, ketika Girindrawardhana memisahkan diri dari Majapahit dan menamakan dirinya sebagai raja Wilwatikta Daha Janggala Kediri. Tahun peristiwa tersebut di tulis dalam Candrasangkala yang berbunyi 揫b]Hilang sirna kertaning bhumi
Author: fleurzsa Time: 19-2-2007 09:44 PM
Title: salam
Gambar tidak kelihatan la...
Author: thamrong Time: 20-2-2007 01:53 AM
Title: Reply #3 fleurzsa's post
Hampeh! macam tengok wayang bisu la....

Author: jf_pratama Time: 20-2-2007 11:10 AM
Title: BHINNEKA TUNGGAL IKA
The concept of BHINNEKA TUNGGAL IKA is not new to Indonesian history. It can be traced back to the time of the construction of Borobudur, when the Sailendra dynasty ruled on the plains of Central Java in the eighth and ninth centuries. Two hundred years later, in the Brantas Valley in East Java, King Airlangga built a united kingdom based on this same principle.
It was, however, the 14th century poet sage of Majapahit, Mpu Tantular, who is said to have committed the phrase to writing for the first time. In his religious poem Sutasoma, composed during the reign of King Rajasanagara (Hayam Wuruk), Mpu Tantular expounded a doctrine of reconciliation between the Hindu and Buddhist faiths. Such a spirit of religious tolerance was an essential element in the foundation and security of the newly emerging State of Majapahit, which reached the height of its power and influence under the guiding hand of the prime minister Gajah Mada.
In more recent years, the words of Mpu Tantular were an inspiration to the founders of the first Independent Government of the Republic of Indonesia, and today they are found immortalized on the national emblem.
Author: jf_pratama Time: 20-2-2007 11:16 AM
Title: Czndi Panataran
The temple complex of Penataran, which lies about 10 kilometres to the north of Blitar, is the largest in East Java. Known to ancient literature, as well as to inscriptions, as Palah, this
temple appears to have undergone continuous construction for some two and a half centuries. Its importance can be witnessed further by the regular visits paid to it by King Hayam
Wuruk of Majapahit, as mentioned in the Nagarakertagama. One of the prominent buildings in the complex, the so-called 'dated temple', was in fact built during the king's reign.
Even though Penataran dates back to at least the reign of King Srengga of Kediri at the end of the 12th century, the remains which we see today are almost entirely the work of
Majapahit architects and builders. Inscriptions discovered at the site reveal dates equivalent to A.D.1319, 1320, 1323, 1347,1373,1375 and 1379. The very earliest date, from 1197, can
be found on a large stone inscription standing on the south side of the main building, while the latest were inscribed in 1415 and 1454.
Author: jf_pratama Time: 20-2-2007 11:26 AM
Title: Trowulan - Ibukota Majapahit
file:///C:/DOCUME%7E1/Windows/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot.jpgfile:///C:/DOCUME%7E1/Windows/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-1.jpgRaja Naga, Ikon KotaMajapahit
Nurhadi Rangkuti
SEBELUM manusia lahir dimuka bumi, alam semesta didiami oleh dewa-dewa yang tinggal di atas kahyangan,sedangkan daitya-daitya tinggal di bawah mewakili keburukan. Para dewa dandaitya selalu saja bertengkar.
PADA suatu ketika, paradewa mencari air kehidupan atau amerta. Sayangnya air kehidupan itu tersembunyidi dasar laut dan dijaga oleh sejumlah naga. Dewa Brahma memanggil para dewa dipuncak Gunung Mahameru untuk ditugaskan mengaduk laut supaya dari pusatnyakeluarlah amerta. Para daitya pun dilibatkan dalam proyek tersebut.
Konon, sebagai alatpengaduknya adalah Gunung Mandara yang diangkut para dewa ke tepi laut. DewaWisnu menjelma menjadi kura-kura yang sangat besar untuk alas Gunung Mandara,sedangkan Dewa Wasuki menjelma menjadi ular besar untuk membelit gunung itu.Kepala ular ditarik para daitya, sedangkan ekornya ditarik para dewa, makaberputarlah Gunung Mandara mengaduk air laut.
Singkat cerita, keluarlahDewa Dhanwantari, tabib kahyangan dari dalam laut. Di tangannya ia membawa guciyang berisi amerta, air dambaan para dewa.
Inilah ringkasan kisahAmertamanthana yang dipetik dari Kitab Mahabharata dari India. Amertamanthanamenceritakan terjadinya dunia ini melalui pengadukan laut susu untukmendapatkan amerta, air kehidupan.
Ikon kota
Naga atau ular besarmerupakan ikon yang sangat penting untuk menggambarkan mitologi alam semesta.Pada masa Jawa Kuno, pahatan naga sering terpahat pada tubuh yoni, miniaturbangunan candi, relief candi, dan pada bangunan candi itu sendiri. Naga yangdipahatkan itu tidak melulu tentang Amertamanthana, melainkan juga ada yangberkaitan dengan masalah kesuburan dan kepercayaan lainnya.
Naga sebagai ikon kota kunodapat dilihat pada situs kota Angkor di Kamboja. Tata letak kota itubenar-benar replika penciptaan dunia dengan cara pengadukan laut susu.
Sebelum memasuki kotaAngkor terdapat tanggul Angkor Thom. Di kanan kiri jalan-tanggul terdapat 54raksasa yang memegang seekor naga dan posisi mereka membelakangi kota. Ketikamasuk kota, yang di sebelah kiri adalah dewa-dewa kahyangan, dan di sebelahkanan dewa-dewa dunia-dunia bawah tanah.
Di tengah kota terdapatCandi Bayon sebagai gunung suci dengan pintu-pintu simetris yang berlawananarah, timur-barat dan utara-selatan. Dewa kahyangan dari pintu selatan tampakmenarik naga yang melingkar-lingkar secara simbolis di sekeliling Candi(Gunung) Bayon, untuk ditangkap pada bagian ujungnya oleh dewa-dewa neraka daridunia-dunia bawah tanah yang terdapat di pintu utara. Demikian pula halnyaantara pintu barat dan timur.
Dewa-dewa itu menariksecara bergantian, membuat Candi Bayon seperti berputar pada porosnya, simbolkegiatan mengaduk lautan kosmik, yang digambarkan dalam bentuk parit-parit air.
Situs Trowulan
Bagaimana dengan tata letakkota Majapahit di Situs Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur? KakawinNagarakretagama (khususnya pupuh VIII-XII) merupakan sumber tertulis yangpenting untuk mengetahui gambaran kota Majapahit sekitar tahun 1350.
Kota pada masa itu bukanlahkota dalam arti kota modern, demikian pernyataan Pigeaud (1962), ahli sejarahbangsa Belanda, dalam kajiannya terhadap Nagarakretagama yang ditulis oleh MpuPrapanca. Ia menyimpulkan, Majapahit bukan kota yang dikelilingi tembok,melainkan sebuah kompleks permukiman besar yang meliputi sejumlah kompleks yanglebih kecil, satu sama lain dipisahkan oleh lapangan terbuka. Tanah-tanahlapang digunakan untuk kepentingan publik, seperti pasar dan tempat-tempatpertemuan.
Maclaine Pont (1924-1926), seorang arsitek Belanda, cobamenghubungkan gambaran kota Majapahit yang tercatat dalam Nagarakretagamadengan peninggalan situs arkeologi di daerah Trowulan. Dengan kitab di tangankiri dan cetok di tangan kanan, ia menggali Situs Trowulan. Hasilnya adalahsebuah sketsa tata kota Majapahit, setelah dipadukan dengan bangunan-bangunanpurbakala yang terdapat di Situs Trowulan. Bentang kota Majapahit digambarkandalam bentuk jaringan jalan dan tembok keliling yang membentuk blok-blok empatpersegi.
Pada tahun 1981 keberadaankanal-kanal dan waduk-waduk di Situs Trowulan semakin pasti diketahui melaluistudi foto udara yang ditunjang oleh pengamatan di lapangan dengan pendugaangeoelektrik dan geomagnetik. Hasil penelitian kerja sama Badan KoordinasiSurvey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dengan Ditlinbinjarah, UGM, ITB,dan Lapan itu diketahui bahwa Situs Trowulan berada di ujung kipas aluvialvulkanik yang sangat luas, memiliki permukaan tanah yang landai dan baik sekalibagi tata guna tanah (Karina Arifin, 1983). Waduk-waduk Baureno, Kumitir,Domas, Kraton, Kedungwulan, Temon, dan kolam-kolam buatan seperti Segaran,Balong Dowo, dan Balong Bunder, yang semuanya terdapat di Situs Trowulan,letaknya dekat dengan pangkal kipas aluvial Jatirejo.
Melalui pengamatan fotoudara inframerah, ternyata di Situs Trowulan dan sekitarnya terlihat adanyajalur-jalur yang berpotongan tegak lurus dengan orientasi utara-selatan dantimur-barat. Jalur-jalur yang membujur timur-barat terdiri atas 8 jalur,sedangkan jalur-jalur yang melintang utara-selatan terdiri atas 6 jalur. Selainjalur-jalur yang bersilangan tegak lurus, ditemukan pula dua jalur yang agakmenyerong.
"Berdasarkan ujilapangan pada jalur-jalur dari foto udara, ternyata jalur-jalur tersebut adalahkanal-kanal, sebagian masih ditemukan tembok penguat tepi kanal dari susunanbata," ujar Karina Arifin.
Lebar kanal-kanal berkisar35-45 meter. Kanal yang terpendek panjangnya 146 meter, yaitu jalur yangmelintang utara-selatan yang terletak di daerah Pesantren, sedangkan kanal yangterpanjang adalah kanal yang berhulu di sebelah timur di daerah Candi Tikus danberakhir di Kali Gunting (di Dukuh Pandean) di daerah baratnya. Kanal inipanjangnya sekitar 5 kilometer.
Hal yang menarik, sebagianbesar situs-situs di Trowulan dikelilingi oleh kanal-kanal yang salingberpotongan, membentuk sebuah denah segi empat yang luas, dibagi lagi olehbeberapa bidang segi empat yang lebih kecil.
Author: jf_pratama Time: 20-2-2007 11:28 AM
Raja naga dipinggir kota
Di luar area kanal masihterdapat situs-situs hunian dan bangunan suci lainnya yang bersifat Hindu danBuddha. Yang mencurigakan, dari situs-situs tersebut ada tiga situs yangmemiliki yoni kerajaan dan penempatannya mengikuti arah mata angin. Ketiga yonimemiliki pahatan kepala raja naga dengan hiasan yang raya. Masing-masing yonikerajaan itu berada di dalam lingkungan kompleks bangunan keagamaan yang kinitelah rata dengan tanah.
Kompleks bangunan yangterdapat di bagian timur laut kota Majapahit adalah Situs Klinterejo, terletakdi Kecamatan Sooko, Mojokerto. Penggalian arkeologis di situs ini memberikangaris besar tata ruang sebuah kompleks bangunan yang memanjang barat-timur.Pada bagian barat berdiri bangunan besar dengan umpak-umpak besar dan di bagiantimur merupakan bangunan sakral tempat yoni itu berada.
Kompleks bangunan yangberada di bagian tenggara kota adalah Situs Lebakjabung, terletak di KecamatanJatirejo. Jaraknya sekitar 11 kilometer di sebelah selatan Klinterejo.
Hasil ekskavasi yangdilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta, tahun 2002, menunjukkan adanya kompleksbangunan yang terdiri atas tiga halaman. Halaman paling barat adalah bangunan-bangunanberumpak batu, semacam bangunan balai atau pendopo, seperti halnya diKlinterejo.
Pada halaman tengahterdapat sisa-sisa bangunan bata, dan halaman bagian timur berdiribangunan-bangunan bata, di mana yoni naga ditempatkan. Tampaknya kompleksbangunan di Lebakjabung dan Klinterejo mengingatkan kita pada kompleks bangunanpura di Bali yang memiliki pola tiga halaman: jaba, tengah, dan jero.
Kompleks bangunan yangberada di bagian barat daya kota terdapat di wilayah Kabupaten Jombang,tepatnya di Dusun Sedah, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno. Jaraknya sekitar 9kilometer di sebelah barat Situs Lebakjabung. Bangunannya sendiri sudah lenyap,kini telah menjadi lahan persawahan. Yang mencolok mata, di tengah sawahteronggok yoni nagaraja yang terbesar dimiliki oleh Kerajaan Majapahit.
Kompleks bangunan di bagianbarat laut diperkirakan terdapat di wilayah Jombang juga, tepatnya di DusunTugu dan Dusun Badas, Kecamatan Sumobito. Di lokasi ini tersebar beberapastruktur bata, tetapi belum dilakukan penggalian secara intensif. Sayangnyapula, sejauh penelusuran di lapangan, tidak ditemukan yoni kerajaan berpahatnagaraja, kecuali sebuah yoni kecil polos dan sederhana, yang ditemukan di tepijalur rel kereta api, setelah beberapa kali dipindahkan penduduk.
Ditemukannya yoni berhiasnagaraja di tiga penjuru mata angin, yaitu di timur laut (Klinterejo), tenggara(Lebakjabung), dan barat daya (Sedah), serta dikaitkan dengan kanal-kanal dankolam-kolam yang terdapat di bagian dalam kota Majapahit di Situs Trowulan,mungkinkah tata letak bekas kota Majapahit itu melambangkan kisahAmertamanthana?
Boleh jadi juga nagarajaMajapahit yang terpahat pada tubuh yoni melambangkan kesuburan KerajaanMajapahit sebagai kerajaan agraris. Umumnya yoni berpasangan dengan lingga,yang melambangkan Dewa Siwa (lingga) dan istrinya (yoni) sebagai lambangkesuburan. Raja naga seolah menjadi ikon kota Majapahit yang luasnya 11 x 9kilometer itu.
Nurhadi Rangkuti Penelitidi Balai Arkeologi Yogyakarta
Author: thamrong Time: 20-2-2007 11:48 AM
Title: Reply #1 jf_pratama's post
Thanks jf_pratama for the nice postings. Sejarah Majapahit klasik adalah warisan yang mencerminkan ujudnya peradaban di Nusantara setanding dengan di India dan Cina disaat itu.

Author: jf_pratama Time: 20-2-2007 01:35 PM
Title: Mahapatih Gajah Mada
MAHAPATIHGAJAH MADA
Kesabaran Sang Pemersatu
Pipil lahir pada tahun 1300 di lereng pegunungan Kawi -Arjuna, daerah yang kini dikenal sebagai kota Malang (Jawa Timur). Sejakkecil, Pipil sudah menunjukkan kepribadian yang baik, kuat dan tangkas.Kecerdasannya telah menarik hati seorang patih Majapahit yang kemudianmengangkatnya menjadi anak didiknya, bahkan di kemudian waktu jugamenjodohkannya dengan putrinya sendiri yang bernama Ni Gusti Ayu Bebed untukmenjadi istri. Beranjak dewasa, Pipil yang kemudian lebih dikenal dengan namaGajah Mada terus menanjak karirnya hingga menjadi Kepala (bekel) Bhayangkara(pasukan khusus pengawal raja).
Pada 1334, Ratu Putri Sri TribhuanatunggadewiMaharajasa Jayawisnuwardhani melantik Gajah Mada sebagai MahapatihAmangkubumi menggantikan Arya Tadah yang pensiun. Dan pada momentum inilah,Sang Mahapatih mengucapkan janji baktinya sambil mengacungkan kerisnya bernamaSurya Panuluh yang sebelumnya adalah milik Dyah Kertarajasa Jayawardhana, RajaPendiri Kerajaan Majapahit:
揕amun huwus kalah Nusantara ingsun a-muktipala-pa, lamun kalah Gurun, ring Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang,Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun a-mukti pala-pa擺/size].
(揝etelah tunduk Nusantara, aku akan beristirahat. Setelahtunduk Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang,Tumasik, barulah aku beristirahat
Author: thamrong Time: 20-2-2007 01:59 PM
Title: Reply #10 jf_pratama's post
Saya mengalu-alukan sumbangan anda pada situs ini. Saya akui memang kurang arif tentang sejarah klasik Indonesia. Mohon agar dapat belajar dari anda.
Satu perkara yang saya ingin tahu ia lah tentang Hayam Wuruk yang terkenal itu sehinggakan menteri mentor Singapura, Lee Kuan Yew, pun menjadi peminatnya. Silakan.:hmm:
Author: thamrong Time: 20-2-2007 02:44 PM
Title: Reply #11 thamrong's post
Bhinneka Tunggal Ika
The Indonesian national motto. Clarion call for national unity. Bhinneka Tunggal Ika is Old Javanese and is often loosely translated as 'Unity in Diversity' but literally it means '(Although) in pieces, yet One'.
This is a quotation from an Old Javanese poem kakawin Sutasoma, written by Mpu Tantular during the reign of the Majapahit empire somewhere in the 14th century. Kakawin or Kawya, are epic poems written in Indian metres.
This poem is notable as it promotes tolerance between Hindus (Shivaites) and Buddhists.
The full stanza reads as follows:
Rw鈔eka dh鈚u winuwus Buddha Wiswa,
Bhinn阫i rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinn阫a tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Translation
It is said that the well-known Buddha and Shiva are two different substances.
They are indeed different, yet how is it possible to recognise their difference in a glance,
since the truth of Jina (Buddha) and the truth of Shiva is one.
They are indeed different, but they are of the same kind, as there is no duality in Truth.
This translation is based, with minor adaptations, on the critical text edition by Dr. Soewito Santoso.
Mystical indeed!
Author: Badak-Jawa Time: 27-2-2007 02:22 AM
Title: Reply #11 thamrong's post
Pak Thamrong kalau bapak ingin tau lebih banyak tentang Majapahit dan Rajanya sila le main kesini......................... http://www.asiafinest.com/forum/index.php?showtopic=92730
Author: thamrong Time: 28-2-2007 11:38 AM
Title: Reply #13 Badak-Jawa's post
Muchos Gracias Sinor Badak.
Akan saya laryari situs itu.

Author: jf_pratama Time: 14-4-2007 11:37 PM
Langit Kresna Hariadi: Gajah Mada
Membacanovel fiksi sejarah karya Langit Kresna Hariadi berjudul Gajah Mada sepertimelanjutkan cerita di Tutur Tinular tersebut. Setting pada novel ini adalahpemerintahan Jayanegara yang dikudeta oleh Ra Kuti. Ra Kuti adalahsebutan/singkatan dari Rakrian Kuti, sebuah anugerah dari Prabu Jayanegaramenjadikan namanya menjadi Rakrian Dharma Putra Winehsuka.
Dikisahkanpada jaman ini Gajah Mada masih seorang bekel, sebuah pangkatketentaraan di bawah senopati. Dengan pangkat tersebut Gajahmada mendudukijabatan pimpinan bayangkara, sebuah pasukan khusus yang melindungi istana, rajadan keluarganya.
Selukbeluk kelicikan Ra Kuti di novel ini mengingatkan saya akan tokoh Ramapati dankelicikan Rawedeng dalam memberontak, bermuka dua beserta segala kelicikannya.Dengan menghasut beberapa temenggung dan beberapa panglima kesatrian Ra Kutimenggulingkan Jayanegara, namun atas kecerdikan Gajah Mada dan bantuan PatihArya Tadah sang raja dan keluarganya berhasil diselamatkan oleh Gajah Mada danbayangkaranya, dan terpaksa diungsikan dari istana, istana Bale Manguntur diMojokerto.
Isinovel kemudian mengisahkan kepiawaian Gajah Mada dalam memimpin bayangkaranya,meloloskan dan mengungsikan Prabu Jayanegara, mendeskripsikan hancurnya tatananpemerintahan dan masyarakat, mengisahkan dendam kebencian Ra Kuti kepada GajahMada dan Jayanegera, serta intrik bayangkara disusupi pengkhianatan yang cukupmerepotkan Gajah Mada.
Penulisdengan lancar menceritakan alur kejadian, penuh dengan kosakata kemiliteranpada waktu itu, seperti deskripsi istana, struktur kemiliteran, persenjataandan taktik perang seperti brubuh, cakrabyuha, diradameta, supit urang danbanyak lagi. Buku ini disarankan untuk dibaca oleh Brigjen (purnawirawan) H. M.Lintang Waluyo atas faktor-faktor sistem kemiliteran yang diangkat oleh sangpenulis.
Bagaimanaakhir cerita novel ini? Berhasilkah Gajah Mada dan bayangkaranya mengembalikankekuasaan Majapahit kepada Jayanegara? Sebuah novel fiksi sejarah yang takkalah menarik dari Arok Dedes dan Arus Balik-nya Pramoedya Ananta Toer.
Update
Mencaribuku ini di web ternyata nggak ada, berikut infonya KDT-nya:
Gajahmada/LangitKresna Hariadi
CetakanI
Author: jf_pratama Time: 15-4-2007 12:14 PM
Gajah Mada:Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara
LangitKresna Hariadi (LKH) melalui penerbit Tiga Serangkai kembali meneruskan kisah Gajah Mada denganjudul Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, setebal 508 halaman. Plusbonus sebuah gambar berukuran A2 berisi lanskap istana Majapahit.
Dalampengantarnya LKH menuturkan dalam buku pertamanya ada beberapa kesalahan dankecacatan yang cukup mengganggu yang bersifat menyimpang dari sejarah. LKHmenulis kisah Gajah Mada dari catatan-catatan kitab Negarakertagama, Pararaton,prasasti Sukamrta, prasasti Balawi dan bukti sejarah lainnya.
揃agaskara Manjer Kawuryan?Siapakah orang yang mencoba bermain-main denganku menggunakan nama yangsemestinya terkubur bersama kematian Ra Tanca?
Author: HangPC2 Time: 17-4-2007 10:03 AM
Imperium ????
Author: medsworld Time: 17-4-2007 10:08 AM
gmbar x nmpak la
pe pun tq la kasi i baca
Author: jf_pratama Time: 18-4-2007 08:43 PM
Gajah Mada: Hamukti Palapa
Kisah Gajah Mada kali ini merupakan rangkaian kejadian semenjak Majapahitdipimpin oleh dua ratu, Dyah Wiyat dan Sri Gitarja yang diangkat memimpinMajapahit karena Jayanegara tidak meninggalkan keturunan lelaki yang bisadiangkat menjadi putra mahkota.
揂da sebuah hal penting yangharus kau kerjakan. Bantulah aku untuk mencuri dua buah benda pusaka penting diistana Majapahit, masing-masing Cihna Nagara Gringsing Lobheng Lewih Laka danSongsong Udan Riwis.擺/size]
Adalahpesan tersebut yang diterima Branjang Ratus, putra Ki Buyut Padmaguna, saatmenghadap bibinya, Sri Yenda, atas permintaan Ki Buyut. Kedua benda tersebutadalah pusaka negara Majapahit yang digunakan dalam menobatkan raja-rajapendahulu Majapahit, Raden Wijaya dan kemudian Jayanegara, serta kedua Ratutersebut.
Majapahitkemudian dilanda bencana alam. Gunung Kampud meletus disertai gempa dalamkeadaan musim panas yang kering kerontang. Di saat itulah istana Majapahitgeger karena dimasuki maling. Kedua pusaka tersebut hilang dicuri,mempermalukan Gajah Enggon sebagai Senopati Bhayangkara, pimpinan pasukankhusus, serta Gajah Mada sebagai Patih yang harus bertanggung jawab kepadaMahapatih Arya Tadah dan kedua Ratu Majapahit.
GajahEnggon meletakkan jabatan dan atas petunjuk Ibu Suri Gayatri Gajah Enggonmencari jejak pencuri kedua pusaka tersebut ke Hujung Galuh membuntuti jejakhujan, sekaligus sebuah pesan pribadi bahwa hidup Gajah Enggon akan bermula disana. Sebuah petunjuk yang aneh bagi prajurit Bhayangkara tersebut. Denganbantuan Pradhabasu, mantan Bhayangkara yang telah kembali menjadi pendudukbiasa di buku sebelumnya berangkatlah mereka ke pelabuhan yang sekarang menjadikota Surabaya.
Di saatyang sama Majapahit dilanda kericuhan, lima orang berkuda membakar-bakar rumahpenduduk. Aksi tersebut sulit diatasi oleh para prajurit dan Bhayangkara, namunGajah Mada merasa itu adalah sebuah taktik dari perusuh agar pasukan menyebarkeluar istana. Gajah Mada masih memikirkan kembalinya pencuri tersebut keistana atas petunjuk Ibu Suri Gayatri. Kelima orang perusuh tersebut sempatdijumpai Gajah Enggon dan Pradhabasu, namun tugas dan kepentingannya memburupencuri pusaka negara ke Hujung Galuh tak membuat mereka kembali ke Majapahitmeskipun dengan rasa penasaran yang tinggi bahwa merekalah pencuri tersebut.
Prajuritistana dan Bhayangkara menjaga rapat istana, namun seperti pada pencuriansebelumnya berhasil lolos memasuki gudang pusaka karena ilmu sirep yang membuatkantuk seisi istana. Penjagaan yang ketat dan pagar betis yang rapat setelahmaling tersebut masuk ke dalam gudang pusaka juga masih membuat pencuritersebut lolos dengan bantuan kabut yang sangat tebal di malam hari. Kabuthilang bersamaan dengan hilangnya mahkota raja beserta Ibu Suri Gayatri. Namunkemudian biksuni Gayatri kembali lagi, membuat segudang pertanyaan bagi GajahMada. Atas pertemuan singkat di keputren Gajah Mada menyimpulkan usaha makardan kudeta dari seseorang yang mencuri benda-benda pusaka tersebut, di manabenda-benda pusaka tersebut biasa digunakan dalam menobatkan seorang raja yangnaik tahta.
Keta danSadeng adalah dua wilayah yang dicurigai Gajah Mada. Kedua wilayah ini sudahdua kali tidak hadir dalam pasewakan (pertemuan tahunan) di alun-alunBubat. Pasewakan adalah pertemuan tahunan para raja di bawah bendera Majapahit.Pasewakan kali ini diadakan dengan menggelar latihan perang bersama dariseluruh kesatuan, termasuk simulasi gelar perang taktik baru, yaitu Bayu Bajra.Salah satu utusan yang hadir adalah rombongan kerajaan Swarnabhumi (Palembang/Sumatra)yang berlabuh di Hujung Galuh, membawa puluhan kapal besar yang baru pertamakali dilihat Majapahit, dan Aditiawarman 杫ang masih kerabat keluargaMajapahit
Author: WonBin Time: 18-4-2007 10:27 PM
Errrr.....kenapa tiada orang India kat jawa? Orang gaji aku from Jawa cakap, first time dia jumpa orang India ialah di Malaysia. Dulu kan kuat Hindu kat sana, siap ada pendeta dari India tinggal kat sana.
Author: jf_pratama Time: 19-4-2007 11:24 PM
Gajah Mada: Madakaripura Hamukti Moksa
Biarlah orang mengenangku hanya sebagai Gajah Mada yang tanpa asal-usul, tak diketahui siapa orang tuanya, tak diketahui di mana kuburnya, dan tak diketahui anak turunnya. Biarlah Gajah Mada hilang lenyap, moksa tidak diketahui jejak telapak kakinya, murca berubah bentuk menjadi udara.
Satu pertanyaan tentang Gajah Mada adalah kemana ia selepas Perang Bubat. Tak ada cerita menarik yang kita dapatkan di kolong bangku sekolah dulu. Sang guru pun tak ada yang mengemukakan teori yang menarik. Spekulasi pun tak ada. Yang terdengar hanya mungkin ini, mungkin itu, mungkin iti atau mungkin inu. Tidak ada arahan agar siswa membuat konklusi pribadi atau sekadar membuat penasaran. Padahal dalam sejarah yang catatannya kurang justru siswa harus dilatih untuk membuat kesimpulan sendiri, melatih metodologi dan imajinasi.
Buku kelima karya Langit Kresna Hariadi ini berada pada selepas Perang Bubat hingga setahun kemudian. Mengisahkan bagaimana Majapahit menyelesaikan permasalahan tersebut, ke mana perginya Gajah Mada, dan berbagai penyelesaian cerita dari tokoh-tokoh fiktif yang saling berkaitan, juga termasuk spekulasi aksi dari pihak istana Surawisesa dari Kawali.
Semua cerita dan tokoh terkait dari sejak buku pertamanya. Ada banyak nama yang harus diingat-ingat dari buku-buku sebelumnya ditambah kejutan plot cerita tiap tokoh-tokohnya.Sejak tragedi Perang Bubat, Majapahit mengalami kekacauan, terancam disintegrasi antara pihak yang berkubu kepada Gajah Mada dengan yang membenci karena Gajah Mada dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab karena membiarkan pembunuhan itu terjadi. Ancaman juga datang dari pihak oportunis dalam struktur kerajaan.
Ancaman fisik pun terjadi dengan tumpah ruahnya pasukan ke istana kepatihan.Macan Liwung sebagai senior Bhayangkara yang tinggal sedikit mendapat titah untuk membereskan keadaan. Panca Prabu, sebuah dewan pertimbangan saat itu, memutuskan Gajah Mada dicopot dari jabatannya, dan pembacaan keputusan tersebut diserahkan kepada Kuda Swabaya, anaknya Pradhabasu yang sudah lama undur diri dari keprajuritan Bhayangkara. Selain itu Kuda Swabaya naik jabatan menjadi senopati yang membuat pertanyaan besar bagi banyak pihak.Gajah Mada pergi meninggalkan istana dengan hanya disaksikan oleh rekan-rekan bhayangkaranya. Pergi menuju tempat impiannya di Tongas, untuk menyepi dan menjadi rakyat biasa.Hayam Wuruk kemudian mengirim utusan ke Kawali untuk meminta maaf, diwakili oleh dua utusan yang tepat, yaitu Dang Acarya Nadendra (nama samaran Empu Prapanca dalam kitab Negarakretagama) dan Dang Acarya Smaranatha sebagai pemuka agama.
Berita yang dibawa utusan ke Kawali tersebut menyimpulkan Macan Liwung harus berhati-hati terhadap kemungkinan upaya balas dendam dari pihak Sunda Galuh, selain tetap melakukan penyelidikan siapa yang oportunis ikut mengacaukan keadaan.Hyang Bunisora langsung mengambil alih kerajaan Galuh saat menerima utusan Majapahit, karena Niskala Wastukancana masih remaja dikhawatirkan belum saatnya memegang pimpinan kerajaan di Kawali tersebut. Duka cita kepada Linggabuana, Rara Linsing dan Dyah Pitaloka menyelimuti negeri. Linggabuana pun menjadi sosok bagi rakyatnya, sehingga disebut Siliwangi.
Secara flashback diceritakan ada dendam dari abdi kerajaan Galuh. Melalui restu Bunisora orang tersebut dilepas untuk pergi ke Majapahit, menuntut balas dendam kepada Gajah Mada melalui gerilya dan penyamaran, sebab tak mungkin pihak kerajaan membalas dendam dengan berperang terbuka, juga adab dan budaya kerajaan Sunda Galuh tidaklah seperti itu.
Gajah Mada yang melakukan perjalanan ke timur menemukan kondisi awal runtuhnya kesatuan Nusantara yang ia bangun. Herannya ia mendengar kata Islam, juga menemukan kesatuan prajurit yang jauh dari kotaraja mulai menjadi maling bagi rakyatnya. Mendekati tempat tujuannya Gajah Mada menemukan lagi perpecahan antar dua wilayah kabuyutan, namun bisa diredakan meski sudah tak menjabat mahapatih lagi. Bahkan dua wilayah yang bentrok tersebut akhirnya ikut membangun tempat yang menjadi pilihan Gajah Mada menyendiri menjadi rakyat biasa.Kuda Swabaya yang telah menjadi senopati akhirnya memutuskan ikut berperang bersama Laksamana Nala, karena ketersinggungannya kepada semua orang, termasuk ayahnya, Pradhabasu. Pradabhasu menganggap anaknya belum cocok menyandang gelar senopati, tak pernah ikut berperang meski memang mendapat tugas membacakan pemecatan Gajah Mada adalah tugas yang sulit. Selain itu Kuda Swabaya yang hendak menikah dengan Prabasiwi, seorang emban Dyah Wiyat, namun ayahnya pun merasa tak setuju sebab pilihan Kuda Swabaya ada campur tangan Dyah Wiyat.
Selain kisah Gajah Mada yang hendak menyepi, secara paralel ada beberapa cerita di atas yang saling berkaitan satu sama lainnya, termasuk penyelesaian misteri dari buku-buku sebelumnya. Bagaimana Gajah Mada memilih moksa, siapa dalang kericuhan yang mengambil kesempatan, aksi apa yang diambil Macan Liwung dan sisa-sisa Bhayangkara wredha, bagaimana aksi balas dendam yang direncanakan abdi istana Surawisesa, apa misteri yang seharusnya diketahui Kuda Swabaya, apa tindakan Hayam Wuruk selanjutnya.
Cukup banyak, mungkin terlalu banyak karena kelima buku seri Gajah Mada ini saling berkaitan. Jika diambil settingnya pada peran Gajah Mada saja, buku kelima ini memang mengakhiri kisah hidup Gajah Mada. Namun sebagai pembaca rasanya tak puas, sebab perjalanan keruntuhan Majapahit barulah dimulakan. Mungkin LKH akan meneruskan kisah Majapahit ini dalam buku selanjutnya, Candi Murca.
***Sebagai bahan kisah Nusantara secara fiksional yang layak dibaca, ada baiknya baca juga buku dari pengarang lain sebagai lanjutan, misalnya Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer dalam setting masuknya Portugis dan Islam di ujung kehancuran Majapahit, kisah Cheng Ho karya Remy Sylado, atau flasback ke era awal Majapahit berdiri seperti Senopati Pamungkas, drama radio Saur Sepuh dan Tutur Tinular.
Author: Badak-Jawa Time: 20-4-2007 09:32 PM
Title: Reply #20 WonBin's post
Entah ya, tau ngga seumur hidup gue, gue baru 3x ngliat orang india.
1. Paper
2. Bioskop
3. TV3 
Author: jf_pratama Time: 20-4-2007 11:30 PM
Originally posted by WonBin at 18-4-2007 10:27 PM
Errrr.....kenapa tiada orang India kat jawa? Orang gaji aku from Jawa cakap, first time dia jumpa orang India ialah di Malaysia. Dulu kan kuat Hindu kat sana, siap ada pendeta dari India tinggal ...
Kalo mau lihat orang India di Jakarta maka datanglah ke Pasar Baroe. Mereka umumnya punya toko tekstil atau alat-alat olahraga (sukan).
Author: remizati Time: 27-4-2007 04:29 PM
bukan ke org bali berasal dari suku sakat india ker?...
Author: Dimarmalam Time: 30-4-2007 11:46 AM
Originally posted by remizati at 27-4-2007 04:29 PM
bukan ke org bali berasal dari suku sakat india ker?...
Bukan lah ...orang bali sebenarnya adalah suku-sakat orang jawa yang beragama Hindu.
mereka adalah keturunan dari kerajaan Majapahit yang masih beragama Hidu dan menolak ajakan dari para wali songo untuk memeluk Islam. dan mereka sangat hindu bebanding dengan orang India yang beragama Hindu. sekian...
Author: jf_pratama Time: 21-6-2007 02:17 PM
Title: PAMERAN KEJAYAAN MAJAPAHIT
Presiden Buka Gedung Arca
Anak Sekolah Diimbau Lebih Sering ke Museum
Jakarta, kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ny Ani Bambang Yudhoyono meresmikan Gedung Arca Museum Nasional, Jakarta, Rabu (20/6). Gedung Arca atau Gedung Unit B ini merupakan gedung baru yang merupakan perluasan dari Gedung Unit A yang sudah berdiri sejak zaman Belanda.
Dalam sambutannya, Presiden antara lain menyatakan, dalam berpikir dan bertindak kita sudah biasa melakukan penilaian salah-benar. Kita juga biasa berpikir tentang baik-buruk (pertimbangan etika).
"Akan tetapi, kita sering mengabaikan penilaian soal indah dan tak indah, yang sering disebut sebagai penilaian estetika. Padahal, penilaian ini juga penting dan dapat menjadikan kita manusia yang lebih beradab," kata Presiden, disambut tepuk tangan ratusan hadirin.
Menurut Presiden, museum merupakan tempat yang tepat untuk mengasah kepekaan soal keindahan. "Karena itu, saya imbau agar anak-anak sekolah lebih sering dibawa ke museum. Acara kunjungan ke museum sebaiknya juga jadi agenda tetap setiap keluarga," tutur Presiden.
Gedung Arca yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, itu merupakan gedung baru yang dibangun sebagai bagian dari perluasan gedung Museum Nasional. Gedung berlantai tujuh yang dibangun sejak 1996 itu terletak di sisi utara gedung museum yang lama.
Pameran Majapahit
Presiden kemudian juga membuka pameran "Majapahit Puncak Peradaban Nusantara Abad 13-14 Masehi". Pemeran itu digelar di lantai dasar Gedung Arca, yang juga menjadi tempat pameran tetap sebagian benda koleksi Museum Nasional, yang seluruhnya berjumlah 141.899 potong.
Benda-benda yang dipamerkan adalah hasil penyelamatan, pengamanan, dan penelitian Direktorat Peninggalan Purbakala, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. Selain itu, dipamerkan juga maket Kota Majapahit dan rumah tinggal di Majapahit.
Dalam kata pengantar buku Pengembangan Museum Nasional (2007), Kepala Museum Nasional Retno Sulistianingsih memaparkan, keberadaan Museum Nasional berawal dari pendirian Bataviaasch Gennootschap van Kunsten en Wetenschappen (Perhimpunan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia), 24 April 1778.
Benda-benda koleksi pertama museum berasal dari sumbangan JCM Rademacher, salah seorang pendiri Bataviaasch Genootschap (BG), yang juga menyumbang sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, Jakarta Kota.
Pada zaman penjajahan Inggris (1811-1816), semua benda koleksi sumbangan Rademacher dipindahkan ke gedung Sociteit de Harmonie di Jalan Majapahit 3. Gedung sumbangan Raffles ini kini sudah dibongkar, dan menjadi lokasi Gedung Sekretariat Negara. Baru pada tahun 1826, dirancang pembangunan gedung baru yang benar-benar ditujukan bagi museum di Jalan Koningsplein West (sekarang Jalan Medan Merdeka Barat). (inu/muk)
Author: Dimarmalam Time: 21-6-2007 03:05 PM
Saudara...
kitab-kitab yang mengisahkan kerajaan majapahit itu masih lagi wujud ke.
Author: jf_pratama Time: 21-6-2007 11:05 PM
Title: Reply #27 Dimarmalam's post
Masih ada dan dapat dilihat jika anda mengunjungi pameran ini di Gedung Museum Nasional di Jakarta .....
[ Last edited by jf_pratama at 21-6-2007 11:08 PM ]
Author: jf_pratama Time: 23-6-2007 02:18 PM
Title: PAMERAN KEJAYAAN MAJAPAHIT





Author: ijad_adiputera Time: 23-6-2007 06:44 PM
tak sangka empayar Majapahit begitu luas...
keluasan empayarnya adalah hampir sama spt empayar Srivijaya... (tapi rasanya Srivijaya lebih menyerlah..)
ijad xtau pun yg Majapahit pernah menakluki Tanah Melayu...
apa yg ijad tahu, majapahit pernah meminta perlindungan empayar Melaka...
Author: jf_pratama Time: 23-6-2007 08:01 PM
Title: Reply #30 ijad_adiputera's post
Apakah itu yang selama ini diajarkan oleh pihak kerajaan malaysia sewaktu anda masih sekolah ? ...

Author: ijad_adiputera Time: 23-6-2007 08:30 PM
Originally posted by jf_pratama at 23-6-2007 08:01 PM
Apakah itu yang selama ini diajarkan oleh pihak kerajaan malaysia sewaktu anda masih sekolah ? ...
Saya sememangnya mengetahui bahawa empayar Majapahit merupakan sebuah empayar yg sangat luas (walaupun tidak seluas Srivijaya) namun pengaruhnya ke atas Semenanjung Tanah Melayu/Semenanjung Malaysia hanya sedikit sahaja. Pengaruh Majapahit hanyalah di selatan Tanah Melayu sahaja dan bukannya seluruh semenanjung seperti yang ditunjukkan di dalam peta diatas. Malahan, tiada sebarang pengaruh budaya Majapahit dijumpai di Tanah Melayu. Ini berbeza dari Srivijaya yang menguasai seluruh Semenanjung Tanah Melayu termasuk Selatan Thailand...
Sila baca di bawah:-
"The Majapahit Empire was an Indianized kingdom based in eastern Java from 1293to around 1500. Its greatest ruler was Hayam Wuruk, whose reign from1350 to 1389 marked the empire's peak when it dominated other kingdoms in the southern Malay Peninsular, Borneo, Sumatra, Bali, and the Philippines. - wikipedia."
Mengenai Majapahit yg pernah meminta bantuan & perlindungan dari empayar Melaka, ia sememangnya benar kerana Majapahit telah diancam oleh kerajaan baru Islam di Tanah Jawa. Melaka pada ketika itu merupakan antara kerajaan terkuat di Kepulauan Melayu.... Majapahit semakin lemah apabila sebuah demi sebuah wilayahnya jatuh ke tangan Kesultanan Demak dan semakin ramai penduduk Jawa yg memelukIslam....
[ Last edited by ijad_adiputera at 23-6-2007 08:37 PM ]
Author: jf_pratama Time: 24-6-2007 02:36 AM
Title: Reply #32 ijad_adiputera's post
This link is the translation of牋Negarakertama (terkait dengan kekuasaan majapahit):
http://religi.wordpress.com/2007/03/16/kit...ama-terjemahan/
Kitab negarakertagama dapat anda lihat jika anda mengunjungi pameran majapahit ini.
Based on research, kekuasaan majapahit pada masa Gajah Mada jauh lebih luas jika dibandingkan dengan sriwijaya. Kekuasaan Sriwijaya lebih terfokus pada indonesia bagian barat saja + wilayah malaysia, thailand selatan, singapura, brunei)....... Sedangkan kekuasaan majapahit meliputi seluruh kepulauan indonesia + thailand selatan + semenanjung malaysia +牋singapura +牋brunei + philipina.
Cobalah anda lihat posting-posting saya sebelumnya di thread ini....
Jika ingin belajar sejarah maka lebih baik jika anda mengambil referensi dari sumber-sumber yang intregritas dan hasil penelitiannya牋dapat dipertanggung-jawabkan牋... Jangan dari牋wikipedia牋karena banyak data dan informasi-nya yang gak akurat....
[ Last edited by jf_pratama at 24-6-2007 02:43 AM ]
Author: ijad_adiputera Time: 24-6-2007 05:11 AM
Title: Reply #33 jf_pratama's post
Saya sudah membaca dan mengkaji banyak buku-buku sejarah berkaitan Srivijaya dan Majapahit. Saya masih berpendapat bahawa Srivijaya lebih luas dari Majapahit. Majapahit di Jawa Timur itu sendiri asalnya adalah sebahagian dari wilayah Srivijaya. Sepanjang tempoh kewujudan Srivijaya, wilayah kekuasaan Srivijaya meliputi:-
Author: jf_pratama Time: 24-6-2007 10:02 AM
Title: Reply #34 ijad_adiputera's post
Terserah kamu deh .....
Cape deh ....
Yang pasti Sriwijaya dan Majapahit adalah kerajaan yang pernah besar dan berkuasa dalam kurun waktu yang berbeda di Indonesia... Sejarah melayu pun semua orang tahu bermula di Sumatra, bukan di Semenanjung Malaya... (ingat sejarah kerajaan melayu di Jambi yang kemudian diambil alih oleh sriwijaya)...
Bahasa Indonesia pun semua orang tahu diambil dari Bahasa Melayu Riau dan resmi digunakan sebagai bahasa nasional sejak 1928 oleh pendiri-pendiri negara kami..... FYI, suku melayu adalah minoritas di indonesia, tapi pendiri-pendiri negara kami dari seluruh suku bangsa yang ada di indonesia sepakat untuk menggunakan bahasa melayu riau karena struktur bahasa lebih sederhana dan dapat dikembangkan menjadi bahasa yang lebih modern jika dibandingkan dengan bahasa jawa, sunda ataupun bahasa daerah lainnya...Sama kasusnya mengapa kami mengadopsi alfabet latin dan bukan alfabet jawa, jawi, sunda maupun sansekerta ...... FYI, saat ini bahasa indonesia sudah sangat jauh berkembang jika dibandingkan dengan bahasa melayu riau karena banyak menyerap banyak kosa kata bahasa daerah lainnya di indonesia, bhs inggris dan bhs asing lainnya ...
Dengan menggunakan logika anda yang sangat sederhana tersebut, Apakah jika kami saat ini tidak menggunakan bhs belanda, maka dapat dismpulkan bahwa belanda tidak pernah berkuasa di Indonesia dulu ..... ??? Satu lagi, jika saat ini agama islam adalah mayoritas di malaysia, apakah anda hendak mengatakan bahwa agama hindu/budha gak pernah wujud menjadi agama yang dianut oleh penduduk di semenanjung malaysia dulu ...????
Sekali lagi saya sarankan .... Jika ingin belajar sejarah ... belajarlah dari sumber yang integritas dan kredibilitas ilmiahnya dapat dipertanggung-jawabkan.... FYI, banyak sejarah yang kita pelajari saat ini sifatnya tidak obyektif karena dibuat oleh "
ihak yang Menang dan Berkuasa" ..... Saya yakin anda akan maklum akan hal ini karena banyak contoh yang dapat anda lihat sendiri bukan hanya di malaysia tapi juga di negara lain...
Belajarlah sejarah secara obyektif dan "open minded" agar kita dapat mengambil hal-hal yang patut kita contoh sebagai referensi untuk lebih maju lagi kedepan, bukan untuk mengagung-agungkan masa lalu itu .........
Author: jf_pratama Time: 25-6-2007 07:02 PM
Melihat Celengan Majapahit di Museum Nasional

Patung pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
Menabung. Istilah itu mungkin sejak kecil sudah sering terdengar. Nasihat itu memang sangat mujarab jika benar-benar dilakukan. Sekecil apa pun tabungan akan menjadi dewa penolong di kemudian hari. Ternyata nasihat yang keluar dari mulut orang tua itu, turun-temurun dari generasi sebelumnya. Bahkan ternyata di Indonesia, sejak tujuh abad lalu kebiasaan menabung sudah dikembangkan.
Tradisi menabung sudah berumur ratusan bahkan ribuan tahun. Salah satu buktinya ialah, celengan yang ditemukan dari situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Celengan itu sekarang bisa dilihat pada Pameran Majapahit di Museum Nasional, Jakarta hingga 20 Juli 2007.
Celengan-celengan itu membuktikan bahwa sejak masyarakat Indonesia baru mengenal sistem pemerintahan kerajaan, budaya menabung sudah ada.
Uniknya ada beberapa celengan-celengan berbentuk badan hewan, seperti kura-kura, gajah, kuda, dan celeng (babi). Mungkin dari sinilah keluar nama celengan. Masyarakat asing pun sebenarnya memiliki konsep yang hampir sama untuk menyebut tempat tabungan itu, piggy bank.
Celengan sisa-sisa dari Majapahit ini merupakan hasil kerajinan tembikar tanah liat. Tanah liat yang sudah dibentuk itu kemudian dibakar dengan tidak lupa menyisakan lubang untuk memasukkan koin. Kini meskipun sudah jarang ditemukan celengan dari tanah liat dan diganti plastik, tetapi konsep celengan itu sudah ada sejak lama.
Tidak hanya celengan yang dipamerkan dalam acara itu, sejumlah koin-koin dari peninggalan Majapahit juga ada. Sejumlah sejarawan percaya bahwa masyarakat Majapahit mengenal dua mata uang. Mata uang Majapahit serta mata uang Tiongkok. Ini berdasarkan hasil penemuan-penemuan sejumlah koin Tiongkok dari penggalian situs Majapahit di Trowulan.
Hingga 2003 lalu ditemukan 34.175 keping logam mata uang Tiongkok.
Mata uang Majapahit biasanya disebut gobog. Koin ini terbuat dari tembaga, timah, kuningan, dan perunggu. Pada kedua sisinya terdapat relief wayang. Selain gobog saat itu beredar uang emas atau yang lebih sering disebut suwarna dan kepeng. Mata uang ini dibuat dengan menggunakan teknik cetak dan tempa.
Banyaknya mata uang Tingkok yang ditemukan dari situs penggalian Majapahit ini membuat praduga bahwa makapahit telah melakukan hubungan dagang yang erat dengan negara besar dari bagian utara itu. Bahkan, saking eratnya sejumlah sejawaran sempat menyimpulkan perdagangan ini mengakibatkan penyusutan persediaan mata uang di Tiongkok.
Majapahit memang menjadi salah satu kerajaan besar yang pernah hidup di Pulau Jawa. Pengaruh kebesarannya dipercaya sangat luas, bahkan melebihi wilayah Indonesia saat ini. Maka kemudian pameran ini diadakan salah satunya adalah untuk mengingatkan kembali akar budaya yang pernah besar dahulu.
Dalam pameran itu juga diperlihatkan relief suasana pedesaan Trowulan, ibu kota Majapahit yang didirikan Raden Wijaya dengan membuka hutan yang penuh pohon berbuah maja. Dari sana bisa terbayang bagaimana suasana kehidupan masyarakatnya pada saat itu.
Naskah Nagarakertagama pun dipamerkan dalam perhelatan itu. Naskah karya pujangga Mpu Prapanca dari tahun 1365 M ini adalah naskah yang menjadi sumber informasi mengenai Majapahit. Naskah itu berisi informasi kehidupan kebudayaan masyarakat zaman itu.
Negarakertagama sebenarnya merupakan syair-syair pujian untuk Raja Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanagara. Dalam syair-syair itu disebutkan mengenai pencapaiaan yang dilakukan oleh Hayam Wuruk. Bahkan juga diceritakan mengenai leluhur Hayam Wuruk sejak pemerintahan masih bernama Singasari.
Menarik memang memperhatikan apa yang dipamerkan dalam pameran itu. Begitu banyak yang bisa dilihat dan dihayati jika bisa melihat pameran itu.
Situs Majapahit sudah berbicara banyak. [K-11]
Author: ijad_adiputera Time: 13-7-2007 11:12 PM
Originally posted by jf_pratama at 24-6-200710:02 AM
Sejarah melayu pun semua orang tahu bermula di Sumatra, bukan di Semenanjung Malaya... (ingat sejarah kerajaan melayu di Jambi yang kemudian diambil alih oleh sriwijaya)...
Maaf!! kamu sudah salah... jika kamu katakan kerajaan Melayu (Melayu Kingdom) berpusat di Jambi --> ini memang fakta benar. Jika kamu katakan Bahasa Melayu itu berasal dari Sumatera --> ini juga fakta yang benar. Namun, jika kamu katakan sejarah orang Melayu itu bermula di Sumatera, kamu ternyata sudah salah
Author: jf_pratama Time: 14-7-2007 11:23 AM
^^ Hahahaha ... Loh kok komentar-komentarnya makin emosional dan menggelikan ...
Masak anda gak ngerti perbedaan elementer dalam antropologi antara suku sama ras ... Lebih baik牋baca dulu buku sejarah dan buku-buku爈ainnya燼gar wawasan anda lebih luas ....
Jangan sebut-sebut nama Buya Hamka jika gak tahu pemikiran "komprehensif" beliau
Author: OsHiN_hOnEy Time: 14-7-2007 09:49 PM
fuyooo..banyak nya informasi..kok ada yang ngomong indon 
Author: OsHiN_hOnEy Time: 14-7-2007 09:51 PM
Title: Reply #29 jf_pratama's post
wahhh..oshin memang berminat sangat dengan sejarah2 Majapahit ni 
Author: WonBin Time: 15-7-2007 07:25 PM
Pengaruh Majapahit hanyalah di selatan Tanah Melayu sahaja dan bukannya seluruh semenanjung seperti yang ditunjukkan di dalam peta diatas. Malahan, Pengaruh Majapahit hanyalah di selatan Tanah Melayu sahaja dan bukannya seluruh semenanjung seperti yang ditunjukkan di dalam peta diatas. Malahan, tiada sebarang pengaruh budaya Majapahit dijumpai di Tanah Melayu. Ini berbeza dari Srivijaya yang menguasai seluruh Semenanjung Tanah Melayu termasuk Selatan Thailand...
. Ini berbeza dari Srivijaya yang menguasai seluruh Semenanjung Tanah Melayu termasuk Selatan Thailand...
maaflah, saya tidak akan sekali-kali menerima versi sejarah yang telah diolah dan diputar belit oleh penjajah Portugis/Belanda/Inggeris Laknatullah.
Anda katatiada sebarang pengaruh budaya Majapahit dijumpai di Tanah Melayu
. Cuba lihat:
- Permainan Wayang Kulit di Kelantan adalah bukti hubungan antara Kelantan dengan Jawa.
- Orang melayu Kelantan amat gemar memakai kain batik Jawa
- Orang kelantan juga gemar memakan Asam Jawa yang dicampur dengan gula, dimakan oleh kanak-kanak dan wanita.
- Dan banyak lagi tradisi rakyat Kelantan yang berkait rapat dengan orang Jawa yang pada hakikatnya terletak beribu-ribu batu jauhnya.
- Cuba buka buku sejarah, dan anda akan tahu bahawa Majapahit itu terbahagi kepada DUA, iaitu Majapahit Timur dan Majapahit Barat. harap anda dapatkan rujukan yang asli, bukannya daripada sumber-sumber sejarah yang dihasilkan daripada sumber-sumber sarjana Penjajah.
Orang Jawa sendiri begitu angkuh dan sombong, mereka tidak bisa menerima hakikat bahawa Wali Songo itu datangnya daripada Champa (sekarang Vietnam) dan Kelantan juga.
Harap kaji lagi sejarah, kemudian kita sambung..........................
Author: ijad_adiputera Time: 17-7-2007 12:28 AM
Originally posted by jf_pratama at 14-7-2007 11:23 AM 
Masak anda gak ngerti perbedaan elementer dalam antropologi antara suku sama ras ... Lebih baik baca dulu buku sejarah danbuku-buku lainnya agar wawasan anda lebih luas ....
Soalnya di sini ialah mengapa perlu mencari perbedaan antara suku sama ras??? Itulah masalah orang Indonesia. Mereka lebih suka mencari perbedaan antara sesama rakyat mereka, seperti "aku Jawa, kamu Banjar dan dia Batak tapi kita bertiga adalah bangsa Indonesia". Mereka memang gak suka mencari persamaan. Itulah punca mengapa rakyat Indonesia yang lain sukunya tapi sama2 pribumi asyik selalu bergaduh....
Ingin saya katakan di sini, 'orang Melayu' itu ada dua artinya - suku Melayu yang kecil dan bangsa Melayu yang besar. Bangsa Melayu yang besar itu maksudnya penduduk pribumi Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, Filipina dan Timor Leste. Itu persamaan antara kita semua tapi malang sekali orang pribumi Indonesia gak mau ngaku mereka juga Melayu..
Di M'sia, kami lebih suka mencari persamaan kerana persamaan itulah yang akan menyatukan manusia. Seperti saya, saya Bangsa Malaysia, kaum/orang Melayu dan suku Jawa + Aceh. Di M'sia, kami anggap semua pribumi Indonesia adalah Melayu tapi orang Indonesia sendiri pula ngak mau mengaku mereka itu Melayu. Mereka angkuh kerana bagi mereka, budaya mereka lebih hebat dan tinggi dari orang Melayu...
kamu gak mungkin mengerti kerana seperti yang saya katakan sebelum ini, "orang Indonesia lebih suka mencari perbedaan dan bukan persamaan antara mereka...". Ya... sudah saja. Saya ngak mau komen apa2 lagi selepas ini. Terpulang pada kamu.... sekian saja....
[ Last edited by ijad_adiputera at 17-7-2007 12:30 AM ]
Author: ijad_adiputera Time: 17-7-2007 01:17 AM
Title: Reply #41 WonBin's post
satu soalan aku nk tanya pd ko.. kenapa hanya kelantan saja yg ada pengaruh budaya Jawa? kenapa di negeri2 lain x der? adakah negeri2 lain dh tinggalkan tradisi dan budaya pengaruh jawa? x ke pelik bila cuma kelantan je yg ada pengaruh budaya jawa sdgkan negeri2 lain x der langsung? kt Selangor dan Johor pun ramai org Jawa gak dan byk budaya mereka yg tersebar di kalangan penduduk tmptan tp dorg ni sumer dtg ke Semenanjung masa zaman penjajahan, bukan zaman Majapahit...
segala wayang kulit, asam jawa, kain batik jawa di kelantan tu bukan pengaruh dari Majapahit tp pengaruh dari orang Jawa yang dtg dan diam di Kelantan ratusan tahun slps Majapahit musnah. Mmg dh jd kebiasaan org Nusantara dulu2 mengembara dan tinggal di negeri2 yg berlainan demi mencari rezeki atau menuntut ilmu...
sy amik contoh, dulu ada sorg putera raja dari Pulau Jawa yg mengembara ke Singgora (Songkhla). Bila dh smpai kt ctu, beliau menjadi raja bg negeri Singgora atas restu penduduk tmptan.. beliau membantu penduduk tmptan bg membebaskan diri dri pengaruh Siam. Akhirnya raja singgora yg asalnya dari Jawa tu pun mati tanpa sebarang waris. akhirnya, beliau menjadi raja pertama dan jug terakhir bg negeri Singgora... amik contoh dari ctu, jelas menunjukkan wayang kulit, kain batik jawa dll sumernya tersebar kerana penghijrahan penduduk Jawa ke Kelantan, bkn kerana pengaruh Majapahit...
bg aku, aku ttp x ngaku & x pecaya Majapahit pernah jajah SELURUH Tanah Melayu. Thailand sendiri x ngaku Patani pernah di bawah Majapahit tp mereka mengaku pulak seluruh selatan Thai penah di bwh Srivijaya... kalo ko nk ngaku seluruh semenanjung penah di bwh Majapahit, teruskan la... aku ttp x ngaku...
Author: zenslack Time: 17-7-2007 08:47 AM
gunakan fakta la brader, lagipun ni benda ancient history, we learn from history, belajar dari sejarah supaya sejarah tak berulang hehehehe (makan dalam ni)
Author: koko2 Time: 17-7-2007 09:09 AM
Ehemmmm..... Forum Cari.Com.My ini adalah terletak dalam
jaringan net negara Malaysia...oleh itu gaya tulisan/tatabahasa
mestilah ditulis dalam bahasa melayu...
Ni apa plak dok terikut2 bahasa indon ni...?
Hai....kang kalo aku cakap org melayu mudah sgt terikut pengaruh
luar...ada yg melenting kang....
Author: ijad_adiputera Time: 17-7-2007 06:50 PM
Originally posted by koko2 at 17-7-2007 09:09 AM 
Ni apa plak dok terikut2 bahasa indon ni...?
Hai....kang kalo aku cakap org melayu mudah sgt terikut pengaruh
luar...ada yg melenting kang....
senang jer jwpannya...
sbb tuan empunya topik ni org Indon..
xkan aku nk ckp dgn dia dlm bahasa Melayu loghat kl plak?
abis la dia x phm apa aku ckp....
Author: WonBin Time: 17-7-2007 07:25 PM
Originally posted by ijad_adiputera at 17-7-2007 01:17 AM 
satu soalan aku nk tanya pd ko.. kenapa hanya kelantan saja yg ada pengaruh budaya Jawa? kenapa di negeri2 lain x der? adakah negeri2 lain dh tinggalkan tradisi dan budaya pengaruh jawa? x ke pel ...
Kerana kelantan dahulu merupakan pusat kerajaan (ibukota) bagi dan kawasan lain hanyalah jajahan takluk. Hanya Kelantan sahaja yang memelihara warisan yang asal manakala jajahan takluk lain berpecah dan menerima pengaruh daripada imigran-imigran asing seperti pendatang Bugis, dan orang laut. Di Kelantan hanya ada sedikit sahaja orang Bugis, itu pon daripada kerabat diraja kelantan melalui perkahwinan campur. Sila rujuk 'Warisan Kelantan', ada di Muzium Negeri kelantan, malahan ada beberapa individu yang telah menyalin ke dalam teks di Internet
Author: egp Time: 20-7-2007 10:43 PM
Wilayah kekuasaan Majapahit dalam KlTAB NEGARAKERTAGAMA yang dikarang oleh Mpu Prapanca
Pupuh XIII
Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat ksni Malayu ning Jambi mwang Palembang karitang (Kritang) i Teba (Toba) len Dharmmacraya (Dharmasraya, Sumatra Barat) tumut
Kandis (Batang Kandis) Kahwas Manangkabwa (Minangkabau) ri Si yak (Siak) i Rekan (Rokan) Kampar mwang Pane, Kampe Hars atahwe Mandahiling (Mandailing) i Tumihang (Tamiyang) Parllak (Peureulak, Aceh) mwang i Barat
Ilwas lawan Samudra (Samudra Pasai, Aceh) mwang i Lamuduri Bantan (Bintan) Lampung mwang Barus
yekadhmyang watek bhumi Malayu (Tanah Malayu) satanah kapmawa eh anut len tekang nusa Tanjungnagara (Borneo) ri Kapuhas (Kapuas) lawan ri Katingan Sampit mwang Kuta Lingga (Kotalingga) mwang i Kuta Waringin (Kotawaringin) Sambas mwang i Lawas
Pupuh XIV
Kadangdangan i Landa (Landak) len ri Samedang Tirem tan kasah ri Sedu (Sarawak) Buruneng (Brunei) ri Kalka Saludung ri Solot (Sulu/Philipina) Pasir Bartitwsi Sawaku muwah ri Tabalung (Tabalong) ri Tnjung Kute (Kutai Kartanegara) Lawan ri Malano makapramuka ta(ng) ri Tanjungpuri
Ikang skahawan Pahang pramuka tang Hujungmedini (Semenanjung Malayu) ri Lengkasuka len-ni Saimwang i Kalanten (Kelantan) i Tringgano (Trengganu) Nacor (Pattani) Pakamuwar Dungu (Dungun) ri Tumasik (Singapore) ri Sanghyang Hujung Kelang (Klang valley) Keda (Kedah) Jere ri Kanapiniran sanusapupul
Sawetan ikanang tanah Jawa murah ya - warnnanen ri Bali makamukyo tang Badahulu mwang Lwgajah Gurun mukamuke Sukun ri Taliwang ri Dompo Sapi ri Sanghyang Api Bhima Ceram i Hutan Kadala (Pulau Buru) opupul
Muwah tang i Gurun sanusa mangaram ri Lombok Mirah (Pulau Lombok) lawan tikang i Saksakadi nikalun kahaiyang kabeh muwah tikang i Batangan pramuka Bintayan len Luwuk (Luwu) tekeng Udamakatraya (Sangihe Talaud/Sulawesi, perbatasan dg Philipina) dhi nikanang sanusapupul
Ingkang sakasanusa Makasar Butung (Buton) Banggawi (Banggai) Kuni Ggaliyao mwang i(ng) Salaya (Pulau Selayar) Sumba Solot Muar muwah tikang i Wandan (Bandaneira) Ambwan (Ambon) athawa Maloko (Maluku) Ewaning (Wanin/Papua Barat) ri Sran (Seram) in Timur (Timor) makadi ning angeka nusatutur
[color=redNegara Sahabat Majapahit
Pupuh XV
Nahan lwir ning decantara kacaya Cri-narapati tahun tang Syangkayodhyapura (Ayutthaya, Siam) kimutang Dharmmanagari Marutma mwang ring Rajapura nguniweh Singhanagari ri Campa (Champa) Kambojanyat (Camboja) i Yawana (Burma) mitreka satata
Author: kupia Time: 21-7-2007 12:07 AM
Ni bahasa jawa purba ke bahasa kampucia?... syair agaknya...
Author: bawang_habang Time: 21-7-2007 08:43 PM
Originally posted by egp at 20-7-2007 10:43 PM 
Wilayah kekuasaan Majapahit dalam KlTAB NEGARAKERTAGAMA yang dikarang oleh Mpu Prapanca
Pupuh XIII
Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat ksni Malayu ning Jambi mwang Palembang karitang ( ...
Untuk Kupia, saya tolong tuliskan terjemahannya disini:-
Pupuh XIII
- Terperinci demi pulau negara bawahan, paling dulu M'layu: Jambi, Palembang, Toba dan Darmasraya pun ikut juga disebut Daerah Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar & Pane Kampe, Haru serta Mandailing, Tamihang, negera Perlak dan Padang
- Lwas dengan Samudra serta Lamuri, Batan, Lampung dan juga Barus. Itulah terutama negara-negara Melayu melayu yang t'lah tunduk. Negara-negara di pulau Tanjungnegara: Kapuas-Katingan Sampit, Kota Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai ikut tersebut
Pupuh XIV
- Kadandangan, Landa Samadang dan Tirem tak terlupakan Sedu, Barune (ng), Kalka, Saludung, Solot dan juga Pasir Barito, Sawaku, Tabalung, ikut juga Tanjung Kutei Malano tetap yang terpenting di pulau Tanjungpura
- Di Hujung Medini Pahang yang disebut paling dahulu. Berikut Langkasuka, Saimwang, Kelantan serta Trengganu. Johor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang serta Kedah. Jerai, Kanjapiniran semua sudah lama terhimpun
- Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut: Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo Sang Hyang Api, Bima Seran, Hutan Kendali sekaligus
- Pulau Gurun yang juga biasa disebut Lombok Merah. Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya. Bantayan di wilayah Bantayan beserta kota Luwuk sampai Udamakatraya dan pulau lain-lainnya tunduk
- Tersebut pula pulau-pulau Makasar, Buton, Banggawi Kunir, Galian serta Salayar, Sumba, Solot, Muar. Lagi pula Wanda(n), Ambon atau pulau Maluku, Wanin Seran, Timor dan beberapa lagi pulau-pulau lain
Pupuh XV
- Inilah nama negara asing yang mempunyai hubungan. Siam dengan Ayudyapura, begitu juga Darmanagari Marutma, Rajapura, begitu juga Singasari, Campa, Kamboja dan Yawana yalah negara sahabat.
[ Last edited by bawang_habang at 21-7-2007 08:59 PM ]
Author: HangPC2 Time: 22-7-2007 12:18 PM
mana datang nya perkataan Majapahit
kenaper tak Majakelat, Majapayau , Majamanis...

[ Last edited by HangPC2 at 22-7-2007 12:21 PM ]
Author: bawang_habang Time: 22-7-2007 06:33 PM
Macam-macamlah hang ni
Mungkin di Jawa sana perkataan "payau" atau "kelat" tidak digunakan dengan meluas seperti kita di sini? Lepas tu, depa kata buah maja rasanya pahit, jadi takkan lah pulak nak bagi nama majamanis.
Kisah buah yang mengukir sejarah
... itulah mulanya pembukaan hutan di Trik. Pada saat dibuka oleh orang Madura yang kelaparan karena kehabisan bekalan memakan buah maja yang ternyata pahit rasanya. Oleh karena itu desa tersebut dinamakan Majapahit. (Pararaton, pupuh 23:5)
Author: koko2 Time: 23-7-2007 10:47 AM
Originally posted by ijad_adiputera at 17-7-2007 06:50 PM 
senang jer jwpannya...
sbb tuan empunya topik ni org Indon..
xkan aku nk ckp dgn dia dlm bahasa Melayu loghat kl plak?
abis la dia x phm apa aku ckp....
Jawapan aku lak.....
kan ke mamat indon ni yg mai masuk web Cari.Com versi Bahasa Melayu..
jadi semestinyala kita sbg tuan rumah tok sah dok terikut2 dgn org luar...
Camana pun org tu..siapa pun dia..semestinya org luar yg kena faham & cuba
untuk sesuaikan dgn keadaan di mana dia berada....
Masih ingat peribahasa..Msk Kandang Kambing bunyi kambing..
Msk Kandang rimau bunyi rimau....
camtu baru la ada jati diri.....
nih asalkan org luar kita plak yg nak kena sesuaikan diri dgn derang..
Sebab tu la byk pendatang haram yg tak takut dgn org m'sia..terutamanya Melayu..
Sebabnya sikap Bagi Muka sgt....tak pa...biar kita aja yg dok nak bagi depa paham !!!
Author: keep88 Time: 23-7-2007 12:33 PM
Title: Reply #1 jf_pratama's post
bung, dimana gue bisa cari syair prapanca, negarakertagama?
apa ada atau ngak syair itu di internet?
Author: jf_pratama Time: 23-7-2007 04:03 PM
Title: Reply #54 keep88's post
Terjemahan Negarakertagama dapat dilihat disini:
http://religi.wordpress.com/2007/03/16/kit...ama-terjemahan/
Author: ijad_adiputera Time: 23-7-2007 06:13 PM
Title: Reply #53 koko2's post
jgn la guna ayat keras sgt...
dont judge a book by it's cover..
ko menilai aku & kata aku x der jati diri hanya kerana aku ckp ala2 indon...
ko x kenal aku lg & ko xtau apa pandangan aku pd org indon & negara dorg (sbb aku bukan spt yg ko pkirkan...)
so ko x perlu la guna ayat keras sgt...
mmg betul apa yg ko ckp tu..
mamat tu kena hormat bahasa kita sbb dia dh masuk web kita tp DEMI supaya dia phm betul2 apa msj yg aku cuba smpaikan kt dia, aku ckp la ala2 indon dgn dia....
ko pun tau org indon mmg x phm slang kita...
pastu ko tetap jugak nk ckp dgn dorg dlm slang kita jugak...
nnt lain la plak jadinya sbb kita maksudkan yg lain, dia pulak phm lain...
kata org2 tua, pandai2 la bwk diri tu....
PEACE!
Author: HangPC2 Time: 25-7-2007 11:04 PM
Originally posted by bawang_habang at 22-7-2007 06:33 PM 
Macam-macamlah hang ni
Mungkin di Jawa sana perkataan "payau" atau "kelat" tidak digunakan dengan meluas seperti kita di sini? Lepas tu, depa kata buah maja rasanya pahit, jadi takkan lah pu ...
Buah Maja

Author: HangPC2 Time: 6-9-2007 06:22 PM

Author: HangPC2 Time: 6-9-2007 10:41 PM
Majapahit Exhibition
President of Republic of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono has opened the new extended building and wing of National Museum; Gedung Arca, National Museum Jakarta, Jl Medan Merdeka Barat. In this occassion Yudhoyono also opened the grand exhibition of Majapahit Empire. In his speech Mr President says:
"Pameran ini mengajak kita untuk menghayati kejayaan Majapahit serta menggali keunggulan Bangsa Indonesia."
"This exhibitions help us to learn about the glory of Majapahit Empire also discovering the greatness of Indonesians."
Yudhoyono also add that Museum is vital as learning center for the whole family. He wishes that lots of Indonesian visit the museum to learn and discover our culture, to appreciate and cultivate our pride in our heritage. Also to learn about the diversity also unity of Indonesia. Yudhoyono also ask the audience to learn the wisdom of the past.
The Majapahit Grand Exhibitions houses exquisite collections of Majapahit era artefact, The statue of King Kertarajasa Jayawardhana (the founder of Majapahit Empire), The terracota figure of Gajah Mada, the model of Trowulan archaelogical site, the site of Majapahit Imperial capital, also the replica of common Majapahitans house.

President Susilo Bambang Yudhoyono and Madame Ani Yudhoyono looking at the model of Trowulan archaelogical sites



The models wearing the faithful replica of royal attire of Majapahit King and Queen.

Majapahit Gold coins of 0,6, 1,2, 2,4 and 4,8 grs or 1/4, 1/2, 1 and 2 Masa

Majapahit Silver coins of 1/4, 1/2 and 2,4 grs
Author: remizati Time: 7-9-2007 10:58 AM
Title: Reply #53 koko2's post
indon mmg tak paham sgt bahasa melayu..
tomato=tomat
sotong=cumi
kapan=bila
mancet=jem
bahasa inggeris yg di diindonesiakan
apartment=apartemen
kalau lrt=jd latemen
jd ckp ngan indon ibarat org uk ckp ngan org amerika
mana ada kita kata dian sastrowidoyo cakap bahasa melayu,
kita ckp dian ckp bahasa indonesia..
apapon pada aku majapahit nie tak ler terer sgt..
terer lagik srivijaya..
dan kalau nak tau
mana asalnya bahasa melayu
asalnya dari tanah melayu ler
nama pun tanah melayu
mestilah rumpun melayu dari tanah besar (tanah melayu kan tanah besar)...menyebarkan rumpun melayu di tanah melayu nieh..
dan mereka berpindah ke tanah jawa,sumatera,kalimanatan dll..
cthnya, mana asal bangsa eropah...
bangsa eropah berasal dari benua eropah
dan menyebarkan bangsa mereka ke amerika dan australia...
dan org amerika nieh telah mencipta bahasa yg agak lain tp masih sama dgn bangsa mereka di eropah...
cthnya org sepanyol kat amerika selatan, org perancis kat kanada (amerika utara), dan british kat amerika tgh (USA)...
jd rumpun melayu berasal dari tanah melayu (tanah besar)...
cam bangsa jepun gak...
asal usul diorg kat china (tanah besar)..
dan org asli jepun atau org anu (berasal dari siberia)...
masalah kat sini..
semua berasal kat tanah melayu..
lepas tuh baru bawak haluan masing2..
dan mencipta adat dan bahasa masing2..
tp ada ciri persamaan...
itu sbb org indon suka dtg malaysia..
sbb generasi dulu mmg asal sini..
mungkin tempat baru tak best kot 
Author: jf_pratama Time: 7-9-2007 04:40 PM
Title: Reply #60 remizati's post
Wakakakakak ........ Kesimpulan yang salah dan keliru banget ....

Author: jf_pratama Time: 12-7-2009 02:50 AM
Post Last Edit by jf_pratama at 12-7-2009 02:57
Agama pada Masa Majapahit

Majapahit banyak meninggalkan tempat-tempat suci, sisa-sisa sarana ritual keagamaan masa itu. Bangunan-bangunan suci ini dikenal dengan nama candi, pemandian suci (pertirtan) dan gua-gua pertapaan. Bangunan-bangunan survei ini kebanyakan bersifat agama siwa, dan sedikit yang bersifat agama Buddha, antara lain Candi Jago, Bhayalangu, Sanggrahan, dan Jabung yang dapat diketahui dari ciri-ciri arsitektural, arca-arca yang ditinggalkan, relief candi, dan data tekstual, misalnya kakawin Nagarakretagama, Arjunawijaya, Sutasoma, dan sedikit berita prasasti.
Di samping perbedaan latar belakang keagamaan, terdapat pula perbedaan status dan fungsi bangunan suci. Berdasarkan status bangunan suci, kita dapat kelompokkan menjadi dua, yaitu bangunan yang dikelola oleh pemerintah pusat dan yang berada di luar kekuasaan pemerintah pusat.
Bangunan suci yang dikelola pemerintah pusat ada dua macam, yaitu:
1. Dharma-Dalm, disebut pula Dharma-Haji yaitu bangunan suci yang diperuntukkan bagi raja beserta keluarganya. Jumlah dharma-haji ada 27 buah, di antaranya Kegenengan, Kidal, Jajaghu, Pikatan, Waleri, Sukalila, dan Kumitir.
2. Dharma-Lpas, yaitu bangunan suci yang dibangun di atas tanah wakaf (bhudana) pemberian raja untuk para rsi-saiwa-sogata, untuk memuja dewa-dewa dan untuk mata pencarian mereka.
Sedangkan bangunan suci yang berada di luar pengelolaan pemerintah pusat kebanyakan adalah milik prasasti rsi, antara lain mandala, katyagan, janggan. Secara umum bangunan ini disebut patapan atau wanasrama karena letaknya terpencil. Mandala yang dikenal sebagai kadewaguruan adalah tempat pendidikan agama yang dipimpin oleh seorang siddharsi yang disebut pula dewaguru.
Berdasarkan fungsinya, candi-candi masa Majapahit dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Candi-candi yang memunyai dua fungsi, yaitu sebagai pendharmaan raja dan keluarganya, juga sebagai kuil pemujaan dewa dengan ciri adanya tubuh candi dan ruang utama (garbhagrha) untuk menempatkan sebuah arca pendharmaan (dewawimbha), misalnya Candi Jago, Pari, Rimbi, Simping (Sumberjati).
2. Candi-candi yang hanya berfungsi sebagai kuil pemujaan, dengan ciri tidak memunyai garbhagrha dan arca pendharmaan/perwujudan; tubuh candi diganti dengan altar atau miniatur candi. Candi-candi kuil ini kebanyakan dipakai oleh para rsi dan terletak di lereng-lereng gunung, misalnya di lereng Gunung Penanggungan, Lawu, Wilis, dsb.

Berdasarkan sumber tertulis, raja-raja Majapahit pada umumnya beragama Siwa dari aliran Siwasiddhanta kecuali Tribuwanattungadewi (ibunda Hayam Wuruk) yang beragama Buddha Mahayana. Walau begitu agama Siwa dan agama Buddha tetap menjadi agama resmi kerajaan hingga akhir tahun 1447. Pejabat resmi keagamaan pada masa pemerintahan Raden Wijaya (Kertarajasa) ada dua pejabat tinggi Siwa dan Buddha, yaitu Dharmadyaksa ring Kasaiwan dan Dharmadyaksa ring Kasogatan, kemudian lima pejabat Siwa di bawahnya yang disebut Dharmapapati atau Dharmadihikarana.
Selain itu terdapat pula para agamawan yang mempunyai peranan penting dilingkungan istana yang disebut tripaksa yaitu rsi-saiwa-sagata (berkelompok tiga) dan catur dwija yaitu mahabrahmana (wipra)-saiwa-sogata-rsi (berkelompok empat).
Pembaruan/pertemuan agama Siwa dan agama Buddha pertama kali terjadi pada masa pemerintahan Raja Kertanagara, raja terakhir Singasari. Apa maksudnya belum jelas, mungkin di samping sifat toleransinya yang sangat besar, juga terdapat alasan lain yang lebih bersifat politik, yaitu untuk memperkuat diri dalam menghadapi musuh dari Cina, Kubilai Khan. Untuk mempertemukan kedua agama itu, Kertanagara membuat candi Siwa-Buddha, yaitu Candi Jawi di Prigen dan Candi Singasari di dekat Kota Malang.
Pembaruan agama Siwa-Buddha pada zaman Majapahit, antara lain, terlihat pada cara mendharmakan raja dan keluarganya yang wafat pada dua candi yang berbeda sifat keagamaannya. Hal ini dapat dilihat pada raja pertama Majapahit, yaitu Kertarajasa, yang didharmakan di Candi Sumberjati (Simping) sebagai wujud siwa (Siwawimbha) dan di Antahpura sebagai Buddha; atau raja kedua Majapahit, yaitu Raja Jayabaya yang didharmakan di Shila Ptak (red. Sila Petak) sebagai Wisnu dan di Sukhalila sebagai Buddha. Hal ini memperlihatkan bahwa kepercayaan di mana Kenyataan Tertinggi dalam agama Siwa maupun Buddha tidak berbeda.
Agama Siwa yang berkembang dan dipeluk oleh raja-raja Majapahit adalah Siwasiddhanta (Siddantatapaksa) yang mulai berkembang di Jawa Timur pada masa Raja Sindok (abad ke-10). Sumber ajarannya adalah Kitab Tutur (Smrti), dan yang tertua adalah Tutur Bhwanakosa yang disusun pada zaman Mpu Sindok, sedang yang termuda dan terpanjang adalah Tutur Jnanasiddhanta yang disusun pada zaman Majapahit. Ajaran agama ini sangat dipegaruhi oleh Saiwa Upanisad, Vedanta, dan Samkhya. Kenyataan Tertinggi agama ini disebut Paramasiwa yang disamakan dengan suku Kata suci "OM". Sebagai dewa tertinggi, Siwa memunyai tiga hakikat (tattwa) yaitu:
• paramasiwa-tattwa yang bersifat tak terwujud (niskala);
• sadasiwa-taattwa yang bersifat berwujud-tak berwujud (sanakala-niskala);
• siwa-tattwa yang bersifat berwujud (sakala).
Selain agama Siwasiddhanta dikenal pula aliran Siwa Bhairawa yang muncul sejak pemerintahan Raja Jayabaya dari Kediri. Beberapa pejabat pemerintahan Majapahit memeluk agama ini. Agama ini adalah aliran yang memuja Siwa sebagai Bhairawa. Di India Selatan mungkin dikenal sebagai aliran Kapalika. Pemujanya melakukan tapa yang sangat keras, seperti tinggal di kuburan dan memakan daging dan darah manusia (mahavrata).
Di samping agama Siwa, terdapat pula agama Waisnawa yang memuja Dewa Wisnu, yang dalam agama Siwa, Wisnu hanya dipuja sebagai dewa pelindung (istadewata).
Author: jf_pratama Time: 12-7-2009 03:27 AM
Arca Raja Majapahit
Ada kebiasaan yang berkembang pada masyarakat Jawa Kuno (masa Jawa Timur) untuk membuatkan arca dewa bagi raja yang sudah meninggal dunia. Arca itu kemudian disimpan di dalam suatu candi yang merupakan pendharmaan (pengabdian) raja tersebut yang dinamakan dhinarma. Tradisi seperti ini tidak dikenal di India. Tradisi ini merupakan kelanjutan dari pemujaan yang telah berakar jauh dalam kebudayaan Indonesia.
Dalam kitab Nágarakrtágama disebutkan bahwa ada sembilan orang tokoh, raja dan pejabat pemerintah yang dibuatkan arca dan candi pendharmaan sesudah tokoh tersebut 12 tahun meninggal dunia. Tiga orang di antaranya berasal dari Majapahit, yakni;
1. Raja Krtarajasa Jajawardhana yang didharmakan di Antahpura, diarcakan sebagai Jina di Simping sebagai arca Siwa.
2. Raja Jayanagara didharmakan di dalam pura dan diarcakan sebagai Wisnu di Shila Ptak dan Bubat, dan sebagai Amogasiddi di Sukhalila.
3. Sri Rajapatni Gayatri didharmakan dan diarcakan sebagai Pranaparamita di Bhayalango.
Raja Krtarajasa

Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertarajasa.
Berlokasi semula di Candi Simping - Blitar.
(Koleksi Museum Nasional Republik Indonesia.)
Raja Krtarajasa Jayawardhana atau Raden Wijaya adalah raja pertama dan pendiri Kerajaan Majapahit. Tempat pendaharmaannya adalah di Antahpura, tidak diketahui lokasinya, dan arcanya sebagai Jina pun tidak pernah ditemukan. Candi pendharmaan Raden Wijaya di Simping yang oleh F.D.K. Bosch diidentifikasi sebagai Candi Sumberjati, didasari oleh penelusuran rute perjalanan ziarah raja Hayam Wuruk ke arah utara menuju Surabhana (Surawana) melalui Plasa menunju Simping, dan peninggalan candi yang ada di sekitar itu adalah candi Sumberjati.
Dari candi ini diperoleh sebuah arca Harihara Krtarajasa yang semula diduga berasal dari Ngrimbi. Namun menurut Nágarakrtágama pupuh 47:3 raja Krtarajasa diarcakan sebagai Siwa (Saiwapratista) di Simping dan meninggal dunia pada tahun 1309. Keterangan ini menjadi acuan temuan di Candi Sumberjati, yaitu arca Siwa dalam bentuk Harihara. Harihara adalah salah satu manifestasi Siwa dalam bentuk persatuan Siwa (Hara) dan Wisnu (Hari).
Raja Jayanagara
Jayanagara diangkat menjadi raja pada usia yang sangat belia dan meninggal di usia muda sehingga masa pemerintahannya memang singkat. Semasa berkuasa Raja Jayanagara bersikap otoriter sehingga muncul berbagai pergolakan yang menggoyang pemerintahannya. Sampai kini belum diketahui letak candi dan arca pendharmaan-nya sebagai Wisnu dan Amogasiddhi.
Sri Rajapatni Gayatri
Rajapatni adalah salah satu putri Krtanagara, raja Singhasari terakhir yang juga menjadi istri Raden Wijaya. Dari sang raja ini ia tidak mempunyai generasi penerus. Ia berhak atas tahta namun Rajaptni lebih memilih menjadi petapa.
Dalam kitab Nágarakrtágama diceritakan dengan jelas upacara Sraddha yang dilakukan 12 tahun sesudah meninggalnya Rajapatni. Disebutkan bahwa Hayam Wuruk (cucu Rajapatni) dan seluruh kerabatnya sangat menghormati Rajapatni dan tampaknya ia merupakan tokoh yang terkenal dan dicintai seluruh kerabat keraton.
Candi pendharmaan Rajapatni adalah Bhayalango. Arcanya dalam bentuk Prajnaparamita, Dewi Kebijaksanaan Ilahi, salah satu dewi tertinggi dalam agama Budha. Desa Bayanglo di daerah Tulungagung masih mempunyai sisa-sisa candi dan arca, jadi mungkin candi di Bayalangu inilah pendharmaan Rajapatni yang disebutkan dalam Nágarakrtágama.
Dalam candi Bayalango ini hanya tertinggal bagian alas-batur saja, tidak ada struktur tubuh dan atap candi; mungkin dulu bangunan candinya dibuat dari bahan yang tidak tahan lama. Di atas batur ini terdapat sebuah arca besar dalam sikap duduk bersila dan tangannya bersikap dhyanamudra; sayang bagian kepalanya sudah hilang. Arca ini menggambarkan Prajnaparamita, yang cocok dengan apa yang disebutkan dalam Nágarakrtágama tentang arca Rajapatni.
Arca Prajnaparamita Bayalango mengenakan pakaian dan perhiasan yang raya, seperti kalung dan gelang bahu. Karena poisisi arca ini duduk, motif kainnya kurang begitu jelas. Pengerjaan pahatan arca ini sangat halus, menunjukkan hasil karya seni yang bermutu tinggi.
Arca pendharmaan tidak menggambarkan wujud fisik tokoh yang diarcakan karena tidak dimaksudkan untuk upacara penguburan. Bahkan tujuan utama pelaksanaan upacara sradha yang diikuti pendirian arca dan bangunan penyimpanannya merupakan upacara pelepasan roh dari ikatan keduniawian. Dengan upacara tersebut maka roh si mati tidak lagi menjadi pirata, yaitu roh yang berkeliaran di dunia bawah yang dapat mengganggu mahluk lain, melainkan menjadi pitara, yaitu roh leluhur yang sudah berbahagia di khayangan para dewa yang dulu dipuja semasa hidupnya.
Ciri-ciri khusus yang selama ini dianggap sebagai ciri “arca perwujudan”—kaku dan matanya tertutup—sebenarnya tidak menggambarkan tokoh yang sudah meninggal, melainkan menggambarkan roh tokoh tersebut. Oleh karena itu arca-arca yang demikian tidak disebut sebagai arca perwujudan melainkan “arca leluhur” meskipun mempunyai ciri kedewaan.
Ciri kedewaan ini menggambarkan roh yang sudah menjadi bhatara, setingkat dewa. Arca dari masa Jawa Timur ini dapat dikelompokkan ke dalam arca leluhur. Arca-arca ini tidak mendapat pengaruh India, namun merupakan hasil tradisi khas masyarakat Jawa Kuno.
Author: jf_pratama Time: 12-7-2009 03:31 AM
Post Last Edit by jf_pratama at 12-7-2009 03:08
Arsitektur Rumah Tinggal Majapahit


Semua bangunan ciptaan manusia yang dimaksudkan untuk tempat berteduh, beribadah atau untuk kegiatan lainnya, sesungguhnya adalah simbol penciutan ruang yang semula dibatasi oleh bumi di bawah, langit di atas dan gunung di sisi-sisinya. Jika ciptaan alam itu maha besar maka ciptaan manusia boleh disebut maha kecil. Sebagai simbol ruang maka tiap bentuk yang diciptakan oleh manusia selalu mengandung makna tertentu. Semua ini adalah hasil ari penguasaan akan ilmu dan atau seni bangunan yang dalam bahasa asing disebut arsitektur.
Bangunan dari zaman Majapahit yang banyak ragamnya juga merupakan simbol dari zamannya, tetapi di sini hanya akan dibahas bentuk bangunannya saja; pembahasannya pun dibatasi pada bangunan rumah tinggal saja.
Sumber Penelitian Arsitektur Jawa Kuna
Untuk mengetahui bangunan kuna tersebut diperlukan sumber-sumber penelitian yang antara lain berupa:
1. Tinggalan arkeologis berupa prasasti, relief, miniatur bangunan, pondasi bangunan, masjid kuna, keraton kuna dan lain-lain.
2. Karya sastra
Naskah: Nagarakertagama tulisan Mpu Prapanca, Arjunawijaya dan Sutasoma tulisan Mpu Tantular, Lubdhaka tulisan Mpu Tanakung, Kunjarakarna tulisan Mpu Dusun, Sudamala dan Sri Tanjung (tak diketahui penulisya). Naskah dari jaman sebelum Majapahit, ialah Ramayana ditulis oleh Mpu Triguna, Sumanasantaka ditulis oleh Mpu Monaguna, Hariwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh dan Wrttasancaya ditulis oleh Mpu Tanakung.
Berita asing: huruf musafit Cina (Ma Huan tahun 1416 menerbitkan buku Ying-yai Sheng-lan; antara lain berisi deskripsi rumah-rumah di Tuban dan penulis Eropa (Maclaine Pont, G.P. Rouffaer dan Rijkloff van Goens).
Semua sumber sastra tersebut telah memberikan deskripsi tentang bentuk rumah di Jawa. Nama bentuk rumah-rumah itu diberi istilah: umah (rumah rakyat), grha (rumah pembesar), wesma (rumah dengan dinding bambu), mahanten (rumah di pegunungan beratap meru dari bahan ijuk dan bertiang empat atau enam untuk nyepi atau memadu kasih), yasa (balai pertemuan, dindingnya berhias lukisan dan lain-lain) dan rangkang (rumah kecil untuk tempat pertemuan.
Sumber prasasti menyebut nama bangunan waruga (semacam balai; lihat teks prasasti Hantang tahun 1135 M) dan baganjing (bangunan keagamaan; lihat prasasti Plumbangan tahun 1140 M). Selain nama bangunan, prasasti juga menyebut bangunan bertiang 8 (lihat prasasti Jaring tahun 1181 M) dan bangunan bertiang 8 dari kayu kuning serta bertirai dari kain halus (prasasti Kemulan tahun 1194 M).
Bentuk Rumah
Sesungguhnya bentuk dan ukuran rumah dapat menunjukkan kelas masyarakat penghuninya. Rumah di lingkungan keraton berbeda dengan rumah untuk keagamaan dan rumah rakyat kecil. Rumah-rumah di zaman Majapahit masih memiliki bentuk sederhana. Melalui analogi perbandingan dengan relief dan bangunan lama, dapat disimpulkan bahwa bentuk dasarnya ada tiga macam yaitu tajuk, limasan dan kampung. Adapun rumah bentuk tajuk mempunyai empat tiang dan atap tajuk, rumah ini sering dipakai untuk tempat suci atau tempat ibadah. Adapun bentuk limasan dan kampung akan dibahas di bagian lain.
Rumah Tinggal
Ada dua bentuk rumah tinggal, yaitu limasan dan kampung yang datanya tampak pada relief. Penjelasan tentang bentuk rumah tinggal itu demikian:
1. Bentuk limasan ada lima macam yaitu:
limasan pokok: bertiang empat.
Limasan apitan: bertiang empat.
L;imasan bapangan: bertiang empat
Limasan traju mas: bertiang enam
Limasan sinom: bertiang delapan
2. Bentuk kampung: bertiang empat dengan atap kampung. Rumah ini umumnya dimiliki oleh rakyat.
Rumah Tradisional
Rumah tradisional Jawa yang mengandung unsur arsitektur kuna dan banyak dibuat ialah bentuk limasan dan joglo. Jika rumah ini tanpa dinding atau terbuka, maka fungsinya sebagai pendapa, yaitu tempat pertemuan. Sebelum tahun 1950 semua Lurah, Camat hingga Bupati di Jawa mempunyai rumah joglo yang terbuka untuk tempat pertemuan dengan warganya atau tempat menjamu tamu-tamu yang datang. Pada masa sekarang bangunan semacam ini masih ada di daerah-daerah kabupaten di Jawa.
Penutup
Kajian akan arsitektur rumah tinggal zaman Majapahit memang menarik, tetapi hasilnya masih bersifat hipotesis karena tidak ada bukti, atau contoh rumah Majapahit yang masih selamat hingga kini. Mengingat bahwa secara tradisional bentuk rumah itu diwariskan secara turun-temurun, maka melalui kajian etno-arkeologis atas bentuk rumah pedesaan, keraton dan masjid di Jawa, hipotesis tersebut di atas tidak akan meleset terlalu jauh.
Author: jf_pratama Time: 12-7-2009 03:37 AM
Post Last Edit by jf_pratama at 12-7-2009 02:39
Mata Uang Masa Kerajaan Majapahit
Trowulan, sebagai salah satu kota kuno masa klasik yang ditemukan di Indonesia, memiliki peninggalan mata uang yang merupakan salah satu bukti adanya sistem moneter dan hubungan perdagangan dengan bangsa lain. Mata uang yang ditemukan selain dari mata uang lokal (kepeng) juga mata uang Cina.

Uang Cina Masa Majapahit
Hingga saat ini temuan mata uang Cina yang berhasil diselamatkan di Balai Pelestarian Purbakala Trowulan sebanyak 34.175 keping, baik dalam kondisi utuh maupun pecah atau telah mengalami patinasi.
Penelitian mengenai mata uang Cina di Trowulan sampai pada kesimpulan bahwa mata uang sebagai alat tukar yang beredar di Kota Majapahit ternyata berasal dari beberapa jaman. Diperkirakan hubungan antara Indonesia dan Cina telah terjadi sejak abad V dan mengalami peningkatan pada abad XIII ketika Majapahit mengalami kejayaannya.
Lajunya pertumbuhan perdagangan tersebut selain karena Majapahit mampu menyediakan bermacam-macam komoditi yang dibutu*kan, antara lain cengkeh, pala, merica, kayu cendana, gaharu, kapur barus, kapas, garam, gula, gading gajah, cula badak, dan lain-lain. Adapun barang impor untuk konsumsi di Jawa yang utama adalah sutera, kain brokat warna-warni, dan keramik.
Pedagang-pedagang asing ketika mengadakan transaksi dengan penduduk lokal menggunakan mata uang yang dibawa dari negerinya masing-masing, sehingga lambat laun mendatangkan inspirasi bagi penduduk lokal atau penguasa kerajaan di Jawa untuk membuat mata uang sendiri. Bagi kebanyakan orang, mata uang logam lokal dikenal dengan istilah uang gobog, dibuat buka hanya dari tembaga melainkan juga logam timah, kuningan, dan perunggu. Berdasarkan jenis bahan, mata uang lokal yang berkembang sejak abad IX dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: mata uang emas, perak, tembaga, dan mata uang besi.
Satuan mata uang Jawa dari bahan emas diurutkan dari satuan yang terbesar hingga terkecil, yaitu kati (disingkat ka), suwarna (su), masa (ma), kupang (ku), dan satak (sa). Semua mata uang tersebut menunjukkan ukuran berat benda (nilai intrinsik).
Mata uang gobog memiliki satuan nilai yang amat rendah dibandingkan dengan uang perak atau emas, tetapi nilainya masih lebih tinggi dari pada uang timah. Perbandingan antara uang gobog dengan uang yang beredar di Jawa lainnya antara lain: 1 gobog = 5 keteg; 1 derham perak = 400 gobog; dan 1 derham emas = 4000 gobog. Pada kedua sisi mata uang gobog terdapat relief manusia yang umumnya adalah tokoh-tokoh dalam dunia pewayangan. Mata uang logam Cina disebut pisis atau kepeng, di negeri asalnya disebut qian, yang terbuat dari campuran tembaga dan timah putih, juga unsur tambahan yaitu timah hitam, seng dan besi.
Terdapat dua cara pembacaan legenda pada koin Cina, yaitu: (1) atas – kanan-bawah-kiri atau searah jarum jam; (2) atas-bawah-kanan-kiri. Sementara gaya tulisan yang telah dikenali adalah: (1) Zhuan Shu yaitu gaya tulisan melengkung; (2) Li Shu yaitu gaya tulisan persegi; (3) Kai Shu yaitu gaya tulisan baku; (4) Hsing Shu yaitu gaya tulisan sambung; dan (5) Ts ’ao Shu yaitu gaya tulisan miring.

Dari penelitian mata uang logam yang ditemukan di Trowulan sebagian besar berasal dari Song Utara (960 – 1127) dengen legenda Yuanfeng Tongbao (1078 – 1085) yang diterbitkan oleh Kaisar Shen Tsung (1067 – 1085). Selain sebagai alat pembayaran dalam jual beli barang, mata uang kepeng juga digunakan untuk membayar utang piutang, gadai tebus tanah, denda akibat pelanggaran hukum, serta digunakan sebagai benda sesaji, bekal kubur, dan amulet atau jimat.
Di dalam buku Ying-yai Sheng-lan atau ”Laporan Umum Tentang Pantai-pantai Lautan” yang diterbitkan dalam tahun 1416 oleh Ma-Huan, dikatakan bahwa orang-orang Cina yang tinggal di Majapahit berasal dari Canton, Chang-chou, dan Ch-uan-cu. Mereka kebanyakan bermukim di Tuban dan Gresik menjadi orang kaya di sana. Tetapi tidak sedikit pula penduduk pribumi yang menjadi orang kaya dan terpandang. Dalam transaksi perdagangan, penduduk pribumi menggunakan kepeng Cina dari berbagai dinasti. Artinya bahwa penduduk pribumi tidak mengerti tulisan Cina yang tertera pada kepeng itu sehingga mau menerima uang Cina dari dinasti manapun (Tang, Song, Yuan) yang mungkin sudah tidak berlaku lagi di negeri asalnya.
Author: jf_pratama Time: 12-7-2009 04:05 AM
Busana Masa Kerajaan Majapahit



Author: jf_pratama Time: 12-7-2009 01:55 PM
Strata Sosial Masyarakat Majapahit
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat (strata) yang perbedaannya lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta seperti di India, yang lebih dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana.1 Pola ini dibedakan atas empat golongan masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Namun terdapat pula golongan yang berada di luar lapisan ini, yaitu Candala, Mleccha, dan Tuccha, yang merupakan golongan terbawah dari lapisan masyarakat Majapahit.
Brahmana (kaum pendeta) mempunyai kewajiban menjalankan enam dharma, yaitu mengajar, belajar, melakukan persajian untuk diri sendiri dan orang lain, membagi dan menerima derma (sedekah) untuk mencapai kesempurnaan hidup dan bersatu dengan Brahman (Tuhan).3 Mereka juga mempunyai pengaruh di dalam pemerintahan, yang berada pada bidang keagamaan dan dikepalai oleh dua orang pendeta tinggi, yaitu pendeta dari agama Siwa dan agama Buddha, yang disebut sebagai Saiwadharmadhyaksa dan Buddhadarmadyaksa. Saiwadyaksa mengepalai tempat suci (pahyangan) dan tempat pemukiman empu (kalagyan); Buddhadyaksa mengepalai tempat sembahyang (kuti) dan bihara (wihara); manteri berhaji mengepalai para ulama (karesyan) dan para pertapa (tapaswi). Semua rohaniawan menghambakan hidupnya kepada raja yang disebut sebagai wikuhaji.
Para rohaniawan biasanya tinggal di sekitar bangunan agama, yaitu mandala, dharma, sima, wihara, dsb. Mandala adalah nama komunitas agama di desa, yang ditempatkan di daerah yang terpencil di bukit yang berhutan, sedangkan Sima adalah daerah yang menjadi milik kaum agama dari berbagai sekte, tidak langsung di bawah kekuasaan pejabat istana manapun.
Kaum Ksatria merupakan keturunan dari pewaris tahta (raja) kerajaan terdahulu, yang mempunyai tugas memerintah tampuk pemerintahan. Keluarga raja dapat dikatakan merupakan keturunan dari kerajaan Singasari-Majapahit yang dapat dilihat dari silsilah keluarganya dan keluarga-keluarga kerabat raja tersebar ke seluruh pelosok negeri, karena mereka melakukan sistem poligami secara meluas yang disebut sebagai wargahaji atau sakaparek.
Para bangsawan yang memerintah suatu kawasan permukiman di ruang lingkup kekuasaan kerajaan dapat dikatakan memiliki hubungan dengan keluarga raja terdahulu dan disebut sebagai parawangsya. Semua anggota keluarga raja masing-masing diberi nama atas gelar, umur, dan fungsi mereka di dalam masyarakat. Bila seseorang diangkat menjadi bangsawan, maka nama pengangkatan akan diberikan kepadanya. Pemberian nama pribadi dan nama gelar terhadap para putri dan putra raja didasarkan atas nama daerah kerajaan yang akan mereka kuasai sebagai wakil raja. Hak istimewa yang diterima oleh para bangsawan kerajaan bersumber pada penghasilan dari propinsi mereka dan terutama pada penghasilan wilayah yang menjadi hak mereka sendiri.
Waisya merupakan masyarakat yang menekuni bidang pertanian dan perdagangan. Mereka bekerja sebagai pedagang, peminjam uang, penggara sawah dan beternak.
Kasta yang paling rendah dalam catur warna adalah kaum sudra yang mempunyai kewajiban untuk mengabdi kepada kasta yang lebih tinggi, terutama pada golongan brahmana.
Golongan terbawah yang tidak termasuk dalam catur warna dan sering disebut sebagai pancama (warna kelima) adalah kaum candala, mleccha, dan tuccha. Candala merupakan anak dari perkawinan campuran antara laki-laki (golongan sudra) dengan wanita (dari ketiga golongan lainnya: brahmana, waisya, dan waisya), sehingga sang anak mempunyai status yang lebih rendah dari ayahnya. Mleccha adalah semua bangsa di luar Arya tanpa memandang bahasa dan warna kulit, yaitu para pedagang-pedagang asing (Cina, India, Champa, Siam, dll.) yang tidak menganut agama Hindu. Tuccha ialah golongan yang merugikan masyarakat, salah satu contohnya adalah para penjahat. Ketika mereka diketahui melakukan tatayi, maka raja dapat menjatuhi hukuman mati kepada pelakunya. Perbuatan tatayi adalah membakar rumah orang, meracuni sesama, mananung, mengamuk, merusak dan memfitnah kehormatan perempuan.
Dari aspek kedudukan kaum wanita dalam masyarakat Majapahit, mereka mempunyai status yang lebih rendah dari para lelaki. Hal ini terlihat pada kewajiban mereka untuk melayani dan menyenangkan hati para suami mereka saja. Wanita tidak boleh ikut campur dalam urusan apapun, selain mengurusi dapur rumah tangga mereka. Dalam undang-undang Majapahit pun para wanita yang sudah menikah tidak boleh bercakap-cakap dengan lelaki lain, dan sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk menghindari pergaulan bebas antara kaum pria dan wanita.
Author: cmf_tongkatali Time: 12-7-2009 08:51 PM
20# WonBin
Ajaran Hindu di Jawa...Bali adalah lain...sangat-sangat berbeza berbanding dengan dengan ajaran Hindu di India.
Author: super_nova Time: 15-7-2009 12:10 AM
Demak pulak sama ker ngan Majapahit?
Welcome to CariDotMy (https://b.cari.com.my/) |
Powered by Discuz! X3.4 |