Dalam teaser filem ini, penuh dengan visual dan imejan-imejan yg puitis:-
SEMARANG, KOMPAS.com - Sebuah film sejarah dan kepahlawan berjudul "Soegija" mulai diproduksi dengan mangambil lokasi di Gereja Gedangan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (4/11/2011).
Film ini mengangkat ketokohan Uskup Mgr Soegijapranata pada era perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1940-1949. Soegijapranata sendiri merupakan tokoh Katolik pribumi Jawa yang pertama kali menjadi uskup serta dikenal sebagai seorang pahlawan nasional.
Film yang telah direncanakan sekitar tiga tahun lalu oleh Studio Audio Visual Puskat akhirnya diproduksi dengan menggandeng sutradara Garin Nugroho.Film ini menggandeng sejumlah artis dan seniman seperti Nirwan Dewanto, Butet Kertaradjasa dan Olga Lydia.
"Soegija" dengan biaya produksi sekitar 12 miliar ini merupakan film termahal yang pernah dibuat Garin Nugroho. "Ini juga merupakan sebuah film tersulit yang pernah saya buat karena harus menyediakan set pada era 40-50," kata Garin.
Garin juga mengungkapkan bahwa film ini menjadi sangat penting karena memberikan pesan yang mendalam tentang sebuah kepemimpinan.
Film dengan penata musik Djaduk Ferianto nantinya tidak berbicara mengenai agama Katolik melainkan lebih banyak tentang pesan universal dan kemanusiaan. Dari film inilah menurut Garin Nugroho bangsa Indonesia akan belajar tentang kemanusiaaan dan multikulturalisme.
Seorang Aktor Muslim Jadi Pemeran Utama Film 'Soegija’
Uskup agung pribumi pertama di Indonesia akan segera diabadikan melalui layar lebar dalam sebuah produksi film dimana seorang aktor muslim akan menjadi pemeran utama.
“Film ini banyak pesan sosial dan religi, yaitu penghayatan agama dalam arti luas. Jadi, tidak ada ayat atau kutipan Injil. Semua lewat percakapan wajar sehari-hari,” kata Nirwan Dewanto, sebagai pemeran uskup agung itu.
Nirwan mengatakan sebelum memerankan tokoh Soegija, dirinya perlu membaca biografi dan juga melihat dokumentasi serta foto-foto Soegija.“Ini untuk mengetahui kehidupannya. Saya banyak bicara dengan parapastor,” katanya.
Ia yakin film ini nantinya akan banyak ditonton masyarakat karena cerita dan artistiknya sangat bagus. “Kami memilihnya karena ia mirip dengan Mgr Soegijapranata,” kata produser film itu, Pastor Fransiskus Xaverius Murti Hadi Wijayanto SJ.
Ia mengatakan, “Film ini bukanlah film dakwah melainkan film nasional. Background-nya memang keagamaan karena Mgr Soegija pranata memang seorang pemimpin agama Katolik. Jadi, kami ingin mengangkat kenasionalannya, karena kepemimpinan beliau yang multikultur. Kepemimpinan yang berani keluar dari pagar ke-Katolik-an itu sendiri.”
Ia mengatakan, “Sebuah film seperti ini perlu dibuat, karena selain sebagai pahlawan nasional, dia juga uskup agung pertama pribumi di Indonesia. Sebagai uskup agung saat itu beliau sangat disegani olehpara pemuda di Semarang.”
Imam itu mengatakan film ini dibuat selama perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan selama tahun 1940-an. Mendiang Uskup Agung sangat terlibat dalam perjuangan ini, pertama melawan penjajah Jepang dan kemudian melawan Belanda. Dia juga juga terlibat dalam memindahkan istana negara dari Jakarta ke Yogyakarta.
Studio Audio-Visual yang berbasis di Yogyakarta mengatakan penyutingan film Soegija – dimulai awal bulan lalu di Gereja St. Yosef Semarang. Film yang menelan biaya 12 miliar rupiah ini diperkirakan akan ditayangkan di bioskop pada bulan Juni 2012.
Haha...dasat la diorang ni, kadang2 batasan liberal tu sampai ke zone yg kurang meyakinkan.....walaupun filem ni dikatakan langsung tidak akan berbentuk dakwah katolik, tapi seorang muslim kalau memeran watak Bishop harusla pakai salib segala tu kan? Bukan ke dah melanggar batas akidah tu? (walaupun dlm soal ni masih boleh diperdebat bahawa akidah tu datang dari hati, dan tidak semestinya pakaian keagamaan lain bermaksud akidah pelakon itu berubah)....aku tertanya2 apakah pandangan para pemuka (ketua) Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama dalam hal ini....
Haha...dasat la diorang ni, kadang2 batasan liberal tu sampai ke zone yg kurang meyakinkan.....walaupun filem ni dikatakan langsung tidak akan berbentuk dakwah katolik, tapi seorang muslim kalau memeran watak Bishop harusla pakai salib segala tu kan? Bukan ke dah melanggar batas akidah tu?
cmf_GAIA Post at 26-2-2012 12:40
Wah parah banget pola pemikiran anda-anda di malaysia ....Wahabi banget ....
Ingat itu hanya seni peran aja .... soal akidah... itu urusan yang bersangkutan dengan Tuhannya ...
Wah parah banget pola pemikiran anda-anda di malaysia ....Wahabi banget ....
Ingat itu hany ...
wartakita Post at 27-2-2012 09:06
Benar itu soal pemeran dan tuhannya
Tapi diingatkan juga di Malaysia ada bedanya dengan pembawakan Islam di Indonesia
Serupa tapi berbeda waima dari segi pandangan agama dan bahasa
Beda tapi masih bisa kawan kan?