View: 3768|Reply: 15
|
Ahmad Dhani Dewa 19 vs Maia Ratu
[Copy link]
|
|
Laporan Maia Estianty ke KPAI, kamis (8/11) kemarin, ditanggapi Ahmad Dhani secara dingin. Dalam pandangan Dhani apa yang telah dilakukan Maia di KPAI, hanya sikap kekanak-kanakan dan lucu, yang disebutnya sebagai cara untuk membunuh karakter dirinya, walau diakui Maia bukanlah yang pertama melakukan hal itu. Sebaliknya Dhani menuding sikap Maia yang mbalelo dan durhaka pada suami tak lain karena mendapat dukungan dari keluarga.
"Tidak masuk akal aku membatasi untuk ketemu anak-anak, dari tahun kemarin yang menyebabkan keributan adalah Maia. Tidak pernah ada batasan, boleh saja mereka main ke studio Maia, Kak Seto juga tahu itu," ujar Dhani saat ditemui di kediamannya di Pondok Indah. "Dari awal Desember tahun lalu aku sudah menawari sama dia untuk mengurus anak-anak tapi dia lebih mementingkan kariernya. Dari awal bapak dan keluarganya mendukung Maia untuk menjadi istri yang tidak patuh," beber Dhani. Dhani juga tidak begitu kaget dengan langkah Maia ke KPAI sebagai jalan untuk membunuh karakter dirinya, dan itu sudah diperkirakan dari awal. "Tapi dia bukan orang yang pertama, ada orang terdekat lah yang melakukan itu," aku Dhani yang pastinya merujuk kepada ayah Dhani sendiri |
|
|
|
|
|
|
|
hei cik ahmad dhani, awak pun ade gosip dgn kumpulan Dewi-dewi jugakkan?
story lah.. |
|
|
|
|
|
|
|
ini apa kes? |
|
|
|
|
|
|
|
Terasa begitu dalam penderitaan Maia Estianty alias Maia Ahmad. Popularitas yang berhasil ia raih ternyata harus ditebus dengan harga mahal. Keinginannya untuk bisa selalu dekat dengan anak-anaknya telah 'terenggut'. Andaikan masih mungkin, pasti ia akan memilih untuk kembali bersama keluarganya. Namun apa daya, nasi telah menjadi bubur.
Namun demikian, ia tak putus-putusnya berpengharapan, salah satunya yakni agar KPAI bisa menjembatani maksud hatinya itu. Oleh sebab itu, ia mengirimkan sepucuk surat ke KPAI.
Berikut isi dari sepucuk surat Maia untuk KPAI, yang sempat terbaca oleh tim KapanLagi.com di atas meja seusai preskon pada hari ini, Kamis (8/11) :
'Dengan surat ini perkenankanlah saya mengungkap isi hati saya, sehubungan dengan masalah kemelut rumahtangga yang saya alami dalam pembimbingan/pengasuhan anak anak kandung saya. Adapun masalah psikologis yang saya alami dan di luar kemampuan saya untuk memikulnya, perkenankanlah kami dengan ini melaporkan suami saya yang bernama :
Dhani Ahmad Prasetyo, beralamat di VII No. D-4 Pondok Indah, Jakarta Selatan
yang sangat membatasi kesempatan bagi saya untuk bisa menghabiskan waktu dengan anak-anak saya, ketika saya ingin pergi dengan anak anak, terlihat sekali anak-anak takut untuk meminta ijin ke ayahnya untuk dapat pergi bersama saya.
Puncak dari penderitaan saya adalah pada waktu saya sedang berkumpul dengan ketiga anak saya di studio saya, ketika satu dari anak saya pulang sebentar untuk mengambil mainan PS-nya, ternyata anak tersebut tidak kembali ke studio saya.
Dan keesokanya, tiba2 pembantu Dhani dan satu oknum polisi (berpakaian preman) menjemput paksa anak-anak saya untuk dibawa kembali ke ayahnya. Hal ini membuat anak anak saya ketakutan dan ketika pulang mereka diancam, jika pergi ke studio ibunya, maka anak-anak tidak boleh pulang ke rumah mereka.
Dan ketika hari ketiga Lebaran, saya yang hendak membawa anak-anak ke Puncak, dimana sehari sebelumnya saya sudah meminta ijin ke ayahnya anak-anak, tiba tiba anak-anak tidak boleh pergi dengan saya ke Puncak. Hal ini tentunya membuat saya semakin menderita sebagai ibu.
Pernah sekali waktu saya minta raport nilai ulangan tengah semester sekolah anak-anak ke ayahnya, tapi Dhani mengelak untuk memberikan kepada saya, akhirnya saya pergi ke sekolah anak-anak untuk berbincang kepada guru-guru mereka, dan saya mendapatkan salinan kopi raport mereka.
Dari para guru, saya mengetahui kondisi anak saya yang paling tua kemungkinan mengalami teknan psikologis, karena dikatakan jika di sekolah, dia sering murung, menangis, dan nilai ulangannya turun sekali.
Demikian sekedar beberapa kejadian yang membuat saya sangat tertekan, untuk itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk membantu dalam kemelut rumah tangga saya, khususnya dalam masalah keadilan dalam kebersamaan antara anak-anak dengan ayah-ibunya.
Sebenarnya banyak sekali kejadian-kejadian yang lainnya, dimana hak saya untuk bisa menghabiskan waktu bersama anak-anak sangat terbatas.' (kpl/wwn) |
|
|
|
|
|
|
|
aku pun tak tau nk percaya yg mana....yg pasti mangsanya anak2.... |
|
|
|
|
|
|
|
susahnya haku nak paham bahasa indon nih! |
|
|
|
|
|
|
|
ade lagi ke ni???? |
|
|
|
|
|
|
|
bang mad dhani pecite ni |
|
|
|
|
|
|
| |
|