CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: InspekterZ

Kisah-Kisah Alam Ghaib dan Ulama Sufi (Update 13-6-2012 00:04)

[Copy link]
 Author| Post time 7-6-2012 10:26 PM | Show all posts

KISAH DAN TELADAN

Bismilahirahmaanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihi Washohbihi Waman Walaah amma ba’du

Dunia tasawuf mengenal banyak cerita sufi. Sebagian dari cerita itu termuat dalam kitab Tadzkiratul Awliya, Kenangan Para Wali, yang ditulis oleh Fariduddin Attar. Buku ini ditulis dalam bahasa Persia, meskipun judulnya ditulis dalam bahasa Arab. Selain berarti kenangan atau ingatan, kata tadzkirah dalam bahasa Arab juga berarti pelajaran. Sehingga Tadzkiratul Awliya berarti pelajaran yang diberikan oleh para wali.

Attar mengumpulkan kisah para wali; mulai dari Hasan Al-Bashri, sufi pertama, sampai Bayazid Al-Busthami. Dari Rabiah Al-Adawiah sampai Dzunnun Al-Mishri. Selain buku ini, Attar juga menulis buku cerita sufi berjudul Manthiquth Thayr, Musyawarah Para Burung. Berbeza dengan kitab pertama yang berisi cerita para tokoh sufi, kitab ini berbentuk novel dan puisi sufi. Sebagian besar ceritanya bersifat metaforis.

Fariduddin dijuluki Attar (penjual wangian), karena sebelum menjadi sufi ia memiliki hampir semua kedai ubat-ubatan di Mashhad, Iran.

Dahulu, orang yang menjadi ahli farmasi juga sekaligus menjadi penjual wangian. Sebagai pemilik toko farmasi, Attar terkenal kaya raya.

Sampai suatu hari, datanglah seorang lelaki tua. Ia bertanya, “Dapatkah kau tentukan saat bila kau akan meninggal dunia?” “Tidak,” jawab Attar kebingungan. “Aku dapat,” ucap lelaki tua itu, “saksikan di hadapanmu bahwa aku akan mati sekarang juga.” Saat itu juga lelaki renta itu terjatuh dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Attar terkejut. Ia berpikir tentang seluruh kekayaan dan maut yang mengancamnya. Ia ingin sampai pada kedudukan seperti lelaki tua itu; mengetahui bila saat ajal akan menjemput. Attar lalu meninggalkan seluruh pekerjaannya dan belajar kepada guru-guru yang tidak diketahui. Menurut shahibul hikayat, ia pernah belajar di salah satu pondok di samping makam Imam Ridha as, di Khurasan, Iran. Setelah pengembaraannya, Attar kembali ke tempat asalnya untuk menyusun sebuah kitab yang ia isi dengan cerita-cerita menarik.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 7-6-2012 10:28 PM | Show all posts
Dalam pengantar Tadzkiratul Awliya, Attar menjelaskan mengapa ia menulis buku yang berisi cerita kehidupan para wali. Alasan pertama, tulis Attar, karena Al-Quran pun mengajar dengan cerita. Surat Yusuf, misalnya, lebih dari sembilan puluh peratusan isinya, merupakan cerita.

Terkadang Al-Quran membangkitkan keingintahuan kita dengan cerita: Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang cerita yang dahsyat, yang mereka perselisihkan. (QS. An-Naba; 1-3). Surah awal dari surah
Al-Kahfi bercerita tentang para pemuda yang mempertahankan imannya: Ingatlah ketika  pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini. (QS. Al-Kahfi; 10) Surah ini dilanjutkan dengan kisah pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidhir, diteruskan dengan riwayat Zulkarnain, dan diakhiri oleh cerita Rasulullah saw.

Demikian pula surah sesudah Al-Kahfi, yaitu surah Maryam, yang penuh berisi ceritera; Dan kenanglah kisah Maryam dalam Al-Quran. Ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke satu tempat di sebelah timur. (QS. Maryam; 16) Al-Quran memakai kata udzkur yang selain berarti “ingatlah” atau “kenanglah” juga berarti “ambillah pelajaran.” Attar mengikuti contoh Al-Quran dengan menamakan kitabnya Tadzkiratul Awliya.

Alasan kedua mengapa cerita para wali itu dikumpulkan, tulis Attar, adalah karena Attar ingin mendapat keberkahan dari mereka. Dengan menghadirkan para wali, kita memberkahi diri dan tempat sekeliling kita. Sebuah hadis menyebutkan bahwa di dunia ini ada sekelompok orang yang amat dekat dengan Allah swt. Bila mereka tiba di suatu tempat, karena kehadiran mereka, Allah selamatkan tempat itu dari tujuh puluh macam bencana. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah mereka itu dan bagaimana mereka mencapai derajat itu?” Nabi SAW yang mulia menjawab, “Mereka sampai ke tingkat yang tinggi itu bukan karena rajinnya mereka ibadat. Mereka memperoleh kedudukan itu karena dua hal; ketulusan hati mereka dan kedermawanan mereka pada sesama manusia.”

Itulah karakteristik para wali. Mereka adalah orang yang berhati bersih dan senang berkhidmat pada sesamanya. Wali adalah makhluk yang hidup dalam paradigma cinta. Dan mereka ingin menyebarkan cinta itu pada seluruh makhluk di alam semesta. Attar yakin bahwa kehadiran para wali akan memberkahi kehidupan kita, baik kehadiran mereka secara jasmaniah maupun kehadiran secara ruhaniah.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 7-6-2012 10:30 PM | Show all posts

Dalam Syarah Sahih Muslim, Imam Nawawi menjelaskan dalil dianjurkannya menghadirkan orang-orang salih untuk memberkati tempat tinggal kita. Ia meriwayatkan kisah Anas bin Malik yang mengundang Rasulullah saw untuk jamuan makan. Tiba di rumah Anas, Rasulullah meminta keluarga itu untuk menyediakan semangkuk air. Beliau memasukkan jari jemarinya ke air lalu merenjiskannya ke sudut-sudut rumah. Nabi kemudian solat dua rakaat di rumah itu meskipun bukan pada waktu solat.

Menurut Imam Nawawi, shalat Nabi itu adalah shalat untuk memberkati rumah Anas bin Malik. Imam Nawawi menulis, “Inilah keterangan tentang mengambil berkah dari atsar-nya orang-orang salih.” Sayangnya, tulis Attar dalam pengantar Tadzkiratul Awliya, sekarang ini kita sulit berjumpa dengan orang-orang salih secara jasmaniah. Kita sukar menemukan wali Allah di tengah tengah masyarakat kita, untuk kita ambil pelajaran dari mereka. Oleh karena itu, Attar menuliskan kisah-kisah para wali yang telah meninggal dunia. Attar memperkenalkan mereka agar kita dapat mengambil hikmah dari mereka. “Saya hanya pengantar hidangan,” lanjut Attar, “dan saya ingin ikut menikmati hidangan ini bersama Anda. Inilah hidangan para awliya.”

Attar lalu menulis belasan alasan lain mengapa ia mengumpulkan ceritera para wali. Yang paling menarik untuk saya adalah alasan bahwa dengan menceritakan kehidupan para wali, kita akan memperoleh berkah dan pelajaran yang berharga dari mereka. Seakan akan kita menemui para wali itu di alam ruhani, karena di alam jasmani kita sukar menjumpai mereka.

Seringkali kita juga lebih mudah untuk mendapatkan pelajaran dari cerita-cerita sederhana berbanding huraian-huraian panjang yang ilmiah.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 7-6-2012 10:34 PM | Show all posts

Takabur dapat terjadi karena amal atau kedudukan kita. Kita sering merasa menjadi orang yang penting dan mulia. Bayazid menyuruh kita menjadi orang hina agar ego dan keinginan kita untuk menonjol dan dihormati segera hancur, yang tersisa adalah perasaan tawadhu dan kerendah-hatian. Hanya dengan itu kita mampu mencapai hadirat Allah swt.

Orang-orang yang suka mengaji juga dapat jatuh kepada ujub. Mereka merasa telah memiliki ilmu yang banyak. Suatu hari, seseorang datang kepada Nabi saw, “Ya Rasulallah, aku rasa aku telah banyak mengetahui syariat Islam. Apakah ada hal lain yang dapat kupegang teguh?” Nabi menjawab, :”Katakanlah: Tuhanku Allah, kemudian ber-istiqamah-lah kamu.”

Ujub seringkali terjadi di kalangan orang yang banyak beribadat. Orang sering merasa ibadat yang ia lakukan sudah lebih dari cukup sehingga ia menuntut Tuhan agar membayar pahala amal yang ia lakukan. Ia menganggap ibadat sebagai investasi. Orang yang gemar beribadat cenderung jatuh pada perasaan tinggi diri. Ibadat dijadikan cara untuk meningkatkan statusnya di tengah masyarakat. Orang itu akan amat tersinggung bila tidak diberikan tempat yang memadai statusnya. Sebagai seorang ahli ibadat, ia ingin disambut dalam setiap majelis dan diberi tempat duduk yang paling utama.

Tulisan ini saya tutup dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad-nya;

Suatu hari, di depan Rasulullah saw, Abu Bakar menceritakan seorang sahabat yang amat rajin ibadatnya. Ketekunannya menakjubkan semua orang. Tapi Rasulullah saw tak memberikan komen apa-apa. Para sahabat keheranan. Mereka bertanya-tanya, mengapa Nabi saw tak menyuruh sahabat yang lain agar mengikuti sahabat ahli ibadat itu. Tiba-tiba orang yang dibicarakan itu tiba di hadapan majlis Nabi. Ia kemudian duduk di tempat itu tanpa mengucapkan salam. Abu Bakar berkata kepada Nabi saw, “Itulah orang yang tadi kita bicarakan, ya Rasulullah.” Nabi saw hanya berkata, “Aku lihat ada bekas sentuhan syaitan di wajahnya.”

Nabi saw lalu mendekati orang itu dan bertanya, “Bukankah kalau kamu datang di satu majlis kamu merasa bahwa kamulah orang yang paling salih di majlis itu?” Sahabat yang ditanya menjawab, “Allahumma, na’am. Ya Allah, memang begitulah aku.” Orang itu lalu pergi meninggalkan majlis Nabi.

Setelah itu Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, “Siapa di antara kalian yang mau membunuh orang itu?” “Aku,” jawab Abu Bakar.

Abu Bakar lalu pergi tapi tak berapa lama ia kembali lagi, “Ya Rasulullah, bagaimana mungkin aku membunuhnya? Ia sedang ruku’.”

Nabi tetap bertanya, “Siapa yang mahu membunuh orang itu?” Umar bin Khathab menjawab, “Aku.”

Tapi seperti juga Abu Bakar, ia kembali tanpa membunuh orang itu, “Bagaimana mungkin aku bunuh orang yang sedang bersujud dan meratakan dahinya di atas tanah?”

Nabi masih bertanya, “Siapa yang akan membunuh orang itu?” Imam Ali bangkit, “Aku.” Ia lalu keluar dengan membawa pedang dan kembali dengan pedang yang masih bersih, tidak berlumuran darah, “Ia telah pergi, ya Rasulullah.”

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 7-6-2012 10:36 PM | Show all posts

Nabi kemudian bersabda, “Sekiranya engkau bunuh dia. Umatku takkan berpecah sepeninggalanku kelak….” Dari kisah ini pun kita dapat mengambil hikmah: Selama di tengah-tengah kita masih terdapat orang yang merasa dirinya paling salih, paling berilmu, dan paling benar dalam pendapatnya, pastilah terjadi perpecahan di kalangan kaum muslimin. Nabi saw memberikan pelajaran bagi umatnya bahwa perasaan ujub akan amal salih yang dimiliki adalah penyebab perpecahan di tengah orang Islam. Ujub menjadi penghalang naiknya manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Penawarnya hanya satu, belajarlah merendahkan diri dalam apa jua majlis dan lapangan.

Reply

Use magic Report

Post time 8-6-2012 12:09 AM | Show all posts
apa pendapat Tuan Habib tentang para sufi yang dikatakan tidak ikut sunnah iaitu berlebih2an (bersuluk, berzikir beribu2, mengasingkan diri)
Reply

Use magic Report

Follow Us
 Author| Post time 8-6-2012 12:45 AM | Show all posts
apa pendapat Tuan Habib tentang para sufi yang dikatakan tidak ikut sunnah iaitu berlebih2an (bersuluk, berzikir beribu2, mengasingkan diri)ariapersanta Post at 8-6-2012 00:09



    siapa saja yang berkata begitu, dia tidak kenal Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW adalah teladan bagi semua para nabi dan wali.
Rasulullah SAW juga zuhud. Rasulullah SAW juga memiliki kehebatan dari kisah isra' mikraj sebagai contoh.
Contoh teladan dari Rasulullah SAW adalah punca mengapa para wali merasa rendah diri dan merasa amalan mereka masih kurang berbanding Rasulullah SAW yang terlalu hebat dalam bersolat dan berzikir malam.

Saya 'tersekat' sampai sini. sepanjang pengetahuan saya, rahsia mengapa para wali dan para sufi begitu takjub dalam beramal ada sebabnya. cuma tidak boleh saya sampaikan disini. ianya adalah pengetahuan diluar kotak fikiran manusia biasa. ianya berkait rapat dengan alam ghaib.

rahsia itu adalah berkait rapat juga Rasulullah SAW. itu sebabnya banyak hadis dimana Rasulullah SAW sering membela para wali. bahkan Allah berfirman juga bahawa sesiapa memusuhi para wali, perang diisytihar terhadapnya. tetapi, mungkin tanpa ilmu yang mencukupi, kita tidak mungkin faham mengapa Allah dan RasulNya membela para wali.

inilah rahsia besar insan yang mengejar gelaran MUKMIN. ianya tercatit didalam Al Quran. ianya tercatit dalam Hadis Rasulullah SAW. bahkan lebih tepat dikatakan Allah hanya mencampakkan NurNya (selepas para Nabi dan Rasul) pada siapa yang Dia kehendaki.

dalam kisah Abu Yazid juga mengatakan muridnya yang paling kuat beramal dan berpuasa selama 30 tahun tidak mendapat apa apa petunjuk Allah. kerana dia beramal, tetapi buta pekak dan tuli pada hakikat. tetapi celik, mendengar dan pandai dalam hal duniawi (syariat). hakikat dan tujuan amalnya hanya mengejar pujian Allah.

tidak layak seorang beramal dan inginkan pujian Allah sedangkan itulah ego dan ujub pada Allah.
Reply

Use magic Report

Post time 8-6-2012 12:50 AM | Show all posts
jelas sekali , terima kasih tuan.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 8-6-2012 12:57 AM | Show all posts
Post Last Edit by InspekterZ at 8-6-2012 01:01

Benih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan perilaku nabi Muhammad SAW.


Peristiwa dan Perilaku Hidup Nabi. Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari beliau berkhalwat (mengasingkan diri) di Gua Hira, terutama pada bulan Ramadhan disana nabi banyak berzikir dan bertafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengasingan diri Nabi SAW di gua Hira ini merupakan acuan utama para sufi dalam melakukan khalawat. Kemudian puncak kedekatan Nabi SAW dengan Allah SWT tercapai ketika melakukan Isra Mikraj. Di dalam Isra Mikraj itu nabi SAW telah sampai ke Sidratulmuntaha (tempat terakhir yang dicapai nabi ketika mikraj di langit ke tujuh), bahkan telah sampai kehadiran Ilahi dan sempat berdialog dgn Allah. Dialog ini terjadi berulang kali, dimulai ketika nabi SAW menerima perintah dari Allah SWT tentang kewajiban shalat lima puluh kali dalam sehari semalam. Atas usul nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW memohon agar jumlahnya diringankan dengan alasan umatnya nanti tidak akan mampu melaksanakannya. Kemudian Nabi Muhammad SAW terus berdialog dengan Allah SWT. Keadaan demikian merupakan benih yang menumbuhkan sufisme dikemudian hari.

Perikehidupan (sirah) nabi Muhammad SAW juga merupakan benih-benih tasawuf yaitu pribadi nabi SAW yang sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpesona dengan kemewahan dunia. Dalam salah satu Doanya ia memohon: "Wahai Allah, Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin" (HR.at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim).

"Pada suatu waktu Nabi SAW datang ke rumah istrinya, Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq. Ternyata dirumahnya tidak ada makanan. Keadaan ini diterimanya dengan sabar, lalu ia menahan lapar dengan berpuasa" (HR.Abu Dawud, at-Tirmizi dan an-Nasa-i) .

Ibadah Nabi Muhammad SAW.

Ibadah nabi SAW juga sebagai benih-benih tasawuf. Nabi SAW adalah orang yang paling tekun beribadah. Dalam satu riwayat dari Aisyah RA disebutkan bahwa pada suatu malam nabi SAW mengerjakan shalat malam, didalam salat lututnya bergetar karena panjang dan banyak rakaat shalatnya. Tatkala rukuk dan sujud terdengar suara tangisnya namun beliau tetap melaksanakan shalat sampai azan Bilal bin Rabah terdengar diwaktu subuh. Melihat nabi SAW demikian tekun melakukan salat, Aisyah bertanya: "Wahai Junjungan, bukankah dosamu yang terdahulu dan yang akan datang diampuni Allah, mengapa engkau masih terlalu banyak melakukan salat?" nabi SAW menjawab:" Aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur" (HR.Bukhari dan Muslim).

Selain banyak shalat nabi SAW banyak berzikir. Beliau berkata: "Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya setiap hari tujuh puluh kali" (HR.at-Tabrani).

Dalam hadis lain dikatakan bahwa Nabi SAW meminta ampun setiap hari sebanyak seratus kali (HR.Muslim). Selain itu nabi SAW banyak pula melakukan iktikaf dalam masjid terutama dalam bulan Ramadan.

Reply

Use magic Report

Post time 8-6-2012 10:39 AM | Show all posts
entah kenapa airmata saya menitis... terima kasih atas perkongsian ya Tuan Habib...
teruskanlah kerana banyak jiwa2 yang kosong di sini...
Reply

Use magic Report

Post time 8-6-2012 12:33 PM | Show all posts
Post Last Edit by auntymelly at 8-6-2012 12:35

alhamdulillah.....semoga hati ini akn terus tertawan dgn kisah2 kesufian seperti  ini.. teruskan lg dgn perkongsian tuan..
Reply

Use magic Report

Post time 8-6-2012 01:18 PM | Show all posts
Celah sikit Tuan Habib

Sunan Kalijaga

Siapakah Sunan Kalijaga?Mengenang riwayat hidup salah satu wali yang sangat terkenal bagi orang jawa dan nusantara baik dari kalangan masyarakat luar bandar, bangsawan dan bahkan para raja iaitu Sunan Kalijaga.
Kemasyhuran wali ini selain beliau seorang ulama yang bijak dan terkenal sakti beliau juga seorang negarawan yang semasa hidupnya menjadi penasihat agung para raja beberapa kerajaan Islam.Beliau juga diakui olah kalangan masyarakat jawa sebagai guru suci  tanah jawi. Jasa-jasanya yang sangat luar biasa besert  kemampuannya dalam menyampaikan ajaran agama islam dengan cara yang bijaksana dan kasih sayang sehingga boleh mudah diterima oleh pelbagai lapisan masyarakat.

Sunan Kalijaga adalah seorang putra Adipati Tuban bernama Tumenggug Wilotikto, sedangkan ibu Sunan Kalijaga adalah salah seorang puteri raja Majapahit bernama Dewi Sukati.
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir sekitar tahun 1455 masehi, masa kecil Sunan Kalijaga bernama Raden Mas Sahid, beliau mengalami masa muda penuh kemelut bahkan sampai terjerumus dalam kesesatan (dunia hitam) sehingga menjadi perompak dengan nama samaran Lokajaya.
Setelah lama dalam kehidupan yang tidak menentu maka  akhirnya beliau bertaubat setelah bertemu dan disedarkan oleh Sunan Bonang (merupakan satu kisah yang masih dipertuturkan hingga kini dan dari pertemuan itulah Raden Mas Sahid mendapat Gelaran Kalijaga) kemudian berguru serta menjadi murid (santri) di pondok pesantren Bonang.
Setelah selesai menamatlan belajar Raden Mas Sahid diberi nama baru iaitu Syeh Malaya. Gelar Syeh  menandakan bahawa Raden Mas Sahid telah mencapai darjat seorang guru, dan  Sunan Bonang telah memberi tugas kepadanya untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa mulai pantai utara Jawa tengah hingga pantai selatan Jawa Tengah. Namun dalam sumber-sumber lain Syeh Malaya pernah berdakwah hingga Aceh dan daratan Tanah Melayu, sehingga ada anggapan nama syeh Malaya berasal dari Tanah Malaya (sekarang Malaysia).
Sunan kalijaga sangat berjaya dalam menyebarkan agama Islam khususnya di Tanah Jawa, cara dakwah nya amat bijaksana dengan mempergunakan unsur - unsur tradisi, mistik dan kebudayaan Jawa sebagai media dakwah bahkan giat sekali mengembangkan seni budaya Jawa secara kreatif yang diberi semangat baru iaitu semangat Islam.Ciptaan dan pembaharuan yang dilakukannya menjadi pola dasar kebudayaan Islam masyarakat Jawa .
Selain ahli falsafah, pendidikan dan kemasyarakatan beliau juga seorang budayawan yang cemerlang daya cipta, oleh kerana itu beliau mengetahui pasti bahawa pandangan hidup masyarakat Jawa, tradisinya, budayanya yang sangat tinggi itu sangat erat hubungannya dengan sikap mental yang dilandasi kepercayaan lama animisme dan agama lain yang sudah meresap secara turun temurun selama beberapa abad.Maka supaya agama Islam dapat difahami dan diterima okeh masyarakat Jawa yang pada waktu itu telah kuat tradisinya dan tinggi kebudayaannya, beliau menempuh cara yang amat bijaksana iaitu dengan pendekatan tradisional  dan cultural.
Falsafah dalam mistik Jawa tinggi nilainya bahkan bersifat universal, ciri khas mistik Jawa terletak pada ungkapan kekuatan bahasa berirama bersanjak dalam pola sastera puisi. Maka dengan itulah Sunan Kalijaga tanpa ragu-ragu dalam memberikan pengertian ajaran agama Islam dikalangan masyarakat jawa dengan cara kejawen, memakai bahasa sastra Jawa dam gaya mistik Jawa, mengajarkan pengertian-pengertian dasar, asas-asas dan hakikat agama islam dengan corak tasawuf dalam bentuk ngelmu -ngelmu (ilmu-ilmu).
Pelbagai ilmu itu adalah corak Tasawuf Mazhab Imam Ghazali, Syekh Busyiri yang sesuai dengan para mutashawwitun assalikun, sedang segi-segi fekah kalam yang terkandung dalam pelbagai ilmu beliau itu seluruhnya serba syafi'yah Asyaariah ahlus sunnah wal jama'ah dan keseluruhannya berpegang teguh pada Al Qur'an, Al Hadis dan aqwaalul ulama baik yang tersirat dalam ilmu-ilmu mahupun yang diucapkannya.
Beliau jarang menggunakan bahasa Arab, kerana pada waktu itu bahasa Arab masih terlalu sukar untuk difahami oleh orang awam.
Dan dalam menyebarkan agama Islam Sunan Kalijaga tidak pernah menggunakan kuasa ataupun kekerasan, kerana memang tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam dan disesuaikan dengan tuntutan Al Qur'an sebagaimana yang tersirat dalam surat An Nahl: ayat 125 yang bermakna:
"Hendaklah engkau mengajak orang ke jalan Allah dengan hikmah, dengan peringatan yang ramah tamah dan bertukar pikirlah dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya".
Arti tasawuf sendiri berasal dari kata suf (kain wul), dalam sejarah tasawuf apabila seseorang ingin memasuki jalan tasawuf, ia meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakai dan diganti dengan kain wul kasar yang ditenun sederhana dari bulu domba, pakaian ini melambangkan kesederhanaan dan jauh dari kemewahan duniawi. Ilmu kesufian atau ilmu tasawuf adalah ilmu yang didasari oleh Al Quran dan hadis dengan tujuan utama mengesakan Allah dengan amar makruf nahi mungkar.
Tanda-tanda sifat kesufian Sunan Kalijaga sudah ada iaitu sejak remaja beliau telah meninggalkan kehidupan mewah istana dan pergi berpetualang sambil menimba ilmu agama islam kepada beberapa tokoh-tokoh agama islam diantaranya Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati.
Sunan Kalijaga adalah tokoh wali yang paling dikenali dan amat dimuliakan oleh rakyat Jawa tengah dan menjadi tokoh terkemuka di kalangan wali songo sehingga beliau sering disebut "wali kutub" atau yang dalam bahasa jawa disebut "leluhuring wali".
Sunan Kalijaga memperistri adik kandung Sunan Bonang dan menurut Babad Cirebon (sejarah Ceribon) beliau juga dinikahkan dengan kakak kandung Sunan Gunung Jati (Fatahilah) sumber lain menyatakan bahawa beliau juga pernah berkahwin dengan seorang Puteri Kediri.
Putra Putri beliau ada beberapa orang, salah seorang diantaranya iaitu Raden Prawoto atau  Raden Umar Said kelak menjadi wali yang terkenal  dengan nama Sunan Muria.
Dan dalam sumber lama yang lain menyatakan bahawa salah seorang Putri beliau yang bernama Retno Pambayun kelak menjadi Permaisuri Sultan Trenggono, iaitu sultan Bintoro Demak ke III.
Sunan kalijaga dianggap sebagai leluhur para Raja Jawa kerana beliau adalah cucu Raja Majapahit beliau adalah anak saudara Raden Fatah Sultan Demak yang pertama. Beliau mewariskan Pusaka Keraton para Raja Jawa dan beliau sampai akhir hayat menjadi penasihat agung para Raja Jawa.
Sunan Kalijaga dikurniakan usia panjang, mengalami zaman Kasultanan Demak, Kesultanan Pajang, bahkan masih mengalami awal zaman Kesultanan Mataram. Beliau wafat dan dimakamkan didesa kadilangu. Dalam buku serat kaki waloko iaitu buku peninggalan para sepuh menuturkan bahawa sunan kalijaga meninggal pada tgl.10 muharram,
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 9-6-2012 08:44 AM | Show all posts

Kisah-Kisah Alam Ghaib dan Ulama Sufi

Reply 152# ariapersanta


    Syukur Alhamdulillah. Terima kasih pada tuan kerana sudi menceritakan kisah seorang wali terkenal di Asia.

Pada malam 10 muharam yang lalu  saya menemani seorang sahabat yang sudah nazak. Beliau berumur 68tahun ketika nazak. Esok siang saya terima berita bahwa beliau sudah meninggal.

Beliau di kebumikan selepas zuhur. Al Fatihah untuk arwah Ali bin Kassim. Seorang ahli dalam ibadah. Beliau pernah berpesan pada isterinya Fatimah agar melawat makam Sunan Kalijaga.


(posted by mobile)
Reply

Use magic Report

Post time 9-6-2012 05:31 PM | Show all posts
kami di didik supaya mencontohi cara beliau berdakwah iaitu melalui kesenian, dan kesenian yang kami pilih ialah persilatan.
tapi sedih la sbb ramai yang salah anggap
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 12-6-2012 11:09 PM | Show all posts
Reply 154# ariapersanta


    masing masing punya cara mendekatkan diri pada Allah swt. persilatan adalah salah satu cara para guru ruhani pada zaman dulu lakukan bagi tujuan riadah disamping menyihatkan tubuh badan mereka. setiap senaman dan gerak langkah memerlukan kosentrasi disamping menajamkan minda.

pada zaman dulu juga, ibu bapa menghantar anak anak mereka ke gelanggang persilatan bagi menyingkap semangat kelakian anak anak muda mereka. ini juga bertujuan mempamirkan sifat kelakian anak anak mereka.

anak anak yang bersifat lembut, jika dihantar ke gelanggang, lambat laun akan hilang sifat lembut mereka.

sebab itu juga mungkin kenapa zaman sekarang kita lihat banyak anak muda nan lemah lembut.
Reply

Use magic Report

Post time 12-6-2012 11:10 PM | Show all posts
Tak relaaaa...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 12-6-2012 11:22 PM | Show all posts
Tak relaaaa...
ariapersanta Post at 12-6-2012 23:10



    errr......wak aria, i suka tengok u bersilat tau. u hensem lah. nampak garang muka u tau.

tuan pendekar pernah kene sergah gitu ke? takkan tak pernah kot.....

saya tengah nak cari cerita ni. sat lagi saya update.

jangan start kesurupan lemah lembut sudah.
Reply

Use magic Report

Post time 12-6-2012 11:26 PM | Show all posts
kalau ada la makhluk dua alam tu cakap cam tu confirm orang rumah saya bagi taji sedas dua kat dia
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 13-6-2012 12:04 AM | Show all posts

Kisah Seorang Raja Yang Sakit

Maulana ('Guru Agung') Bahaudin lahir dua batu dari Bohkara, dan dimakamkan dekat sana di Qasr-i-Arifin, Benteng Para Bijaksana.

Kisah ini, yang tampil sebagai jawapan kepada suatu soalan, berasal dari What Our Master Said (Apa Kata Guru Agung), disebut juga Ajaran-Ajaran Shah. Maulana Bahaudin Naqshband suatu kali ditanya, "Bagaimana orang atau bayi yang tercela boleh disucikan dalam sekejap, misalnya cukup dengan mendatangi dan menyentuh seorang Guru Agung, seperti dikisahkan dalam banyak cerita?"

sang Maulana menuturkan kisah ini sebagai jawapan, sambil mengatakan bahawa kaedah ini menyerupai jalan tak langsung dalam spiritualisasi. Seorang raja pada masa kerajaan Byzantium yang agung menderita suatu penyakit mematikan yang tak satu tabib pun mampu menyembuhkannya. Raja itu menghantar utusan ke setiap negeri untuk mencari ubat yang berkesan untuk penyakitnya. Salah seorang utusannya sampai ke madrasah Al Ghazali yang Agung, seorang sufi yang konon merupakan salah satu orang suci yang terkemuka di Timur.

Al Ghazali menyuruh seorang muridnya mengadakan lawatan ke Konstantinopel. Ketika murid bernama Al Arif itu tiba, ia akan di bawa ke istana dan dilayan dengan sangat baik raja pun memohon agar Al Arif mengubati penyakitnya. Syeh Al Arif menanyakan macam ubat yang telah diminum raja, dan yang rencananya akan di cuba kemudian. Selanjutnya, ia memeriksa pesakitnya. Akhirnya, ia meminta agar semua pegawai istana di panggil, dan ia akan mengatakan cara rawatan yang boleh dilakukan.

Ketika semua orang-orang penting di kerajaan itu sudah berkumpul, Sufi itu berkata, "Raja kalian sebaiknya menggunakan iman. " "Raja kami mempunyai iman," kata seorang pendeta, "namun setakat ini tidak memberi hasil." "Kalau begitu," Kata Sang Sufi, "aku terpaksa memberitahu bahawa hanya ada satu ubat di bumi yang boleh menyelamatkan raja. Tetapi, aku tak mau mengatakannya, sebab ubat itu sungguh mengerikan. "

Tetapi, para pegawai itu memujuk, mendesak, menjanjikan kekayaan, dan bahkan mengancamnya. Kemudian Darwis itu pun berkata, "Raja akan sembuh bila ia mandi dalam darah beberapa ratus kanak-kanak berusia kurang dari tujuh tahun." Ketika kebingungan dan ketakutan yang muncul kerana perkataan tersebut telah surut, para penasihat kerajaan memutuskan bahawa rawatan tersebut layak dicuba. Memang, beberapa orang mengatakan bahawa tak sepatutnya mereka melakukan perbuatan seperti itu atas saranan seorang asing yang asal usulnya diragukan. Tetapi, majoriti hadirin menganggap bahawa setiap risiko mesti dihadapi demi menyelamatkan nyawa raja yang sangat dipuja dan dihormati itu.

Mereka memujuk raja, yang keberatan, dengan mengatakan, “Yang Mulia tidak punya hak untuk menolak, sebab penolakan itu akan menghancurkan kerajaan ini yang bagaimanapun lebih bernilai daripada semua rakyatnya, apalagi hanya sejumlah anak kecil.”
Demikianlah diumumkan ke seluruh negeri bahwa beberapa ratus anak di Byzantium yang berusia kurang dari tujuh tahun harus dibawa ke Konstatinopel untuk dikorkankan bagi kesihatan sang raja.


Ibu-ibu dari anak-anak yang dirampas itu mengutuk raja, sebab ia telah menjadi raksasa yang meminta darah daging mereka untuk keselamatannya dirinya. Tetapi, beberapa di antara mereka berdoa agar raja sembuh sebelum tiba waktu penyembelihan anak-anak mereka.

Sang raja sendiri, setelah beberapa waktu lewat, mulai merasa bahawa ia tak boleh mengizinkan pembunuhan serupa itu terhadap anak-anak kecil, dengan alasan apa pun. Pergelutan itu menyiksa batinnya siang dan malam hingga ia sampai pada satu tekad, "Aku lebih baik mati daripada melihat anak-anak tidak berdosa itu mati." Tak lama setelah raja itu bertekad demikian, rasa sakit yang ia derita mulai berkurang, dan segera saja kesihatannya pulih kembali.

Mereka yang berfikiran dangkal seketika menyimpulkan bahawa raja menuai hasil dari tekad baiknya. Yang lain, seperti juga mereka yang dangkal menyambung, kesembuhan raja dengan doa para ibu tadi, yang menggerakkan kekuatan Illahi. Ketika Sufi Al-Arif ditanya tentang hal ehwal kesembuhan penyakit tersebut, ia berkata, "Kerana raja tidak mempunyai iman, ia harus mempunyai sesuatu yang sepadan. Sesuatu itu adalah gabungan antara tekadnya sendiri dan harapan mulia para ibu yang ingin agar penyakit raja sembuh sebelum waktu tertentu. "

Dan para pencemoh di antara penduduk Byzantine berkata, "Sungguh suatu takdir istimewa dari Tuhan bahawa sang raja sembuh atas doa-doa suci, sebelum resepi dari orang Arab yang haus darah itu dicuba. Tidakkah jelas bahawa orang itu hanya berusaha melenyapkan bunga muda kita, yang jika tidak dilenyapkan akan tumbuh, dan pada suatu hari nanti akan memerangi bangsanya? "

Ketika hal itu didengar oleh Al-Ghazali, ia berkata, "Suatu pengaruh hanya boleh terjadi dalam cara dan masa yang tepat. " Sama seperti Sufi itu harus menyesuaikan kaedahnya dengan keperluan orang-orang di sekitarnya, demikian pula darwis dapat menghidupkan pengertian rohani seorang bayi, atau tercela, bahkan, untuk memahami perihal kebenaran, dengan menggunakan kaedah-kaedah yang diketahuinya, yang diberikan kepadanya untuk tujuan tersebut. Bahagian terakhir ini merupakan penjelasan Guru Agung Bahaudin.


Reply

Use magic Report

Post time 13-6-2012 10:36 AM | Show all posts
menarikkk
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

25-4-2024 09:34 AM GMT+8 , Processed in 0.067457 second(s), 42 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list