View: 2136|Reply: 14
|
Pandangan ahlus sunnah atas akal...
[Copy link]
|
|
Assalamualaikum ....
di akhir zaman yg serba fitnah dan bida'ah, semakin ramai org2 melayu kita yg semakin byk menggunakan dalil nas dlm berbicara sesuatu isu....
baik utk kepentingan nafsu peribadi atau masalah umum....
mari kita lihat petikan dari sumber berikut...
PENJELASAN SIKAP AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH TERHADAP ILMU KALAM
Imam Abu Hanifah (wafat th. 150 H) rahimahullah berkata: “Aku telah menjumpai para ahli Ilmu Kalam. Hati mereka keras, jiwanya kasar, tidak peduli jika mereka bertentangan dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Mereka tidak memiliki sifat wara’ dan tidak juga taqwa.”[15]
Imam Abu Hanifah rahimahullah juga berkata ketika ditanya tentang pembahasan dalam ilmu kalam dari sosok dan bentuk, ia berkata: “Hendaklah engkau berpegang kepada As-Sunnah dan jalan yang telah ditempuh oleh Salafus Shalih. Jauhi olehmu setiap hal baru, karena ia adalah bid’ah.”[16]
Al-Qadhi Abu Yusuf (wafat th. 182 H) rahimahullah,[17] murid dari Abu Hanifah rahimahullah, berkata kepada Bisyr bin Ghiyats al-Marisi [18] : “Ilmu kalam adalah suatu kebodohan dan bodoh tentang ilmu kalam adalah suatu ilmu. Seseorang, manakala menjadi pemuka agama atau tokoh ilmu kalam, maka ia adalah zindiq atau dicurigai sebagai zindiq (orang yang menampakkan permusuhan terhadap Islam).” Dan juga perkataan beliau: “Barangsiapa yang belajar ilmu kalam, ia akan menjadi zindiq…”[19]
Imam Ahmad (wafat th. 241 H) rahimahullah berkata: “Pemilik ilmu kalam tidak akan beruntung selamanya. Para ulama kalam itu adalah orang-orang zindiq (orang yang menampakkan permusuhan terhadap Islam).”[20]
Imam Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H) rahimahullah berkata: “Para ulama dan fuqaha (ahli fiqih) ummat ini dahulu mendiamkan (mengabaikan) ilmu kalam bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena mereka menganggap ilmu kalam itu tidak mampu menyembuhkan seorang yang haus, bahkan dapat menjadikan seorang yang sehat menjadi sakit. Oleh karena itu, mereka tidak memberi perhatian kepadanya dan melarang untuk terlibat di dalamnya.”[21]
Ibnu ‘Abdil Barr (wafat th. 463 H) rahimahullah berkata: “Para ahli fiqih dan ahli hadits yang berada di seluruh kota kaum Muslimin telah sepakat bahwa ahli ilmu kalam adalah ahli bid’ah dan penyeleweng dari kebenaran. Sebagaimana kesepakatan mereka bahwa ahli kalam tidak dianggap tergabung dalam tingkatan para ulama. Yang dikategorikan ulama adalah ahli hadits dan orang-orang yang memahaminya dan mereka bertingkat-tingkat sesuai dengan keahlian masing-masing dalam mencermati, memisahkan (yang shahih dari yang dha’if) dan memahami hadits.”[22]
Imam Malik bin Anas (wafat th. 179 H) rahimahullah berkata:
لَوْ كَانَ الْكَلاَمُ عِلْمًا لَتَكَلَّمَ فِيْهِ الصَّحَابَةُ وَالتَّابِعُوْنَ كَمَا تَكَلَّمُوْا فِي اْلأَحْكَامِ وَالشَّرَائِعِ وَلَكِنَّهُ بَاطِلٌ يَدُلُّ عَلَى بَاطِلٍ.
“Seandainya ilmu kalam adalah ilmu, niscaya para Sahabat dan Tabi’in akan membicarakannya sebagaimana pembicaraan mereka terhadap ilmu-ilmu syari’at, akan tetapi ilmu kalam adalah sebuah kebathilan yang menunjukkan kepada ke-bathilan.”[23]
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang memiliki ilmu kalam, ia tidak akan beruntung.” Beliau juga mengucapkan: “Hukum untuk Ahli Kalam menurutku adalah mereka harus dicambuk dengan pelepah kurma dan sandal (sepatu) dan dinaikkan ke unta, lalu diiring keliling kampung. Dan dikatakan: ‘Inilah balasan orang yang meninggalkan Al-Kitab dan As-Sunnah serta mengambil ilmu Kalam.’”[24]
Beliau rahimahullah juga menyatakan:[25]
كُلُّ الْعُلُوْمِ سِوَى الْقُرْآنِ مَشْغَلَةٌ
إِلاَّ الْحَدِيْثَ وَإِلاَّ الْفِقْهَ فِي الدِّيْنِ
الْعِلْمُ مَا كَانَ فِيْهِ قَالَ حَدَّثَنَا
وَمَا سِوَى ذَاكَ وَسْوَاسُ الشَّيَاطِيْنِ
Segala ilmu selain Al-Qur-an hanyalah menyibukkan,
terkecuali ilmu hadits dan fiqh untuk mendalami agama.
Ilmu adalah yang tercantum di dalamnya: “Qoola Haddatsana (telah menyampaikan hadits kepada kami).”
Selainnya itu adalah ‘bisikan syaithan’ belaka.
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]
Secara ringkas pandangan Ahlus Sunnah tentang penggunaan akal, di antaranya sebagai berikut:[13]
1. Syari’at didahulukan atas akal, karena syari’at itu ma’shum sedang akal tidak ma’shum.
2. Akal mempunyai kemampuan mengenal dan memahami yang bersifat global, tidak bersifat detail.
3. Apa yang benar dari hukum-hukum akal pasti tidak bertentangan dengan syari’at.
4. Apa yang salah dari pemikiran akal adalah apa yang bertentangan dengan syari’at.
5. Penentuan hukum-hukum tafshiliyah (terinci seperti wajib, haram dan seterusnya) adalah hak prerogatif syari’at.
6. Akal tidak dapat menentukan hukum tertentu atas sesuatu sebelum datangnya wahyu, walaupun secara umum ia dapat mengenal dan memahami yang baik dan buruk.
7. Balasan atas pahala dan dosa ditentukan oleh syari’at.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
“Kami tidak akan mengadzab sehingga Kami mengutus seorang Rasul.” [Al-Israa': 15]
8. Janji Surga dan ancaman Neraka sepenuhnya ditentukan oleh syari’at.
9. Tidak ada kewajiban tertentu terhadap Allah Azza wa Jalla yang ditentukan oleh akal kita kepada-Nya. Karena Allah mengatakan tentang Diri-Nya:
فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
“Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” [Al-Buruuj: 16]
Dari sini dapat dikatakan bahwa keyakinan Ahlus Sunnah adalah yang benar dalam masalah penggunaan akal sebagai dalil. Jadi, akal dapat dijadikan dalil jika sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah atau tidak bertentangan dengan keduanya. Jika ia bertentangan dengan keduanya, maka ia dianggap bertentangan dengan sumber dan dasarnya. Keruntuhan pondasi berarti juga keruntuhan bangunan yang ada di atasnya. Sehingga akal tidak lagi menjadi hujjah (argumen, alasan) namun berubah menjadi dalil yang bathil.
|
|
|
|
|
|
|
|
salam
ilmu kalam adalah salah satu dari ilmu Aqidah ASWJ ..
kalam yang bersuara
tidak sama dengan kalam yang tiada bersuara ..
akal sekarang hendaklah d'suntik oleh ilmu
agar akal itu dapat
membezakan
mengenal
pada hakikat nya akal tetap barang baharu
dengan ertikata tunduk akal pada wahyu
maka akal hendaklah d'qurankan
sebaliknya bukan quran d'akalkan
secara ringkas ..
penunjuk akal itu mesti ada
untuk mendapatkan hikmah kebijaksaan ..
supaya hati itu dapat
membezakan
mengenal
maka d'suruh kita
mengunakan akal untuk mengkaji
mengunakan hati untuk mengaji
oleh itu..
fikir halus halus
baru dapat menembus
wassalam
|
|
|
|
|
|
|
|
syukur alhamdulillah....
|
|
|
|
|
|
|
|
Imam Abu Hanifah (wafat th. 150 H) rahimahullah berkata: “Aku telah menjumpai para ahli Ilmu Kalam. Hati mereka keras, jiwanya kasar, tidak peduli jika mereka bertentangan dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Mereka tidak memiliki sifat wara’ dan tidak juga taqwa.”[15]
Imam Ahmad (wafat th. 241 H) rahimahullah berkata: “Pemilik ilmu kalam tidak akan beruntung selamanya. Para ulama kalam itu adalah orang-orang zindiq (orang yang menampakkan permusuhan terhadap Islam).”[20]
Imam Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H) rahimahullah berkata: “Para ulama dan fuqaha (ahli fiqih) ummat ini dahulu mendiamkan (mengabaikan) ilmu kalam bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena mereka menganggap ilmu kalam itu tidak mampu menyembuhkan seorang yang haus, bahkan dapat menjadikan seorang yang sehat menjadi sakit. Oleh karena itu, mereka tidak memberi perhatian kepadanya dan melarang untuk terlibat di dalamnya.”[21]
Ibnu ‘Abdil Barr (wafat th. 463 H) rahimahullah berkata: “Para ahli fiqih dan ahli hadits yang berada di seluruh kota kaum Muslimin telah sepakat bahwa ahli ilmu kalam adalah ahli bid’ah dan penyeleweng dari kebenaran. Sebagaimana kesepakatan mereka bahwa ahli kalam tidak dianggap tergabung dalam tingkatan para ulama. Yang dikategorikan ulama adalah ahli hadits dan orang-orang yang memahaminya dan mereka bertingkat-tingkat sesuai dengan keahlian masing-masing dalam mencermati, memisahkan (yang shahih dari yang dha’if) dan memahami hadits.”[22]
Imam Malik bin Anas (wafat th. 179 H) rahimahullah berkata:
.
“Seandainya ilmu kalam adalah ilmu, niscaya para Sahabat dan Tabi’in akan membicarakannya sebagaimana pembicaraan mereka terhadap ilmu-ilmu syari’at, akan tetapi ilmu kalam adalah sebuah kebathilan yang menunjukkan kepada ke-bathilan.”[23]
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang memiliki ilmu kalam, ia tidak akan beruntung.” Beliau juga mengucapkan: “Hukum untuk Ahli Kalam menurutku adalah mereka harus dicambuk dengan pelepah kurma dan sandal (sepatu) dan dinaikkan ke unta, lalu diiring keliling kampung. Dan dikatakan: ‘Inilah balasan orang yang meninggalkan Al-Kitab dan As-Sunnah serta mengambil ilmu Kalam.’”[24]
eisshhh camtu ka?
betoi ka depa kata camtu?
ntahlah
mungkin bagi mereka ILMU KALAM ni......sesuai bagi org gila je kot
iye le yg sedang gila kat TUHAN
|
|
|
|
|
|
|
|
Orang-orang mukmin yang dikatakan telah tergolong dalam ASWJ itu siapa? dan bagaimana menentukan mereka itu telah masuk ke dalam golongan ASWJ? |
|
|
|
|
|
|
|
mungkin juga ulama salaf dahulu menempelak dalam berbahasa pada golongan2 tertentu....
|
|
|
|
|
|
|
|
orang mukmin ni besar maknanya bro....kalau dihalusi dalam2....
sebab ada terjupa dlm kitab syarah hikam....qalbu orang mukmin itu adalah istana Allah...
lebih kurang begitu la...
istana Allah....hmmm....besar tu...besar dari rumah Allah....hal ini maseh belum dirungkai sepenuhnya lagi....
|
|
|
|
|
|
|
|
Owh..Iya jugak, persoalan mukmin ini mendalam, perlu kita akui begitu..Jadinya golongan Ahli Sunnah ini kalau bro boleh nyatakan siapa ya?...Kalau ari ini kebanyakan orang mengaku merekalah Ahli Sunnah kerana berpegang kepada Al-Quran dan Hadis..Adakah secara automatiknya kita-kita ini (kira kebanyakan oranglah) yang berpegang kepada Al-Quran dan Hadis tergolong dalam Ahli Sunnah.. |
|
|
|
|
|
|
|
pandangan saya siapa ahli sunnah wal jamaah?
rasanya sedara boleh ke youtube melihat pada ceramah ceramah seperti ustaz azhar idrus atau ustaz2 yg ahli ilmu tauhid...
contohnya beza nik aziz dan hj hadi.....di mana?
pada mertabat makam....nik aziz lebih kpd menjaga tauhid...beliau jrg menimbulkan isu atau berpolitik sgt...kerna itu beliau pandai menjaga diri, manakala haji hadi lebih kpd mertabat ilmu.....mmg tak sama sepertimana arwah nik aziz dahulu...boleh dikatakan jalan nik aziz hampir menyamai ulama salaf dahulu kala...
bagi saya, sesiapa yg berpegang, membenarkan dan beramal dgn perintah Allah dan rasulNya, quran dan sunnah nabi...maka benarlah mereka mereka itu adalah ahlul sunnah wal jamaah tanpa mengambil kira kedudukan pangkat samadia dia ustaz atau ulama atau pon apa apa...
masalahnya di era kini, yg sering dijumpai dlm facebook atau pon selainnya, memang ada yg mengakui mereka pegang quran dan sunnah, tapi cuba kita jadi tetamu di rumah mereka 3 hari...adakah mereka membaca quran di siang dan malam hari? adakah mereka bersolat malam? maka perlulah kita menziarahi kenalan dan kawan2 yg kita kenali, lihat apa cara hidup mereka dan bukti perjalanan mereka...
|
|
|
|
|
|
|
|
Thanks bro..aku ni kadang2 banyak tanya skit..hehe
pandangan bro tu aku setuju je..pada aku pun tauhid adalah perkara yang perlu diberi penekanan, even dalam rukun Islam pun dia yang pertama sekali..dan pada aku jugak, golongan Ahli Sunnah ini adalah mereka yang telah tergolong ke dalam golongan orang2 mukmin, bukan mereka yang menggolongkan diri sendiri kerana berasakan telah berpegang sepenuhnya dengan amalan Quran dan Al-Hadis.
Pandangan aku ni mungkin kurang tepat, sebab aku pun tak tau...hehe.. |
|
|
|
|
|
|
|
hahaha....inilah dikatakan umat ahir zaman fitnah dan bida'ah, maka banyaklah beramal dan berhati hati...
|
|
|
|
|
|
|
|
Orang-orang mukmin yang dikatakan telah tergolong dalam ASWJ itu siapa?
dan bagaimana menentukan mereka itu telah masuk ke dalam golongan ASWJ?
woooo
solan ko ni memang tepat
terlalu tepat............sampai kena masuk lubang idung
yg masih dok perasan tu.......boleh le menjawabnyeeee
|
|
|
|
|
|
|
|
salam
orang yang hendak mencari ilmu
tak sama dengan
orang yang hendak mencuri ilmu
curi yang kena curi itu lain ..
wassalam
|
|
|
|
|
|
|
|
hehhe....mendalam maksud tu....dgn nafas yg tenang dan renungan yg halus lagi dalam...
dah ramai yg saya jupa baik dr kalangan pencuri mahupun penuntut...
yg mencuri ni mmg kasihan, dpt tapi tak bermenafaat, sebab hati tiada perubahan
sebab tu semua ketentuan Allah...walaupun sumber dapat dari wali Allah atau org2 soleh, tapi sampai pada pencuri...
menjadi halatuju dan pecahan ilmu yg sunguh berlainan...
kan...IKHLAS dan taqwa...amat penting.....
SALAM HARI JUMAAT pada semua...bykkan berselawat....
|
|
|
|
|
|
|
|
salam
SALAM HARI JUMAAT pada semua...bykkan berselawat....
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰٓٮِٕڪَتَهُ ۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّۚ
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ
شفعاعة.شفاعة حصوصى
اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيْ مُحَمَّدِ نِ الْمُصْطَفَى رسول الله صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
شَيْئٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
salam jumaat ..
salam yang terkuat ..
wassalam
|
|
|
|
|
|
|
| |
|