View: 3883|Reply: 3
|
[2015]
BRUSH WITH DANGER - tembusi pawagam Hollywood
[Copy link]
|
|
Edited by eddlisa_uyuk at 7-11-2015 02:17 AM
INI FILEM INDONESIA yang juga MASUK yang masuk nominasi Academy Award 2015
bintang.com. Livi Zheng berhasil membuktikan kemampuannya di kancah dunia dengan menyutradarai film berkelas Hollywood berjudul Brush with Danger. Film bergenre action ini rencananya akan rilis pada 26 November 2015 mendatang di Indonesia
Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta mengajak masyarakat untuk menyaksikan karya Livi ini. Bahkan, beliau berjanji tak akan melewatkan kesempatan untuk menonton film Brush with Danger nanti.
Ahok merasa bangga dengan prestasi yang telah ditorehkan Livi. Pasalnya, film Bush with Danger berhasil masuk seleksi nominasi Oscar untuk kategori Best Picture. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi industri perfilman tanah air.
Dalam film Brush with Danger, Livi tak hanya bertindak sebagai sutradara saja, tapi juga sebagai pemain utama. Ia berperan sebagai Qiang Alice. Livi beradu akting dengan sederet aktor dan aktris Hollywood seperti Tony Todd, John Savage, Keith David, Madeline Zima dan Sean Patrick Flannery.
Film Brush with Danger sendiri sudah tayang di jajaran bioskop Amerika Serikat pada September 2014 lalu. Film ini langsung menyedot perhatian publik karena keterlibatan Livi yang merupakan asal Indonesia.
Karena tayang lebih dari tujuh hari di bioskop Los Angeles, maka film Brush with Danger berhak masuk seleksi nominasi Oscar. Namun sayang, film ini belum berkesempatan maju ke tahap selanjutnya. Kita tunggu saja penayangan dari film Brush With Danger di bioskop tanah air.
http://brushwithdanger.com/
|
|
|
|
|
|
|
|
Bintang.com, Jakarta Film Brush with Danger akan ditayangkan di bioskop mulai 26 November 2015. Ini adalah film Hollywood pertama yang disutradarai putri bangsa dari Jawa Timur, Livi Zheng. Perjalanan panjang harus dilalui Livi Zheng untuk mencapai prestasi ini.
Livi melesatkan karyanya bukan hanya dengan perolehan penonton. Ditayangkan selama dua bulan di bioskop Amerika bukanlah pencapaian biasa. Seiring bertambahnya penonton, Livi Zheng memperoleh undangan untuk masuk seleksi nominasi Oscar untuk kategori Best Picture pada Academy Award ke-87.
Padahal di awal karir sebagai sutradara, Livi sempat diramal tak bakal sukses karena tiga faktor penghambat yaitu Asia, muda, dan wanita. Untuk mematahkan anggapan tersebut, Livi bekerja keras. Ia ingin membuktikan keputusannya untuk mengubah jalur karir dari ekonomi bukanlah keputusan yang salah. Kepada Bintang.com, Kamis (29/10/2015) di kawasan Kemayoran, Livi berbincang panjang tentang film dan rencana ke depan. Berikut obrolan kami:
Ceritakan tentang film Brush with Danger dong?
Filmnya drama action tentang kakak beradik yang datang sebagai imigran gelap ke Amerika. Kakaknya ingin jadi pelukis, adiknya ingin jadi pelaut. Filmnya terinspirasi imigran dari Cina dan Eutopia yang melarikan diri dari perang.
Bagaimana awal mula Anda terjun di film?
Saya kan sebenarnya sarjana ekonomi, pas saya mau wisuda aku bingung karena saya itu suka film. Saya selama kuliah itu kan memang suka ikut job singkat ngerjain film. Dari sana portofolio film saya bertambah.
Sebenarnya dari dulu saya lebih tertarik di beladiri. Tapi keluarga lebih banyak insinyur dan bisnis, nggak ada senimannya. Jadi bingung saya mesti bagaimana. Tanya ke siapa saya juga tidak tahu. Waktu itu saya bantu-batu di set film. Saya terlibat di beberapa project film. Dari situ saya mantap mutusin ke film.
Apakah langsung berhasil di Brush with Danger?
Tidak, saya sampaikan ide film Brush with Danger ke beberapa produser selama itu nggak ada yang tertarik. Pas mau wisuda ketemu ekskutif produser ada yang tertarik. Dia tahu Asia, tahu bela diri. Dari situ aku semakin mantap untuk membuat film. Waktunya pas, tekad saya harus membuat film hollywood makin mantap.
Bagaimana tanggapan keluarga saat Anda memutuskan untuk ke film?
Keluarga nggak menentang. Asal sudah milih satu ya harus konsisten. Jangan milih satu gagal langsung ganti lagi, ganti lagi. Saya bilang mau pindah ke film, mereka mendukung dan harus konsisten pesannya.
Suka duka bekerja di film Hollywood?
Dukanya jam kerjanya panjang, nggak mungkin di bawah 12 jam sehari. Week end nggak ada libur. Capek pasti. Sukanya karena kita selalu bersama, jadi kayak keluarga karena menghabiskan waktu bersama sepanjang syuting. Kita tuh tahu kalau lagi break adalah waktu untuk istirahat. Jadi kebanyakan kita tidur. Cuma kalau ada yang sakit, misalnya ibu teman sakit kita tuh bisa kompak semuanya ikut jenguk. Alasannya ya karena kita sama-sama tahu waktu untuk keluarga itu sedikit. Kita jadi menghargai keluarga. |
|
|
|
|
|
|
|
bersaing dgn Lelaki Harapan Dunia
|
|
|
|
|
|
|
| |
|