|
BANJARMASINPOST.CO.ID - Perceraian adalah perkara yang halal namun dibenci Allah. Itulah yang disampaikan ulama dalam nasihat pernikahan. Tujuannya agar mempelai bertanggung jawab untuk memmperkokoh rumah tangganya.
“Hanya perceraian yang mampu membuat Arasy Allah atau singgasana Allah bergetar,” ujar Ustad Ilham Maskuri Hamdie di hadapan jamaah Salat Magrib dan Salat Isya Masjid Mujahidin Belitung, Banjarmasin.
Kenapa perceraian mampu menggetarkan Arasy Allah, menurut ulama di Banjarmasin, karena dalam pernikahan yang diatur Allah tujuannya akan memberikan manusia itu rasa tenteram, damai dalam membentuk keluarga dengan keturunan-keturunannya.
Hanya dengan pernikahan, menurut ulama ini, bisa lahir keturunan atau manusia-manusia yang beriman, cerdas dan berakhlak.
“Pernikahan itu adalah lembaga agung yang menyatukan dua insan berbeda jenis. Tidak ada penyatuan yang lebih indah dan mendapat ridho besar dari Allah selain pernikahan,” ujarnya.
Tetapi sesungguhnya ada perjuangan yang tak mudah untuk meraih keluarga demikian.
“Banyak yang hanya lancar mengucapkannya tetapi tak paham arti sesungguhnya dari tiga kata yang menjadi lambang rumah tangga sempurna itu,” ujar Ustaz Ilham Maskuri Hamdie dalam tausiyahnya.
Menu
Inilah Sebabnya Arasy Allah Bergetar Ketika Terjadi Perceraian
Selasa, 22 Desember 2015 14:07
cerai_20151222_135754.jpg
Ilustrasi - Kompas.com
Tetapi sesungguhnya ada perjuangan yang tak mudah untuk meraih keluarga demikian.
“Banyak yang hanya lancar mengucapkannya tetapi tak paham arti sesungguhnya dari tiga kata yang menjadi lambang rumah tangga sempurna itu,” ujar Ustaz Ilham Maskuri Hamdie dalam tausiyahnya.
BACA: Wow, Nabila Syakieb-Reshi bak Kate Middleton dan Pangeran William
Menurut ulama di Banjarmasin ini, keluarga sakinah merupakan keluarga yang bahagia.
Namun, tidak akan bisa diperoleh tanpa ada jiwa yang mawaddah dan warahmah dari suami istri.
“Yang sulit, bahkan teramat sulit, bagi kita adalah untuk mempunyai jiwa yang mawaddah dan warahmah itu,” ujar Ustadz Ilham Maskuri.
Karena mawaddah itu berarti jiwa dan pikiran kosong sehingga tak berdaya atau tidak berselera untuk menyalahkan pasangannya karena kekurangan, sebaliknya dia hanya ingin menutup kekurangan pasangan itu dengan kelebihan yang dimilikinya.
Sedangkan warahmah, menurut ulama ini, adalah rasa belas kasihan yang tinggi terhadap pasangannya sehingga senantiasa tak tega melihat pasangannya itu sedih atau tersakini lantaran kelemahannya.
“Jadi mawaddah dan warahmah itu wujud dari puncak cinta yang luar biasa dari suami istri. Dan, bukankah ini hal yang tidak mudah untuk kita miliki,” ujarnya.
Itu lantaran, sudah menjadi ketetapan Allah bahwa manusia itu mempunyai rasa ego yang tinggi yang kerap mengalahkan rasa cinta. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|