga beruntung...[joko/foto: istimewa]
|
|
|
|
|
|
|
|
HAIKAL, 'Pulang Kampung' Aja Deeh....
SEBENARNYA, album solo yang kental dengan nuansa melayu ini, terlambat rilis, kalau kita melihat judul dan deretan track list yang ada di album ini. Maklum saja, HAIKAL, si pemilik album bertitel ‘Balik Kampung’ ini sebenarnya sudah mulai ‘dijual’ masuk di bulan ramadhan silam. Sayangnya pula, lagu yang jadi single hits berjudul ‘Balik Kampung’ pun baru digeber di tengah-tengah puasa. Alhasil, single itu kurang terdengar alias tidak terlalu nendang.
Tapi lebih terlambat dari tidak punya album sama sekali. Haikal adalah jebolan salah satu reality-show di televisi swasta yang cukup beruntung. Pasalnya, kawan-kawan seangkatannya banyak yang sudah terdengar lagi kiprahnya. Sebagai penyanyi yang dari awal kental dengan cengkok melayu, jalan bisa rekaman pun tidak tergolong mudah. Nyaris ‘tak dikenal’ lagi malah.
Album ini bagian dari kompromistis dan titik tolak Haikal yang tampaknya memilih berada di area melayu. Pilihan yang pintar sebetulnya, karena memang pemainnya tidak terlalu banyak. Apalagi, karakter suaranya sudah pas, pop-melayu.
Coba simak satu persatu lagu-lagu yang ditawarkan di album yang dikemas ‘biasa-biasa’ saja ini. Balik Kampung misalnya. Lagu ciptaan Sudirman ini sebenarnya pas banget untuk menggambarkan arus mudik usai berpuasa. Ada suasana gembira, sukacita bertemu dengan kenangan di kampong. Range vokalnya memang tiadk lebar, tapi tebal. Membuat track pertama ini seperti dusun sepi yang tiba-tiba ramai meski sekejab.
Sajojo entah kenapa, masuk di list ini. Dari 8 lagu yang ada di album ini, lagu yang kerap dinyanyikan dalam kemeriahan pesta dan keriaan ini, terasa ‘kejang-kejang’ dimulut Haikal. Rada memicingkan mata saat lagu ini tiba-tiba terdengar kurang gembira dan jadi ndeso. Sayang banget…
Track yang justru bisa jadi kuat, ada di lagu Siti Aisyah. Haikal punya cengkok dan melodi vocal yang kurang genit, tapi melayunnya dominant. Dikasih pop standar pun, larinya jadi melayu. Lagu ini memang sudah kuat meliuk-liuknya. Dan tipikal inilah yang sebenarnya harus ada di album haikal kelak, kalau merilis album lagi.
Satu hal yang perlu diyakinkan, pilihan Haikal ini sudah tepat. Artinya, jangan pernah coba-coba main di area yang tidak cocok dengan karakter vokalnya, bahkan pop sekalipun. Album Balik Kampung ini jadi pijakan keberuntungan seorang alumnus reality-show yang acaranya sendiri sudah tidak jelas sekarang ini. Jangan pernah pindah….[joko.moer] |
|
|
|
|
|
|
|
syok sendiri je thread ni |
|
|
|
|
|
|
|
World Music December Festival II
Balawan dan Batuan Ethnic Fusion Membuka Festival
SP/Ignatius Liliek
Musisi asal Bali, Balawan, tampil memukau pada World Music December diGedung Kesenian Jakarta, Senin (10/12) malam. Selain Balawan dan BatuanEthnic Fusion, pada pertunjukan ini juga tampil pianis MarusyaNainggolan berkolaborasi dengan Skalastika Ansambel dan seniman SujiwoTejo.
Kolaborasigitaris, I Wayan Balawan dengan Batuan Ethnic Fusion dari Balimengawali digelarnya konser World Music December Festival ke-2, diGedung Kesenian Jakarta, pada Senin (10/12) malam.
Komposisi berjudul The Dances of Jangermembuka kolaborasi mereka, setelah sebelumnya baik Balawan maupunBatuan Ethnic Fusion tampil sendiri-sendiri dengan masing-masingmembawakan sebuah karya instrumental yang apik, berjudul Mie Goreng Oriental, serta Majalah ke Carik dan Guitamelan.
The Dances of Janger, merupakan sebuah lagu tradisional Baliyang sangat terkenal. Lagu ini kemudian diaransemen ulang dengan gayamodern. Dua orang pemusik Batuan Ethnic Fusion secara apik dan kompakberbagai tugas memukul sebuah gangsa (gamelan Bali, Red) secarabersama.
Hasilnya dentingan suara gangsa yang dimainkan pun terdengar selaras dan mampu mengimbangi cepatnya tempo dari melodi lagu The Dances of Janger yang mereka racik bersama. Sesekali senandung Balawan terdengar meningkahi suara gitar yang ia mainkan.
"Saya merasa bangga bisa berkolaborasi dengan musisi tradisionalIndonesia. Tidak masalah meski yang menonton jumlahnya tidak banyak.Lebih baik hanya lima orang yang menonton, tapi mereka benar-benarmenikmati musik kami daripada seratus orang yang datang, tapi merekasibuk berbincang satu sama lain," kata Balawan menyambut kehadiranpenonton yang jumlahnya memang hanya memenuhi setengah dari kapasitasgedung pertunjukan seni satu-satunya di Jakarta tersebut.
Usai menyapa penonton, Balawan pun melanjutkan penampilannya bersamaBatuan Ethnic Fusion lewat kolaborasi yang tak kalah apik, berjudul Meong-Meong. Balawan yang dikenal dengan konsep musiknya yang etnik global fusion ini, tak selalu mendominasi panggung.
Terkadang ia membiarkan Batuan Ethnic Fusion mengambil alih perhatianpenonton, dengan irama musik tradisional mereka yang menghentak.Kesamaan daerah asal tampaknya makin menyempurnakan harmonisasitradisional yang mereka hadirkan. Meski penampilan Balawan kentaldengan nuansa jazz, dalam setiap aransemen yang digarapnya, Balawannyaris tak pernah meninggalkan warna khas Bali .
Komposisi berjudul Magic Reongmengakhiri kolaborasi Balawan dan Batuan Ethnic Fusion. Kali inigesekan biola dari Didit ikut meningkahi nomor instrumental yangterdengar sarat dengan gaya ngerock itu.
Konser kemudian dilanjutkan dengan penampilan Skolastika Ansambel yang membawakan komposisi berjudul Bulan Bintang Matahari, Manniera, Calon Arang, dan Dialog Dalam Musik karya Marusya Nainggolan.
Pada komposisi Dialog Dalam Musik,Marusya yang juga dikenal sebagai Direktur GKJ, mengiringi permainanSkolastika Ansambel dengan permainan piano. Sementara Innisisri yangterdiri atas Dimas, Arnam, Pongky, dan Lia Nugrahati mengisi suaraperkusi dengan irama dinamis dan bertempo cepat.
Sujiwo Tejo menampilkan kemampuan berolah vokalnya lewat karya berjudul Calonarang, sebuah prosa karya Toeti Herati N dengan iringan musik Skolastika Ansambel, Marusya serta gesekan biola Didit.
Menurut Marusya, festival musik bertajuk "Ciptakan Keindahan DalamBermusik Bersama" tersebut, rencananya akan digelar hingga Minggu(16/12) malam, dan menghadirkan sederet musisi Indonesia serta Italiayang telah mendunia, di antaranya, Skolastika, Sujiwo Tejo, GiovanniVelluti, Macao Orchestra, dan Krakatau Band.
"Beberapa musisi yang telah mendunia akan berkumpul dan bertemu diajang ini. Meski mereka biasa tampil di berbagai belahan dunia, tapipada akhirnya mereka berkumpul di sini untuk menciptakan keindahandalam bermusik bersama," urainya.
Marusya mengatakan, festival musik ini merupakan kegiatan tahunan.Ajang ini menampilkan pagelaran seni musik yang mengeksplorasi antarjalur musik lainnya. Festival ini menampilkan musisi dari Indonesia dannegara-negara sahabat.
"Agar dapat menjadi pemicu dalam meningkatkan kreativitas lahirnyakarya-karya musik sebagai bagian dari karya seni Indonesia," imbuhnya.
Marusya menjelaskan, pada tanggal 15 Desember, akan tampil Pianis dariItalia, Giovanni Velluti. Ia kerap tampil di beberapa festivalinternasional, seperti Festival Varna Summer, Festival Pasqua diLocarno, dan Orchid Festival.
"Di acara ini dia akan tampil membawakan karya-karya klasik, seperti Scarlatti D, Sonata in re minore, Schubert-Tasig, Chopin-Fantasia op.66, dan karya-karya klasik lainnya," ungkapnya.
Sehari sebelumnya, lanjut Marusya, untuk menyambut Natal dan Tahun Baru2008, festival ini akan menyajikan konser musik bertajuk "HolidayConcert" bersama Macao Orchestra, dengan konduktor, Avip Priatna, danBatavia Madrigal Singers, pada tanggal 14 Desember.
Grup Band Krakatau pimpinan Dwiki Dharmawan akan tampil di penghujungacara festival dan sekaligus menjadi konser penutup World MusicDecember Festival ke-2 ini. Penampilan Krakatau Band pada tanggal 16Desember itu akan membawakan beberapa karya mereka yang sempatdibawakan saat menggelar konser di Tiongkok beberapa waktu lalu. [Y-6]
[ Last edited by jf_pratama at 11-12-2007 03:42 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Anggun C Sasmi Dan Kyai Gandrung Tampil Bareng di Swiss
Penyanyi kondang Indonesia yang lama menetap di Paris, Anggun C. Sasmi didampingi kelompok seniman gamelan Kyai Gandrungdari Perutusan Tetap RI Jenewa, tampil memukau dalam satu pertunjukkanyang digelar di Le Sentier Valle de Joux, Lausanne, Swiss.
"PenampilanAnggun dalam acara bertajuk "Bali Sensation Soiree" (Malam SensasiBali) diprakasai Audemars Piguet, perusahaan jam terkenal di Swiss,"kata Second Secretary Permanent Mission of the Republic of Indonesia,Yasmi Adriansyah di London, kemarin, 10/12-2007.
MenurutYasmi Adriansyah, dalam acara yang dihadiri sekitar 600 undangantersebut, Anggun C. Sasmi tampil menawan dan enerjik di panggung,meskipun baru melahirkan putrinya, Kirana C. Sasmi, sekitar satu bulanyang lalu. Kirana bahkan juga diajak hadir dalam acara tersebut.
Anggun membawakan sejumlah hit-nya yang berbahasa Prancis seperti La Neige au Sahara (Snow on Sahara), Juste Avant Toi (Tepat Dihadapanmu), dan Etre Une Femme (Menjadi Seorang Wanita).
Sementaraitu, kelompok gamelan Kyai Gandrung tampil membawakan tembang-tembangJawa cantik, diantaranya, Lancaran Kebo Giro, Udan Mas Jogja, TirtoKencono, Serayu, Gugur Gunung, Singo Nebah, dan Suwe Ora Jamu.
MenurutYasmi selain penampilan Agung C Sasmi yang menjadi duta AudemarsPiguet, dan gamelan Kyai Gandrung juga ditampilkan tarian Jawa dan Baliyang dibawakan oleh masyarakat dan sahabat-sahabat Indonesia di Swiss.
PertunjukanAnggun C. Sasmi dan gamelan Kyai Gandrung dilangsungkan di Le SentierValle de Joux, Lausanne, tempat eksklusif yang berlokasi sekitar duajam dari Jenewa.
|
|
|
|
|
|
|
|
Indonesia di Pentas Asia
Susi Ivvaty
UsaiIndonesian Idol 2007, lantas apa lagi? RCTI pun enggan kehilanganpamor. Demi sebuah citra, didukung dana besar, untuk pertama kali RCTIdan partner Fremantle Media menggelar Asian Idol. Kontes menyanyi danpopularitas dengan cakupan wilayah lebih luas, melibatkan lima negaralain di Asia.
Sesuainamanya, sudah tentu kontes ini akan memilih seorang juara yangnantinya menjadi idola Asia. Sang idola Asia akan ditentukan Minggu(16/12) malam ini lewat "pertarungan" jumlah SMS. Idola baru Asia initidak hanya mendapatkan hadiah berkeliling dunia naik pesawat kelasbisnis, namun juga promosi dan kesempatan mengembangkan karier.
Fremantledan RCTI cerdik memanfaatkan gaung American Idol. Ditambah keriuhanIndonesian Idol 2007 yang belum begitu surut, gelaran Asian Idolmenjadi tepat waktu.
AsianIdol diikuti enam dari tujuh negara di Asia yang menyelenggarakankontes serupa di negaranya masing-masing, yakni Indonesia, Malaysia,Filipina, Singapura, Vietnam, dan India. Kazakhstan tahun ini belumsiap untuk ikut serta.
Padatanggal 1 Desember 2007, Michael Prabawa Mohede atau Mike terpilihmenjadi wakil Indonesia, mengalahkan Delon, Ihsan, dan Rini dalamperolehan jumlah SMS. Di luar soal SMS, Mike memang paling layakmenghadapi lima idola dari lima negara. Meski baru merilis sebuah albumlagu, Mike memiliki cukup banyak pengalaman menyanyi, seperti di JavaJazz tiga tahun berturut-turut dan beberapa pentas di luar negeri.
Malaysiamengirim pemenang Malaysian Idol 2004 Jaclyn Victor, penyanyi yangtelah merilis empat album dan mendapat banyak penghargaan, antara laindi Shanghai Asia Music Festival (2005) dan Anugerah Planet MuzikSingapura (2006). Filipina memilih Maureen Flores Marcelo, pemenangFilipina Idol 2006 yang telah memiliki lima album dan dua single.
HadyMajid, pemenang Singapore Idol 2006, terpilih mewakili Singapura. Tahun2007, ia dua kali memenangkan Anugerah Planet Muzik. India diwakiliAbhijeet Sawant, Indian Idol 2004, sedangkan Vietnam mengirim PhuongVy, pemenang Vietnam Idol 2007.
Demi "image"
ApakahAsian Idol menjadi sebuah upaya RCTI untuk mendongkrak pamor danpeminat kontes idol-idolan? Direktur Asian Idol Daniel Hartono tidakmenampik acara ini dihelat untuk sebuah citra. "Image memang nomorsatu, namun jelas bukan tujuan komersial," katanya.
Biayaproduksi lebih dari lima miliar rupiah memang tertutup dengan banyaknyasponsor dan slot iklan yang masuk. "Namun, keuntungan yang sedikit itutidak sebanding dengan image yang kami peroleh jika sukses menggelaracara ini," ujar Daniel.
Kontespencarian idola menyanyi yang awalnya dihelat di London dengan nama PopIdol (2001) memang masih menjadi program televisi yang diperhitungkan.Apalagi setelah revisi program ini diusung ke Amerika Serikat menjadiAmerican Idol (2002). Pemutaran perdana di stasiun televisi Foxberhasil menyedot perhatian 26,5 juta penonton.
Kontesidol-idolan ini makin bergengsi setelah para pemenangnya memperolehberbagai penghargaan seperti Grammy Award dan MTV Music Award. Ketika154 negara mendapat lisensi menggelar program ini, termasuk Indonesia,gaung kompetisi ini menguat, khususnya di Amerika yang memangmelahirkan juara berkualitas seperti Kelly Clarkson dan CarrieUnderwood.
DiIndonesia, setelah Delon dan Mike, gaung makin surut. Setidaknya, saatperiode Ihsan dan Rini, sambutan tidak segegap-gempita sebelumnya.Kini, RCTI menaikkan level tayangan, tidak sebatas Indonesia, namunAsia. Acara ini diharapkan akan menjadi pijakan para finalisnya agarbisa go international.
DalamAsian Idol, penonton diminta mengirim SMS untuk dua idola, tidak hanyaseorang. Aturan ini dibuat untuk memberikan kesempatan kepada kontestandari negara dengan sedikit penduduk seperti Singapura bisa mendapat SMSdari penonton negara lain. Misalnya, penonton dari Indonesia bisamemilih Mike dan Jaclyn atau selain Mike juga boleh.
Selainmelibatkan juri dari enam negara, acara ini juga didukung oleh kru dariKanada, Inggris, dan Selandia Baru untuk membantu tim produksi. Minggumalam ini adalah penentuan juara Asian Idol. Akankah Mike berjaya?
[ Last edited by jf_pratama at 16-12-2007 10:28 AM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #356 ahmad_dhani91's post
Dewa 19 tetap dapat menjaga popularitas mereka karena SIKAP KONSISTENSI mereka dalam berkarya dan menjaga kualitas musik ciptaan mereka, khususnya di jalur Musik Rock .......
Sedangkan band-band Indonsia lainnya kurang punya daya juang, kecuali Ungu, Slank, Ada Band, Keris Patih dll...
Khusus untuk Nidji, Samson, Drive, The Titans dan banyak group band baru lainnya ... mereka perlu membuktikan kepada publik apakah mereka mampu menjaga dan mempertahankan kulitas dan kreativitas mereka selanjutnya ...
[ Last edited by jf_pratama at 23-12-2007 10:22 AM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Kuartet Punakawan Versus Orchard Road
Putu Fajar Arcana
Tepat di bawah benderang reklame Channel, kami bercerita tentang Indonesia. Seperti biasa pemusik, kartunis, dan humoris Jaya Suprana (58) mengenakan pakaian hitam-hitam, kontras dengan suasana mal terbesar di Singapura, Takashimaya, yang gemerlap.
Kemeriahan di Orchard Road mendekati Natal dan Tahun Baru, setiap saat menyapu mata kami. Di ruas jalan paling terkenal itu, selain terdengar dentuman musik dari para pengamen 攎usiman |
|
|
|
|
|
|
|
Satu Lagi dari Malaysia, Anuar Zain
Bagaimana rasa musik pop Indonesia di telinga penyanyi pop Malaysia? "Musik pop Indonesia itu amat kreatif, berbedza dan fresh bagi telinga orang Malaysia." Itu kata Anuar Zain (37), penyanyi Malaysia yang albumnya yang berjudul atas namanya sendiri, Anuar Zain, diedarkan di Indonesia oleh Universal Music.
Bagi penyanyi kelahiran Kampung Sempang, Merlimau, Melaka, 15 Februari 1970 itu, musik pop Indonesia digarap dengan lebih "advance" |
|
|
|
|
|
|
|
Asian Idol: Kontes Keberuntungan?
Susi Ivvaty
Tanpa meremehkan kualitas vokal dan penampilan Hady Mirza, banyak orang terenyak ketika Singapore Idol 2006 itu dinobatkan menjadi idola Asia. Namun, di luar itu, Hady dinilai mempunyai aura diri dan kerendahan hati yang membuat orang gampang menyukainya.
Hady orangnya mempunyai daya tarik tersendiri, charming, dan humble. Sejak awal Hady menjadi underdog dan biasanya yang underdog itulah yang dipilih orang, seperti banyak terjadi di berbagai kontes serupa," ujar Project Director Asian Idol Daniel Hartono.
Hady dalam konferensi pers juga selalu mengungkapkan, dialah yang paling tidak diunggulkan. Ia menghadapi kontes menyanyi dan popularitas ini dengan santai dan tanpa beban.
Di atas panggung, penampilan Jaclyn Victor dari Malaysia dan Mau Marcelo dari Filipina mengundang decak kagum. Jac mempunyai suara melengking dengan power tinggi. Mikrofon yang ditarik sepuluh sentimeter menjauhinya saja masih mampu mendengungkan lengkingan suaranya.
Sama seperti Jac, Mau yang bersuara khas Afro-Amerika itu selalu mendapat komentar bagus dari para juri. Ayah Mau memang warga negara Amerika Serikat keturunan Afrika dan Spanyol, sementara ibunya asli Filipina. Di Filipina, ia telah memenangi lebih dari 200 kompetisi menyanyi sebelum menjadi Filipina Idol 2006.
Sementara Mike, meski penampilan dan gaya panggungnya tidak seluwes Abhijeet dari India, mempunyai suara merdu dan jazzy yang juga mengundang komentar menyenangkan dari para juri.
Namun, begitulah sebuah kontes popularitas yang pemenangnya ditentukan oleh SMS. Tidak ada kaidah bagus dan jelek dalam jagat hiburan pop. Yang penting, disukai orang banyak.
Satu SMS dua suara
Daniel mengatakan, sistem voting Asian Idol dirancang oleh I-pop, perusahaan agregator independen dari Singapura yang ditunjuk Fremantle Media. Sistem pemilihan dua suara (dua voting) dalam satu kali SMS dibuat untuk menyiasati agar negara dengan sedikit penduduk, seperti Singapura, tidak otomatis mendapat SMS paling rendah.
Seseorang bisa memilih "indo viet" atau "india sing" dalam satu kali SMS. SMS yang hanya berisi satu pilihan dianggap gugur. Dan, setelah dihitung, jumlah voting sah ternyata untuk Mike mencapai lebih dari satu juta. Dari jumlah itu, wakil Indonesia itu sebenarnya mendapat jumlah voting paling banyak.
Namun, kata Daniel, penghitungan kemenangan idola Asia ini bukan dari jumlah voting melainkan persentase pemilihan. Penghitungannya, 50 persen untuk pilihan pertama dan 50 persen untuk pilihan kedua. Misalnya, semua pemilih Indonesia menuliskan Mike pada urutan pertama, ia hanya memperoleh 50 persen suara. Angka itu ditambah dengan jumlah persentase dari lima negara lain yang memilih Mike.
"Setelah ditotal, Hady mendapatkan 115 persen suara, sedangkan Mike mendapat 111 persen, selisih 4 persen. Malahan, Jaclyn berada di urutan terbawah. Ya, apa boleh buat karena sistem ini sudah disepakati," kata Daniel.
Dari penghitungan tersebut kemudian muncul asumsi dan analisis. Para pemilih dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, maupun India lebih banyak menempatkan Hady di urutan kedua dengan anggapan Singapura akan mendapatkan suara paling sedikit karena jumlah penduduk paling kecil.
"Agaknya tidak mungkin pemilih Indonesia, misalnya, memilih Mike dan Jaclyn atau Mike dan Mau karena sama-sama bagus. Begitu pula dengan pemilih India, tak akan mungkin memilih Abhijeet dengan Mike karena sama-sama warga negara dengan jumlah penduduk besar," papar Daniel.
Kombinasi
Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mencermati, penilaian model pilihan ganda seperti itu tidak menjamin yang terbaik. Untuk penentuan pemenang yang bisa memuaskan banyak kalangan yang paling bagus adalah model kombinasi, yakni penilaian juri dan jumlah SMS.
"Dari pandangan statistik, model multiple choice seperti itu menariknya lebih pada unsur entertainment. Statistical representative justru tidak ada," ujar Rusman.
Meskipun demikian, sistem seperti itu banyak digunakan, misalnya untuk menentukan yang paling favorit. "Ada pemilihan peserta paling favorit di kelas, yang dipakai ya multiple entry, bahkan sampai memilih lima," tutur Rusman.
Kekurangan sistem ini, peserta yang menang atau dianggap yang paling baik bisa jadi bukan yang seharusnya. Sistem ini memilih siapa yang paling beruntung.
Oleh karena itu, menurut Rusman, dewan juri harus ikut bertanggung jawab. "Sistem kombinasi lebih mewakili secara statistik. Opini pertama adalah penilaian juri dan opini kedua adalah SMS."
Daniel mengatakan, sistem voting ini memang akan dikaji ulang. Fremantle Media sebagai partner RCTI akan menunjuk auditor guna mengaudit penghitungan I-pop. "Yang penting acaranya sukses dululah," katanya. Ya, ya....
[ Last edited by jf_pratama at 23-12-2007 10:38 AM ] |
|
|
|
|
|
|
| |
|