View: 1656|Reply: 4
|
Vaksin Didapati Berkesan di Israel
[Copy link]
|
|
Assalammualaikum dan salam sejahtera. Baru-baru ni kita semua rasa sangat bimbang dengan keberkesanan vaksin kerana takut dengan kesan sampingan yang buruk berlaku pada tubuh kita. Tapi hari ni Harian Metro dah keluarkan kisah vaksin dari negara yahudi zionist israel. Menurut data dari negara sekutu Uncle Sam tersebut, kes menurun sebanyak 66 peratus. Dilaporkan rakyat negara israel paling ramai ambil suntikan vaksin. Kalau nak tahu kisah penuh baca di link ni https://www.hmetro.com.my/global/eropah/2021/02/674221/terbukti-berkesan |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Rabbinya kata jadi homo camna tu |
|
|
|
|
|
|
|
seribulan replied at 14-2-2021 03:38 PM
Rabbinya kata jadi homo camna tu
Mungkin rabbi tu ahlul konspirasi juga kot? Main cakap ikut sedap rasa.. mane tau kan.. |
|
|
|
|
|
|
|
Ni yg latest news ....huhu....
[color=currentcolor !important]Ad
AKURAT.CO, Seorang ulama Iran di kota suci Qom pada Selasa (8/2) melontarkan cacian homofobia kepada orang-orang yang divaksinasi COVID-19. Ia mengklaim mereka menjadi pecinta sesama jenis setelah disuntik vaksin.
"Jangan dekat-dekat mereka yang sudah divaksin COVID. Mereka telah menjadi homoseksual," tulis Ayatollah Abbas Tabrizian di akun Telegramnya, dilansir dari The Jerusalem Post.
Islamis radikal ini memiliki hampir 210 ribu pengikut di akun Telegramnya.
Tabrizian punya rekam jejak pandangan pengobatan anti-Barat. Tahun lalu, sebuah video menunjukkan ia membakar Panduan Pengobatan Harrison. Ia berpendapat bahwa buku-buku seperti itu tidak relevan dengan 'pengobatan Islam', menurut artikel di laman Radio Farda Amerika Serikat (AS).
"Seperti ulama lain di Iran, Tabrizian juga menghubungan semua kekurangan dengan seksualitas. Para ulama di Iran kurang pengetahuan dan kemanusiaan. Sebenarnya, omong kosong itu disebar untuk menakut-nakuti orang yang ingin divaksinasi. Padahal, pemimpin rezim dan pejabat lainnya mendapat Pfizer dan mereka tidak memberikannya kepada masyarakat dengan alasan tidak mempercayai Barat," terang Sheina Vojoudi, seorang pembangkang Iran yang melarikan diri dari negara tersebut karena penindasan.
[color=currentcolor !important]
Sementara itu, menurut Peter Tatchell, juru kampanye LGBTQ+ dan HAM, Ayatollah Tabrizian menggabungkan ketidaktahuan ilmiah dengan cacian homofobia.
"Ia menjelekkan program vaksinasi dan kaum LGBT+ tanpa sedikit pun bukti. Dengan berusaha menakut-nakuti publik agar tidak divaksin, ia memicu pandemi dan membahayakan nyawa. Ciri khas dari banyak pemimpin agama dan politik Iran, klaimnya yang aneh dan tak rasional mengkambinghitamkan LGBT dan menempatkan prasangka teologis di atas pengetahuan ilmiah," tutur Tatchell.
Rezim Iran telah mengeksekusi 4 ribu-6 ribu kaum gay dan lesbian sejak revolusi Islam 1979, menurut WikiLeaks Inggris 2008. Menteri Luar Negeri Mohammed Javid Zarif membenarkan eksekusi kaum gay oleh negaranya pada 2019.
"Masyarakat kita punya prinsip moral dan dengan prinsip inilah kita hidup. Prinsip moral ini berkaitan dengan perilaku orang pada umumnya. Karena hukum ditegakkan, Anda harus mematuhi hukum," dalihnya.[
|
|
|
|
|
|
|
| |
|