|
Fatwa Ulama Warisatul Anbiya terhadap Fahaman Hulul dan Wahdatul Wujud
[Copy link]
|
|
Berkata Imam Ahmad bin Hambal R.A ;
"Wahai anakku wajiblah diatas engkau mendampingi Ahli-Ahli Tasawwuf itu, kerana mereka itu boleh menambahkan banyaknya Ilmu kita, menambahkan sifat takut dan taqwa kita kepada Allah Ta'ala dan Kasih kita kepada Allah Ta'ala."
(Risalah Qushairiyyah - Shaikh Abu Al-Qasim Al-Qushairi)
 |
|
|
|
|
|
|
|
Imam Ibn Qayyim R.A menyatakan bahwa,
"Kita menyasikan kebesaran orang-orang tasauf dalam pandangan salaf bagaimana yang telah disebut oleh by Sufyan ath-Thawri (d. 161 H./777 CE). Salah satu imam terbesar abad kedua dan salah satu mujtahid terkemuka, dia berkata: "Jika tidak karena Abu Hisham as-Sufi (d. 115 H./733 CE) saya tidak pernah mengenal bentuk munafik yang kecil (riya') dalam diri
(Manazil as-Sa'ireen)
 |
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 5-11-2012 03:23 PM 
CAHAYA (NUR) MUHAMMADI
Termasuk dalam madzhab wihdah al-wujud, ialah adanya keyakinan dikalangan o ...
Maaf ya, kami tak bawa hujah sebegini, malah kami bawa hujah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah untuk menentang aqidah Hulul/ittihad serta Wahdatul Wujud. Tolong jangan kaitkan kami dengan Hujah Syi'ah, itu jatuh dalam tuduhan. Harap awak jangan pening, kuat kutip sangat ni, kaki kutip, sampai campur hujah sana hujah sini, sesilap nanti bawa hujah puak Ayah Pin kaitkan dengan sunni dan sufi pulak. Na'uzubillahiminzalik, harab beradab dan berakhlak dalam ebrhujah atau bermuzakarah, Insya'allah 
|
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 5-11-2012 05:04 PM 
Majmu' Fatawa, Ibnu Taimiyah, XI/247-248
Ibnu Al-Faradh berkata :
Cuba baca balik.
Sheikhul Islam Ibnu Taimiyyah R.A juga memuji sufi ini dengan katanya :
"Orang-orang berselisih mengenai tareqat mereka, ada yang mencela kaum sufi dan tasawwuf, lalu mereka berkata : mereka (kaum sufi) adalah ahli bid'ah dan keluar dari sunnah. Ada juga pandangan yang baik dalam hal ini yang dikutip daripada segolongan Imam atau ulama dan diikuti oleh beberapa ahli feqah dan ilmu kalam. Ada juga sebahagian orang yang berlebihan dalam menganggap mereka sebagai makhluk yang paling mulia setelah para nabi. Dua pihak pertama dan terakhir itu tercela" Beliau menambahkan : Yang benar, "mereka adalah orang yang berjuang atau berijtihad untuk mentaati ALlah sebagaimana orang-orang yang berijtihad dalam mentaati ALlah." Di antara mereka ada yang termasuk dalam sabiqin dan muqorrobin, Ada juga yang hemat (ashabul yamin) dan ada juga yang menzalimi dirinya serta melanggar perintah (berbuat maksiat kepada) Tuhannya. Ia juga berkata : Adapun para salikin (kaum sufi) yang lurus seperti halnya Fudhail bin Iyadh, Ibrahim bin Adham, Abu Sulaiman ad Darani, Ma'ruf bin al Karkhi, Sir As Saqathi, Junaid bin MUhammad al Baghdadi dan para pendahulu (mutaqaddimin) lainnnya dan seumpama Syeikh Abdul Qadir al Jailani, Syeikh Hammad dan Sheikh Bayan daripada Ulama kebelakangan (mutaakhirin).
(Majmu' al Fataawa Ahmad ibn Taimiyah m/s : 516-517)
|
|
|
|
|
|
|
|
callmeuncleusin posted on 6-11-2012 12:52 AM 
Berkata Imam Junaid:
"Tasawuf ialah menggunakan semua akhlak ketinggian yang terpuji dan meninggalk ...
Mekaceh pakcik hosen...insyaAllah dijadikan pedoman kalimat diateh...ayat ja brutal tapi teman tak brutal,rock kapak ja. |
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 5-11-2012 03:23 PM 
CAHAYA (NUR) MUHAMMADI
Termasuk dalam madzhab wihdah al-wujud, ialah adanya keyakinan dikalangan o ... Hadits pertama. "Artinya : Pertama kali yang diciptakan Allah adalah cahaya nabimu, wahai Jabir" [Hadits Palsu]
Diriwayatkan dari Sya'bi, seorang lelaki bertanya kepada Nabi Muhammad saw, "Wahai Rasulullah! Bilakah engkau dilantik menjadi Nabi?" Jawab Baginda salallahualaihi wasalam, "Ketika (Nabi) Adam antara roh dan jasad, ketika itu Dia mengambil perjanjian dariku" (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dan Ibnu Ishaq.)
Baginda SAW, "Sesungguhnya Allah menulis tentang takdir ciptaan-Nya 50,000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi". Ketika Baginda salallahualaihi wasalam ditanya, "Bilakah engkau dilantik sebagai Nabi?" Jawab Baginda salallahualaihi wasalam, "Ketika (Nabi) Adam antara roh dan jasad." [ Diriwayatkan oleh Muslim, Ibnu Hibban dan Baihaqi.]
Kepalsuan yg cuba diterapkan oleh Nazrulism sebab jahil bahasa Arab - belum masuk pula bab menguasai ulumul hadith, dirayah, riwayah, jarh wa at ta;dil, asbabun wurud dan sebagainya. Punca manusia itu sesat sebaba paling utama adalah Jahil murakab ( bodoh yang bersusun-susun).
Hadits kedua. "Artinya : Aku sudah menjadi nabi sedangkan Adam masih berwujud antara air dan tanah". [Hadits Palsu. Lihat Syarah Jami'ash-Shagir III/91 dan Asna Al-Mathalib hal. 195]
Imam Abu Jaafar Muhammad Al-Baqir radhiAllahu anhu ditanya, "Bagaimana Rasulullah saw mendahului para nabi sedangkan Baginda saw terakhir diutuskan ?" Jawabnya, "Tatkala Allah mengambil perjanjian dengan sekalian roh dari zuriat Nabi Adam, lalu Allah bertanya mereka, "Tidakkah Aku ini Tuhan kamu semua?", (sebagaimana Firman-Nya dalam Surah Al-A‘Araf ayat 172). Baginda saw adalah yang pertama menjawab, "Bahkan", demikian itu Baginda saw yang mendahului para nabi lain. (Diriwayatkan oleh Abu Sahl Al-Qathan dalam kitabnya "Amaliyah", juga disebut oleh As-Solihiy dalam kitabnya "Subul Al-Huda War Rosyad" serta Imam Suyuti dalam "Al-Khosois Al-Kubra").
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahawa para sahabat r.a. bertanya kepada Nabi s.a.w.: "Bilakah kamu mendapat kenabian ini?". Lalu Baginda s.a.w. menjawab:
وآدم بين الروح والجسد
Maksudnya: "Sedangkan Adam masih lagi antara roh dan jasad". Hadith riwayat At-Tirmizi no: 3609. Imam At-Tirmizi mengatakan ianya hadith hasan sahih gharib. Begitu juga hadith yang hampir sama dalam riwayat At-Tirmizi bernombor 368 dan 369. Hadith ini juga diriwayatkan dalam Al-Kamil bi Ad-Dhu'afa' (5/279). Imam Al-Bazzar juga meriwayatkannya dalam Al-Bahr Az-Zahkhar(11/477) daripasa Saidina Abdullah bin Abbas r.a.. Imam Abu NU'aim meriwayatkannya dalam Hilyah Al-Auliya' (7/136). Begitu juga Imam Ibn Al-Arabi meriwayatannya dalam Al-'Awashim min Al-Qawashim (206) dengan sanad sahih. Ibn Taimiyyah juga meriwayatkannya dalam Majmu' Al-Fatawa (2/147). Imam Az-Zahabi meriwayatkannya dalam Siyar A'laam An-Nubala' (7/384) dengan sanad yang baik. Imam Ibn Kathir juga meriwayatkannya dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah (2/298) dengan sanad yang baik. Begitu juga Imam Al-Manawi meriwayatkannya dalam Takhrij Ahadith Al-Masabih (5/124). Begitu juga Imam Al-Haitami meriwayatkannya dalam Majma' Az-Zawa'id (8/226) dengan sanad sahih dan dalam riwayat lain daripada Abdulah bin Abbas r.a. dengan sanad yang lemah. Namun, dalam sanad yang lain melalui jalan Maisarah, sanadnya sahih. Imam Ibn Hajar Al-Asqollani juga meriwayatkannya dalam Al-Ishobah (3/470) dengan sanad yang sahih. Begitu juga Imam As-Sakhawi daripada Saidina Ibn Abbas r.a. dalam Al-Ajwibah Al-Mardhiyyah (1/168) dengan sanad yang lemah dan melalui jalan Maisarah dengan sanad yang kuat.
Hadits ketiga. "Artinya : Kalau tidak karena engkau, maka bintang-bintang itu tidak diciptakan". [Shan'ani berkata bahwa hadits ini Palsu dan disepakati Imam Syaukani dalam kitab Fawaid Al-Majmu'ah hl. 116]
Diriwayatkan dari Saidina ‘Ali bin Husain dari bapanya (Saidina Husain bin ‘Ali) dan dari datuknya (Saidina ‘Ali bin Abi Talib) dari Nabi Muhammad salallahualaihi wasalam bersabda, " Ciptaan cahayaku di hadapan Tuhanku selama 14 ribu tahun sebelum ciptaan (Nabi) Adam." (Diriwayatkan oleh Ibnul Qothan dalam ahkamnya,juga disebut oleh As-Solihiy dalam "Subul Al-Huda War Rosyad".)
Padahal sesungguhnya Allah telah menutup berbagai jalan menuju perbuatan yang melebih-lebihkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam , Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Katakanlah, sesungguhnya aku ini adalah manusia seperti kamu semua. Hanyasanya diwahyukan kepadaku (wahyu). Sesungguhnya sesembahanmu adalah sesembahan yang Esa. Maka barangsiapa yang mengharapkan bertemu dengan Rabbnya, hendaklah ia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya". [Al-kahfi : 110]
Rasulullah s.a.w bersabda:"Barangsiapa menghuraikan Al-quran dengan aqal pikirannya sendiri dan merasa benar,maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan." [HR Imam Ahmad]
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يُوْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى اَكُوْنَ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
"Tidak (sempurna) iman salah seorang kamu sehingga aku lebih dicintai dari orang tuanya, anaknya dan semua manusia lainnya." [ HR Bukhari dan Muslim]
Last edited by callmeuncleusin on 6-11-2012 09:56 AM
|
|
|
|
|
|
|
|
AbuJamal posted on 6-11-2012 09:12 AM 
Mekaceh pakcik hosen...insyaAllah dijadikan pedoman kalimat diateh...ayat ja brutal tapi teman tak ...
Sama-sama kasih, Orang Islam bersaudara, tidak sempurna Iman jika tidak mengasihi saudaranya. 
|
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 5-11-2012 04:29 PM 
Adakah Imam Syafi'i maksudkan tasawwuf sufi yang berakar umbi dari al-junaid, ibnu arabi, al halaj ...
Thariq menurut bahasa ; bererti Jalan ( sabil ), sedangkan Thariqah adalah jalan dan keadaan. Menurut istilah Ulama' Sufi ; berpindah dari rumah ibadah ke rumah ibadah yang memiliki makna, dan berpindah dari gambaran amal yang disyariatkan ke jalan pendekatan diri kepada Allah mengerjakan sesuatu amal.
وَأَلَّوِ اسْتَقٰمُوا۟ عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنٰهُم مَّآءً غَدَقًا
"Dan bahwasanya; jikakalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu, benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar " Al Jin 16
Abu Nashr As Sarraj Ath Thusi: " orang yg pertama kali menyebut 'ash shufiyah' adalah Al Hassan Al Basri, dan Al Hassan penah menjumpai sekelompok sahabat nabi SAW. Diriwayatkan bahawa beliau berkata, " Aku melihat org sufi melakukan tawaf. Aku memberinya sesuatu, tetapi dia tidak mahu mengambilnya dan berkata, " Aku masih mempunyai empat 'daniq', dan itu cukup bagiku." [Abu Nashr As Sarraj, Ibid., Hal. 42.]
Secara tepatnya ilmu tasauf muncul setelah berlakunya pembukuan ilmu-ilmu. Hakikat ini dinyatakan oleh Ibn Khaldun: "Takala ditulis dan dibukukan segala ilmu dan para fuqaha mengarang buku fiqh, juga ditulih ilmu kalam dan tafsir. Maka ada antara mereka yang menulis tentang kewarakan dan muhasabah diri sebagai mana yang dilakukan oleh Al Qusyairi dalam kitabnya Al Risalah dan Al Sahrawardi dalam 'Awarif al Ma'arif. Maka jadilah ilmu tasauf sebagai ilmu yang tertulis selepas ia hanya sebagai Thariqah sahaja.
Tasauf merupakan ilmu yang membawa kepada penghayatan zahir dan batin syariat Islam yang bersumber kepada Al Quran, Al sunnah, kehidupan Rasulullah SAW dan para Sahabat, serta para Tabi'in. Ia mengajar manusia bagaimana cara untuk membersihkan jiwanya daripada sifat-sifat dan tabiat-tabiat yang buruk.
|
|
|
|
|
|
|
|
callmeuncleusin posted on 6-11-2012 09:48 AM 
Diriwayatkan dari Sya'bi, seorang lelaki bertanya kepada Nabi Muhammad saw, "Wahai Rasulullah! B ... Kepalsuan yg cuba diterapkan oleh Nazrulism sebab jahil bahasa Arab - belum masuk pula bab menguasai ulumul hadith, dirayah, riwayah, jarh wa at ta;dil, asbabun wurud dan sebagainya. Punca manusia itu sesat sebaba paling utama adalah Jahil murakab Yang mengklasifikasikan Hadith2 itu palsu adalah ahli hadith ... mereka lebih menguasai ilmu hadith melebihi imam2 kamu yang mensahihkan hadith dengan kasyaf sahaja... apalagi kamu yang jahil muarakab si pentaklid buta.
Imam Abu Jaafar Muhammad Al-Baqir radhiAllahu anhu ditanya, "Bagaimana Rasulullah saw mendahului para nabi sedangkan Baginda saw terakhir diutuskan ?" Jawabnya, "Tatkala Allah mengambil perjanjian dengan sekalian roh dari zuriat Nabi Adam, lalu Allah bertanya mereka, "Tidakkah Aku ini Tuhan kamu semua?", (sebagaimana Firman-Nya dalam Surah Al-A‘Araf ayat 172). Baginda saw adalah yang pertama menjawab, "Bahkan", demikian itu Baginda saw yang mendahului para nabi lain. (Diriwayatkan oleh Abu Sahl Al-Qathan dalam kitabnya "Amaliyah", juga disebut oleh As-Solihiy dalam kitabnya "Subul Al-Huda War Rosyad" serta Imam Suyuti dalam "Al-Khosois Al-Kubra"). Al A'raf:172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Mendahului menjawab- tidak bermakna dahulu dicipta, lagipun... manusia mana yang menyaksikan perkara itu ?
Dari Al A'raf: 172 - Bukankah Nabi Muhammad juga dikatakan sebagai keturunan anak2 Adam dari sulbi mereka ?
Diriwayatkan dari Sya'bi, seorang lelaki bertanya kepada Nabi Muhammad saw, "Wahai Rasulullah! Bilakah engkau dilantik menjadi Nabi?" Jawab Baginda salallahualaihi wasalam, "Ketika (Nabi) Adam antara roh dan jasad, ketika itu Dia mengambil perjanjian dariku" (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dan Ibnu Ishaq.) Sebagaimana lain2 hadith yang seumpamanya seperti " Seandainya bukan karena kamu hai Muhammad, niscaya Aku tidak akan menciptakan dunia ini. " yang dikatakan sebagai hadith Qudsi adalah diambil dari sebuah Hadith panjang seperti berikut;
Diriwayatkan dari Salman al-Farisi, ketika ia berada di suatu tempat bersama Nabi Saw, tiba-tiba datang seorang lelaki badui yang berwatak keras. Ia yang tidak beralas kaki itu— setelah mengucapkan salam-bertanya kepada Nabi Saw. "Mana di antara kalian yang bernama Muhammad Rasulullah?", begitu ia bertanya. Nabi Saw lalu menjawab, "Saya".
Orang badui tadi berkata lagi, "Saya telah beriman kepadamu sebelum saya melihat kamu. Saya juga mencintai kamu sebelumbertemu dengan kamu, dan saya juga membenarkan kamu sebelum saya melihat wajah kamu. Hanya saja saya ingin
bertanya kepada kamu tentang beberapa hal". "Silahkan bertanya apa yang kamu kehendaki", begitu sambut Nabi Saw.
"Bukankah Allah telah berfirman langsung kepada Nabi Musa?", begitu orang badui tadi memulai pertanyaan. "Benar", jawab Nabi Saw singkat. "Dan Allah juga telah menciptakan Nabi Isa dari Ruhul Qudus?", tanyanya lagi. 'Ya, benar", jawab Nabi Saw. ia bertanya lagi, "Bukankah Allah telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kekasih-Nya, dan Nabi Adam menjadi pilihan-Nya?". "Ya, benar", jawab Nabi Saw. "Apabila demikian, apakah keistimewaan kamu?", begitu orang badui tadi menutup pertanyaan.
Atas pertanyaan terakhir ini Nabi Saw tidak segera menjawab, melainkan justru menundukkan kepala. Dan pada saat itu Malaikat Jibril turun kepada Nabi Saw seraya berkata, "Allah mengucapkan salam kepadamu, Dia menanyakan kamu tentang hal-hal di mana Dia lebih tahu dari pada kamu. Kenapa kamu menunduk, angkatlah kepalamu dan jawablah kepada orang badui itu".
"Apa yang dapat aku katakan kepadanya wahai Jibril?", tanya Nabi Saw. "Allah berkata", begitu pesan Jibril, "Apabila Aku telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih- Ku, maka sebelumnya Aku telah menjadikan kamu sebagai kesayangan-Ku. Apabila
Aku telah berfirman langsung kepada Musa di bumi, maka Aku telah berbicara kepada kamu, dan kamu bersama-Ku di langit. Langit tentu lebih utama dari pada bumi. Apabila Aku telah menciptakan Isa dari Ruhul Qudus, maka Aku telah menciptakan namamu dua ribu tahun sebelum Aku menciptakan kamu. Di langit Aku telah menyiapkan tempat yang tidak pernah disentuh oleh orang lain dan tidak akan disentuh oleh siapapun selain kamu.
Apabila Aku telah memilih Adam, maka Aku telah menjadikan kamu sebagai penutup para Nabi. Aku telah menciptakan seratus dua puluh empat ribu Nabi, dan Aku tidak menciptakan makhluq yang lebih mulia dari pada kamu. Aku telah memberikan kamu al-Haudh (telaga di Akhirat), syafa'at, onta, tongkat, mizan (teraju), wajah yang bersinar bagai rembulan, ketampanan, mahkota, tongkat besar, haji, umrah, al-Qur'an, keutamaan bulan Ramadhan, dan syafa'at seluruhnya untuk kamu. Sampai naungan 'ArsyKu pada hari kiamat memanjang di atas kepalamu dan mahkota kerajaan (pada hari itu) tertenggek juga di kepalamu. Aku juga selalu membersamakan namamu dengan nama-Ku, sehingga tidak pernah Aku disebut kecuali disebut pula namamu.
Aku juga menciptakan dunia dan penghuninya untuk Kuperkenalkan kepada mereka tentang karamah (kehormatan) dan kedudukan kamu di sisi-Ku. Dan seandainya bukan karena kamu, wahai Muhammad Aku tidak akan menciptakan dunia ini"
Rawi Hadis
Hadis dengan teks seperti di atas tadi diriwayatkan oleh Imam Ibn Asakir, kemudian dinukil oleh Imam Ibn al-Jauzi dalam kitabnya al- Maudhu'at al-Kubra, dan selanjutnya ditulis kembali oleh Imam Jalai al-Din al-Suyuti dalam kitabnya al-La'ali al-Mashnu'ah Fial-Ahadits al-Maudhu 'ah dan Ibn Araq al-Kannani dalam kitabnya Tanzih al- Syari'ah al-Marfu ah 'an al-Ahadits al-Syani'ah al-Maudhu 'ah Dalam kitab-kitab ini Hadis itu ditulis lengkap dengan sanadnya.
|
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 6-11-2012 06:28 PM 
Yang mengklasifikasikan Hadith2 itu palsu adalah ahli hadith ... mereka lebih menguasai ilmu hadit ...
sambung sikit lagi... 
Hadith itu bukan sekadar maudhu '(palsu), tetapi sangat dan sangat palsu. Imam Ibn al- Jauzi begitu pula Imam Jalai al-Din al-Suyuti telah menetapkan bahwa Hadis ini maudhu', begitu pula Imam Ibnu Araq al-Kannani A Demikian pula Imam al-Shaghani dalam kitabnya al-Ahadits al-Maudhu'ah? Sementara Syeikh Muhammad Nashir al-Din al-Albani juga ber- pendapat demikian.
Letak kepalsuan Hadis ini adalah pada tiga orang rawi yang bernama Abu al-Sikkin Muhammad bin Isa bin Hayyan al-Madaini, Ibrahim bin al-Yasa', dan Yahya al-Bashri. Menurut Imam al-Darquthni, Abu Sikkin lemah. Sedangkan Ibrahim dan Yahya al-Bashri, dua-duanya matruk (dituduh berdusta ketika meriwayatkan Hadis karena perilakunya sehari-hari dusta). Imam Ahmad bin Hanbal berkata, "Saya selalu membakar Hadis-hadis Yahya al-Bashri." Sementara menurut Imam al- Fallas, Yahya al-Bashri adalah seorang pendusta [kadzdzab) yang selalu menyebarkan Hadis-hadis palsu.
Dalam disiplin Ilmu Hadis, sebuah Hadis sudah dapat dinilai palsu apabila dalam sanadnya terdapat satu orang rawi saja yang kadzdzab (pendusta). Dalam Hadis ini, ternyata di samping ada rawi yang positif kadzdzab dalam meriwayatkan Hadis, yaitu Yahya al-Bashri, juga terdapat rawi lagi yang cenderung kadzdzab ketika meriwayatkan Hadis karena ia sehari-hari dikenal sebagai seorang pendusta, yaitu Ibrahim bin al-Yasa'. Oleh karena itu, seperti disebutkan tadi, Hadis ini bukan hanya sekedar palsu, tetapi sangat palsu.
Jadi Bagaimana pula dengan orang-orang yang menyandarkan hadith2 maudhu dan sangat-sangat palsu membentuk Aqidah mereka dalam beriman dengan Rasul ?
Last edited by Nazrulism on 6-11-2012 08:24 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 6-11-2012 06:28 PM 
Yang mengklasifikasikan Hadith2 itu palsu adalah ahli hadith ... mereka lebih menguasai ilmu hadit ...
Tumpang tanya ya, Yahya Al-Bashri ni Siapa? yang mana?
أخبرنا أبو الحسن علي بن أحمد بن سيماء المقرئ ، قدم علينا حاجا ، حدثنا أبو سعيد الخليل بن أحمد بن الخليل القاضي السجزي ، أنبأنا أبو العباس محمد بن إسحاق الثقفي ، حدثنا أبو عبيد الله يحيى بن محمد بن السكن ، حدثنا حبان بن هلال ، حدثنا مبارك بن فضالة ، حدثنا عبيد الله بن عمر ، عن خبيب بن عبد الرحمن ، عن حفص بن عاصم ، عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «لما خلق الله عز وجل آدم خير لآدم بنيه، فجعل يرى فضائل بعضهم على بعض، قال: فرآني نورا ساطعا في أسفلهم ، فقال: يا رب من هذا؟ قال: هذا ابنك أحمد صلى الله عليه وسلم هو الأول والآخر وهو أول شافع»
Translation: Abu Hurraira (ra) narrates from the Messenger of Allah (May Peace be upon him) that he said: When Allah created Adam (Peace be upon him) He informed him of his descendants, at this Adam (Peace be upon him) saw superiority of some over others, then he saw me towards the end in form of an “ILLUMINATING NUR” (i.e. first to be created from Nur but sent in last), he (Adam) said: O my Lord who is this? The Lord replied: This is your son Ahmed who is the first and the last and (on the Day of Judgment) he will be first to do intercession. [Imam Bayhaqi in his Dalail an Nabuwwah: Volume 005, Page No. 483]
الكتاب: دلائل النبوة للبيهقي [الحكم: إسناده حسن رجاله ثقات عدا الخليل بن أحمد القاضي وهو صدوق حسن الحديث، ومبارك بن فضالة القرشي وهو صدوق يدلس ويسوي
Translation: The Book is Dalail al Nabuwah [The Classification is]: This chain is “HASAN (GOOD)” and the Rijaal are “THIQA (RELIED UPON)” containing Khalil bin Ahmed al-Qadhi who is “SUDOOQ (TRUTHFUL)” AND HASAN IN HADITH” and Mubarik bin Fadhala who is truthful but does Tadlees and Tasweedh [Note Mubarak has narrated with clear wording of “HADASNA” from a thiqa narrator hence the blame of Tadlees cannot apply)
Alang-alang tolong buktikan Hadith atas ni maudhu' dan palsu boleh?
 "Oppa Gangnam Style!"
Last edited by Aahil_adha on 6-11-2012 11:30 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Ok now, i think i would like to refer back to the past hadith denied by Mr. @Nazrulism that was narrated by Imam Abdur Razaq R.A taken from Musannaf Abdurrazaq in order to clearly show the states of this hadith and it's acceptance by ulama Warisatul Anbiya.
It is narrated by Imam Abdur Razaq from Mua'mar, from Ibn al-Manqadr, from Jabir ibn `Abd Allah who said to the Prophet (Peace Be Upon Him) : "O Messenger of Allah (Peace Be Upon Him), may my father and mother be sacrificed for you, tell me of the first thing Allah created before all things." He (Peace Be Upon Him) said: "O Jabir, the first thing Allah created was the light of your Prophet from His (created) light, and that light remained (lit. "turned") in the midst of His Power for as long as He wished, and there was not, at that time, a Tablet or a Pen or a Paradise or a Fire or an angel or a heaven or an earth. And when Allah wished to create creation, he divided that Light into four parts and from the first made the Pen, from the second the Tablet, from the third the Throne, [and from the fourth everything else]......."
References
►Musannaf Abdur Razaq, al-Juz al-Mafqud min al-Juz al-Awwal min al-Musannaf Abdur Razaq, Page No. 99, Hadith Number 18
c:\Users\asus\Desktop\RELIGION\al juz al mafqud min al juz al awwal min al musannaf razaq publish dar al muhadith riyadh saudia.jpg


►Qastalani in Mawahib ul Laduniyah Volume 001, Page No. 71,
►Zurqani in Sharah Mawahib ul Laduniyah Volume 001, Page No. 89-91,
►Ajluni in Kashf al-Khafa (وقال : رواه عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد اﷲ رضي اﷲ عنهما) Volume 001, Page No. 311, Hadith Number 827,
►Halabi in his Sirah Volume 001, Page No. 50,
►Ashraf Ali Thanvi in Nashar ut-Tib Volume 001, Page No. 13
Imam Ibn Hajr al-Haythami (rah) narrates in his Fatawa al Hadithiyyah:
فقد أخرج عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما قال: "قلت: يا رسول الله بأبي أنت وأمي أخبرني عن أوّل شيء خلقه الله قبل الأشياء؟ قال: يا جابر إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك محمد صلى الله عليه وسلّم من نوره فجعل ذلك النور يدور بالقدرة حيث شاء الله، ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك ولا سماء ولا أرض ولا شمس ولا قمر ولا إنس ولا جن، فلما أراد الله تعالى أن يخلق الخلق قسم ذلك النور أربعة أجزاء: فخلق من الجزء الأوّل القلم، ومن الثاني اللوح، ومن الثالث العرش، ثم قسم الجزء الرابع أربعة أجزاء: فخلق من الأول حملة العرش، ومن الثاني الكرسي، ومن الثالث باقي الملائكة
Undoubtedly Abdur Razzaq mentioned with his Sanad from Jabir ibn `Abd Allah who asked: "O Messenger of Allah, may my father and mother be sacrificed for you, tell me of the first thing Allah created before all things." He said: "O Jabir, the first thing Allah created was the light of your Prophet from His light, and that light remained (lit. "turned") in the midst of His Power for as long as He wished, and there was not, at that time, a Tablet or a Pen or a Paradise or a Fire or an angel or a heaven or an earth. And when Allah wished to create creation, he divided that Light into four parts and from the first made the Pen, from the second the Tablet, from the third the Throne, [and from the fourth everything else]
Reference
►Narrated by Imam Ibn Hajr al Haytami in Fatawa al Hadithiyyah Page No. 289
Note: Sheikh Abdul Haqq Muhadith Dhelvi (Rahimuhullah) who held a far higher rank than even Shaykh al Ghumari (rah) and other latter scholars, he said: The source of all creation, the universe and of Adam is Nur of Muhammad(Salallaho alaihi wasalam), hence "IT HAS COME IN SAHIH HADITH THAT THE FIRST THING WHICH ALLAH CREATED WAS MY NUR!" [Madarij al Nabuwah, Volume No.2, Page No. 2 (Persian edition), Volume No.2, Page # 13 (Urdu Edition), Published by Shabbir Brothers, Urdu, Bazaar Lahore.] Some people object that in hadith it has also come that first thing which Allah created was Al-Qalam (i.e. pen) and they cite the hadith in Tirimdhi as proof which states: أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللهُ الْقَلَمُ (i.e. First thing which Allah created was the pen.
They say that hence Pen is the first creation therefore the hadith of Prophet (Peace be upon him) being first created Nur contradicts it.
This is their misconception because things have been first created according to their relative primacy, here is hadith from Sahih Bukhari which even proves Throne and Water to be created before Pen
كان اللهُ ولم يكُنْ شيءٌ غيرُه. وكان عرشُهُ على الماء
Translation: First of all, there was nothing but Allah, and (then He created His Throne). His throne was over the water [Translation by Muhsin Khan, Sahih Bukhari in English, Volume 4, Book 54, Number 414]
After seeing this the deniers are dumbstruck and their own pseudo logic stands refuted because now there is even conflict between other Sahih ahadith regarding what was the first thing created! But the point is how to bring reconciliation? Imam Badr ud-din Ayni (rah) gave a magnificent answer, he states in his Umdat al Qari, Sharh Sahih al Bukhari
روى أحمد والترمذي مصححا من حديث عبادة بن الصامت مرفوعاً أول ما خلق الله القلم ثم قال أكتب فجرى بما هو كائن إلى يوم القيامة واختاره الحسن وعطاء ومجاهد وإليه ذهب إبن جرير وابن الجوزي وحكى ابن جرير عن محمد بن إسحاق أنه قال أول ما خلق الله تعالى النور والظلمة ثم ميز بينهما فجعل الظلمة ليلاً أسود مظلماً وجعل النور نهاراً أبيض مبصراً وقيل أو ما خلق الله تعالى نور محمد قلت التوفيق بين هذه الروايات بأن الأولية نسبي وكل شيء قيل فيه إنه أول فهو بالنسبة إلى ما بعدها
Translation: Imam Ahmed and Imam Tirimdhi have narrated the Marfu hadith with Sahih Isnad from Ibada bin Samit (ra) which proves that Allah first created the Pen and then told it to write and It wrote everything which would happen till day of Judgement. Hassan, Ata and Mujahid have adopted this too, Ibn Jarir and Ibn Jawzi also have this Madhab whereas Ibn Jarir has narrated from Muhammad bin Ishaq that “ALLAH CREATED THE NUR AND DARKNESS PRIOR TO EVERYTHING” and then differentiated between them, There is also a saying that Allah first created “THE NUR OF MUHAMMAD (PEACE BE UPON HIM)” so how could reconciliation be brought in these different narrations? I say that they could be reconciled by saying that everything has its “RELATIVE PRIMACY” and they are first in relevance to things which came after them. [Umdat al Qari, Sharh Sahih al-Bukhari, Volume No. 15, Page No. 109]

c:\Users\asus\Desktop\RELIGION\al-musannaf abdur razaq.jpg
Last edited by Aahil_adha on 6-11-2012 11:22 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Aahil_adha posted on 6-11-2012 11:18 PM 
Ok now, i think i would like to refer back to the past hadith denied by Mr. @Nazrulism that was narr ...
Tentang Abdurrazaq.. telah diperkatakan.
Dan posting dari @bintang lebih detail tentang Hadith2 yang digunakan (diambil dari link berikut)
KONSEP NUR MUHAMMAD DIDUNIA MELAYU
DALAM KONTEKS WACANA SUNNI
- SATU PENGAMATAN AWAL
OLEH:
MUHAMMAD ‘UTHMAN EL-MUHAMMADY (UEM)
Kerana penulisnya yakin itu adalah hadith2 sahih dari Rasulullah s.a.w maka dia menerima riwayat daripada;
1. al-Raniri - bahawa Allah menjadikan sepohon kayu dengan empat dahannya, dinamakan Syajaratul-Yaqin. Kemudian dijadikan Nur Muhammad dalam bentuk burung merak, diletakkan atas pohon itu, lalu ia mengucap tasbih kepada Allah, selama tujuh puluh ribu tahun. Bila merak itu terpandang terlalu cantik rupanya, dengan elok bulunya, dan lainnya, sujudlah ia lima kali sujud, jadilah sujud itu kemudiannya sembahyang lima waktu yang wajib atas umat Muhammad s.a.w.
2.Kitab “Kashf al-Ghaibiyyah” oleh Zain al-‘Abidin al-Fatani - “Sesungguhnya telah datang pada khabar oleh bahawasanya Allah taala telah menjadi ia akan satu pohon kayu baginya empat dahan, maka menamai akan dia Syajarat al-Muttaqin (Pokok Orang-orang yang bertaqwa), dan pada setengah riwayat Shajarah al-yaqin (Pokok Keyakinan), kemudian telah menjadi ia akan Nur Muhammad di dalam hijab daripada permata yang sangat putih seu(m)pama rupa burung merak dan dihantarkan ia akan dia atas demikian pohon kayu itu , maka mengucap tasbihlah oleh Nur itu atas pohon kayu itu kadar tujuh puluh ribu tahun, kemudian menjadi akan cermin kemaluan maka dihantarkan akan dia dengan berhadapannya; maka tatkala menilik oleh merak itu di dalam cermin itu melihat ia akan rupanya terlebih elok dan terlebih perhiasan kelakuan, maka malu ia daripada Allah taala, maka lalu berpeluh ia maka titik daripadanya enam titik, maka menjadi oleh Allah taala daripada titik yang pertama akan ruh Abu Bakar radiya’Llahu ‘anhu, dan daripada titik yang kedua itu akan ruh ‘Umar radiya’llahu ‘anhu dan daripada titik yang ketiga itu akan ruh ‘Uthman radiya’Llahu ‘anhu, dan daripada titik yang keempat itu akan ruh ‘Ali radiya’Llahu ‘anhu, dan daripada titik yang kelima itu akan pohon bunga mawar dan daripada titik yang keenam itu akan padi”
3. Nawawi al-Bantani yg menukil Ka’ab al-Akhbar- dinyatakan yang bahagian yang keempat itu diletakkan di bawah ‘Arasy sehinggalah Allah menjadikan Adam a.s., maka Allah letakkan nur itu pada belakangnya, dan dijadikan para malaikat sujud kepadanya, dimasukkannya ke dalam Syurga, walhal para malaikat bersaf di belakang Adam, melihat kepada nur Muhammad. Bila Adam alaihis-salam bertanya mengapa malaikat berdiri di belakangnya bersaf Allah menjawab mereka itu sedang melihat kepada nur kekasihNya Muhammad yang menjadi khatam sekelian rasul dan anbia. Kemudian Adam meminta nur itu dipindahkan ke hadapan, lalu diletakkan pada dahi Baginda. Maka malaikat mengadap wajahnya pula. Adam meminta pula dipindahkannya lalu diletakkan pada jari telunjuknya supaya ia boleh melihatnya; maka bertambah-tambahlah cantiknya nur itu. Kemudian disebut nur itu dipindah kepada Hawwa’, kemudian kepada nabi Shith, dan seterusnya. Demikianlah nur itu berpindah daripada satu rahim yang suci kepada rahim suci yang lain, sampai ia kepada sulbi ‘Abdullah bapanya, kemudian keluarlah ia ke dunia melalui rahim ibunya.
Bagaimana dengan kamu ? - Sudahkah beriman dengan riwayat-riwayat itu ?
|
|
|
|
|
|
|
|
Petikan dari JAKIM
ASAS RUJUKAN DALAM BIDANG AQIDAH ISLAM
BAHAGIAN PERANCANGAN DAN PENYELIDIKAN
JABATAN KEMAJUAN ISLAM MALAYSIA
TAHUN 1432H/2010M
Nur Muhammad:
Nur Muhammad lahir dari falsafah martabat tujuh dan wahdat al-wujud juga, ia bukan dari asal pemikiran Islam.
Nur Muhammad dari segi bahasa ialah cahaya yang dihubungkan dengan Nabi Muhammad s.a.w.
Dari segi istilahnya ialah ciptaan Allah yang pertama sebelum Ia menciptakan makhluk yang lain.
Cahaya ini diciptakan daripada Nur Allah.
Pada konsep asal bagi orang yang menerima kewujudannya, Nur ini sama dengan rupa kejadian Nabi Muhammad s.a.w.
Perkataan yang sama maksud dengan Nur Muhammad ialah seperti al-‘Aql al-Awwal, Ta’yun Awwal, al-Insan al-Kamil, Qutub, Ghawth dan lain-lain.
Menurut Dr. Ali Sami al-Nashar beliau mengatakan bahawa pemikiran Nur Muhammad ini mula tersiar kepada umum pada zaman Jaafar al-Sadiq (83-148H), beliau dianggap sebagai pemikir pertama yang membawa ajaran ini bagi mempertahankan beberapa
aqidah dalam Syiah, seperti konsep ‘ismah para imamdan sumber-sumber suci bagi memperolehi ilmu.
Bagi Ahli Sunnah Wal Jamaah kepercayaan seperti iniadalah khurafat dan tidak bersendikan kepada mana mana dalil yang layak menjadi sumber hukum. Kerana hadis yang dianggap sumber utamanya adalah bertarafhadis Mustaqim Oleh itu ia bukan dari ajaran aqidah Islam yang sebenar. Ekoran dari pemikiran yang sama umat Islam boleh terpesong pemikiran mereka kepada pemikiran falsafah dan terbawa kepada pemahaman yang jauh.
Panel Kajian Aqudah ke 9/1997 berpendapat Nur Muhammad bukanlah berdasarkan nas yang kuat, oleh itu ia tidak dianggap sebagai dasar syara’ bahkan sebagai suatu spekulasi sahaja.
Huraian:
Dalam kepercayaan kepada Nur Muhammad ia mengandungi beberapa perkara iaitu:-
a. Nur Muhammad bersifat Qadim dan Azali.
b. Dijadikan Nur Muhammad terlebih dahulu sebelum dijadikan alam.
c. Semua alam dijadikan dari Nur Muhammad.
Sandaran kepada pemikiran begini ada dibawakan hadis-hadis maudhu atau palsu.
Kepercayaan-kepercayaan di atas adalah bertentangandengan nas-nas al-Quran dan hadith sahih. Hanya terdapat hadirh yang bertaraf Mustaqim sahaja, dan ia tidak boleh dijadikan asas, dalil dan hujah dalam bidang aqidah. (Penjelasan mengenai konsep Nur Muhamad sila lihat dalam Jurnal Penyelidikan , bil. 12/1999 dan kertas kerja bertajuk Nur Muhammad oleh Dr. Huda Muhsin dalam Mesyuarat Panel Kajian Aqidah kali ke 9/1997).
Nur Muhammad atau Hakikat Muhammadiah tidak lain dari merupakan spekulasi falsafah yang mengatakan akal pertama yang lahir dari Allah, seperti cahaya matahari terbit daripada matahari, atau ombak laut lahir dari laut. Hakikat yang sebenar cahaya matahari tidak lain daripada matahari dan ombak laut tidak lain dari laut. Cahaya matahari dan ombak sebenarnya tidak berwujud. Inilah iktikad kaum
wahdatul wujud. Nur Muhammad adalah salah satu daripada punca wahdatul wujud yang berasal daripada teori emanasi, Neoplatonismadan lain-lain, ia bukan dari ajaran Islam. Gara-gara Nur Muhammad golongan berkenaan terbawa-bawa hingga mereka mengangkat Nabi Muhammad s.a.w. ke martabat ketuhanan Al-Nur dan mereka ketepikan firman Allah yang
bermaksud;
“Katakanlah bahawa sesungguhnya aku ini adalah seorang manusia seperti kamu” |
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 7-11-2012 06:46 PM 
Tentang Abdurrazaq.. telah diperkatakan.
Dan posting dari @bintang lebih detail tentang Hadith2 ...
Sat sat, jangan melalut ke hujah yang bukan dari saye. tolong sikit. itu trick basi. tak laku disisi saya. . cuba fokus kat hadith tu sahaja. baca dan kalau nak bangkang, berdasarkan hadith tu dan usul tahqiqnya.
|
|
|
|
|
|
|
|
Nazrulism posted on 7-11-2012 07:49 PM 
Petikan dari JAKIM
ASAS RUJUKAN DALAM BIDANG AQIDAH ISLAM
Lor, kenapa kaitkan pemahamam dan pegangan Nur Muhammad versi Syi'ah dengan saya? .... agak-agak ler kok ye pon....
cer baca untuk fatwa ulama negeri untuk Pegangan Nur Muhammad veri Ahlus Sunnah Wal Jama'ah :-
, fatwa ini telah dibincang dan difatwakan dalam mesyuarat fatwa zaman mufti Shohibus Samahah Datuk Haji Murtadza Haji Daud, tarikhnya idaklah teman ingat. Dibentangkan oleh Ketua Penolong Mufti waktu itu yang sekarang, menjadi mufti negeri teman Shohibus Samahah Datu Haji Loling Othman bin Haji 'Alwi keluaran al-Azhar asy-Syarif (lihat gambar sebelah). Kesimpulan yang dibuat oleh Majlis Fatwa Negeri adalah sebagai berikut:-
Ahli mesyuarat membuat kesimpulan dan cadangan bahawa :
i) Tidak semua fahaman dan pegangan kepada "Nur Muhammad" itu sesat, kerana sebahagian ulama mu'tabar seperti Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, Syaikh Ibrahim Al-Baijuri, Sayyidis-Syaikh Ja'far Al-Barzanji, Sulthanul Awliya' Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dan ramai lagi, menerima konsep ini dengan penafsiran yang sewajarnya tanpa melampaui batas 'aqidah dan syariah Islam. Dalam penafsiran mereka "Nur Muhammad" adalah seawal-awal makhluk ciptaan Allah swt, bersifat dengan sifat baharu (bukannya qadim) dan sekali-kali tidak mempunyai unsur-unsur ketuhanan.
ii) Kesalahfahaman dan penyelewengan banyak berlaku kerana sebahagian kelompok telah tersalah atau dengan sengaja memberikan tafsiran yang salah kepada hadith-hadith yang menyebut bahawa 'Nur Muhammad' ini diciptakan daripada "nur Allah" atau dengan tafsiran yang seolah-olah "Nur Muhammad" itu adalah satu juzuk daripada zat Allah s.w.t. yang mana tafsiran ini adalah nyata bercanggah dengan aqidah Islam dan tidak ada seorang pun ulama mu'tabar yang berpegang dengan penafsiran sedemikian. Tafsiran sebeginilah yang sesat lagi menyesatkan dan semestinya dibendung.
iii) Konsep "Nur Muhammad" sebagaimana yang dipegang oleh sebahagian ulama mu'tabar, sewajarnya diletakkan dalam perkara khilafiyyah yang sepatutnya ditanggapi diterima dengan fikiran terbuka dan rasa tasamuh yang tinggi. Percaya atau tidak kepada hal yang demikian tidaklah merosakkan aqidah
iv) Oleh kerana tidak semua pegangan terhadap konsep "Nur Muhammad" itu sesat, maka sewajarnya kita janganlah bermudah-mudah untuk menyesatkannya tanpa usul periksa terlebih dahulu. Menyesatkan konsep "Nur Muhammad" secara keseluruhan akan mengakibatkan hukuman sesat kepada ramai ulama mu'tabar yang menjadi sandaran ummat
Menurut Pengerusi salah faham mengenai "Nur Muhammad" hendaklah ditangani dengan memberikan penjelasan yang sewajarnya berpandukan para ulama terdahulu disamping menjaga adabul-ikhtilaf.

Last edited by Aahil_adha on 7-11-2012 10:15 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Aahil_adha posted on 7-11-2012 09:58 PM 
Lor, kenapa kaitkan pemahamam dan pegangan Nur Muhammad versi Syi'ah dengan saya? .... ag ...
Tambahan sikit lagi, saya pon tak tahu ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah pewaris Nabi SAW yang mana nafsu tuan suka. jadi kongsi sikit lagi dari yang banyak, kalau tak cukup, banyak lagi fatwa saya leh present Insya'allah :-
Al-`Allaamah al-Muhaddits, al-Imam al-Baari', al-Lughawi an-Nahwi al-Adib, al-Qadhi Jamaluddin Muhammad bin `Umar bin Mubarak bin `Abdullah bin `Ali al-Himyari asy-Syafi`i yang dikenali sebagai "Imam Bahraq rahimahullah" adalah seorang ulama `arif billah yang lahir di Hadhramaut pada malam Nishfu Sya'baan tahun 869H. Beliau adalah ulama yang ilmunya disifatkan bagaikan lautan luas tak bertepi, betapa kita kerana sejak kecil lagi hidupnya hanya disibukkan dengan ilmu, belajar atau mengajar. Di antara guru-guru beliau adalah al-Faqih asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad BaJarfil, al-`Allaamah `Abdullah bin `Abdur Rahman BaFadhal, Syaikh Abdullah bin Ahmad BaMakhramah, Syaikh Muhammad bin Ahmad BaFadhal, Syaikh al-Muhaddits Zainuddin Muhammad bin `Abdul Lathif asy-Syarji, Syaikh al-Faqih Jamaluddin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shaa-igh, Habib Husain bin `Abdur Rahman al-Ahdal dan al-Imam al-Hafidz as-Sakhawi rahimahumullahu ajma`in. Imam Bahraq meninggalkan dunia yang fana ini pada malam 20 Sya'baan 930H.
Antara mutiasa yang terkandung dalam karya beliau adalah apa yang disebutnya pada halaman 245 dalam karya beliau yang masyhur, "al-Hadiiqatul Aniiqah fi syarhil `Urwatil Watsiiqah" yang menyatakan, antara lain:
" Dan adapun keadaannya Junjungan Nabi SAW menjadi rahmat bagi sekalian alam yang terdiri daripada para malaikat, manusia dan jin, sebagaimana difirmankan Allah SWT : "Dan tiadalah Kami mengutuskan engkau melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam", adalah kerana bahawasanya seawal-awal ciptaan Allah SWT adalah nur baginda SAW, dan dijadikan dia sebagai sebab bagi penciptaan sekalian makhluk yang lain. Kalau bukan kerana baginda, nescaya Allah tidak menciptakan malaikat dan manusia, tidak akan ada kenabian dan kerasulan, tidak ada ibadah dan ilmu, tidak ada perkara-perkara selain yang sedemikian tadi daripada segala maqamat yang tinggi dan ahwal yang mulia. "
Yang ni rupa kitabnya kot-kot kalau tuan tak percaya dia cakap camtu, tuan nak cari kitab tu , mana thau membantu,Wallahu'alam :-


|
|
|
|
|
|
|
|
Aahil_adha posted on 6-11-2012 10:57 PM 
Tumpang tanya ya, Yahya Al-Bashri ni Siapa? yang mana?
Mumtaz !  |
|
|
|
|
|
|
| |
|