View: 45104|Reply: 3
|
B`I`N`G`K`I`S`A`N__R A M A D H A N
[Copy link]
|
|
[1] Penuh Kebaikan
Rumah pada setiap keadaan khususnya di bulan Ramadhan sepatutnya dipenuhi dengan kebaikan. Semua ahli berlumba-lumba untuk melakukannya. Salafussoleh pernah berkata: 揓ika kamu mampu, pastikan jangan ada yang mendahului kamu dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah. |
|
|
|
|
|
|
|
Keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al Qur-an Al Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkat ke derajat yang mulia dan abadi.
Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda
tertentu dan tidak pula menacapkan anak-anak panah untuk memperingati
malam ini, akan tetapi mereka berlomba-lomba untuk bangun di malam
harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah.
Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur-aniyah dan hadits-hadits
Nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.
1. Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan
mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah
berfirman:
Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur'an pada malam Lailatul Qadar,
tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar
itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turunlah
malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa)
segala urusan, Selamatlah malam itu hingga terbit fajar. (Al Qadar :
1-5)
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah:
Sesungguhnya Kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar
dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (Ad Dukhan : 3 - 6)
2. Waktunya
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa malam
tersebut terjadi pada tanggal malam 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam
bulan Ramadhan.1
Imam Syafi'i berkata, Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika
ditanyakan kepada beliau, 'Apakah kami mencarinya di malam ini?'
Beliau menjawab, 'Carilah di malam tersebut.'2
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada
malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiyallahu
'anha, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau
bersabda:
Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir
bulan Ramadhan.3
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai
terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka janganlah
sampai terluput tujuh hari sisanya.4
Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya
carilah pada tujuh nari terakhir.5
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan
para shahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam keluar pada malam
Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdabat, beliau bersabda:
Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul
Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui
kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27,
25 (dan dalam riwayat lain, tujuh, sembilan dan lima).6
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa amalan Lailatul Qadar
itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan dimalam ganjil
sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang
hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan
daripada yang umum. Dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan
bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan
Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada
masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling
bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya, jika seorang muslim mencari malam Lailatul Qadar
carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan
29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir,
maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan
29. Wallahu a'lam.
3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini barangsiapa yang diharamkan
untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan
(baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu melainkan (bagi) orang
yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan
bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah
untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan
pengharapan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian
(maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh
keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu.7
Disunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah
diriwayatkan dari Sayyidah 'Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa dia
bertanya, Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam
Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab
Ucapkanlah, Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang
meminta ampunan, maka ampunilah aku.8
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk
mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan Lailatul Qadar
(dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada
sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi
wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu utu ktu,
perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anha:
Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam apabila masuk pada
sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya9
menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.10
Juga dari 'Aisyah, dia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh
(beribadah apabila telah masuk)malam kesepuluh (terakhir) yang tidak
pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.11
4. Tanda-Tandanya
Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan
ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan paginya malam
Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari 'Ubai Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan,
seperti bejana hingga meninggi.12
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, kami menyebutkan
malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,
dan beliau bersabda:
Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi
jafnah.13
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan
tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya
melemah kemerah-merahan.14
---------------------
1. Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda,Imam
Iraqi telah mengaran suatu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bi
Dzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah
ini.
2. Sebagaimana dinukil Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (6/388).
3. Bukhari (4/225) dan Muslim (1169).
4. HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165).
5. Lihat maraji' tadi.
6. HR. Bukhari (4/232).
7. HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759).
8. HR. Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari 'Aisyah, sanadnya
shahih. Lih: syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan (55-57)
karya Ibnu Rajab Al Hambali.
9. Menjauhi wanita (yaitu istri-istrinya) karena ibadah,
menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul Qadar.
10. HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174).
11. Muslim (1174).
12. Muslim (762)
13. Muslim (1170) Perkataan, syiqi jafnah, syiq artinya setengah,
jafnah artinya bejana. Al Qadhi 'Iyadh berkata, Dalam hadits ini ada
isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan,
karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di
akhir-akhir bulan.
14. Thayalisi (394), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya
hasan. |
|
|
|
|
|
|
|
1. Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda,Imam
1. Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda,Imam
Iraqi telah mengaran suatu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bi
Dzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah
ini.
2. Sebagaimana dinukil Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (6/388).
3. Bukhari (4/225) dan Muslim (1169).
4. HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165).
5. Lihat maraji' tadi.
6. HR. Bukhari (4/232).
7. HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759).
8. HR. Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari 'Aisyah, sanadnya
shahih. Lih: syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan (55-57)
karya Ibnu Rajab Al Hambali.
9. Menjauhi wanita (yaitu istri-istrinya) karena ibadah,
menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul Qadar.
10. HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174).
11. Muslim (1174).
12. Muslim (762)
13. Muslim (1170) Perkataan, syiqi jafnah, syiq artinya setengah,
jafnah artinya bejana. Al Qadhi 'Iyadh berkata, Dalam hadits ini ada
isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan,
karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di
akhir-akhir bulan.
14. Thayalisi (394), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya
hasan. |
|
|
|
|
|
|
|
saya bukak topik ni sejak 2004, sampai sekarang masih ada lg, alhamdulillah....... |
|
|
|
|
|
|
| |
Category: Belia & Informasi
|