|
err....... aku tgk kat kedai buku ada jual bermacam2 tafsir al-quran...... ada org boleh rekemenkan yg boleh dipercayai? risau lak kalu kandungan kat dlm tafsir tu menyeleweng........ t.q.! |
|
|
|
|
|
|
|
kalu ada yg online punya lagik best...! |
|
|
|
|
|
|
nasyami This user has been deleted
|
Reply #3 Acong's post
u mean quran terjemahan? i recommend this one "Al quran Mushaf Malaysia dan Terjemahan" terbitan Yayasan Restu ie kat alamat Kompleks taman Seni Islam, Shah alam, Selangr. Boleh beli kat MPH bookstore
.Design cover motif Khat. bahasa malaysia digunakan is simpler n senang faham |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Reply #1 Acong's post
kalau ko betul2 nak yg boleh dipercayai ko pegi je JAKIM
pegi bahagian dia la bahagian terjemahan...
silap2 ko bole dapat pree lagik |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Tafsir tu biasanya kat kedai-kedai tu yang ada kelulusan untuk dijual. Yang biasa aku nampak ialah tafsir ar-rahman dan pustaka antara. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by yusrin at 23-5-2007 10:41 AM
kalau ko betul2 nak yg boleh dipercayai ko pegi je JAKIM
pegi bahagian dia la bahagian terjemahan...
silap2 ko bole dapat pree lagik
kedai kat pusat islam pun boleh jugak. |
|
|
|
|
|
|
|
kau bagus la cong. belum sempat orang jawab kau dah jawab.... ![](static/image/smiley/default/smile.gif) |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by ibnur at 23-5-2007 10:53 AM
kau bagus la cong. belum sempat orang jawab kau dah jawab....
:tq: tapi ada kemuskyilan sket arr......... :dia:
Al-baqarah
[104]
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengatakan: "raaina",(ketika kamu berkata-kata dengan Nabi Muhammad), sebaliknya katakanlah:"unzurna", dan dengarlah kamu (segala perintah dengan sebulat hatimenerimanya); dan (ingatlah, bahawa) orang-orang kafir itu akan beroleh azabseksa yang tidak terperi sakitnya.
http://www.iiu.edu.my/deed/quran/malay/
pe dia "raaina" dan "unzurna"? :stp: |
|
|
|
|
|
|
|
dari al-quran digital..... www.alquran-digital.com
104. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa'ina", tetapi katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih[80].
[80]. Raa 'ina berarti: sudilah kiranya kamu memperhatikan kami. Di kala para sahabat menghadapkan kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata ini dengan digumam seakan-akan menyebut Raa'ina padahal yang mereka katakan ialah Ru'uunah yang berarti kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya Tuhan menyuruh supaya sahabat-sahabat menukar perkataan Raa'ina dengan Unzhurna yang juga sama artinya dengan Raa'ina.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa dua orang Yahudi bernama Malik bin Shaif dan Rifa'ah bin Zaid, apabila bertemu dengan Nabi SAW mereka mengucapkan: "Ra'ina sam'aka was ma' ghaira musmai'in." Kaum Muslimin mengira bahwa kata-kata itu adalah ucapan ahli Kitab untuk menghormati Nabi-nabinya. Mereka pun mengucapkan kata-kata itu kepada Nabi SAW. Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 104) sebagai larangan untuk meniru-niru perbuatan kaum Yahudi.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari as-Suddi.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kata "Ra'ina" dalam bahasa Yahudi berarti caci maki yang jelek. Sehubungan dengan itu ada peristiwa sbb: Ketika kaum Yahudi mendengar sahabat-sahabat Nabi SAW memakai perkataan itu (Ra'ina) mereka sengaja mengumumkan agar perkataan itu biasa dipergunakan dan ditujukan kepada Nabi SAW. Apabila para shahabat Nabi mempergunakan kata-kata itu, maka mereka menertawakannya. Maka turunlah ayat ini (S. 2: 104). Ketika salah seorang shahabat, yaitu Sa'd bin Mu'adz mendengar ayat ini, berkatalah ia kepada kaum Yahudi: "Hai musuh-musuh Allah! Jika aku mendengar perkataan itu diucapkan oleh salah seorang di antaramu sesudah pertemuan ini akan kupenggal batang lehernya."
(Diriwayatkan oleh Abu Na'im di dalam kitab ad-Dala'il dari as-Suddi as-Shaghir, dari al-Kalbi, dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2: 104) ketika seorang laki-laki berkata: "Ari'na sam'aka".
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ad-Dlahhak.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa pada waktu itu ada beberapa orang Yahudi yang mengatakan: "Ari'na sam'aka" yang ditiru oleh beberapa orang Islam. Akan tetapi Allah membencinya dengan menurunkan ayat ini (S. 2: 104).
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Athiyyah.)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika kaum Muslimin mengucapkan "Ra'ina sam'aka", datanglah kaum Yahudi dan berkata seperti itu. Maka turunlah ayat ini (S. 2:104).
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah.)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2: 10) sehubungan dengan ucapan "ra'ina", yaitu bahasa yang dipakai kaum Anshar di zaman Jahiliyyah, dan karenanya dilarang oleh ayat ini (S. 2: 104).
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Atha'.)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa sesungguhnya orang Arab apabila bercakap dengan salah seorang temannya berkata: "Ari'na sam'aka." Kemudian mereka dilarang menggunakan kata-kata itu dengan turunnya ayat ini (S. 2:104).
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abil-'Aliah.) |
|
|
|
|
|
|
|
Tengkiu all.....info yang paling baik sekali untuk semua. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by ibnur at 24-5-2007 08:32 AM
104. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepadaMuhammad): "Raa'ina", tetapi katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah".Dan bagi orang-orang yang kaf ...
:tq: mekacih......... |
|
|
|
|
|
|
|
terima kasih coz bagi link iiu tu,hope sape2 yg dah tau bolehlah serbarkan kat kawan2 |
|
|
|
|
|
|
titus_pullo This user has been deleted
|
The best thing the understand is to study Arabic. The second thing if we're unable then to use multiple translation. Never from a single source.
Note that any translation of the Qur'an immediately ceases to be the literal word of Allah, and hence cannot be equated with the Qur'an in its original Arabic form. In fact, each of the translations is actually an interpretation which has been translated.
http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/ |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Kat sini boleh download free software al-quran. tak payah susah nak access internet. programernya seorang muslim dari croatia. ada 12 bahasa terjemahan. boleh buat 2 bahasa satu paparan, sebel;ah kiri bahasa lain sebelah kanan bahasa lain. ada search function. aku biasa pakai ni kalau nak search. kalau nak cepat aku pakai alquran-digital. tapi alquran-digital function dia sikit sahaja.
http://www.yildun.com/quran.html |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by ibnur at 26-5-2007 11:02 AM
Kat sini boleh download free software al-quran. tak payah susah nak access internet. programernya seorang muslim dari croatia. ada 12 bahasa terjemahan. boleh buat 2 bahasa satu paparan, sebe ...
huhuhu,,saya pernah try software ni dulu,,,bagus la Ibnur ingat kan pasal nie,,![](static/image/smiley/default/smile.gif)
saya rekomenkan kpd sape yg rajin baca Al Quran tu ,,,dunlut la program yg Ibnur kasi tu,,,![](static/image/smiley/default/biggrin.gif) |
|
|
|
|
|
|
|
If you want to listen to a marvelous recitation of the whole Quran online you can go to this website ---- http://www.jebril.com/en/holy_quran/quran_tawassot.htm its great , you don't have to download anything , just click on 'listen' and any Surah that you choose can be listened to as long as you like without any interruption. You can listen to it while surfing the net . |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Tafsiran atau Terjemahan?
Kalau yang nie, kita panggil terjemahan:
002.002
YUSUFALI: This is the Book; in it is guidance sure, without doubt, to those who fear Allah;
PICKTHAL: This is the Scripture whereof there is no doubt, a guidance unto those who ward off (evil).
SHAKIR: This Book, there is no doubt in it, is a guide to those who guard (against evil).
Kalau tafsiran, dia akan explain ayat tu secara terperinci.
Setakat nie yang saya tahu:
www.tafsir.com (Ibnu Kathir) |
|
|
|
|
|
|
|
copy paste from : al-ahkam.net
PERINGATAN: Jangan tafsir al-Quran dan Syarah Hadis sesuka hati
1. Kepada ahli diskusi yang berhajat untuk berdalil atau berhujah menggunakan ayat-ayat suci al-Quran atau Hadis Nabi s.a.w. diharap dapat menjaga tatatertib dan adab dengan al-Quran dan Hadis Nabi s.a.w.
2. Penggunaan ayat2 al-Quran sebaiknya hendaklah disertakan dengan teks asalnya dalam bahasa Arab. Namun begitu terjemahannya sudah memadai dengan meletakkan nama surah dan no ayat.
3. Manakala penggunaan hadis Nabi s.a.w., akhir2 ini dilihat sebahagian dari kita tidak menjaga adab dan bersikap biadap terhadap Sunnah Rasulullah s.a.w. Di mana hadis2 yang disebutkan sebahagiannya tidak disertakan dengan status hadis dan rujukan periwayatnya (contoh: Bukhari/Muslim/Nasa'i dsbnya).
4. Penafsiran dan penjelasan ayat-ayat al-Quran dan al-hadis pula... Sudah ada di kalangan kita yang mula menafsirkan ayat-ayat al-Quran tanpa merujuk kepada kitab2 tafsir yang muktabar. Hadis pula, sudah mula ada yang mensyarahkan hadis2 Nabi s.a.w. tanpa disandarkan kepada kitab2 syarah hadis yang muktabar.
Dalam penafsiran ayat2 al-Quran, melainkan jika kita memang benar2 pakar dalam bidang tafsir dengan mempunyai zauq Arab yang tinggi, tidak mengapa jika kita tidak menyandarkan tafsiran berkenaan dengan tafsiran dari para ulama tafsir yg muktabar.
Jika ingin menafsirkan ayat al-Quran, dengan hanya bergantung kepada makna terjemahan bahasa Melayu atau Inggeris sahaja, maka ini adalah perbuatan terkutuk dan terlaknat. Kerana penafsiran kita itu nanti pasti akan lari dari maksud sebenarnya sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Taala.
Begitu juga dengan penjelasan atau syarah hadis. Jika kita memang sudah pakar dalam bidang hadis, telah mendalami dengan sedalam2nya bidang ilmu hadis riwayah dan dirayahnya, tidak mengapa jika kita melepaskan ketergantungan kita terhadap kitab2 syarah hadis yg muktabar.
Menafsirkan al-Quran atau mensyarahkan hadis hanya semata2 bergantung kepada terjemahannya sahaja hanya akan menjerumuskan kita kepada kesalahan. Dan agama ini akan rosak dan musnah dengan perlakuan buruk ini. Ini adalah satu perbuatan hina lagi keji.
5. Jika kita menafsirkan ayat al-Quran atau mensyarahkan maksud satu2 hadis, hendaklah disertakan dengan rujukannya. Dari tafsir mana kita ambil atau dari kitab syarah hadis mana kita dapat.
6. Jika kita tidak tahu apa2 ttg ilmu tafsir al-Quran atau ttg ilmu hadis, lebih baik kita bertanya atau diam. Itu lebih selamat bagi kita, dari kita berlagak tahu atau perasan tahu ttg penafsiran al-Quran dan syarah Hadis s.a.w.
7. Adalah menjadi tanggungjawab panel, moderator dan mana2 ahli diskusi yang mempunyai akal fikiran, samada yang tahu ttg ilmu tafsir dan hadis ataupun tidak, untuk menegur mana2 ahli yang mengikut hawa nafsunya dengan menafsirkan ayat atau mensyarahkan hadis sesuka hatinya.
Jika tidak ada sandarannya, minta si penafsir itu beri sandarannya. Jika tidak ada rujukan syarah, minta diberi rujukan. Jika tiada status hadis dan rujukan rawi, minta mereka melakukannya.
8. Untuk rujukan lanjut ttg cara dan adab menafsir al-Quran sila lihat kitab al-Itqan Fi Ulumil Quran. |
|
|
|
|
|
|
| |
|