masa meng-google jumpa thread ni...
dan jumpa jawapan kpd thread ni dalam google jugak...
Jika Bersin Berulang-ulang, Bagaimana Mendoakannya?Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Di antara hak seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah saat ia bersin dan memuji Allah agar dibacakan tasymit kepadanya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
"Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ : إذَا لَقِيته فَسَلِّمْ عَلَيْهِ ، وَإِذَا دَعَاك فَأَجِبْهُ ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَك فَانْصَحْهُ ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتْهُ ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ
"Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam: apabila engkau bertemu dengannya maka ucapkan salam kepadanya, apabila ia menguncangmu maka penuhilah undangannya, apabila ia meminta nasihat kepadamu maka nasihati ia, apabila ia bersin dan mengucapkan Al-hamdulillah, maka bertasymitlah (doakan) untuknya, apabila ia sakit maka jenguklah, dan apabila meninggal maka antarkanlah jelazahnya." (HR. Muslim)
Maksud beberapa perkara yang disebutkan hadits di atas sebagai hak seorang muslim atas mulim lainnya adalah sesuatu yang tidak layak untuk ditinggalkan. Boleh jadi mengerjakannya bisa menjadi wajib, sunnah, atau yang sangat dianjurkan yang menyerupai perkara wajib yang tak pantas ditinggalkan. Ini diperkuat oleh redaksi lain dalam Shahih Muslim,
خَمْسٌ تَجِبُ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَخِيهِ رَدُّ السَّلَامِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ
"Lima perkara yang wajib ditunaikan seorang muslim terhadap saudara (muslim)-nya: Menjawab salam, mendoakan yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit, dan mengantar jenazah." . . . Maksud hak seorang muslim atas mulim lainnya adalah sesuatu yang tidak layak untuk ditinggalkan. Boleh jadi mengerjakannya bisa menjadi wajib, sunnah, atau yang sangat dianjurkan yang menyerupai perkara wajib yang tak pantas ditinggalkan. . .
Maksud Tasymit?
Bertasymit kepada orang yang bersin adalah dengan mengucapkan kepada orang yang bersin, "Yarhamukallah". (Lihat Syarh Nawawi 'Ala Muslim, hadits no. 3848). Dan maksud utama dari kalimat tasymit adalah mendoakan kebaikan untuk orang yang bersin dan dia memuji Allah. Jika tidak memuji Allah maka tidak dibacakan tasymit kepadanya.
Diriwayatkan Imam al-Bukhari rahimahullah dalam shahihnya no. 5756, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Apabila salah seorang kamu bersin, hendaknya ia mengucapkan: Al-Hamdulillah. Dan hendaknya saudaranya atau sahabatnya mengucapkan kepadanya:Yarhamukallah. Maka apabila ia mengucapkan yarhamukallah kepadanya, hendaknya ia mengucapkan:Yahdikumullah wa Yuslihu Baalakum.
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim no. 5308, dari Abu Burdah, ia berkata: "Aku pernah masuk menemui Abu Musa. Saat itu ia berada di rumah anak Perempuan a-Fadhal bin Abbas. Tiba-tiba aku bersin, tapi ia tidak bertasymit kepadaku (tidak mendoakanku). Dan bersinlah wanita itu, lalu ia bertasymit kepadanya."
Kemudian Abu Burdah pulang menemui ibunya dan menceritakan kejadian tadi. Maka saat Abu Musa datang kepada ibunya, ia menanyakan hal itu: "Anakku bersin di sampingmu, tapi engkau tak bertasymit kepadanya. Sementara dia (Bintu Fadhal) bersin, engkau bertasymit kepadanya." Maka Abu Musa menjawab,
إِنَّ ابْنَكِ عَطَسَ فَلَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَمْ أُشَمِّتْهُ وَعَطَسَتْ فَحَمِدَتْ اللَّهَ فَشَمَّتُّهَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ
"Sesungguhnya anakmu bersin dan ia tidak memuji Allah (tidak membaca al-Hamdulillah), maka aku tidak bertasymit kepadanya. Sementara dia (bintu al-Fadhal) bersin dan ia memuji Allah, maka aku bertasymit kepadanya. Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Apabila salah seorang kalian bersin dan memuji Allah, maka bertasymitlah kepadanya. Dan jika tidak memuji Allah, maka janganlah bertasymit untuknya"." . . . maksud utama dari kalimat tasymit adalah mendoakan kebaikan untuk orang yang bersin dan dia memuji Allah.
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Muslim no. 5308, menjelaskan bahwa hadits ini sangat jelas menerangkan perintah tasymit apabila orang yang bersin memuji Allah. Dan juga menunjukkan larangan yang jelas mengucapkan tasymit apabila ia (yang bersin) tidak memuji Allah. Maka makruh mengucapkan tasymit kepadanya apabila ia tidak memuji Allah. Dan jikapun ia memuji Allah namun tak terdengar oleh orang lain, maka tidak ada perintah untuk bertasymit kepadanya. Maka Imam Nawawi menetapkan syarat: orang tadi mendengar ucapan orang yang bersin: Al-Hamdulillah. (Syarh Nawawi 'ala Muslim, 7/139: no. 3848)
Dan sebagai bentuk saling menasehati antara sesama muslim dan sebagai bentuk amar ma'ruf nahi munkar, maka disunnahkan bagi orang yang ada di sisi orang yang bersin tapi ia tidak memuji Allah untuk mengingatkannya agar membaca hamdalah. Tujuannya agar ia membaca al-Hamdulillah, lalu ia mengucapkan tasymit (mendoakan) kepadanya. (Lihat Subulus Salam, al-Shan'ani: 4/263) . . . disunnahkan bagi orang yang ada di sisi orang yang bersin tapi ia tidak memuji Allah untuk mengingatkannya agar membaca hamdalah. Tujuannya agar ia membaca al-Hamdulillah, lalu ia mengucapkan tasymit (mendoakan) kepadanya.
|